Anda di halaman 1dari 11

Ovum merupakan sel telur (gamet pada wanita) yang dipakai dalam proses reproduksi untuk

menghasilkan sebuah individu baru yang ditemukan di ovarium. Ovum sama dengan sel sperma pada
laki – laki. Ovum berisi satu set DNA haploid, mengandung 23 kromosom yang diperlukan sebagai kode
penentu sifat serta fisik dari keturunannya.

Sperma adalah sel yang berasal dari sistem reproduksi laki-laki.


Sel inilah yang akan membuahi ovum (sel telur pada
perempuan) yang terjadi didalam sebuah sistem reproduksi wanita. Sel sperma dan ovum adalah cikal
bakal seseorang yang berada dalam kandungan, apakah itu laki-laki maupun perempuan. Sel sperma
berbentuk seperti kecebong yang berukuran 5 x 3 µm dan ekornya memiliki panjang 50 µm, yang
tersusun atas tiga bagian, yakni kepala, leher dan ekor.

Fertilisasi
adalah
proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak perempuan dan sel sperma dari pihak laki-
laki. Proses fertilisasi sering juga disebut sebagai proses pembuahan. Hasil dari proses pembuahan di
dalam fertilisasi akan menghasilkan sebuah sel tunggal yaitu zigot. Tempat terjadinya fertilisasi pada
manusia adalah di dalam tuba fallopi wanita atau oviduct.

Nidasi/implantasi merupakan peristiwa


masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh
simpai yang disebut trofoblas, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua.

Pertumbuhan hasil konsepsi


Trimester Pertama
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan momen fertilisasi dan proses fusi pronukleus pada
wanita dan pria masing-masing dari ovum dan sperma. Proses fusi ini menghasilkan sebuah sel tunggal
yang disebut zigot. Pada saat ini individu baru terbentuk dengan gambaran uniknya, yang ditentukan
oleh kombinasi kromosom dan gen-gen baru secara total. Kombinasi yang unik terbentuk karena ada
pronukleus pada masing-masing gamet atau sel seks (contohnya ovum dan sperma), yang mengandung
hanya setengah (berjumlah 23 atau jumlah haploid) jumlah total (46 atau jumlah diploid) kromosom
pada manusia. Jumlah kromosom yang setengah ini merupakan hasil gametogenesis, yakni proses ketika
ovum matang dan sperma berkembang. Bersamaan dengan fertilisasi, fusi pronukleus kedua gamet
mengembalikan jumlah kromosom diploid, yang selanjutnya terlihat pada pembelahan sel mitosis di
setiap sel pada tubuh individu, kecuali sel-sel yang selanjutnya akan mengalami gametogenesis.
Hal lain yang juga ditentukan sebagai hasil fertilisasi sebagai hasil fusi dan pengembalian jumlah
kromosom yang diploid adalah jenis kelamin individu yang baru ini. Jenis kelemin ditentukan oleh gamet
jantan, yang membawa satu kromosom X atau kromosom Y. Gamet betina hanya membawa kromosom
X. Melalui proses fusi, kombinasi XX biasanya berkembang menjadi perempuan, sedangkan kombinasi
XY berkembang menjadi laki-laki.
Segera setelah fertilisasi, zigot yang dihasilkan mengalami pembelahan mitosis, yang disebut
pembelahan atau cleavage. Melalui serangakaian tahapan, massa sel yang membelah disebut morula.
Setelah mengalami reorganisasi sel dan cairan masuk ke dalam sel, morula menjadi blastosit. Blastosit
inilah yang tertahan pada lapisan uterus. Saat proses implantasi berakhir pada hari ke sepuluh atau ke
sebelas setelah fertilisasi, periode embrionik telah dimulai.
Pada saat implantasi, embrio dikenal dengan sebutan embrio bilaminar karena lingkaran embrio
terbentuk dari sel massa bagian dalam, yang terdiri atas dua lapisan sel, yakni:
1. Epiblas, lapisan tebal sel-sel silindris yang membentuk dasar rongga amnion dan pada akhirnya
akan menjadi endodermis, mesodermis, dan ektodermis embrionik.
2. Hipoblas, selapis tipis sel-sel kubus kecil yang tersusun atas endodermis utama kantung kuning
telur.
Awal minggu ke tiga pascafertilisasi menandai dimulainya morfogenesis, yakni perkembangan untuk
tubuh. Perkembangan ini diselesaikan melalui gastrulasi, suatu proses yang memungkinkan lempeng
bilaminar embrionik diubah menjadi lempeng trilaminar embrionik. Lapisan primitif terbentuk pada
permukaan epiblas dan merupakan pusat embrio selama kurang lebih dua minggu. Setelah itu, lapisan
ini menjadi tidak begitu jelas dan akhirnya berpisah. Lempeng trilaminar embrionik membentuk tiga
lapisan sel, yakni
(1) endodermis
(2) mesodermis dan
(3) ektodermis.
Menjelang akhir minggu ke tiga, perkembangan somit dimulai, yang pada puncaknya akan menghasilkan
42 hingga 44 pasang somit. Bermula dari mesodermis, somit bertanggung jawab membentuk sebagian
besar tengkorak kepala dan batang tubuh, otot-otot terkait, dan sebagian besar dermis yang berbatasan
dengan kulit. Somit berguna untuk mengetahui usia embrio awal yang terbentuk kurang lebih 30 hari
setelah fertilisasi. Selama minggu ke tiga, pembuluh saraf (cikal bakal otak dan medula spinalis),
notokord (permulaan vertebra), rongga koelomik (cikal bakal rongga tubuh), sel darah primitif, dan
sistem kardiovaskular primitif mulai terbentuk.
Jantung mulai berdetak pada awal minggu ke empat pascafertilisasi. Selama minggu ke empat terjadi
perkembangan yang pesat dan terbentuk lapisan lempeng embrionik longitudinal dan transversal.
Lapisan longitudinal meliputi lapisan kepala dan lapisan ekor yang mengubah enbrio dari bentuk yanhg
lurus menjadi bentuk yang memiliki lekuk. Lapisan transversal meliputi lapisan transversal kiri dan kanan
yang melipat ke arah garis tengah dan mengubah embrio dari bentuk datar menjadi bentuk silindris.
Pada akhir minggu ini, embrio diperkirakan memiliki gambaran seperti kadal dan mempunyai bakal
telinga, tungkai, dan struktur leher dan wajah.
Selama minggu ke lima pascafertilisasi, perkembangan pesat otak menghasilkan perkembangan kepala
yang membesar dan membuatnya menjadi bagian yang lebih besar daripada anggota tubuh yang
lainnya. Perkembangan berlangsung dari kepala hingga bokong, tungkai, dan mata.
Hidung, mulut, dan palatum mulai terbentuk selama minggu ke enam pascafertilisasi dan mata mulai
terlihat. Jari-jari primordial mulai berkembang dan bentuk kepala lebih besar daripada batang tubuh.
Minggu ke tujuh pascafertilisasi menandai perkembangan tungkai lebih lanjut. Kelopak mata terbentuk
dan dapat terlihat. Aurikula telinga bagian luar terbentuk dan usus halus mengalami herniasi ke bagian
belakang tali pusat yang memiliki ruang untuk usus tersebut.
Pada akhir minggu ke-8 pascafertilisasi, embrio telah memiliki gambaran manusia meski ukuran
kepalanya yang besar masih belum proporsional mencapai dan hampir separuh ukuran total.
Perkembangan urogenital telah terjadi, tetapi diferensiasi masih terlalu dini untuk dapat menentukan
jenis kelamin. Akhir minggu ke-8 pascafertilisasi juga menandai akhir periode embrionik. Semua struktur
eksternal dan internal yang penting sudah terbentuk. Periode embrionik adalah masa kritis yang
memungkinkan teratogen apapun (obat-obatan, sinar-X, virus) dapat menyebabkan kematian atau
menyebabkan malformasi kongenital.

Trimester pertama kehamilan juga mencakup dua minggu pertama periode janin. Pada akhir minggu ke-
10 pascafertilisasi atau minggu ke-12, seluruh usus halus telah masuk ke dalam abdomen dan keluar tali
pusat, genetalia eksterna telah memiliki karakteristik laki-laki atau perempuan, anus terbentuk, dan raut
wajah sudah seperti manusia. Janin beratnya kurang lebih 0,5 hingga 1 ons, mulai dapat menelan,
melakukan gerak napas, bekemih, menggerakkan bagian tungkai tertentu, mengedipkan mata dan
mengerutkan wajah. Mulut membuka dan menutup. Ukuran kepala kurang lebih 56 hingga 61 mm
Trimester Kedua dan Ketiga
Trimester ke dua, yang berlangsung 15 minggu, mencakup minggu ke-13 hingga minggu ke-27. Usia
kehamilan ini ekuivalen dengan minggu ke-11 hingga minggu ke-25 sejak pascafertilisasi. Trimester ke
tiga, berlangsung 13 minggu, mencakup minggu ke-28 hingga ke-40. Usia ini ekuivalen dengan minggu
ke-26 hingga ke-38 sejak pascafertilisasi. Panjang kepala bokong dihitung semata-mata untuk memberi
gambaran mengenai ukuran janin.
Minggu ke-13 hingga ke-16 (bulan ke empat), kelopak mata mengalami fusi dan kepala berkembang
lambat, sementara telinga bergerak ke posisi yang lebih tinggi, pada kepala dan dagu tampak lebih jelas
dengan terbentuknya mandibula. Kedua lengan telah mencapai panjang sesungguhnya. Kuku jari tangan
mulai berkembang, namun jari kuku belum. Perbedaan jenis kelamin mulai jelas terlihat pada minggu
ke-14. Pada minggu ke-16, pusat-pusat osifikasi tulang terlihat dan panjang kepala-bokong kurang lebih
11,5 cm dan berat janin antara 3,5 hingga 4 ons pada akhir minggu ke-16.

Minggu ke-17 hingga ke-20 (bulan ke lima), kaki mencapai panjang total dan kuku jari mulai terbentuk.
Kelopak mata masih menyatu. Ketika janin cegukan, ibu akan merasakannya sebagai serangkaian
sentakan ringan. Detak jantung dapat didengar dengan menggunakan fetoskop pada akhir bulan. Pada
akhir minggu ke-20, panjang rata-rata kepala-bokong adalah 16,5 cm dengan berat badan kurang lebih
hampir 500 gram.

Minggu ke-21 hingga ke-24 (bulan ke enam), pertumbuhan rambut terlihat jelas. Seluruh tubuh janin
dilapisi lanugo, yakni rambut halus yang menurun. Kulit berkerut, bening, dan kemerahan. Bakal gigi
permanen telah muncul. Tangan mulai terbentuk kepalan dan pegangan. Lemak coklat yang yang
merupakan sumber energi, produksi panas, dan pengaturan panas pada bayi yang baru lahir juga mula
terbentuk. Pada akhir bulan, panjang rata-rata kepala hingga ke bokong kurang lebih 20,3 cm dan
memiliki berat kurang lebih 1,25 pon.

Minggu ke-25 hingga ke-28 (bulan ke tujuh), meski lemak mulai sedikit disimpan dan kontur mulai
membulat, janin masih terlihat kurus dan masih tampak tua dan berkerut selama bulan ini. Surfaktan
mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu. Rambut kepala semakin panjang, gerakan menghisap
menjadi lebih kuat, mata mulai menutup dan membuka, dan kuku-kuku pada jari mulai terlihat. Panjang
rata-rata kepala-bokong kurang lebih 23 cm dengan berat sekitar 2,25 pon (1000 gram) pada akhir
minggu ke-28.

Minggu ke-29 hingga ke-32 (bulan ke delapan), simpanan lemak subkutan mulai memperhalus kerutan,
tetapi kerutan janin masih belum hilang sepenuhnaya. Tubuh janin sudah terisis lemak. Kuku jari sudah
mencapai ujungnya namun kuku kaki belum sepenuhnya. Janin telah memiliki kendali terhadap gerak
pernapasan yang berirama dan temperatur tubuh. Mata telah terbuka dan refleks cahaya terhadap pupil
muncul pada akhir bulan. Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah 28 cm dan berat badan
kurang lebih 3,75 pon.

Minggu ke-33 hingga ke-36 (bulan ke sembilan), pada akhir bulan ini, kulit menjadi lebih halus tanpa
kerutan karena lemak subkutan menebal dari cadangan tambahan. Tubuh menjadi lebih bulat
sementara lengan dan tungkai tampak montok. Rambut memanjang, kuku pada jari kaki telah mencapai
ujungnya, dan testis sebelah kiri biasanya telah turun ke skrotum. Ukuran panjang rata-rata kepala-
bokong adalah 31,7 cm lebih sedikit dan berat badan kurang lebih 5,5 pon (2500 gram) selama minggu
ke-36.

Minggu ke-37 hingga ke-40 (bulan ke sepuluh). Bulan ke sepuluh merupakan waktu untuk sentuhan
terakhir yang penting. Pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai. Janin kini bulat sempurna
dengan dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis telah masuk ke
dalam skrotum pada akhir bulan ini. Lanugo telah menghilang pada hampir seluruh tubuh. Kuku-kuku
mulai mengeras melebihi kedua ujung jari tangan dan jari kaki. Wana kulit bervariasi mulai dari putih
hingga merah muda dan merah muda kebiruan tanpa menghiraukan ras karena melanin yang
bertanggung jawab memberi warna pada kulit hanya dihasilakan setelah terpajan cahaya. Ukuran
panjang rata-rata kepala-bokong kini adalah 36 cm. Berat badan tergantung pada sejumlah variabel,
tetapi rata-rata adalah 7,5 pon.
Perkembangan Plasenta
Plasenta sebagian berasal dari janin dan sebagian lagi dari ibu. Kontribusi janin berasal dari korion,
sedangkan kontribusi ibu berasal dari desidua (endometrium) di tempat implantasi.

Perubahan fisik ibu hamil trimester I, II, dan III


1. Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi
dan hiperpla-sia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim
mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran
rahim karena pertumbuhan janin(Manuaba, 2010)
2. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya hanya satu corpus luteum
kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi maksimal sampai 6-7
minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16
kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan progesterone.
3. Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya peningkatan vaskularitas
dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva, pelunakan pasa jaringan
ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan
hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat stimulasi estrogen
(Aprillia, 2010)
4. Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 179), pada awal kehamilan perempuan akan
merasakan payudara menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya
dan vena – vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan
tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
cenderung menonjol keluar.
5. Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk
dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis
(Manuaba, 2010; h. 93).
6. Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga
mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan
peningkatan konsumsi oksigen 15–20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010; h. 71-
72).
7. Sistem pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 185), seiring dengan makin membesarnya
uterus, lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan motilitas otot
polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam hidrokloroid dan penurunan
motilitas, serta konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan
perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga merupakan suatu hal yang sering
terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesa-ran uterus.
8. Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi
dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah
(Manuaba, 2010; h. 94).
9. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore
stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini
terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba, 2010, 94).
10. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010, 95) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada trimester ketiga.
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter
disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar
0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
1. Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-tukan tulang janin.
2. Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
3. Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
f. Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5-16,5 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
Perubahan Fisiologi Sistem Kekebalan pada Ibu Hamil
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin dalam
kehamilan tidak berubah . Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari imunoglobulin
janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya imunoglobulin yang dapat
menembus plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh bayi. Kekebalan ini dapat melindugi
bayi dari infeksi selanjutnya.
Perubahan pada Sistem Pencernaan
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh peningkatan hormon progresteron
dan tekanan uterus yang membesar terhadap organ saluran pencernaan
Perubahan Sistem Pencernaan Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. Trimester I
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah setiap saat siang
ataupun malam. Apabila terjadi pada pagi hari sering disebut “Morning Sickness”. Hipersalivasi sering
terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan
adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai
apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica” (mengidam) yang sering
dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi.
2. Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu perut
kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral.
Wasir (Hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan
vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart burn) terjadi karena
terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian bawah.
Perubahan Sistem Muskoloskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik secara hormonal dengan efek
relaksasi jaringan persendian juga secara postural dari berpindahnya pusat gravitasi.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal ini
terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan kesempatan
pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan, tulang pubik
melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis
bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil, pada ibu hamil hal ini menyebabkan sakit
pinggang. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam
abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan
tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung
pada beberapa wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang
disebabkan lordosis yang besar dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan
menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964). Ligament
rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri
pada ligament tersebut.
Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan kompensasi dari pemenuhan
kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan adanya janin. Selain itu pengaruh
hormonal terhadap pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.
Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. Trimester I
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya
kardiac output. Hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan progresteron
terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
2. Trimester II & III
Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas bawah karena peningkatan
permeabilitas kapiler dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvik atau pada vena cava
inferior.Gusi Berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena pengaruh hormon estrogen
sangat vaskuler, percepatan pergantian pelapis ephitel gusi dan berkurangnya ketebalan ephitel
tersebut.Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal. Hipotensi supinasi
karena terbloknya aliran darah di vena cava inferior oleh uterus yang membesar apabila ibu pada
posisi tidur terlentang.Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana meningkatnya aliran darah
ke daerah kulit.Varises pada kaki dan vulva karena kongesti vena bagian bawah meningkat sejalan
tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan elastis karena pengaruh hormon
estrogen.

Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 28 minggu, datang ke PMB dengan
keluhan mudah lelah. Hasil anamnesis: kurang tidur, nafsu makan biasa. Hasil pemeriksaan TD 100/70
mmHg, N 82x/menit, P: 20x/menit, S:360C, TFU 24 cm, presentasi kepala, DJJ 130x/menit, Hb 9,6 g/dl.
Berdasarkan kasus tersebut tindakan apa yang dapat dilakukan pada kasus tersebut ?
Tindakan yang dapat dilakukan adalah Memberikan suplemen tambah darah (tablet Fe)
Pada kehamilan, anemia fisiologis yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya persediaan zat besi yang
penting dalam pembentukan hemoglobin. Kebutuhan zat besi dalam kehamilan adalah sebesar
1000 mg. Sekitar 300 mg ditransfer aktif untuk janin dan plasenta, 500 mg untuk peningkatan massa
hemoglobin dan sekitar 200 mg dikeluarkan melalui saluran cerna, urin dan kulit. Jumlah total 1000 mg.
ini pada umumnya melebihi simpanan besi pada kebanyakan wanita. Jumlah untuk plasenta dan
ekskresi melalui saluran cerna, urine, dan kulit adalah kehilangan mutlak yang pasti terjadi meskipun ibu
berada dalam kekurangan besi. Sementara itu, kandungan zat besi total yang dimiliki wanita normal
hanyalah sekitar 2 gr – 2,5 gram. Jumlah ini tidak mencukupi kebutuhan besi yang meningkat cepat pada
trimester kedua kehamilan. Sehingga bila tidak ada tambahan besi eksogen, konsentrasi hemoglobin
dan hematokrit turun cukup besar pada saat terjadi hipervolume pada darah ibu.

Seorang perempuan, umur 26 tahun, datang ke PMB dengan keluhan mual muntahsecara terus
menerus. Hasil anamnesis: tidak nafsu makan, nyeri epigastriumdan tidak menstruasi 2 bulan.
Hasil pemeriksaan TD 100/70 mmHg, N 18x/menit, S 37,50C, P 20x/menit, test pack (+), KU
lemah. Tindakan yang tepat dilakukan bidan berdasarkan prioritas masalah adalah...?

Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 34 minggu, datang ke PMB
dengan keluhan bengkak pada daerah kaki. Hasil anamnesis: seorang pegawai kantor, nafsu
makan sedikit berkurang. Hasil pemeriksaan: terdapat oedema pada kaki, TD 110/70 mmHg,
N 80x/menit, P: 20x/menit, S:360C, TFU 32 cm, presentasi kepala, DJJ 140x/menit, Apakah
penkes yang tepat diberikan pada kasus tersebut ?
Penkes yang duberikan kepada ibu adalah memberikan pengarahan kepada ibu bahwa oedema yang
dialami ibu disebabkan oleh aktifitas si ibu seperi lama berdiri, menggantungkan kaki saat duduk. Oleh
karena itu sarankan kepada ibu untuk banyak minim air putih, kurangi garam dan jangan lama berdiri.
Dan sarankan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium seperti
bayam, pisang, kentang yang dimakan dengan kulitnya dan yogurt. Selama tekanan darah ibu normal
makan kondisi ibu akan baik baik saja dan tidak memicu adanya preeklamsia.

Anda mungkin juga menyukai