Anda di halaman 1dari 28

BAB I

TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN

1.1 Deskripsi Umum Senyawa Aktif


1. Pemerian :

- Serbuk hablur putih sampai praktis putih.

- Tidak berbau.

- Stabil diudara.

- Melebur pada suhu 250º disertai penguraian. (FI Ed V)

2. Nama lain : Prednisolon.

Nama Kimia : 9-Fluoro-11β,17,21-trihidroksi-16α-metilpregna-1,4-diena-3,20-dion.


(FI Ed V)
Struktur Kimia :

3. Rumus Molekul : C22H29FO5 (FI Ed V)

Berat molekul : 392,47 (FI Ed V)


4. Kelarutan :

- Agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan dalam methanol.

- Sukar larut dalam kloroform.

- Sangat sukar larut dalam eter.

- Praktis tidak larut dalam air. (FI Ed V)


5. pH larutan : 7,5 – 10,5 pH
Stabilitas :

6. Titik didih : 568.2°C atau 760mmHg

Titik leleh : 255-261°C

7. Stabilitas :

- Tidak tahan panas.

- Tidak boleh terkena cahaya.

- Stabil diudara.

- Sterilisasi dengan cara filtrasi.

8. Inkompatibilitas : Senyawa - senyawa alcohol.

9. Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya dan
lembab, dan dalam suhu ruang 20ºC - 25ºC. (FI Ed V)

10. Sifat khusus yang penting untuk formulasi

Kompresibilitas dan laju alir kurang baik, sehinga menggunakan granulasi basah, karena
titik lelehnya 262ºC sehingga tahan panas.

I.2 DEFINISI BENTUK SEDIAAN TERKAIT

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa (FI IV, Hal 4). Deksametason merupakan kelompok obat kortikosteroid. Kegunaan
obat ini adalah untuk menangani sejumlah kondisi, seperti penyakit autoimun, penyakit
peradangan pada usus, beberapa jenis penyakit kanker, serta alergi. Tablet dexametason
mengandung dexametasone, C22H29FO5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (FI IV 1995).

I.3 PERTIMBANGAN DAN LANDASAN HUKUM PENGGOLONGAN OBAT

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang


kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000 tentang
Penggolongan Obat yang terdiri dari Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Wajib
Apotek, Obat Keras, Psikotropika, dan Narkotika maka sediaan Tablet Deksametason
digolongkan ke dalam Obat Keras dan Obat Wajib Apotek yang padanya berlaku
peraturan tentang obat keras dan obat wajib apotek juga ketentuan penandaan pada
kemasan serta nomor registrasi.

I.4 PENANDAAN PADA WADAH, LEAFET ATAU BROSUR

Berdasarkan SK Menkes No. 193/Kab/B/VII/71 tanggal 21 Agustus 1971 tentang ‘Peraturan


Pembungkusan dan Penandaan Obat’ , SK Menkes RI No. 02396/A/SK/VIII/86 tentang
‘Tanda Khusus Obat Keras Daftar G’ Surat Edaran Dirjen POM No. 4266/AA/II/86 tanggal
26 Agustus 1986

tentang ‘Tanda Khusus Obat Keras Daftar G’ maka penandaan khusus obat keras pada
wadah, leaflet, atau brosur untuk sediaan Dexamethasone harus sama atau mendekati
contoh tanda khusus dibawah ini :

dengan
ketentuan :
- Latar belakang berwarna merah.

- Tebal garis tepi 1mm, berwarna hitam.

- Ukuran diameter lingkaran terluar minimal 1cm.

Disertai dengan kalimat:

Harus Dengan Resep Dokter

I.5 NOMOR REGISTRASI DAN NOMOR BATCH

Nomor Registrasi sediaan Dexamethasone adalah DKL2026902710A1

D = Obat Generik

K = Golongan Obat Keras

L = Obat Jadi produksi dalam negeri/local

20 = Obat jadi yang telah disetujui pada tahun 2020


269 = Nomor Urut Pabrik ke-269

027 =Obat jadi yang disetujui ke-27 dari pabrik tersebut

10 = Tablet

A = Kekuatan obat jadi yang pertama disetujui

1 = Kemasan utama

Sediaan Dexamethasone dibuat oleh pabrik atau industry yang telah memenuhi
persyaratan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB)

Nomor Batch Sediaan 200389

20 = Tahun produksi obat pada tahun 2020

03 = Kode Produk dari Produk Ruahan 03 = dexamethasone

09 = nomor urut produksi

BAB II
URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI

II.1 NAMA OBAT DAN SINONIM

1. Nama Obat : Deksametason

2. Sinonim : Prednisolon

3. Golongan : Kortikosteroid
4. Golongan Farmol : Anti Inflamasi
II.2 BENTUK SENYAWA AKTIF

Zat aktif yang digunakan adalah Dexamethason.


II.3 MEKANISME KERJA DALAM TUBUH

a. Efek Farmol

Dexamethasone adalah kortikosteroid yang digunakan sebagai anti inflamasi.

b. Mekanisme Kerja

Menghambat enzyme fosfolipase A2 sehingga akan mencegah pelepasan asam


arakidonat yang memproduksi enzyme cyclooxygenase (COX). Enzyme COX inilah
yang bertanggungjawab atas pembentukan prostaglandin yang merupakan mediator
inflamasi dan nyeri. Dexamethasone juga menekan mediator inflamasi seperti tumor
necrosis factor-α (TNF-α), interleukin 1-β (IL-1β) dan interleukin-6 (IL-6).

II.4 NASIB OBAT DALAM TUBUH

1. Absorpsi

Absorbsi dexamethason secara oral mencapai 80-90%. Onset antara beberapa menit
dan beberapa jam tergantung rute pemberian. Waktu serum puncak oral tercapai
dalam 1-2 jam.

2. Distribusi

Distribusi dexamethasone berikatan dengan protein sebanyak 70%. Volume distribusi


adalah 2L/kg dan dapat melewati sawar plasenta.

3. Metabolisme

Dexamethason dimetabolisme di hati oleh enzim CYP3A4.

4. Eksreksi
Waktu paruh eliminasi dexamethason yaitu 1,8-3,5 jam (fungsi ginjal normal).

Dieksresi sebagian besar melalui urin (65%) dan sebagian kecil melalui feses.

II.5 INDIKASI DAN DASAR PEMILIHAN

- Dexamethasone sediaan tetes mata dan saleb mata untuk indikasi alergi dan inflamasi
kortikosteroid yang responsive tpada konjungtiva palpebral dan bulbar, kornea, dan
segmen anterior dunia.
- Dexamethasone sediaan tablet dan syrup untuk indikasi reaksi alergi seperti asma
bronkial, dermatitis atopic, alergi obat, rhinitis alergi.
- Dexamethasone sediaan injeksi untuk indikasi alergi, inflamasi, edema serebral,
hematologi, neoplastic.

II.6 KONTRAINDIKASI DAN ALASANNYA

Kontaindikasi pada ibu hamil dikarenakan akan terjadi hipoadrenalisme pada bayi yang
dikandung.

II.7 DOSIS (SESUAI INDIKASI) & PERHITUNGAN

Tiap tablet mengandung Dexamethasone 0.5mg

Dosis dewasa :

Dosis awal bervariasi : 0.75 – 9mg/ hari tergantung berat ringannya penyakit.

Pada penyakit ringan : dosis dibawah 0.75mg sehari Pada


penyakit berat : dosis diatas 9mg sehari

Dosis anak – anak :

Dibawah 1 tahun : 0.1 – 0.25 mg

1 – 5 tahun : 0.25 – 1mg

6 – 12 tahun : 0.25 – 2mg

II.8 CARA PAKAI


Tablet dexsamethason digunakan secara peroral diberikan bersama makan atau sesudah
makan (MIMS Ed 19)

II.9 EFEK SAMPING

Moon Face, jangtung berdebar, cepat marah, kegelisahan, sakit kepala,depresi mental,
muntah, Pengobatan dalam jangka panjang dapat mengakibatakan efek katabolic steroid
seperti kehabisan protein, osteoporosis, dan penghambatan pertumbuhan anak.

II.10 TOKSISITAS

Toksisitas akut :Penggunaan jangka pendek bahan ini, meski dalam dosis yang besar,
tidak memberikan efek toksik yang bersifat akut. Hanya ada beberapa perubahan pada
dermatologi dan sensori yang perlu diwaspadai.
Toksisitas Akut (Deksametason natrium fosfat):

- TD intravena-pria 0,357 mg/kg (efek pada saluran pencernaan)

- TD intravena-wanita 320 mg/kg (efek pada saluran pencernaan)

- TD intravena-anak-anak1 mg/kg (efek pada saluran pencernaan);

- TD intravena-bayi 1,3 mg/kg selama lebih dari 3 hari (efek pada susunan saraf pusat).

Toksisitas Kronik: Pada penggunaan jangka panjang, khususnya pada dosis tinggi,
supresi aksis kelenjar hipotalamus-adenokortikal (hypothalamus-pituitary-adenocortical
axis) dapat mengarah pada ketergantungan psikologis dan gejala penarikan yang muncul
selama pengobatan dihentikan atau selama stress psikologis terjadi.

II.11 INTERAKSI OBAT

Antasida : meningkatkan absorbs kortikosteroid.


Antijamur Azole : meningkatkan kadar kortikosteroid.
Aspirin : deksametason menurunkan kadar aspirin dengan meningkatkan kliren
pembersihan ginjal.
Diuretik : deksametason meningkatkan resiko hypokalemia.
Hipoglikemi oral : deksametason menurunkan efek hipoglikemi oral.

Insulin : deksametason mengurangi efek insulin dengan mekanisme antagonism


farmakodinamik.
II.12 PENGGUNAAN DALAM KONDISI KHUSUS

Dexamethasone termasuk obat Kategori C bila dikonsumsi setelah kehamilan melewati


termester pertama, yang artinya pada binatang percobaan menunjukan suatu reaksi efek
samping terhadap janin, namun belum ada studi kontrol untuk wanita hamil.

Bila dikonsumsi pada trimester pertama, maka dexamethasone termasuk Kategori D,


yaitu terdapat bukti yang menemukakn resiko terhadap janin manusia.
Dexamethasone hanya dapat diguakan apabila memiliki manfaat yang lebih besar
daripada resiko.

II.13 PERINGATAN

- Gunakan hati-hati pada pasien hipotiroid, sirosis, hipertensi, gagal jantung atau
gangguan tromboemboli, pasien diabetes, glaukoma, katarak, TBC atau pasien
berisiko osteoporosis.
- Hati-hati pada pasien dengan gangguan pencernaan (divertikulitis, ulkus peptik,
kolitis ulseratif) karena potensial terjadi perforasi.
- Hati-hati digunakan pada infark miokard akut (kortikosteroid dikaitkan dengan ruptur
miokard).
- Gunakan hati-hati pada penurunan fungsi ginjal dan hati. Karena risiko efek samping
pada usila, gunakan kortikosteroid dengan dosis sekecil mungkin dan periode
sesingkat mungkin.
- Beri tahu dokter jika anda baru saja atau akan menerima vaksin.
II.14 CARA PENYIMPANAN

Dexamethasone sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan dari cahaya


langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
II.15 CONTOH SEDIAAN YANG BEREDAR DI PASARAN SERTA KEKUATANNYA

Tablet 0.5mg, 0.75mg, 1mg, 1.5mg, 2mg, 4mg, 6mg, 20mg


Injeksi Suspensi 4mg/mL, 10mg/mL

Eliksir/ Larutan 0.5mg/5mL

Oral Concentrate 0.1mg/mL

II.16 ANALISIS FARMAKOLOGI

1. Zat aktif yang digunakan adalan Dexamethasone Phospate dalam bentuk garamnya.

2. Dexamethasone akan dibuat formulaso sediaan tablet dengan kekuatan 0.5mg

3. Dexamethasone merupakan anti inflamasi yang memiliki fungsi mengurangi atau


menekan proses peradangan pada tubuh, seperti alergi, asma, radang sendi, dan
kelainan imunitas,
4. Dexamethasone dengan kekuatan sediaan 0.5mg, berdasarkan Handbook of
Pharmaceutical Manufacturing
5. Alasan pemilihan kekuatan sediaan karena seduai dengan Handbook of
Pharmaceutical Manufacturing Kesimpulan Analisis Farmakologi :

1. Dexamethasone dengan kekuatan sediaan 0.5mg.


2. Dexamethasone merupakan anti inflamasi yang memiliki fungsi mengurangi atau
menekan proses peradangan.
3. Dosis dan aturan pakai :

Dosis dewasa : 0.5mg – 9mg dalam dosis terbagi Dosis anak :


Anak (0 – 1 tahun) : 0.1 – 0.25mg 2 kali sehari

Anak (1 – 5 tahun) : 0.25 – 1mg 2 kali sehari

Anak (5 – 12 tahun) : 0.25 – 2mg 2 kali sehari

Aturan pakai : diberikan bersama dengan makan atau sesudah makan.


BAB III
ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA.
III. 1. PENDEKATAN FORMULASI (ANALISIS PEMILIHAN ZAT AKTIF DAN
EKSIPIEN)

A. Bentuk zat aktif yang digunakan adalah Dexamethasone Phospate dalam bentuk
garamnya. Dexamethasone dibentuk dalam garamnya (phospat) karena dexamethasone
memiliki sifat kelarutan praktis tidak larut dalam air.
B. Metode pembuatan dengan granulasi basah, karena titik lelehnya 262ºC, tahan
kelembaban dan tahan panas, mempunyai kompresibilitas dan laju alir yang kurang baik
sehingga perlu diperbaiki kompresibilitas dan laju alir dengan membentuk granul.
Alasan memilih metode pembuatan tablet dengan granulasi basah berdasarkan
persyaratan dalam preformulasi sediaan obat, yaitu
Stabilitas : suhu, kelembaban
Sifat Fisika-Mekanik : ukuran partikel, kompresibilitas
Sifat Fisika-Kimia : kelarutan dan pH pelarut
C. Preformulasi eksipien yang digunakan
1. Amprotab (HOPE Ed VI)
Pemerian : serbuk halus, warna putih , tidak berbau, rasa sedikit manis. Stabil di
udara, tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar
alerutdalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter. Inkompatibilitas :
inkompatibilitas dengan pengoksida kuat
Stabilitas : Dalam keadaan kering stabil terhadap bahan kimia lain dan oleh
mikroorganisme, dalam bentuk pasta/basah mudah rusak terhadap mikroba Fungsi :
sebagai zat penghancur

2. Laktosa (FI Ed IV)


Pemerian : serbuk, keras, putih, tidak berbau, rasa sedikit manis.
Kelarutan : larut dalam air, khususnya air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut
dalam kloroform dan eter.
Inkompatibilitas : laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi dengan
senyawa yang mengandung gugus amin primer ( reaksi maillard), seperti asam amino,
aminofilin, amfetamin, Lisinopril.
Stabilitas : stabil diudara, mudah menyerap bau
Fungsi : sebagai pengisi tablet (65-85% b/b)

3. PVP
Pemerian : serbuk halus berwarna putih sampai putih kekuningan, tidak berbau, higroskopis
Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton ,methanol, dan air. Tidak larut
dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.
Inkompatibilitas : penggunaan pengawet seperti thimerosal dapat mengakibatkan efek
samping karena terbentuk kompleks dengan PVP.
Stabilitas : PVP menjadi gelap dengan pemanasan pada suhsu 150 ºC, tetapi stabil pada
pemaparan panas singkat pada 110-13- ºC.
Fungsi : sebagai pengikat (0.5-5%)

4. Mg Stearate (HOPE Ed VI)


Pemerian : serbuk halus, putih dan voluminous, baunlemah kahs, mudah melekat di kulit,
bebas dari butiran
Kelarutan : tidak larut dalam air, etanol, eter (FI Ed IV)
Inkompatibilitas : inkompatibilitas dengan asan dan garam logam
Stabilitas : Mg Stearate stabil dan harus disimpan dalam wadah/container dingin, ditempat
kering
Fungsi : sebagai lubrikan (0.25-5%)

5. Talk ( FI Ed III)
Pemerian : serbuk hablur, sangat halur, berwarna putih atau putih kelabu, berkilat,
mudah melekat dikulit dan bebas butiran
Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut asam dan basa, pelarut organic, dan air
Inkompatibilitas : inkompatibilitas dengan ammonium kuartener
Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada 160 ºC selama tidak
lebih dari 1 jam
Fungsi : sebagaii pelican

6. Ethanol
Pemerian : zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar, dan menguap
Kelarutan : dapat larut dengan air, dan praktis larut dengan semua pelarut organik
Fungsi : sebagai pelarut

7. Amylum kering
Pemerian : serbuk halus, kadang berupa gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak
berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95%
Fungsi : sebagai pengisi untuk menambah bobot tablet.

III 2. FORMULASI
2.1 FORMULA UMUM
R/ Zat aktif
Bahan pengisi
Bahan pengikat
Bahan penghancur
Bahan pelicin

2.2 FORMULA PUSTAKA (FORNAS Ed 2)


R/ Dexamethasone 0.5mg
PVP 20%
Etanol qs
Laktosa 88mg

Amylum 15mg
Talk 3mg
Mg Stearate 1.5mg
2.3 PENGEMBANGAN FORMULA
a. Formula Utama

R/ Dexamethasone 0.5mg
Amprotab 10%
PVP 5%
Etanol qs
Laktosa qs
Amylum kering 5%
Talk 2%
Mg stearate 1%
b. Formula Alternatif

BAB IV
PEMBUATAN & EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN AKHIR

IV. 1 METODE PEMBUATAN SEDIAAN


Akan dibuat sediaan tablet dexamethasone dengan kekuatan sediaan 0.5 mg dan bobot 150 mg
pertablet akan dibuat 10.000 tablet dengan metode granulasi basah karena deksametason
memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang buruk, sehingga untuk memperbaiki sifat alir dan
kompresibilitasnya yang buruk dipilih metode granulasi basah.

1.1 PERHITUNGAN
Formula yang akan dibuat :
Tiap tablet mengandung : Dexamethasone 0.5 mg
Bobot tablet yang akan dibuat : 150 mg

Jumlah tablet dexamethasone yang akan dibuat : 10.000 tablet Fase


dalam (92%) :
Dexamethasone 0.5 g

Amprotab 0.1 x 150 mg = 15 g


PVP 0.05 x 150 mg = 7.5 g

Laktosa 115 g

Etanol qs
Total FD
92% x 150 mg = 138 g

Fase luar (8%)


:
Amylum kering
5% dari granul yang didapat
Talk 2% dari granul yang didapat
Mg stearate 1% dari granul yang didapat

Jadi penimbangan untuk 10.000 tablet Bobot


granul teoritis :
Fasa dalam (92%) :
Dexamethason e 0,5 mg x 10.000 = 5g

Amprotab 15 mg x 10.000 = 150 g

PVP 7,5 mg x 10.000 = 75 g

Laktosa 115 mg x 10.000 = 1.150 g


= 1.380 g

1.2 PENIMBANGAN
Dexamethasone : 5g

Amprotab : 150 g
PVP : 75 g

Laktosa : 1.150 g

Mg-stearat : 1% dari granul yang didapat

Talk : 2% dari granul yang didapat


Amilum kering : 5% dari granul yang didapat
Etanol : secukupnya
IV. 3. PROSEDUR PEMBUATAN SEDIAAN
1. Pencampuran

a. Ditimbang deksametason dan bahan tambahan lainnya.

b. Dicampur deksametason, amprotab dan laktosa yang telah ditimbang


hingga homogen.
c. Dilakukan IPC massa pencampuran dengan uji homogenitas ditandai
dengan pewarna yang digunakan yaitu carmin, apabila pewarnaan pada
campuran sudah rata menandakan bahwa campuran tersebut sudah
homegen.
d. Dilarutkan PVP dalam etanol sampai larut.

e. Ditambahkan larutan PVP sedikit-sedikit secara spray kedalam campuran


hingga diperoleh campuran/massa yang baik (dapat dikepal dan namun
dapat dihancurkan kembali).

2. Proses Granulasi

a. Campuran dibentuk granul dengan menggunakan ayakan nomor 14.

b. Dikeringkan granul dalam lemari pengering / oven pada suhu 50-60°C.

c. Dilakukan IPC massa granul dengan uji kadar air atau kadar lembab
diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat moisture
analyzer.
d. Granul diayak kembali dengan ayakan nomor 16 jika granul telah
memenuhi persyaratan kadar air ≤ 2%.
e. Dilakukan IPC massa granul dengan menentukan kecepatan aliran
menggunakan metode corong, kompresibilitas dengan mengukur BJ nyata
dan BJ pemampatan, distribusi ukuran partikel dengan metode
granulometri, yaitu analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran
ukuran-ukuran granul).
f. Apabila granul sudah memenuhi IPC, granul dicampurkan dengan fasa
luar yang telah ditimbang.

3. Percetakan dan Pengemasan

a. Dilakukan pencetakan tablet.

b. Dilakukan IPC percetakan dengan pemeriksaan kekerasan dengan alat


hardness tester dan pemeriksaan bobot menggunakan jangka sorong.
c. Apabila sudah memenuhi IPC maka percetakan dilanjutkan.

d. Dilakukan evaluasi tablet.

IV. 4 PENGAWASAN DALAM PROSES (IPC)


IPC dalam Granulasi basah :
1) Uji Homogenitas

Uji homogenitas ditandai dengan pewarna yang digunakan yaitu cermin, apabila
pewarnaan pada campuran sudah rata yang menandakan bahwa campuran
tersebut sudah homogen
2) Kandungan Lembab (kadar air)

Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan (70 oC).
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat
seperti Moisture Balance.
Tujuan:
a. Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi
masalah yang terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama
kandungan lembab menjadi factor penyebab.
b. Mengontrol K.L granul berikatan dengan pertumbuhan mikroba, jika
granul tidak langsung langsung di kempa mnjadi tablet.
Prosedur:

a. Timbang granul sebanyak 5 g diatas nampan logam (alumunium)

b. Nyalakan alat, cek suhu pada 70oC

c. Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat(% hilang atau g
hilang)
d. Penetapan dihentikan setelah dicapai angka constant. (Teknologi Sediaan
Farmasi, 2013)

3) Sifat aliran/kecepatan alir

Tujuan penetapan: Menjamin keseragaman pengisi ke dalam cetakan bobot/tablet.


Ada beberapa cara uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode
yang paling umum dipakai yaitu:
a. Metode sudut baring/sudut istirahat α=arc tan H/R
b. Metode kecepatan aliran Hopper

Kecepatan aliran dipakai sebagai metode untuk menetapkan kemampuan mengalir.


Dihitung jumlah granul yang mengalir dalam satuan waktu (granul/detik).

1. Timbang beker glass kosong (Wo)

2. Set skala nol

3. Masukkan serbuk/granul ke corong


4. Catat waktu aliran (T)

5. Timbang beker glass berisi serbuk/ granul(Wt)

6. Hitung aliran serbuk/granul

Aliran=(Wt-Wo)/T

Tablet yang akan menggunakan metode kempa langsung harus memili sifat alir yang baik

(Teknologi Sediaan Farmasi, 2013).

4) Kadar mampat

Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.

%T=

Ket: %T= Kadar pemampatan

Vo = volume sebelum mampat

V500= Volume setelah mampat 500x

%T<20 atau V<20 ml granul memiliki aliran yang baik

(Teknologi Sediaan Farmasi, 2013)

5) Distribusi Ukuran Granul (granulometri)

Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran
granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran
granul berdekatan aliran akan lebih baik.Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva
terdistribusi normal. Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak
dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun
pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Prosedur:
• Timbang 100 gr granul

• Letakkan granul pada pengayak paling atas

• Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada getaran.

• Hitung persentasi granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak

(Teknologi Sediaan Farmasi, 2013).

6) Bobot Jenis

Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan, dan


sifatsifat lainnya (Terj.Lachman ed. 2 hal.682).
a. BJ Sejati

BJ diukur dengan piknometer gas Beckmann. Ada 2 metode untuk menentukan


kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer. Yang pertama mengguankan air
raksa sebagai cairan pengisi sela.Yang kedua memakai pelarut yang bertekanan permukaan
rendah (misal, benzene) dan tidak melarutkan granul.Ketepatan metode ini tergantung pada
kemampuan cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul. Ketepatan diukur dari volumr
cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah tertentu granul dalam piknometer. 7)
BJ ruah granul (BJ nyata)

• ditimbang seksama 100 gram serbuk/granul


• dimasukkan ke dalam gelas ukur

• Diamati volume dan hitung BJ ruahan (BJ= bobot/ volume)

- Berat Jenis Nyata Setelah Pemampatan (BJ Nyata)


• ditimbang seksama 100 gram serbuk/granul

• dimasukkan ke dalam gelas ukur

• Dimampatkan granul dengan alat volumeter dengan 500 kali pemampatan

• Dihitung perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampatan. Dengan


skema sebagai berikut:amati volume dan hitung BJ ruahan (BJ= bobot/ volume)

8)BJ nyata setelah pemampat


• Perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampat (ketukan sebanyak
500x).

• Masukkan 100 g granul ke dalam gelas takar. Mampatkan 500x dengan alat
volumeter.

• Lihat volume setelah pemampat

BJ nyata setelah pemampatan=bobot/volume


setelah
pemampat
9)Bilangan Hauser
Perbandingan Antara BJ mampat dengan BJ nyata. Makin meningkat kemampuan untuk
kempa (BJ rendah), makin kurang daya mengalirnya. Makin berkursng kemampuan untuk
dikempa (BJ tinggi), makin besar daya mengalirnya (Teknologi Sediaan Farmasi, 2013).

IV. 5 UJI MUTU FARMASETIK SEDIAAN AKHIR


Evaluasi Fisik :
1. Keseragaman Kandungan
Prosedur untuk keseragaman kandungan.

LARUTAN BAKU : Buat Larutan baku seperti tertera pada Penetapan kadar steroid,
gunakan Dexamethasone BPFI.

LARUTAN UJI : Dimasukkan 1 tablet corong pisah dengan 15 ml air, goyangkan


hingga tablet hancur sempurna, ekstrak empat kali, tiap kali menggunakan 10 ml
kloroform P. Saring masing-masing melalui kapas yang telah dicuci dengan kloroform P
ke dalam labu terukur 50 ml, tambahkan kloroform P sampai tanda. Pipet sejumlah
volume larutan, setara dengan lebih kurang 200 mikrogram deksametason, ke dalam
labu Erlenmeyer 50 ml bertutup kaca, uapkan kloroform di atas tangas uap hingga
kering, dinginkan, larutkan sisa dalam 20,0 ml etanol P. Gunakan larutan ini sebagai
Larutan uji.

PROSEDUR : Lakukan penetapan seperti tertera pada Prosedur dalam Penetapan kadar
steroid, kecuali biarkan dalam gelap selama 45 menit. Hitung jumlah dalam mg steroid
sebagai Deksametason, C22H29FO5, dalam tablet(FI Ed V).

2. Kekerasan Tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan,
penghantaran (shipping). Kekerasan yang cukup dari suatu tablet merupakan salah satu
persyaratan penting dari suatu tablet. Faktor-faktor yang mempengaruh kekerasan tablet
adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini yang dipakai
sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat
pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet dikatakan baik,
apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Parrot, 1970).
Prosedur:
- 20 tablet diambil secara acak

- Ukur kekerasan masing-masing tablet

- Catat skala yang terukur

- Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke-20 tablet

- Variasi kekerasan dilihat dari harga SD

Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima asalkan kerapuhannya tidak
melebihi batas yang ditetapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan mengalami
kerapuhan pada saat pengemasan dan transportasi. Kekerasan tablet yang lebih dari 10
kg masih dapat diterima, asalkan masih memenuhi persyaratan waktu
hancur/desintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana, 2008).

3. Keseragaman Ukuran

Diambil 20 tablet secara acak


Diukur diameter dan ketebalan tablet menggunakan jangka sorong


Tablet yang baik : diameter < 3 kali tablet dan > 4/3 tebal tablet.

4. Uji Disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera
dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul
gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. (DepKes RI,
1995).
Prosedur:
• 900 mL medium dissolusi di isi pada tabung denga suhu ± 37 °C

• Dimasukkan tablet pada masing-masing tabung

• Dijalankan alat uji disolusi metode paddle dengan kecepatan pengadukan dan
lama pengujian yang sesuai.
• Diambil sampel 5 ml pada selang waktu tertentu

• Setiap penggambilan sampel diganti dengan media disolusi dengan volume dan
suhu yang sama

5. Uji Waktu Hancur

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera
dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau
kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan
kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat
dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode
pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari
pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih. Uji waktu
hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan
dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji
merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari
penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.

Waktu disentegrasi obat yang baik dari tablet yang di uji adalah 15 menit untuk tablet
tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalutb gula dan bersalut
selaput (FI III, hal 7 1979).

Prosedur:

• Bejana diisi HCL 0,1N, volume diatur pada kedudukan tertinggi (lempeng kasa di
permukaan larutan) dan kedudukan terendah (mulut tabung di atas permukaan)
dengan suhu pelarut 36-38 °C.

• 6 tablet dimasukkan di setiap tabung, dan keranjang di naik-turunkan teratur


selama 30 kali/menit.
• Tablet hancur bila ada bagian yang tertinggal di kasa.

• Dihitung waktu hnacur sejak tablet mulai hancur hingga tidak ada yang tertinggal
di kasa.

6. Friabilitas

Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap


gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur
dengan friabilator (gambar terlampir). Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang
dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses
pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran permenit dan waktu
yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran. Mula-mula tablet dibersihkan
dahulu dari debunya kemudian ditimbang dengan seksama. Untuk tablet dengan bobot
<> 650 mg, timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang telah
ditimbang ke dalam friabilator. Jalankan alat selama 4 menit. Setelah selesai, keluarkan
tablet dari alat. Bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Hitung persentase
bobot yang hilang selama pengujian. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri),
bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses
pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak
diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang
terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan
nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan (USP & NF).

Prosedur:

• 20 tablet dibersihkan dengan menggunakan sikat halus dan ditimbang.


• Tablet dimasukkan dalam Friabilator dan diputar sebanyak 100 putaran.

• Tablet dibersihkan lagi dan ditimbang.

• Dihitung friabilitas tablet

7. Friksibilitas

Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami gesekan antar
sesama tablet.
Tujuan penetapan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Prosedur:
- 20 tablet diambil secara acak

- Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)

- Masukkan uji (100 x) putaran

- Bersihkan tablet dan timbang (Wt)

- Hitung % friksibilitas tablet

% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%


Pada umumnya persen friksibilitas yang dapat diterima adalah < 1%

Evaluasi kimia :
1. Identifikasi

2. Penetapan kadar

Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet harus dipantau
pada setiap tablet atau batch (Lachman dkk., 1994). Dalam penetapan kadar zat
berkhasiat pada setiap tablet biasanya menggunakan 20 tablet yang kemudian dihitung,
ditimbang, dan kemudian diserbukkan. Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam
penetapan mewakili seluruh tablet, maka harus ditimbang secara seksama. Kadar zat
berkhasiat tertera pada masing-masing monografi, baik persyaratan maupun cara
penetapan (Siregar, 2008).

IV. 6 PENGEMASAN SEDIAAN JADI


Sediaan dexamethasone tablet disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung dari
cahaya, berbentuk strip karena lebih murah yang dalam 1 tablet mengandung kekuatan
0,5 ,diberi etiket dan brosur.

Anda mungkin juga menyukai