Anda di halaman 1dari 20

BAB 1 LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada perkembangan industri saat ini, bisnis kuliner merupakan salah satu industri yang tetap
bertumbuh. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin banyaknya bisnis kuliner yang terus berkembang
di berbagai daerah khususnya di kota Malang. Saat ini fenomena yang muncul pada bisnis kuliner
terletak pada kecintaan masyarakat akan jenis makanan pedas. Bisnis kuliner yang menawarkan
makanan pedas akan terus berkembang didukung dengan budaya masyarakat yang menyukai makanan
pedas.

Bisnis kuliner pedas ini memiliki prospek yang cukup menjanjikan, dimana segmentasi pasar yang
masih sangat luas. Dalam dunia perindustrian makanan, mie merupakan makanan yang cukup digemari
oleh masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis kuliner yang menggunakan mie
sebagai salah satu menu yang ditawarkan. Setelah mengetahui bahwa pedas merupakan makanan
kecintaan masyarakat dan mie merupakan makanan yang cukup digemari oleh masyarakat, tidak heran
banyak bisnis kuliner Mie Pedas di kota Malang ini.

Dalam usaha bisnis diperlukan adanya identitas produk. Logo merupakan identitas merek mulai
dengan ekspiorasi, tipografi, dan elemen dengan gaya yang berbeda dilakukan agar mampu
mengesankan kepribadian merek. Dalam pemilihan nama logo, diambil dari produk utama dan dapat
ditambahkan nama-nama unik untuk selingan yang menarik suatu perhatian konsumen saat membaca.

Pemberian nama logo pada produk penulis adalah Mie Bell’s yang memiliki arti khusus sesuai
dengan konsep kemasan. Nama depan “Mie” yang identik dengan isi produk, dan diselingi kata “Bell’s”
yang diambil dari salah satu nama penulis. Mie Bell’s merupakan salah satu nama terbaru pada produk
mie yang terdapat di Kota Malang. Selain berbeda nama merek dengan produk mie lain, logo ini disusun
dengan sebuah konsep yang sederhana agar mudah dipahami konsumen. Dengan bentuk lingkaran
yang berlatar warna putih yang berarti warna netral dan terang. Disertai dengan pemberian gambar
mangkuk yang terbakar api menunjukkan Mie yang pedas.

Bisnis kuliner memerlukan adanya keistimewaan dan keunikan yang diberikan kepada para
konsumen agar dapat menarik minat pembelian mereka. Packaging atau kemasan, diartikan secara
umum adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi
produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan terhadap benda lain. Di zaman yang
modern ini, kemasan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk
keperluan produk hasil usaha. Pada saat menghadapi kompetisi pasar, pemain usaha makanan
ringan membutuhkan perubahan dan inspirasi untuk menyajikan produk makanan ringan agar
berlainan dari produk lainnya.

Pada pemilihan kemasan penulis membuat inovasi yang unik namun bahan sangat mudah
ditemui. Misalnya, bahan dasar dari bambu yang dibentuk seperti bambu ajaib. Dinamai bambu
ajaib karena memiliki pintu yang merahasiakan sebuah makanan didalamnya. Yang kedua, bahan
dasar dari plastik yang dibentuk seperti pot. Dengan bentuknya seperti pot, ditambahi dengan
anyaman warna pilihan yang melapisi bentuk dasar, akan memiliki daya tarik sendiri karena
kemasan sangat jarang ditemukan. Yang ketiga, yaitu berbahan dasar kardus yang didesain
seperti box mie, dibentuk dengan desain sederhana dan praktis. Yang keempat, menggunakan
bahan dasar kain yang dibentuk seperti celengan mini, dan bertema emotikon agar menarik
pembeli yang sangat menyukai gaya hidup jaman sekarang. Yang terakhir berbahan dasar kertas,
dibentuk seperti wadah popcorn, dengan corak warna bahagia. Agar saat terlihat dari jauh,
pembeli langsung melihat warna kemasan yang menonjol.

BAB 2 STUDI LITERATUR

2.1 Produk

A. Pengertian produk

Produk adalah hasil proses produksi yang dibuat oleh produsen atau perusahaan yang nanti akan
dijual pada konsumen yang membutuhkan. Sebagian besar pendapatan sebuah perusahaan berasal dari
produk yang dijualnya pada para konsumen, konsumen akan membeli produk itu untuk keperluannya
sehari-hari, ataupun untuk memenuhi kepuasannya. Saat ini banyak sekali perusahaan yang
berpendapat bahwa konsumen lebih menyukai produk yang harganya relatif murah tapi mempunyai
kualitas yang baik.

B. Jenis-jenis Produk

 Produk Konsumsi
Produk Konsumsi adalah produk yang dipakai oleh konsumen tingkat akhir, jadi konsumen membeli
kemudian dipakai langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara umum produk yang sering di konsumsi
masyarakat digolongkan menjadi 3 bagian diantaranya:

1. Produk kebutuhan sehari-hari.

2. Produk belanjaan.

3. Produk khusus.

 Produk Industri
Produk Industri adalah produk yang dibeli oleh produsen atau perusahaan, yang nantinya akan dijual
kembali atau dipakai sebagai bahan baku untuk proses produksi hingga menghasilkan barang lain. Jadi
intinya barang atau produk industri dipakai untuk proses produksi, diantaranya yaitu:

 Materials and parts artinya bahan baku dan suku cadang.


 Capital items artinya barang modal.
 Supplies and services artinya perlengkapan dan layanan bisnis.

C. Klasifikasi Produk
 Berdasarkan Wujud
a. Barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba, disetuh, dirasa,
dipegang, disimpan, dipindahkan serta perlakukan fisik lainnya.
b. Jasa adalah aktivitas, manfaat serta kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contoh produk
berupa jasa diantaranya contohnya salon, hotel dan lain sebagainya.

 Berdasarkan Daya Tahan


a. Barang tidak tahan lama
Barang tidak tahan lama (nondurable goods) merupakan barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam 1 atau beberapa kali pemakaian. Misalnya: sabun, pasta gigi dan lain-lain.
b. Barang tahan lama
Barang tahan lama (durable goods) merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan banyaknya pemakaian. Misalnya: lemari es dan lain-lain.

c. Barang Konsumen
Barang Konsumen merupakan barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir serta
bukan untuk kepentingan bisnis, ada 4 jenis barangkonsumen yakni:
1. Convenience Goods merupakan barang yang umumnya mempunyai frekuensi pembelian
yang tinggi (sering dibeli)
2. Shooping Goods merupakan barang yang proses pemilihan dan pembelianya konsumen
membandingkan harga, kualitas, serta model diantara berbagai alternatif yang ada
3. Speciality goods merupakan barang yang mempunyai karakteristik atau identifikasi merek
yang unik
4. Unsought goods merupakan barang yang tak diketahui ataupun sudah diketahui konsumen,
konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Misalnya: batu nisan, ensiklopedi
 Barang Industri
Barang industri merupakan barang yang di konsumsi oleh konsumen antara atau konsumen bisnis.
Barang industri ini selain dipakau untuk di konsumsi langsung, yakni untuk diolah menjadi barang lain
atau untuk dijual kembali. Ada 3 kelompok barang industri, yakni:

D. Ciri-ciri Produk Yang Disukai Konsumen

a. Awet Atau Tahan Lama


Tentunya konsumen menyukai dengan produk yang tahan lama jika dipakai atau awet sehingga tidak
mudah rusak, contohnya seperti telepon genggam umumnya rata-rata orang di Indonesia menyukai
telepon genggam yang harganya murah tapi mempuyai daya tahan yang baik.

b. Perawatan Yang Mudah


Produk yang disukai oleh konsumen selain awet yakni mudah dirawat atau di pelihara, contohnya
seperti pada pakaian, selain pakaian itu harus nyaman saat dipakai maka pakaian tersebut juga harus
mudah di rawat dibersihkan atau seperti pada sepatu, banyak sekali masyarakat yang menyukai sepatu
yang simpel karena selain mudah dipakai sepatu itu biasanya mudah untuk dibersihkan.

c. Murah
Sekarang ini sebagian besar konsumen menyukai produk dengan harga yang relatif murah, selain
harganya yang harus terjangkau tentunya produk tersebut harus memiliki kualitas yang cukup baik.

E. Atribut Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk
(karakteristik atribut produk) adalah:

1. Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi
produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil
atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler dan
Armstrong, 2008).

2. Pengemasan (Packing)
Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu
produk. Pengemasan melibatkan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk.

3. Kualitas Produk (Product Quality)


Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya
meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai
lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality
Manajemen (TQM)”. Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk
meningkatkan nilai konsumen.

4. Tingkatan Produk
Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:

a. Produk Inti (Core Product)


Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka
membeli produk atau jasa.

b. Produk Aktual (Actual Product)


Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product) disekitar produk inti.
Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang
dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti (Kotler dan Armstrong, 2008).

c. Produk Tambahan
Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan untuk memuaskan
konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan melayani konsumen
lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah atau pertanyaan (Kotler dan Keller, 2009).

F. Dimensi Kualitas Produk

Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang
menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa
ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) adalah:

a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan
sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk
maka semakin besar pula daya produk.

b. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana


karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak
ditemukannya cacat pada produk. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

c. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan


memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan
maka produk tersebut dapat diandalkan.

d. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.

e. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak
mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

f. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan
keramahtamahan staf layanan.

G. Strategi Desain Produk

Strategi desain produk berkaitan dengan tingkat standarisasi produk. Perusahaan memiliki tiga
pilihan strategi, yaitu produk standar, costomized product (produk yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan keinginan pelanggan tertentu), dan produk standar dengan modifikasi. Tujuan dari strategi desain
produk adalah sebagai berikut:

a. Produk standar, yaitu untuk meningkatkan skala ekonomis


perusahaan melalui produksi massa.

b. Costumized product, untuk bersaing dengan produsen produksi


massa (produk standar) melalui fleksibilitas desain produk.
c. Produk standar dengan modifikasi, untuk mengkombinasikan
manfaat dari dua strategi di atas.

2.2 Logo

A. Pengertian logo

Logo adalah suatu gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari
perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya membutuhkan sesuatu yang
singkat dan mudah di ingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya. Sebuah logo wajib mempunyai
filosofi dan kerangkat dasar yang berupa konsep dengan tujuan melahirkan sifat yang berdiri sendiri
atau mandiri. Sebuah logo memiliki ciri khas seperti warna dan bentuk logo tersebut.

Sebuah logo dapat memakai elemen apa saja, seperti tulisan, logogram, gambar, ilustrasi dan lain-
lain. Sebuah logo adalah simbol atau elemen gambar pada identitas visual. Suatu logo dapat diambil
artinya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui pendekatan budaya perusahaan (corporate
culture), penempatan posisi (positioning) historis atau aspirasi perusahaan, apa yang diartikan atau
dimaksudkan adalah penting daripada seperti apa rupanya. Secara keseluruhan logo adalah instrumen
rasa harga diri dan nilai-nilainya dapat mewujudkan citra positif dan dapat dipercaya.

B. Fungsi logo

1. Sebagai Identitas,agar bisa membedakan identitas milik kita dengan milik orang lain.

2. Tanda Kepemilikan atau kepunyaan. Agar bisa membedakannya milik orang lain dengan milik kita.

3. Sebagai Tanda Bagusnya kualitas.

4. Mencegah peniruan/pembajakan biasanya pada produk.

5. Memberi nilai positif.

6. Propergi legal sebuah produk pada organisasi atau perusahaan.

7. Mengkomunikasikan informasi contohnya keaslian, nilai serta kualitas.

C. Jenis-jenis Dari Logo

1. Logotype

Logo type Adalah logo yang menggunakan wordmark (Kata atau nama memakai unsur tipografi).

2. Logogram

Logogram Adalah logo yang menggunakan ikon (ilustratif ataupun inisial).

D. Ciri-ciri Dari Logo


1. Bentuknya huruf (Alphabet).

2. Lambang-lambang ataupun angka-angka (Symbols, numbers).

3. Bentuk yang mirip dengan objek aslinya (concreate, forms).

4. Bentuknya biasanya abstrak (Abstrack forms).

5. Elemen gambar serta tulisannya biasanya terpisah (picture mark dan letter mark).

6. Dapat disebut gambar, Dapat pula disebut tulisan atau yang berbaur (picture mark sekaligus letter
mark).

7. Hanya Elemen tulisan saja (letter mark).

E. Aspek-aspek Logo

1.Original dan distinctive

Memiliki ciri khas, unik, memiliki nilai pembeda yang jelas dengan logo orang lain.

2.Legible

Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi saat diaplikasi ke dalam berbagai ukuran serta media promosi.

3. Simple atau sederhana

Gampang dimengerti serta ditangkap dalam waktu yang relatif singkat.

4. Memorable

Gampang di ingat sebab keunikannya dalam waktu relatif lama.

5.Easy associated with the company

Logo yang baik ialah gampang untuk dipakai atau diasosiasikan dengan jenis usaha serta citra sebuah
perusahaan atau organisasi.

6. Easily adabtable for all graphic media

Faktor agar mudah mengaplikasikan logo baik yang berbentuk fisik, warna ataupun konfigurasi logo
pada berbagai media grafis harus diperhitungkan ketika proses perencanangan. Supaya terhindar dari
kesulitan dalam pembacaannya.

F. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat Logo

1. Tipografi
Banyak logo yang sukses cuma dengan memakai tipografi. Baik itu serif atau sans serif atau jenis font
lain. Memakai tipografi bisa memberikan semacam “emosi” terhadap mereka yang melihat.

2. Warna

Warna adalah salah satu hal sangat berpengaruh dalam membuat logo, sebab hika warna yang kita
pakai salah, bisa jadi pesan serta emosi yang kita mau sampaikan kepada masyarakat menjadi tidak
elegan dan tidak maksud. Warna logo seharusnya sederhana serta gampang diingat, namun tetap dapat
memberikan ekspresi langsung pada masyarakat atau konsumen. Memakai warna yang sederhana pun
menghemat biaya produksi

3. Bentuk

Banyak sekali logo yang bentuknya unik dan menarik. Namun tetap perhatikanlah bentuk logo yang mau
kita desain, sebab setiap bentuk, baik bundar, lurus, siku dan lainnya akan memiliki arti sendiri; bisa
pasif, bisa aktif. Misalnya adalah klien kita mau logo untuk produk sabun, sebaiknya jangan kita
membuat bentuk logo yang keras serta siku.

4. Keseimbangan

Maksudnya ialah mencari atau menemukan seberapa baik logo yang kita dibuat. Bisa mencoba memutar
maupun melihatnya dibolak-balik logo itu untuk mencari kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa
membuat logo lebih berkembang.

5. Selera

Hal ini pula bisa menentukan dalam pembuatan logo mengingat selera setiap orang pasti berbeda-beda
serta sangat subyektif.

6. Riset

Riset merupakan aspek paling penting dalam membuat suatu logo. Riset ini kunci dalam membuat logo
yang bagus. Riset yang dimaksud tentu bukan riset hanya dalam waktu 1-2 jam, namun riset secara
penuh. Kita wajib mengerti perspektif dari pemesan logo. Berbicara dengan klien, orang-orang yang ada
pada perusahaan itu, klien dari perusahaan itu, para distributor, kemudian mencari data-data yang
akurat mengenai perusahaan tersebut, baru kemudian mulai membuat logonya.

7. Opini

Tak ada yang salah kita menanyakan pandangan, kritik, serta masukan dari orang lain untuk membuat
logo.

2.3 Proses Pembuatan Logo

A. Riset dan Analisa


Riset dan Analisa adalah hal paling pertama yang dilakukan oleh seorang desainer logo
dalam membuat sebuah logo tentunya.Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencari
fakta-fakta tentang entitas dari perusahaan yang akan dibuatkan logonya, dan tidak lupa
juga entitas dari pesaingnya. Contoh mudahnya, jika entitasnya adalah perusahaan,
maka anda harus mencari tahu sektor industrinya, visi, misi, struktur perusahaan,
analisa pasar, target group, keunggulan atau kelemahan dari entitas tersebut. Mencari
alasan serta tujuan dari pembuatan logo pun harus anda lakukan. Bisa saja logo yang
dibuat adalah logo untuk grup, anak perusahaan atau lainnya. Semua informasi yang
dibutuhkan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan wawancara khusus. Hasil riset
dan analisa dapat dirangkum dalam creative brief yang sangat dibutuhkan dalam
pengerjaan pada tahap berikutnya.

B. Thumbnails
Thumbnails merupakan visual brand storming atau cara pengembangan ide melalui
visual yang berupa sketsa-sketsa kasar dengan menggunakan pensil atau ballpoint yang
dibuat secara manual tanpa bantuan komputer. Sering kali desainer pemula langsung
menggunakan komputer dan melewatkan tahapan ini. Mereka tidak menyadari bahwa
saat memvisualkan konsep, kita harus juga memikirkan cocok tidaknya gambar dengan
pesan yang ingin disampaikan, bagaimana supaya logo mampu menarik perhatian dan
mudah diingat. Konsentrasi kita akan terbagi dalam banyak hal ketika langsung
membuatnya dengan komputer. Selain harus fokus pada hal-hal diatas, kita juga harus
membagi fokus kita dengan mengoperasikan mouse, prosesor, memori, harddisk,
operating system, software, vga, monitor dan hal lainnya. Sedangkan jika menggambar
secara manual, fokus kita hanya terbagi dengan pensil dan kertas. Dengan kata lain, jika
menggunakan kertas maka seolah mengambil benda dengan tangan kita secara
langsung. Tetapi, dengan menggunakan komputer maka seperti mengambil benda
dengan menggunakan robot atau alat bantu lain. Selain harus mengontrol tangan, kita
juga harus mengoprasikan robot.

C. Komputer
Tahap selanjutnya adalah membuat desain menggunakan komputer . Thumbnails-
Thumbnails yang telah anda gambar, dapat anda pilih mana yang lebih bagus dan
desain dengan menggunakan komputer. Dengan demikian, anda tidak akan membuang
banyak waktu. Pada tahap ini anda bisa saja menambahkan efek-efek lain untuk
memperindah logo anda namun tetap tidak keluar dari jalur creative brief dan juga tidak
membuat logo yang sangat berbeda dengan apa yang telah ada pada thumbenails
karena itu berarti anda merancang semuanya dari awal.

D. Review
Setelah semua alternatif desain yang dibuat dengan komputer selesai, tahap selanjutnya
adalah dengan mengajukannya kepada klien dan memberikannya kesempatan untuk
memilih. Kemungkinan, dalam penyerahan tahap pertama ini desain logo yang anda
buat tidak begitu disukai oleh klien. Maka dari itu, anda dapat mengajukan 3 alternatif
pilihan logo. Jika terlalu banyak, dikhawatirkan klien anda justru akan sulit untuk
menentukan logo mana yang dia sukai.

E. Pendaftaran Merek
Setelah logo yang anda buat selesai dibuat, maka logo tersebut dapat didaftarkan ke
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan Departemen Hukum dan HAM untuk
melindungi karya yang telah anda buat supaya tidak di salah gunakan oleh pihak lain.

Sistem Identitas
Pada tahap ini desainer menentukan atribut lain seperti logo turunan, system warna,
system tipografi, system penerapan logo pada berbagai media dan hal-hal lainnya.
Semua hal tersebut dapat anda rangkum dalam system identitas.

F. Produksi
Berdasarkan pedoman system identitas, berbagai media internal dan eksternal dapat
mulai diproduksi dengan identitas yang telah didaftarkan.

2.4 packaging Atau Desain Kemasan

A. Pengertian packaging

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi
dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan
untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan
membedakan sebuah produk di pasar.

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan.
Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau
menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat
merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik
pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain
yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

B. Fungsi Kemasan
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada
itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Fungsi Protektif

Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang
semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus
menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.

2. Fungsi Promosional

Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan
sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi
konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :

1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan
harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh
yang mendukung produk.

2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan,
ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.

3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang
dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.

4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga
memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu
sebagai berikut:

1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk
mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan
penempatan.

2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan
memperkuat citra produk.

3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik
perhatian dan mengkomunikasikannya

C. Tujuan Kemasan
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:

1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya.

2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.

3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu


paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.

4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau
membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.

5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan
tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk
memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.

6. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,
pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.

7. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk

D. Jenis-jenis Kemasan

 Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman,
dll).

2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya,
seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang
dibungkus dan sebagainya.

3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau
identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

 Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai.
Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.

2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh
konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh
pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.

3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan
lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.
 Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna
sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.

2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian,
misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil
atau plastik

2.5 Proses pembuatan packaging atau desain kemasan

A. Memahami Layer Kemasan

Terdapat 3 jenis layer di dalam sebuah kemasan secara utuh. Setiap layer memiliki
bentuk dan fungsi yang berbeda-beda . Jenis-jenisnya adalah:
Outer packaging, merupakan hal pertama yang akan dilihat pelanggan karena benar-
benar tampilan yang dapat dilihat dari luar. Misalnya seperti tas belanja dan kardus.
Inner packaging, merupakan pelindung dari outer packaging agar terhindar tidak mudah
lecet. Contohnya seperti kotak ponsel yang diberi segel.
Product packaging, merupakan desain utama sebuah produk. Misalnya seperti botol
yang diberi label logo dan bungkus permen.

B. Menentukan Desain Kemasan

Setelah mengetahui pembagian layer sari setiap desain packaging, Selanjutnya


menentukan desain kemasan yang akan dibuat .

C. Membuat Dieline

Cara membuat desain kemasan yang berikutnya yakni membuat dieline . Secara
pengertian, dieline adalah desain template datar untuk membuat kotak atau paket.
Template ini biasanya dipakai dalam desain grafis sebagai penanda bagian mana saja
yang akan dipakai sebagai kerangka dan bagian mana yang akan dipotong. Ini berguna
banget kalau kamu kebingungan dengan tata letak kemasan yang benar. Cukup buat
dieline saja kamu jadi terbayang bagaimana bentuk akhirnya. Tinggal rancang saja sesuai
dengan desain kemasan yang ingin kamu buat.
Rancangan dieline dibagi menjadi beberapa bagian, tergantung bagaimana bentuk
kemasan yang kamu inginkan. Berikut adalah bagian yang sering dibuat:
Bagian wadah kotak, dirancang sebagai wadah untuk meletakkan produk. Bentuknya
tidak selalu kotak yang saklek, tetapi juga bisa berbentuk lipat seperti kotak pizza, dan
lain-lain.
Bagian penutup kotak, dirancang sebagai segel untuk kotakmu dan juga supaya lebih
mudah dibuka saat sedang dibutuhkan. Contoh jenis penutup seperti standard tuck end,
reverse tuck end, dan full overlap seal end.
Bentuk praktis dengan zip atau dirobek, dirancang untuk kamu yang ingin menggunakan
barang kapan saja dan di mana saja. Misalnya untuk cemilan jagung dan keripik pisang.

D. Memotong Sesuai Dieline

Potong bagian yang tidak kamu butuhkan untuk membuat kemasan, supaya lebih
gampang saat dilipat nantinya. Tips dari kami, daripada memotong dengan gunting,
potonglah dengan menggunakan cutter dan penggaris supaya hasilnya lebih rapi dan
pinggiran kertas jadi rata.

E. Lipat Kerangka Kotak

Desain yang sudah dipotong, kemudian dilipat sesuai bentuk yang sudah kamu
rencanakan sebelumnya . Jika kamu tidak membuat kuncian untuk kotak , gunakan
perekat seperti lem atau double tape. Atau kamu juga bisa menggunakan stapler.
Pastikan sudah merekat dengan kuat.

F. Mencetak atau Menempel Layer Kemasan

Di tahap ini, cetak atau tempel layer untuk product packaging di sekitar kemasan . Di
layer tersebut sudah termasuk logonya juga.
BAB 3 METODOLOGI KEMASAN

Studi Literatur

Referensi produk kemasan

Mendesain Logo

Mempersiapkan Alat dan


Bahan
1. Bahan Kertas 2. Bahan Plastik

3. Bahan Kayu
Menampilkan Jaring- Menampilkan
jaring dan Informasi. Informasi
Menampilkan
Informasi

4.Bahan Karton 5.Bahan Kain

Menampilkan Menampilkan
informasi Informasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari berbagai studi literature dan tahapan proses didapatkan hasil sebagai berikut :
1.1 Produk yang dikemas
a. Karakter produk : Mie pedas ini merupakan makanan yang kering dan agak sedikit
basah dan berminyak namun jika berada ditempat yang lembab makah mie akan
berjamur,Mie pedas adalah makanaan yang dapat di onsumsi saat mie baru
matang.mie ini juga bisa busuk apa bila di diam kan selama beberapa hari.
b. Informasi yang harus ditampilkan pada produk Mie bels :
1. Merk (logo) yaitu merupakan brand untuk memperkenalkan suatu produk,
Terdapa tulisan Mie bels bewarna hitam dengan mangkok hitam dengan ekpresi
kepdasan serta api membara di atasya mejadi acuan bahawa produk yang di buat
yaitu produk yang pedas,dengan itu konsumen bisa mengenali produk daari logo
tersebut.

2. CP (Contact Person) yaitu informasi yang sangat penting untuk melayani


konsumen dalam pemesanan, dan juga melayani kritik dan saran dari konsumen
3. Komposisi,Komposisi sangat penting untuk dicantumkan dalam kemasan agar
konsumen tau bahan dan zat apa saja yang terkandug dalam mie tersebut,agar
konsumen bisa mengerti sebelum mengkonsusmsi produk tersebut.
4. Ijin produksi P.IRT, BPOM, halal, dan kadaluarsa,hal ini sangat penting agar
konsumen tidak khawatir apakah produk tersebut aman di konsumsi dan sudah
bersertifikat.
5. Media social sebagai media promosi produk berupa ig, wa, fb, dan line hal ini
untuk memepreluas promosi dan juga untuk mengeluarkan info kepada konsumen
ntah ada varian rasa baru atau pun produk baru.
6. Peringatan seperti membuang sampah pada tempatnya, simpan pada suhu berapa
derajat dan informasi penting lainnya. Agar konsumen teredukasi agar masyarakat
mengiyakan peringatan tersebut
1.2 Karakter Bahan Kemasan
1. Kertas
a. Kelebihan : ramah linkungan, lebih kaku dan solid, lebih mudah produksiannya,
relative murah.
b. Kelemahan : mudah robek, mudah terbakar, tidak tahan air, mudah lapuk
2. Plastik ,lebih menyerap minyak
a. Kelebihan : kedap udara dan air, lebih elastis, tidak mudah rusak atau bocor
b. Kelemahan : tidak ramah lingkungan, mengandung bahan kimia, susah hancur
3. Kayu
a. Kelebihan : kuat dan awet, ramah lingkungan, mudah memproduksinya
b. Kelemahan : tidak tahan air, agak berat, kurang modern
PROSES PEMBUTAN LOGO
A, PENJELASAM MENGENAI KONSEP KARAKTER DAN WARNA LOGO
JELASNO KENE BEL

B.FOTO PROGRESS PENGERJAAN LOGO

4.3 Acuan Dasar Bentuk kemasan


Inspirasi desain kemasan dengan perbandingan dengan produk yang lain:
1.Desain kemasan yang terbuat dari kertas dibandingkan dengan kotok peyimpan makanan
Bentuk Pada Kertas Bentuk Pada PlastikKotak Makanan

2.Bentuk kemasan yang terbuat dari kayu yang di bandingkan dengan panggangan barbeque
Benuk pada kayu bambu Bentuk pada panggangan barbeque

3.Bentuk kemasan yang terbuat dari plastik dibandingkan dengan.......

4Bentuk kemasan yang terbuat dari kain dibandiingkan dengan

5.Bentuk kemasan yang terbuat dari karton dibandingkan dengan

4.4 Proses Pembuatan Desain Kemasan


A.Penjelasan Mengenai Konsep Warna Dan Lay-Out Kemasan
1. Kemasan pada kertas
Pemilihan warna Polos atau Putih pada seluruh permukaan kemasan dengan meletkan
logo di bagian atas samping kanan kiri dan komposisi di bagian belakang kemasan
desain.

Tampak atas Tampak Belakang

2.Keamasan Pada Kayu


Pemilihan kayu bambu yaitu memiliki corak warna yang bagus sehingga tidak perlu di
cat warna karena warna alaminya sudah bagus yaitu warna kecoklatan di bagian kanan kiri terdapat logo
dan di bagian tengah pintu kemasan terdapat tulidan logo di bagin belakan terdapat komposisi

Tampak samping Tampak Belakang

Anda mungkin juga menyukai