Contoh 1:
WP PT Cendana pada akhir tahun pajak 2020 memperoleh penghasilan
dari luar negeri (Belanda) sebesar Rp 45.000.000 dengan tarif pajak 25%,
sedangkan PKP dalam negeri sebesar Rp 105.000.000. Sehingga jumlah
penghasilan Rp 150.000.000. Besar PPh yang boleh dikreditkan adalah
sebagai berikut:
1. PPh yang terutang di luar negeri:
Belanda = 25% x 45.000.000 = 11.250.000
Jika jumlah pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri lebih besar dari jumlah kredit pajak yang diperkenankan, maka
kelebihan tersebut tidak dapat diperhitungkan dengan pajak penghasilan
yang terutang tahun berikutnya.
RUGI USAHA DI LUAR NEGERI
Dalam menghitung PKP, jika dari kegiatan usaha di luar negeri
mengalami kerugian, maka kerugian yang diderita tidak boleh
dikompensasi atau digabungkan dengan penghasilan yang diterima di
Indonesia.
Contoh 3:
PT Prama yang berkedudukan di Indonesia memperoleh penghasilan neto
dalan tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1. Di Taiwan memperoleh penghasilan (laba) Rp 1.000.000.000
dengan tarif 35% (Rp 350.000.000)
2. Di Jepang memperoleh penghasilan (laba) Rp 3.000.000.000
dengan tarif 20% (Rp 600.000.000)
3. Di Cina menderita kerugian sebesar Rp 2.000.000.000 dengan
tarif 10%
4. Penghasilan usaha di Indonesia Rp 4.000.000.000
Besarnya kredit pajak yang diperkenankan adalah:
Penghasilan luar negeri:
Laba di Taiwan : Rp 1.000.000.000
Laba di Jepang : Rp 3.000.000.000
Kerugian di Cina : -
Total : Rp 4.000.000.000
Penghasilan dalam negeri : Rp 4.000.000.000
Penghasilan neto total (PKP) : Rp 8.000.000.000