Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kita atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidyah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Media dan Metode Pembelejaran Anak
Berkebutuhan Khusus.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini ,saya ucapkan
kepada Ibu Roiyan One Febriani, M.pd selaku dosen pengampu, yang telah memberi
bimbingan, saran, ide dan kesempatan untuk kami belajar tentang Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus dengan baik. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dan dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................20
3.2 Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.
1. Untuk mengetahui pengertian media dan metode pembelajaran
2. Untuk mengetahui fungsi media dan metode pembelajaran
3. Untuk mengetahui klasifikasi media dan metode pembelajaran
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_pembelajaran
2
https://www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/
2
pembelajaran, diharapkan proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan efisien
agar tujuan pembelajaran tercapai.
3
Prompts, dengan memberikan informasi tambahan atau bantuan untuk
menjalankan instruksi.
Adapun fungsi metode pembelajaran bagi ABK, antara lain: dapat
memudahkan dalam proses pembelajaran, mendorong semangat siswa dan
menciptakan ketertarikan terhadap siswa dalam pembelajaran.
3
Asrorul mais, Media pembelajaran Anak berkebutuhan khusus, (Jember :2016, CV Pustaka Abadi)
hal 49
4
6. Komputer.4
C. Association For Education Communication and Tecnology (AECT)
AECT menglasifikasi sumber belajar menjadi 6 sebagai berikut:
1. Pesan (messages), yaitu informasi yang ditransmisikan (diteruskan) oleh
komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data.
2. Orang (peoples), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan,
pengolah, penyaji pesan.
3. Bahan (material), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk
disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri.
4. Alat (devices), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk penyampain
pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya proyektor slide, overhead,
vidio tape dan lain-lain.
5. Teknik (techniques), yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan untuk
menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk
menyampaikan mesin.
6. Lingkungan (settung), yaitu situasi sekitar dimana pesan disampaikan,
lingkungan bisa bersifat fisik(gedung sekolah, kampus perpustakaan dll)
maupun lingkungan non-fisik (suasana belajar, dan lain-lain).5
D. Lashin, Pollock & Regulth (1992)
1. Media berbasis manusia (guru, turor)
2. Media berbasis cetak (buku, dsb)
3. Media berbasis visual (grafik, peta, globe, dsb)
4. Media berbasis audiovisual (video, film, tv, dsb).6
Klasifikasi media bertujuan untuk pembagian sesuatu kelas-kelas. Misal
peserta didik mengalami gangguan dalam audio visual. Guna dari klasifikasi sendiri
4
Loc. cit
5
Asrorul Mais, Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, (Jember: 2016, CV. Pustaka Abadi)
hlm. 51-52
6
Ibid hlm. 51
5
untuk mempermudah siswa yang mengalami ganguan audio visual. Klasifikasi media
pembelajaran sangatlah banyak untuk mempermudah memahaminya sebagai berikut:
1. Media audio : menghasilkan bunyi suara Mis : kaset, tape recorder, radio
2. Media visual ; dapat memperlihatkan rupa dan bentuk
a. dua dimensi – non transparansi gambar - transparansi slide, film, lembar
tranfaransi
b. Tiga Dimensi : model benda sebenarnya.
3. Media berbasis cetakan : buku, koran, buku braile.
4. Media berbasis komputer
5. Media berbasis audio visual.
7
Rumah Belajar Anak, Metode Pembelajaran Anak-Anak Berkebutuhan Khusus,
https://s.docworkspace.com/d/AM8Ljqz47ccyop-8yMumFA diakses 07-11-2019
6
Media dan Metode Pembelajaran Untuk Anak ABK
1. Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau
tidak berfungsinya indera penglihatan. Tunanetra memiliki keterbatasan
dalam penglihatan antara lain:
- Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 meter.
- Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat
suatu benda pada jarak 20 kaki.
- Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 20o (Heward & Orlansky, 1988:
296).
Untuk itu pendidikan bagi tunanetra harus mengacu pada:
- Pemberian pengalaman yang bersifat konkret.
- Pemberian pengalaman yang bersifat mendeskripsikan konsep visual.
- Pemberian pembelajaran terpadu antara teori dengan praktik sehingga
memiliki konsep yang utuh.
- Pengalihan fungsi indera dari indera penglihatan menjadi indera peraba
(taktual).8
Metode yang dapat digunakan yaitu :
a. Metode ceramah, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra
karena dalam pelaksanaan metode ini guru menyampaikan materi
pelajaran dengan penjelasan lisan dan siswa mendengar penyampaian
materi dari guru.
b. Metode Tanya Jawab, metode ini dapat diterapkan kepada siswa
tunanetra karena metode ini merupakan tambahan dari metode
ceramah yang menggunakan indera pendengaran.
c. Metode diskusi, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra
karena mereka dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi itu
karena dalam metode diskusi kemampuan daya pikir siswa untuk
8
Asrorul Mais, Media Pembelejaran Anak Berkebutuhan Khusus (Jember : CV Pustaka Abadi, 2016)
Hlm, 67
7
memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan. Dan metode ini bisa
diikuti tanpa menggunakan indera penglihatan.
Alat atau media yang dibutuhkan oleh anak tunanetra antara lain:
Alat bantu pembelajaran/Akademik :
a) Reglet plastik kecil dan pena
b) Keyboard Braille
c) Abacus
d) Penggaris Braille
8
e) Jam peraga
Alat peraga taktual adalah alat peraga yang dapat dimati melalui perabaan
seperti pada gambar-gambar berikut ini :
9
a) Benda asli yang dikeringkan (herbarium, insektarium)
b) Globe timbul
10
b) Syand magnifier / Hand Magnifier
11
- Pembelajaran dilakukan dengan praktik untuk membantu pemahaman
konsep pembelajaran.
- Pembelajaran disajikan dengan lebih mengoptimalkan penggunaan media
visual (gambar atau video) untuk membantu memahami pemahaman yang
bersifat verbal.9
Metode pengajaran yang paling tepat untuk digunakan dalam
pengajaran anak tuna rungu adalah TCL (teacher centered learning).
Tuna rungu merupakan anak-anak yang memiliki kekurangan mental
apabila kita biarkan dan menyuruhnya belajar secara mandiri maka
yang terjadi adalah anak tersebut akan bermain-main dengan
temannya. Dengan pembelajaran yang berpusat pada guru maka murid
yang memiliki kekurangan tadi dapat di bimbing oleh guru dalam
melaksanankan pembelajaran di kelas. Selanjutnya guru tinggal focus
pada perilaku murid, mengarahkan para murid. Yang dimaksud dengan
mengarahkan adalah memberi pujian kepada anak yang melakukan
suatu kebaikan dan melarang murid ketika dia melakukan sesuatu yang
buruk.
Alat atau media yang di butuhkan yaitu:
a) Alat bantu mendengar (Hearing Aid)
Dengan mempergunakan alat bantu dengar (hearing aid) perorangan dan
alat bantu dengan (group hearing aid) kelompok, anak-anak tunarungu
diberikan latihan mendengar. Latihan-latihan tersebut dapat diberikan
secara individual atau secara kelompok.
9
Ibid, Hlm 96
12
b) Cermin
Untuk memberikan contoh-contoh ucapan dengan artikulasi yang baik
diperlukan sebuah cermin. Dengan bantuan cermin kita dapat menyadarkan
anak terhadap posisi bicara yang kurang tepat. Dengan bantuan cermin kita
dapat mengucapkan beberapa contoh konsonan, vokal dan kata-kata atau
kalimat dengan baik.
13
c) Finger Alphabet and Number System (Isyarat Bahasa
Indonesia/SIBI)
d) Kartu kata
14
3. Tunagrahita, anak penyandang tunagrahita memiliki beberapa keterbatasan
antara lain:
- Keterbatasan dalam memahami konsep yang bersifat abstrak.
- Keterbatasan dalam mamahami pembelajaran yang bersifat teoritis.
- Mudah merasakan kejenuhan dalam pembelajaran
- Keterbatasan dalam hal interaksi sosial.
- Memiliki usia kronoligis yang lebih tua dibandingkan usia mentalnya.
- Pada umumnya memiliki limit dalam hal kemampuan kognitif untuk
menerima pembelajaran yang bersifat akademis disebabkan oleh rendahnya
IQ.
Untuk itu, pendidikan bagi tunanetra harus mengacu pada:
a) Pemberian pembelajaran yang bersifat konkrit dan realistik (langsung
diperlihatkan pada situasi dan kondisi sesungguhnya).
b) Pemberian pembelajaran dilakukan dengan banyak melakukan praktik
menggunakan alat peraga sesugguhnya.
c) Pembelajaran dan setting kelas dikondisikan sedimikian rupa sehingga
tercipta suasana bermain sambil belajar.
d) Pembelajaran yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
interaksi sosial dengan berbagai macam pendekatan dan strategi
pembelajaran.
e) Pembelajaran dilakukan dengan mempertimbangkan aspek psikologis
dalam hal menyikapi usia kronologis dan aspek kognitif dalam menyikapi
hal usia mental.
15
f) Pembelajaran tidak menitikberatkan pada aspek akademis melainkan pada
kemampuan kemandirian dalam mengurus dan merawat diri, berinteraksi
dengan lingkunga dan keterampilan sebagai modal untuk mencari
penghidupannya kelak.10
Untuk anak tuna grahita metode pengajaran yang dapat digunakan
adalah metode ceramah oleh guru seperti pada tingkat Sekolah Dasar
lainnya. Dalam hal ini guru menerangkan materi yang diajarkan.
Setelah itu guru dapat melakukan tanya jawab dengan murid sehingga
murid lebih mampu untuk mengerti apa yang diajarkan. Guru juga bisa
menggunakan alat peraga untuk beberapa pelajaran agar anak lebih
tertarik untuk belajar dan mampu untuk mengingat lebih baik materi
pembelajarannya. Setiap minggunya juga dapat dibuat pelaporan
kinerja sehingga guru dapat mengetahui perkembangan anak secara
baik juga memberikan reward bagi anak yang berkembang dengan
baik dan disiplin dalam kelas.
10
Ibid, Hlm 117
16
Gradasi Balok 2.
d) Puzzle Bola
17
Optimalisasi pendidikan bagi tunadaksa harus mengacu pada:
- Rehabilitasi medis (terapis) yang bersifat promotif, preventif dan kuratif.
- Rehabilitasi sosial yang berorientasi pada pembangunan mental dan
pemberian motivasi untuk menyikapi kondisi yang dihadapi dan implikasinya
dalam kehidupan.
- Melakukan bimbingan dan konseling terhadap bakat, minat dan kemampuan
yang dimiliki anak tunadaksa.11
Karakterisitik anak tuna daksa adalah anggota gerak tubuh tidak
lengkap, bentuk anggota tubuh dan tulang belakang tidak normal,
kemampuan gerak sendi terbatas, ada hambatan dalam melaksanakan
aktifitas kehidupan sehari hari. Untuk anak tuna daksa metode
pengajaran yang dapat digunakan adalah metode ceramah, diskusi
berkelompok, praktek.
11
Ibid, Hlm 135
18
c) Alat Bina Diri, Swivel
Utensil
12
Ibid, Hlm 157
19
b) Hoopla (untuk latihan koordinasi mata dan tangan)
6. Anak Berbakat, anak yang mempunyai potensi dan prestasi unggul. sifat
multidimensional keberbakatan oleh Renzuli (1979) melalui teorinya yang
disebut “Three Dimensional Model” menurutnya keberbakatan itu mencakup
tiga dimensi yang saling berkaita, yaitu kecakapan di atas rata-rata, kreativitas
dan komitment pada tugas. Alat atau media pembelajaranya yaitu :
a) Buku-buku perpustakaan
b) Internet/ICT (komputer)
c) CD, VCD, DVD, OHP
d) Slide Proyektor, LCD
e) Laboratorium MIPA
f) Laboratorium Bahasa
g) Alat-alat kesenian
h) Alat-alat olahraga
i) Kamera digital
j) Studio musik atau kesenian.13
13
Ibid Hlm, 181
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Proses pembelajaran tidak lepas dari media dan model pembelajaran. Dalam
melaksanakan pembelajaran guru harus memilih media dn metode yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Untuk anak berkebutuhan khusus media dan metode
yang digunakan berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Media
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
Sedangkan metode cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam media dan metode terdapat fungsi dan klasifikasi, yang semua
berguna untuk proses pembelajaran.
3.2 Saran.
Dari makalah kami ini, kami berharap para pembaca mampu memanfaatkannya
sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Dan tak lupa
kritik, masukan, saran, dalam bentuk apapun sangat kami hargai agar kedepannya
penulisan makalah kami menjadi lebih baik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Asrorul Mais. 2016. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, Jember. CV. Pustaka
Abadi
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_pembelajaran
https://www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/
22