- Tidak berbau.
- Stabil diudara.
- Agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan dalam methanol.
7. Stabilitas :
- Stabil diudara.
9. Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya dan
lembab, dan dalam suhu ruang 20ºC - 25ºC. (FI Ed V)
Kompresibilitas dan laju alir kurang baik, sehinga menggunakan granulasi basah, karena
titik lelehnya 262ºC sehingga tahan panas.
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa (FI IV, Hal 4). Deksametason merupakan kelompok obat kortikosteroid. Kegunaan
obat ini adalah untuk menangani sejumlah kondisi, seperti penyakit autoimun, penyakit
peradangan pada usus, beberapa jenis penyakit kanker, serta alergi. Tablet dexametason
mengandung dexametasone, C22H29FO5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (FI IV 1995).
tentang ‘Tanda Khusus Obat Keras Daftar G’ maka penandaan khusus obat keras pada
wadah, leaflet, atau brosur untuk sediaan Dexamethasone harus sama atau mendekati
contoh tanda khusus dibawah ini :
dengan
ketentuan :
- Latar belakang berwarna merah.
D = Obat Generik
10 = Tablet
1 = Kemasan utama
Sediaan Dexamethasone dibuat oleh pabrik atau industry yang telah memenuhi
persyaratan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB)
BAB II
URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI
2. Sinonim : Prednisolon
3. Golongan : Kortikosteroid
4. Golongan Farmol : Anti Inflamasi
II.2 BENTUK SENYAWA AKTIF
a. Efek Farmol
b. Mekanisme Kerja
1. Absorpsi
Absorbsi dexamethason secara oral mencapai 80-90%. Onset antara beberapa menit
dan beberapa jam tergantung rute pemberian. Waktu serum puncak oral tercapai
dalam 1-2 jam.
2. Distribusi
3. Metabolisme
4. Eksreksi
Waktu paruh eliminasi dexamethason yaitu 1,8-3,5 jam (fungsi ginjal normal).
Dieksresi sebagian besar melalui urin (65%) dan sebagian kecil melalui feses.
- Dexamethasone sediaan tetes mata dan saleb mata untuk indikasi alergi dan inflamasi
kortikosteroid yang responsive tpada konjungtiva palpebral dan bulbar, kornea, dan
segmen anterior dunia.
- Dexamethasone sediaan tablet dan syrup untuk indikasi reaksi alergi seperti asma
bronkial, dermatitis atopic, alergi obat, rhinitis alergi.
- Dexamethasone sediaan injeksi untuk indikasi alergi, inflamasi, edema serebral,
hematologi, neoplastic.
Kontaindikasi pada ibu hamil dikarenakan akan terjadi hipoadrenalisme pada bayi yang
dikandung.
Dosis dewasa :
Dosis awal bervariasi : 0.75 – 9mg/ hari tergantung berat ringannya penyakit.
Moon Face, jangtung berdebar, cepat marah, kegelisahan, sakit kepala,depresi mental,
muntah, Pengobatan dalam jangka panjang dapat mengakibatakan efek katabolic steroid
seperti kehabisan protein, osteoporosis, dan penghambatan pertumbuhan anak.
II.10 TOKSISITAS
Toksisitas akut :Penggunaan jangka pendek bahan ini, meski dalam dosis yang besar,
tidak memberikan efek toksik yang bersifat akut. Hanya ada beberapa perubahan pada
dermatologi dan sensori yang perlu diwaspadai.
Toksisitas Akut (Deksametason natrium fosfat):
- TD intravena-bayi 1,3 mg/kg selama lebih dari 3 hari (efek pada susunan saraf pusat).
Toksisitas Kronik: Pada penggunaan jangka panjang, khususnya pada dosis tinggi,
supresi aksis kelenjar hipotalamus-adenokortikal (hypothalamus-pituitary-adenocortical
axis) dapat mengarah pada ketergantungan psikologis dan gejala penarikan yang muncul
selama pengobatan dihentikan atau selama stress psikologis terjadi.
II.13 PERINGATAN
- Gunakan hati-hati pada pasien hipotiroid, sirosis, hipertensi, gagal jantung atau
gangguan tromboemboli, pasien diabetes, glaukoma, katarak, TBC atau pasien
berisiko osteoporosis.
- Hati-hati pada pasien dengan gangguan pencernaan (divertikulitis, ulkus peptik,
kolitis ulseratif) karena potensial terjadi perforasi.
- Hati-hati digunakan pada infark miokard akut (kortikosteroid dikaitkan dengan ruptur
miokard).
- Gunakan hati-hati pada penurunan fungsi ginjal dan hati. Karena risiko efek samping
pada usila, gunakan kortikosteroid dengan dosis sekecil mungkin dan periode
sesingkat mungkin.
- Beri tahu dokter jika anda baru saja atau akan menerima vaksin.
II.14 CARA PENYIMPANAN
1. Zat aktif yang digunakan adalan Dexamethasone Phospate dalam bentuk garamnya.
A. Bentuk zat aktif yang digunakan adalah Dexamethasone Phospate dalam bentuk
garamnya. Dexamethasone dibentuk dalam garamnya (phospat) karena dexamethasone
memiliki sifat kelarutan praktis tidak larut dalam air.
B. Metode pembuatan dengan granulasi basah, karena titik lelehnya 262ºC, tahan
kelembaban dan tahan panas, mempunyai kompresibilitas dan laju alir yang kurang baik
sehingga perlu diperbaiki kompresibilitas dan laju alir dengan membentuk granul.
Alasan memilih metode pembuatan tablet dengan granulasi basah berdasarkan
persyaratan dalam preformulasi sediaan obat, yaitu
Stabilitas : suhu, kelembaban
Sifat Fisika-Mekanik : ukuran partikel, kompresibilitas
Sifat Fisika-Kimia : kelarutan dan pH pelarut
C. Preformulasi eksipien yang digunakan
1. Amprotab (HOPE Ed VI)
Pemerian : serbuk halus, warna putih , tidak berbau, rasa sedikit manis. Stabil di
udara, tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar
alerutdalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter. Inkompatibilitas :
inkompatibilitas dengan pengoksida kuat
Stabilitas : Dalam keadaan kering stabil terhadap bahan kimia lain dan oleh
mikroorganisme, dalam bentuk pasta/basah mudah rusak terhadap mikroba Fungsi :
sebagai zat penghancur
3. PVP
Pemerian : serbuk halus berwarna putih sampai putih kekuningan, tidak berbau, higroskopis
Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton ,methanol, dan air. Tidak larut
dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.
Inkompatibilitas : penggunaan pengawet seperti thimerosal dapat mengakibatkan efek
samping karena terbentuk kompleks dengan PVP.
Stabilitas : PVP menjadi gelap dengan pemanasan pada suhsu 150 ºC, tetapi stabil pada
pemaparan panas singkat pada 110-13- ºC.
Fungsi : sebagai pengikat (0.5-5%)
5. Talk ( FI Ed III)
Pemerian : serbuk hablur, sangat halur, berwarna putih atau putih kelabu, berkilat,
mudah melekat dikulit dan bebas butiran
Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut asam dan basa, pelarut organic, dan air
Inkompatibilitas : inkompatibilitas dengan ammonium kuartener
Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada 160 ºC selama tidak
lebih dari 1 jam
Fungsi : sebagaii pelican
6. Ethanol
Pemerian : zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar, dan menguap
Kelarutan : dapat larut dengan air, dan praktis larut dengan semua pelarut organik
Fungsi : sebagai pelarut
7. Amylum kering
Pemerian : serbuk halus, kadang berupa gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak
berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95%
Fungsi : sebagai pengisi untuk menambah bobot tablet.
III 2. FORMULASI
2.1 FORMULA UMUM
R/ Zat aktif
Bahan pengisi
Bahan pengikat
Bahan penghancur
Bahan pelicin
Amylum 15mg
Talk 3mg
Mg Stearate 1.5mg
2.3 PENGEMBANGAN FORMULA
a. Formula Utama
R/ Dexamethasone 0.5mg
Amprotab 10%
PVP 5%
Etanol qs
Laktosa qs
Amylum kering 5%
Talk 2%
Mg stearate 1%
b. Formula Alternatif
BAB IV
PEMBUATAN & EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN AKHIR
1.1 PERHITUNGAN
Formula yang akan dibuat :
Tiap tablet mengandung : Dexamethasone 0.5 mg
Bobot tablet yang akan dibuat : 150 mg
Laktosa 115 g
Etanol qs
Total FD
92% x 150 mg = 138 g
1.2 PENIMBANGAN
Dexamethasone : 5g
Amprotab : 150 g
PVP : 75 g
Laktosa : 1.150 g
2. Proses Granulasi
c. Dilakukan IPC massa granul dengan uji kadar air atau kadar lembab
diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat moisture
analyzer.
d. Granul diayak kembali dengan ayakan nomor 16 jika granul telah
memenuhi persyaratan kadar air ≤ 2%.
e. Dilakukan IPC massa granul dengan menentukan kecepatan aliran
menggunakan metode corong, kompresibilitas dengan mengukur BJ nyata
dan BJ pemampatan, distribusi ukuran partikel dengan metode
granulometri, yaitu analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran
ukuran-ukuran granul).
f. Apabila granul sudah memenuhi IPC, granul dicampurkan dengan fasa
luar yang telah ditimbang.
Uji homogenitas ditandai dengan pewarna yang digunakan yaitu cermin, apabila
pewarnaan pada campuran sudah rata yang menandakan bahwa campuran
tersebut sudah homogen
2) Kandungan Lembab (kadar air)
Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan (70 oC).
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat
seperti Moisture Balance.
Tujuan:
a. Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi
masalah yang terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama
kandungan lembab menjadi factor penyebab.
b. Mengontrol K.L granul berikatan dengan pertumbuhan mikroba, jika
granul tidak langsung langsung di kempa mnjadi tablet.
Prosedur:
c. Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat(% hilang atau g
hilang)
d. Penetapan dihentikan setelah dicapai angka constant. (Teknologi Sediaan
Farmasi, 2013)
Aliran=(Wt-Wo)/T
Tablet yang akan menggunakan metode kempa langsung harus memili sifat alir yang baik
4) Kadar mampat
%T=
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran
granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran
granul berdekatan aliran akan lebih baik.Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva
terdistribusi normal. Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak
dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun
pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Prosedur:
• Timbang 100 gr granul
• Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada getaran.
6) Bobot Jenis
• Masukkan 100 g granul ke dalam gelas takar. Mampatkan 500x dengan alat
volumeter.
LARUTAN BAKU : Buat Larutan baku seperti tertera pada Penetapan kadar steroid,
gunakan Dexamethasone BPFI.
PROSEDUR : Lakukan penetapan seperti tertera pada Prosedur dalam Penetapan kadar
steroid, kecuali biarkan dalam gelap selama 45 menit. Hitung jumlah dalam mg steroid
sebagai Deksametason, C22H29FO5, dalam tablet(FI Ed V).
2. Kekerasan Tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan,
penghantaran (shipping). Kekerasan yang cukup dari suatu tablet merupakan salah satu
persyaratan penting dari suatu tablet. Faktor-faktor yang mempengaruh kekerasan tablet
adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini yang dipakai
sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat
pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet dikatakan baik,
apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Parrot, 1970).
Prosedur:
- 20 tablet diambil secara acak
Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima asalkan kerapuhannya tidak
melebihi batas yang ditetapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan mengalami
kerapuhan pada saat pengemasan dan transportasi. Kekerasan tablet yang lebih dari 10
kg masih dapat diterima, asalkan masih memenuhi persyaratan waktu
hancur/desintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana, 2008).
3. Keseragaman Ukuran
↓
Diukur diameter dan ketebalan tablet menggunakan jangka sorong
↓
Tablet yang baik : diameter < 3 kali tablet dan > 4/3 tebal tablet.
4. Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera
dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul
gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. (DepKes RI,
1995).
Prosedur:
• 900 mL medium dissolusi di isi pada tabung denga suhu ± 37 °C
• Dijalankan alat uji disolusi metode paddle dengan kecepatan pengadukan dan
lama pengujian yang sesuai.
• Diambil sampel 5 ml pada selang waktu tertentu
• Setiap penggambilan sampel diganti dengan media disolusi dengan volume dan
suhu yang sama
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera
dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau
kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan
kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat
dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode
pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari
pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih. Uji waktu
hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan
dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji
merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari
penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.
Waktu disentegrasi obat yang baik dari tablet yang di uji adalah 15 menit untuk tablet
tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalutb gula dan bersalut
selaput (FI III, hal 7 1979).
Prosedur:
• Bejana diisi HCL 0,1N, volume diatur pada kedudukan tertinggi (lempeng kasa di
permukaan larutan) dan kedudukan terendah (mulut tabung di atas permukaan)
dengan suhu pelarut 36-38 °C.
• Dihitung waktu hnacur sejak tablet mulai hancur hingga tidak ada yang tertinggal
di kasa.
6. Friabilitas
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses
pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak
diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang
terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan
nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan (USP & NF).
Prosedur:
7. Friksibilitas
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami gesekan antar
sesama tablet.
Tujuan penetapan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Prosedur:
- 20 tablet diambil secara acak
Evaluasi kimia :
1. Identifikasi
2. Penetapan kadar
Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet harus dipantau
pada setiap tablet atau batch (Lachman dkk., 1994). Dalam penetapan kadar zat
berkhasiat pada setiap tablet biasanya menggunakan 20 tablet yang kemudian dihitung,
ditimbang, dan kemudian diserbukkan. Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam
penetapan mewakili seluruh tablet, maka harus ditimbang secara seksama. Kadar zat
berkhasiat tertera pada masing-masing monografi, baik persyaratan maupun cara
penetapan (Siregar, 2008).