Anda di halaman 1dari 6

ANALISA KERETAKAN

PADA KONSTRUKSI GELADAK UTAMA KM. ADRI XLIV


Solichin Djazuli Sa’id
Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

ABSTRACT

Solichin Djazuli Sa’id, in this paper explain that ship KM. XLIV Adri is the kind of cargo ship (General
Cargo). The ship has been designed in accordance with the rules and regulations of the class (Bureau of
Classification Indonesia). From the results of the survey method of research vessel, discovered the damage to
construction on the main deck, the cracks on the fulcrum side deck fit the front room and deck beams are broken
the back of the main deck. Thus causing the curvature of the floor deck and it needs to be a replacement / repair
of components damaged by construction ensuring shipping safety. From the calculation results and field studies,
construction damage caused by welding is not good, cutting the material that is not true and the use of payload
on the main deck in excess of the permitted capacity.

Key words: Cargo Ship , Construction Damages, Main Deck

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap kapal yang akan dibangun harus
memenuhi Standart/Rule yang telah ditetapkan oleh
masing-masing Biro Klasifikasi. Rule dibuat dengan
tujuan terpenuhinya kekuatan konstruksi,
keindahan,dan yang paling penting adalah
terjaminnya keselamatan pemakai kapal tersebut.
Hal-hal yang diatur oleh klasifikasi tidak
Gambar 1. Keretakan pada sisi vertikal
hanya sebatas pada konstruksi saja, tetapi juga
mengenai bahan/ material dan proses pengerjaan (
• Bagian depan Cargo Hold
fabrication, fit-up,welding).
Adanya keretakan pada penumpu geladak
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
samping (Side Deck Girder) no. 5 pada frame
keretakan pada suatu konstruksi kapal antara lain :
no. 78 sisi kanan dan kiri, pelat sobek arah
• Pemakaian material baja yang tidak tepat.
vertikal pada pelat bilahnya. Keretakan juga
• Proses pemotongan pada saat fabricatioan, fit- terjadi daerah tekukan pelat geladak dan pada
up disetiap sambungan material bagian sudut lubang (Collar) atau lubang
• Pengelasan yang tidak sempurna/ cacat las. penembusan balok geladak, panjang keretakan
• Pembebanan yang berlebihan. 270 mm
Oleh karena itu keretakan yang terjadi pada
konstruksi dek utama Kapal KM ADRI XLIV sangat
menarik untuk dilakukan penelitian dan dianalisa
penyebab dari keretakan tersebut..
Kapal KM ADRI XLIV yang sedang
melakukan floting repair di galangan PT. Jasa
Marina Indah Semarang merupakan jenis kapal
barang (General Cargo Ship)
Dari hasil pemeriksaan konstruksi dilapangan Gambar 2. Keretakan pada tekukan pelat
diketahui adanya kerusakan (keretakan) pada
konstruksi Side Deck Girder sisi sebelah kiri (PS) Untuk menentukan penyebab terjadinya
pada ruang muat bagian depan dan balok geladak keretakan pada konstruksi dek utama KM ADRI
(Deck Beam) yang retak dibagian belakang sisi XLIV, dapat ditentukan dengan beberapa analisa,
sebelah kanan (SB) Main Deck. analisa dapat dilakukan dari hasil perhitungan yang
• Bagian belakang ruang muat (Cargo Hold) didasarkan pada Rule yang ada, selain itu dapat juga
Terdapat keretakan pada sisi vertikal material dilakukan dengan analisa secara visual. Sehingga
siku 80 x 80 x 8 Deck beam pada frame no. 33 dari kedua analisa tersebut dapat diambil kesimpulan
dan 35 sisi kiri (PS) konstruksi didaerah ruang penyebab terjadinya keretakan pada konstruksi dek
muat bagian belakang, jarak keretakan dari utama KM ADRI XLIV.
lambung 400 mm.

GEMA TEKNOLOGI Vol. 16 No. 4 Periode Oktober 2011 - April 2012 164
METODOLOGI Disamping rule-rule dari klas dapat dijumpai
Metode yang digunakan dalam penelitian ini pula buku-buku konstruksi kapal yang dibuat oleh
yang terkait dengan keretakan konstruksi utama para ahli perkapalan, seperti : Merchant Ship
pada kapal KM ADRI XLIV adalah sebagai barikut : Construction (DA. Tailor 1985), Ship Design and
• Tahap pertama survey pada kapal untuk Construction (Robert Taggart 1980) dan masih
mengamati dan meneliti konstruksi geladak banyak lagi buku-buku tentang konstruksi kapal,
yang terjadi keretakan-keretakan dan dilakukan dimana buku-buku ini juga digunakan sebagai
pengukuran (panjang keretakan), kemudian bahan literatur diperguruan tinggi dan dipakai pula
diambil gambar (foto) sebagai bahan kajian sebagai bahan referensi oleh para perencana kapal.
selanjutnya. Dari hasil survey diketahui, bahwa kapal KM
• Tahap kedua survey pada kapal untuk ADRI XLIV menggunakan system konstruksi
pengambilan data-data yang meliputi ukuran kerangka melintang.
utama kapal (Principal Dimension), jarak
gading, jarak antara penumpu geladak, ukuran Konstruksi Geladak
balok-balok geladak dan ukuran profil Geladak disamping berfungsi untuk
penumpu geladak. kekedapan kapal, juga untuk melindungi barang-
• Tahap ketiga adalah melakukanan barang muatan dan ruang tempat tinggal ABK serta
perhitungan-perhitungan antara lain : penumpang. Selanjutnya, geladak juga berfungsi
o Perhitungan beban geladak menambah kekuatan memanjang kapal dan sebagian
o Perhitungan beban sisi juga kekuatan melintang. Oleh sebab itu geladak
• Tahap keempat : harus betul-betul kedap air.
o Perhitungan tebal pelat geladak
o Perhitungan tebal pelat sisi Geladak Kekuatan
o Perhitungan modulus penampang balok Yang dimaksud geladak kekuatan menurut
geladak dan ukuran profilnya BKI adalah geladak menerus teratas yang
o Perhitungan modulus penampang merupakan bagian utama sebelah atas untuk
penumpu geladak dan ukuran profilnya kekuatan memanjang kapal.
• Tahap kelima merupakan analisa keseluruhan Selain itu juga geladak bangunan atas yang
yang disertai dengan kesimpulan-kesimpulan termasuk bagian 0,4 L tengah kapal dan panjangnya
dan secara analisis pencegahan keretakan pada melebihi 0,15 L. Jika panjang bangunan atas ini
konstruksi geladak. kurang dari 12 m, maka geladaknya tidak termasuk
geladak kekuatan.
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji dan Konstruksi Geladak pada system Konstruksi
mengevaluasi penyebab terjadinya kerusakan pada Kerangka Melintang
konstruksi dek utama kapal KM ADRI XLIV. Konstruksi geladak pada system ini terdiri
Manfaat yang didapat dari penelitian ini dari balok-balok geladak yang dipasang melintang,
sebagai bahan pertimbangan pada bangunan kapal dimana pada ujung-ujungnya ditumpu oleh gading-
baru khususnya pada proses prefabrication, gading yang diikat dengan bracket. Pada bagian
fabricatioan, fit-up maupun welding, sehingga dapat tengah, balok-balok geladak ditumpu oleh penumpu
memperkecil factor resiko yang akan diterima baik geladak tengah, dan diantara penumpu tengah dan
oleh pemilik maupun pemakai kapal dan sebagai ujung-ujung balok geladak sebelah kiri/kanan
bahan refrensi bagi perencana, pemesan kapal dan ditumpu oleh satu atau dua penumpu geladak
pihak galangan sebagai pembuat kapal. samping, dimana jumlah penumpu samping geladak
tergantung dari ukuran lebar kapal.
TINJAUAN PUSTAKA Jarak penumpu geladak tengah dengan
Konstruksi kapal merupakan salah satu factor penumpu geladak samping dan jarak sesama
yang memegang peranan penting dalam penumpu geladak samping diberlakukan sama
pembangunan kapal. Mengingat kapal adalah alat dengan jarak penumpu pada konstruksi alas.
transportasi laut, maka segala sesuatunya harus
memenuhi standart keselamatan baik ABK maupun
penumpang.
Oleh karena itu untuk memenuhi standart
kekuatan kapal dibuatkan aturan-aturan / rule
tentang konstruksi kapal oleh biro klasifikasi, baik
klas dari dalam negeri (Biro Klasifikasi Indonesia)
maupun klas asing seperti American Bereau of
Shipping (ABS), Germanischer Lloyd (GL), Nippon
Kaiji Kyokai (NK) dan sebagainya.
Gambar 3. Kontruksi Geladak

165 GEMA TEKNOLOGI Vol. 16 No. 4 Periode Oktober 2011 - April 2012
Keterangan : dan alas. Oleh karena itu perhitungan dilakukan
1. Penumpu Geladak Tengah pada tiga bagian konstruksi tersebut.
2. Penumpu Geladak Samping Data-data ukuran utama kapal (Principal
3. Balok Geladak Kekuaan Dimension)
4. Balok Geladak Length Over All (LOA) = 66,60 m
5. Gading Length Water Line (LWL) = 62,40 m
6. Gading Besar Length Between Perp. (LBP) = 60,60 m
7. Bracket Breadth (B) = 13,50 m
Balok-balok geladak melintang dapat Depth (H) = 5,00 m
menggunakan profil siku (L) atau plat dengan bulb Draught (T) = 2,45 m
(I) dan dipasang pada tiap jarak gading, tetapi pada Perhitungan Beban (design load) rule BKI
jarak tertentu dipasang balok geladak besar/balok section 4. Beban Alas Kapal (load on the ship’s
geladak kekuatan. bottom)
Balok-balok geladak melintang dapat Pb = 10 x T + Po x Cf (KN/m2)
dipasang menerus/menembus penumpu geladak dimana :
tengah maupun penumpu geladak samping, apabila T = 2,45 m (sarat kapal)
ukuran tinggi plat tegaknya kurang dari setengah Po = 2,1 x (Cb + 0,7) x Co x CL x f x CRW
ukuran plat bilah penumpu geladak tengah maupun L
penumpu geladak samping dan diikat dengan Co = + 4,1 for L < 90 m
25
bracket pada kedua sisinya.
60,60
Tetapi apabila melebihi ukuran tersebut, = + 4,1
maka balok geladak harus terputus dan diikat juga 25
dengan bracket. = 6,524
L
CL = for L < 90 m
90
60,60
=
90
= 0,82
f =1
CRW = 1,0 ; for unlimited service range
Po = 2,1 x (0,68 + 0,7) x 6,524 x 0,82 x 1,0
= 15,50 (KN/m2)
Cf = 1,0 ; distributor factor at midship
Pb = 10 x T + Po x Cf (KN/m2)
= 10 x 2,45 + 15,50 x 1,0
= 40 (KN/m2)
Gambar 4. Pemasangan balok pada geladak
Beban Sisi Kapal (load on ships side)
Penumpu geladak tengah dan penumpu
 Z
geladak samping merupakan tumpuan balok-balok Ps = 10 x (T – Z) + Po x Cf x 1 + 
geladak, oleh karena itu modulusnya besar dan  T
biasanya profilnya berbentuk T. Begitu juga balok (KN/m2), for below load waterline
geladak besar/kekuatan yang dipasang antara 3 s/d 5 dimana :
jarak gading, Bentuk profilnya adalah T. T = 2,45 m
Z = 1/3 x T (m); vertical
PEMBAHASAN distance of the structure’s load
Analisa konstruksi pada kapal dapat centre
dilakukan dengan perhitungan, yang mana = 1/3 x 2,45 above baseline
perhitungan-perhitungan dapat menggunakan = 0,816 m
beberapa rule yang ada, dalam hal ini perhitungan Po = 15,50 (KN/m2)
menggunakan rule dari Biro Klasifikasi Indonesia Cf = 1,0
volume II (Rules for The Classification and  Z
Construction of Seagoing Steel Ships tahun 2006). Ps = 10 x (T – Z) + Po x Cf x 1 + 
 T
Dan setelah diadakan survey dikapal, diketahui
(KN/m2)
bahwa kapal KM ADRI XLIV menggunakan system
= 10 x (2,45 – 0,816) + 15,50 x 1,0 x
konstruksi kerangka melintang, dimana pada tiap-
 0,816 
tiap gadingnya, baik gading-gading utama (Main 1 + 
Frame) maupun gading-gading besar (Web Frame)  2,45 
merupakan Ring Construction, sehingga beban yang = 37 KN/m2
ada pada geladak (deck) akan disalurkan ke lambung

GEMA TEKNOLOGI Vol. 16 No. 4 Periode Oktober 2011 - April 2012 166
Beban pada Geladak Muatan (load on cargo deck) tD min = (4,5 + 0,05 x L) t
PL = Pc x (1 + av) (KN/m2)
dimana : = (4,5 + 0,05 x 60,60) 1
Pc = 15 KN/m2 = 7,27 mm ; on ship = 10,00 mm
Av =Fxm Perhitungan Balok Geladak (deck beam) dan
vo penumpu balok geladak (centre deck girder).
F = 0,11 x ; Untuk menentukan ukuran material deck beam dan
L center/deck girder terlebih dahulu dihitung
vo = 10,00 knot (ship speed) modulusnya.
10
= 0,11 x
60,60 Balok Geladak (deck beam)
= 0,141 Modulus penampang deck beam , rule BKI sec.
m = 1,0 ; for 0,2 ≤ X/L ≤ 0,7 10.B.1
Av = 0,141 x 1,0 W = c x a x P x l2 x k (cm3)
= 0,141 dimana :
PL = 15 x (1+ 0,141) c = 0,75
= 17,12 (KN/m2) a = 0,6 m ; deck beam’s space
P = 17,12 KN/m2
Perhitungan Tebal Plat l = 2,25 m ; deck girder space
Tebal Plat Alas (bottom plating) k =1
W = 0,75 x 0,6 x 17,12 x (2,25)2 x 1
tB = 1,9 x nf x a x Pb x k + tk (mm) = 39,00 cm3
dimana : Dari tabel profil didapat
nf = 1,0 ; for transverse frame W = 39,00 KN/m2 ; material L 80.65.6 ; on
a = 0,6 m ; frame spacing ship L 80.80.8
Pb = 40 KN/m2 ;
load on the ship’s bottom Penumpu Balok Geladak (center, side deck girder)
k = 1,0 ; material factor Modulus penampang center, side deck girder
tk = 1,5 ; corrosion factor W = c x e x l2 x P x k (cm3)
tB = 1,9 x 1,0 x 0,6 x 40 x 1,0 + 1,5 dimana :
e = 2,25 m ; deck girder’s space
= 8,71 mm ; on ship = 10,00 mm l = 3,0 m ; web beam’s space
W = 0,75 x 2,25 x (3,0)2 x 17,12 x 1
Tebal Plat Sisi (side shell plating) = 277,34cm3
Rule BKI 2006 ; sec. 6 e.1.1 (for L < 90 m) Dari modulus penampang W = 277,34 cm3 didapat
ts = 1,9 x nf x a x Ps x k + tk (mm) ukuran material T 225.8 FP 100.8
dimana : Koreksi modulus
nf = 1,0 F = 50 x 1
a = 0,6 m = 50 cm2
Ps = 37,00 KN/m2 fs = 22,5 x 0,8
(load on the ship’s side) = 18 cm2
k = 1,0 f = 10 x 0,8
tk = 1,5 =8 cm2
fs/f = 18/50
ts = 1,9 x 1,0 x 0,6 x 37 x 1,0 + 1,5 = 0,36
= 8,43 mm ; on ship = 10,00 mm f/F = 8/50
= 0,16
Tebal Plat Geladak (deck plating) Dari diagram didapat W = 0,25
Rule BKI 2006 ; sec. 7 (for L < 90 m) Wk =wxFxh
tD = 1,9 x nf x a x PD x t + tk (mm) = 0,25 x 50 x 22,5
= 281,25cm3
dimana : Wk > W perhit
nf = 1,0 On ship T 350.8 FP 200.8 ; W = 850 cm3
a = 0,6 m W terpasang > W rule
PD = 17,12 KN/m2
(load on cargo deck) Side Deck Girder with Wheel House
k = 1,0 Modulus penampang penumpu samping pada sisi
tk = 1,5 ambang palka
tD = 1,9 x 1,0 x 0,6 x 17,12 x 1,0 + 1,5 Rule BKI 2001. sec. 10.B.4.1
= 6,21 mm W = c x e x l2 x P x k (cm3)
dimana :

167 GEMA TEKNOLOGI Vol. 16 No. 4 Periode Oktober 2011 - April 2012
c = 0,7
e = 6,625 m ; width of deck support
P = 17,12 KN/m2
l = 3 m ; unsupport span
k =1
W = 0,75 x 6,625 x (3)2 x 17,12 x 1
= 730,9 cm3
On ship : T 350.8 200.8
W : 850,0 cm3
W terpasang > W rule

Analisa Visual dari Hasil Survey


Setiap konstruksi yang terpasang dikapal
haruslah memenuhi standart mutu yang telah
ditentukan oleh biro klasifikasi. Tidak dipenuhinya
syarat yang ada akan secara langsung maupun dalam
jangka tertentu terhadap kehandalan konstruksi dari
badan kapal tersebut. Selain dari perhitungan,
pemasangan material juga harus sesuai dengan rule
yang ada, posisi pemasangan, bentuk dari potongan- Gambar 6. Ukuran dan posisi balok
potongan yang tepat sehingga distribusi tegangan
dapat sesuai dengan hasil perencanaan. Kurang sempurnanya pengelasan disekitar
Dari hasil survey dapat diketahui bahwa, bracket . sempurnanya pengelasan sangat
menunjuk point 1 (kerusakan pada bagian belakang mempengaruhi kekuatan konstruksi, karena
cargo hold) pengelasan merupakan hal utama yang mengikat
Terjadinya kerusakan tersebut dimungkinkan /menghubungkan tiap-tiap konstruksi hingga
oleh adanya missaligment antara stay bulwark menjadi sebuah kapal.
dengan balok geladak pada bagian tersebut. Adanya Dari hasil pengamatan, kurangnya round
beban tekuk antara side girder no. 4 dengan gading weld serta posisi pengelasan haruslah sesuai rule
yang arahnya keatas yang menyebabkan retak arah yang telah ditentukan. Secara garis besar dapat
vertikal pada siku balok geladak. Hal ini dilihat seperti pada gambar 7.
berhubungan dengan beban yang diijinkan untuk
konstruksi tersebut.

Gambar 7. Kontruksi pengelasan


Gambar 5. Kerusakan akibat missaligment
Menunjuk poin 2 (kerusakan di cargo hold
Sarananya adalah pemasangan stay bulwark depan). Terjadinya keretakan pada side girder no. 5
harus sesuai inline dengan balok geladak. Menurut pada frame 78 kanan dan kiri. Posisi keretakan
standart mutu yang ada pemasangan stay bulwark terjadi pada daerah tekukan plat geladak dan bagian
harus inline jarak missaligment maksimal yang sudut lubang penembusan balok geladak. Timbulnya
diijinkan sebesar a < 1/3 12. Kondisi dikapal keretakan pada plat girder dimungkinkan adanya
menunjukkan jarak tersebut melebihi dari jarak yang kesalahan pemotongan pada lubang collar seperti
telah ditentukan. Perlunya penambahan bracket pada gambar 8.
antara side girder no. 5 dengan balok geladak pada
frame 32 ; 33 ; 35 ukuran dan posisi sesuai gambar
6.

GEMA TEKNOLOGI Vol. 16 No. 4 Periode Oktober 2011 - April 2012 168
Sesuai perhitungan dek sanggup menahan
beban truk dan muatan seberat 10 ton/m2

Dari hasil survey yang telah dilkakukan


didapat kesimpulan, keretakan yang terjadi karena
konstruksi yang tidak sesuai dengan rule seperti :
• Missaligment
• Pengelasan yang tidak sempurna/tidak sesuai
Gambar 8. Kesalahan lubang collar
• Pemotongan material yang tidak tepat.
Tidak adanya penerusan kekuatan dari side • Beban geladak yang diijinkan menurut rule
girder ke balok geladak. Tidak inlinenya antara stay BKI dengan konstruksi yang ada hanya 10
bulwark dengan balok geladak juga dapat ton/m2. Pada prakteknya dibebani 15 s/d 30
menimbulkan getaran didaerah tersebut. ton/m2.
Sesuai standart yang ada pemotongan lubang Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan
collar haruslah seperti pada Gambar 9. dengan :
• Konstruksi yang inline
• Pengelesan dan pemotongan material yang
benar dan sempurna
• Penambahan beberapa konstruksi pada bagian
main deck
• Perlu sosialisasi kepada crew kapal dengan
beban berlebihan akan terjadi beberapa akibat
antara lain : Konstruksi kapal bergetar pada
semua konstruksi lambung baik mulai haluan
Gambar 9. Standar pemotongan lubang collar kapal sampai kamar mesin. Akibat dari
getarnya konstruksi banyak terjadi keretakan
Bagian yang retak supaya diganti minimal dimana-mana seperti penjelasan keretakan
satu kali jarak gading. konstruksi didepan

Catatan : penambahan bracket dua sisi. DAFTAR PUSTAKA


Perlu ditambahkan bracket dan collar plate pada 1. Anonim,2001, Rules for the Classification
frame 77 ; 78 dan 79 and Construction of Seagoing Steel Ship.
Biro Klasifikasi Indonesia, Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Pussex, H J, 1975, Merchant Ship
Dari hasil perhitungan dan survey yang telah Construction, sixth Edition, Glasgow : Brown,
dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dari Son and Ferguson, Ltd, Nautical Plubisher.
hasil perhitungan yang dalam hal ini menggunakan 3. Taggart, Robert, 1980, Ship Design and
rule dari BKI volume II tahun 2006 diperoleh hasil Construction, The Society of Naval Architects
sebagai berikut : and Marine Enginers.
4. Taylor, DA, 1985, Merchant Ship
Construction, London, Boston Butterworths.

Tebal plat telah memenuhi syarat yang


ditentukan sesuai rule dari BKI volume 2006.
Modulus penampang girder telah memenuhi
syarat karena modulus yang terpasang lebih besar
dari modulus hasil perhitungan.

169 GEMA TEKNOLOGI Vol. 16 No. 4 Periode Oktober 2011 - April 2012

Anda mungkin juga menyukai