Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN LANSIA DENGAN KONSTIPASI

KELOMPOK 9 S1 KEPERAWATAN 4A :

1. Muthi’in Farida ( 201802029 )


2. Riri Arum Sukmadinda ( 201802036 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
2020
FORMAT 1 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN LANSIA DENGAN KONSTIPASI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Ibu M, umur 60 tahun di rawat di ruang Nusa Indah karena Hypertensi, perawatan hari
ke-5, klien cemas karena sejak dirawat tidak buang air besar, klien tidak suka makan
sayur dan jarang makan buah, aktivitas klien hanya berbaring saja.

2. Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi.

3. Tujuan Khusus:
Klien mau mengungkapkan perasaan dan keluhannya.

4. Tindakan Keperawatan:
 Membina hubungan saling percaya dengan teknik komunikasi terapeutik.
 Diskusikan dengan klien penyebab dari konstipasi.
 Melakukan pemeriksaan fisik.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
a. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
”Selamat pagi nek, perkenalkan nama saya Riri Arum, saya biasa dipanggil Riri,
mahasiswa STIKES BHM Madiun, saya bertugas disini dari pukul 8 sampai pukul 14
siang, untuk membantu dan merawat nenek. Nama nenek, nenek M? Dan nenek lebih
senang dipanggil apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana perasaan nenek hari ini? Apa yang dirasakan saat ini?”
3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)
 Topik: ”Baiklah bolehkah kita berbincang-bincang tentang keluhan nenek hari ini.”
 Tempat: ”Mau dimana tempatnya? Bagaimana kalau diruangan ini saja?”
 Waktu: ”Untuk waktunya kurang lebih 15 menit saja nek, apakah nenek bersedia?”

b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan


 ”Sekarang nenek, saya ajak ngobrol-ngobrol ya! Nenek bisa ungkapkan apa saja
yang nenek rasakan?
 ”Sejak kapan nenek tidak bisa buang air besar?”
 ”Apakah nenek tahu penyebab dari nenek tidak biasa buang air besar?”
 ”Boleh saya periksa perut nenek dan mengukur tekanan darah dan nadi nenek?”
 ”Bagaimana pola buang air besar nenek di rumah?”
 ”Bagaimana pola makan nenek?”
 ”Dalam sehari nenek minum air putih berapa gelas?”
 ”Apakah nenek suka berolah raga setiap pagi?”

c. TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Klien):


”Klien sudah mengetahui penyebab dari konstipasi.”

Evaluasi Obyektif (Perawat):


”Klien masih tampak tidak nyaman.”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):
 ”Untuk masalah nenek yang sudah 5 hari tidak BAB, nanti saya konsulkan ke dokter
untuk mendapat obat agar nenek dapat BAB.”

 ”Supaya nenek tidak mengalami konstipasi saya akan memberikan penyuluhan


kepada nenek tentang pola hidup sehat di usia lanjut.”
3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):
”Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita lanjutkan membahas lebih
lanjut tentang pola hidup sehat, di sini ataupun di tempat lain. Menurut nenek kita
berbincang-bincang jam berapa? Bagaimana kalau jam 10 besok? Baik berjumpa besok
ya nek, selamat pagi.”
FORMAT 2 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN LANSIA DENGAN KONSTIPASI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Ibu M, umur 60 tahun di rawat di ruang Nusa Indah karena Hypertensi, perawatan hari
ke-5, klien cemas karena sejak dirawat tidak buang air besar, klien tidak suka makan
sayur dan jarang makan buah, aktivitas klien hanya berbaring saja.

2. Diagnosa Keperawatan:
Kurang pengetahuan tentang pola hidup sehat.

3. Tujuan Khusus:
Klien dapat memahami pola hidup sehat di usia lanjut.

4. Tindakan Keperawatan:
 Membina hubungan saling percaya dengan teknik komunikasi terapeutik.
 Membuat SAP.
 Memberikan penyuluhan tentang pola hidup sehat di usia lanjut.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
a. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
”Selamat siang nek, seperti janji saya kemarin hari ini kita akan berbincang-bincang
tentang pola hidup sehat.”

2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana kondisi nenek hari ini? Bagaimana tidurnya semalam, nyenyak? Nenek
sudah bisa buang air besar?”
3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)
”Bagaimana kalau sekarang kita berbicara tentang cara hidup lebih sehat di usia lanjut,
kurang lebih 20 menit, tempatnya di sini saja ya nek.”

b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan


”Sekarang saya akan mulai menjelaskan kepada nenek tentang cara hidup lebih sehat agar
tidak mudah sembelit atau konstipasi.”
”Pertama saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa yang di maksud LANSIA atau lanjut
usia.”
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia di golongkan
menjadi 4, yaitu:
1. Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun.
3. Lanjut usia (old) 75-90 tahun.
4. Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Salah satu masalah yang sering diderita oleh lansia adalah sulit buang air besar
(konstipasi) atau sembelit. Yaitu BAB kurang dari tiga kali seminggu, perut terasa
kembung dan kesulitan untuk mengeluarkan kotoran, berarti kita sudah mengalami
kondisi yang disebut sembelit (konstipasi).
Ada beberapa faktor yang mempermudah terjadinya konstipasi atau sembelit, seperti:
 Kurangnya gerakan fisik.
 Makanan yang kurang sekali mengandung serat.
 Kurang minum.
 Akibat pemberian obat-obatan tertentu dan lain-lain.
Akibatnya dari konstipasi:
Pengosongan di usus menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada konstipasi,
kotoran di dalam usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat
terjadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada
daerah perut.
Agar kita tidak mengalami konstipasi atau sembelit, kita harus mengubah gaya
hidup yang tidak sehat menjadi pola hidup yang sehat.
Disini saya akan jelaskan tips hidup lebih sehat di usia lanjut:
1. Pola makan yang baik dan teratur, dengan mengkonsumsi makanan dalam porsi
kecil tapi sering.
2. Perkuat daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin E,B6,C. Contohnya: biji-bijian utuh, sayuran hijau, daging
tidak berlemak, margarin atau minyak dari tumbuhan.
3. Cegah tulang keropos dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin
D seperti produk olahan susu.
4. Untuk menjaga saluran cerna tetap sehat, sebaiknya konsumsi makanan yang kaya
serat seperti biji-bijian (kacang hijau, kacang merah), buah-buahan (jeruk, pepaya,
nanas, apel), dan sayuran berdaun hijau tua (kaila, sawi, bayam).
5. Untuk menjaga kesehatan mata serta mencegah katarak, sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C,E,dan beta karoten
seperti sayuran berwarna kuning dan hijau.
6. Kurangi risiko penyakit jantung dengan membatasi makanan yang mengandung
kolesterol tinggi, seperti telur puyuh, cumi, dan kuning telur.
7. Menjaga fungsi syaraf tetap baik dengan makan makanan yang banyak
mengandung vitamin B6,B12, dan asam folat.
8. Mempertahankan berat badan ideal, makan makanan rendah lemak dan kaya akan
karbohidrat kompleks seperti pisang.
9. Menjaga otot agar tetap lentur dengan melakukan olahraga: renang, dan jogging.
10. Tetap terus beraktivitas. Massa tulang banyak di pengaruhi oleh lamanya tulang
digunakan, atau tekanan yang dikenakan pada tulang. Dengan rangsangan ini,
tulang memperoleh kemampuan memperbaiki diri hingga mencapai usia tua.
11. Kita juga harus menjaga agar jiwa tetap sehat dan hindari stres dengan: pola
hidup sederhana, berpikir positif, dan selalu bahagia dengan apa yang telah
diperoleh.
c. TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Klien):


”Bagaimana perasaan nenek setelah kita bercakap-cakap? Apakah nenek senang?”

Evaluasi Obyektif (Perawat):


 ”Klien mampu menyebutkan penyebab konstipasi.”
 ”Klien mampu menyebutkan tips cara menjalankan pola hidup sehat.”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):
”Bagaimana kalau mulai sekarang nenek menjalankan cara hidup lebih sehat agar tidak
mengalami konstipasi lagi.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):


”Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Lain waktu kita bisa berbinang-
bincang lagi tentang topik yang lain. Selamat siang nenek.”

Anda mungkin juga menyukai