Pemanfaatanpelepah Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) Denganpenambahan Pati Kulitsingkong (Manihot Utilissima) Dalampembuatan Briket
Pemanfaatanpelepah Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) Denganpenambahan Pati Kulitsingkong (Manihot Utilissima) Dalampembuatan Briket
ABSTRACT
Palm briquette briquette production as one of the fuel substitutes that began to thin and as a
source of renewable alternative energy is done with the addition of cassava starch. This research used
Factorial Randomized Complete Design (RAL) with two replications. Factor I is the addition of cassava
husk starch with a password (P) consisting of 4 levels, namely: P 1 = 5%, P2 = 10%, P3 = 15%, P4 = 20%.
Factor II is the drying temperature with the code (S) consisting of 4 levels, namely: S1 = 1000C, S2 =
1100C, S3 = 1200C, S4 = 1300C. Parameters observed included heating value, moisture content, ash
content. Statistical analysis result on each parameter show: The addition of Cassava Starch has a very
significant different effect (P <0.01) on the calorific value. The addition of Cassava Starch gave a very
significant different effect (P <0.01) on Briket Water Content. The addition of Cassava Starch gave a
very significant different effect (P <0.01) on Ash Content in Briquette.
1
D. Ardilla, et al. / Agrintech 1 (2017) 1-9
2
D. Ardilla, et al. / Agrintech 1 (2017) 1-9
3
D. Ardilla, et al. / Agrintech 1 (2017) 1-9
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rata-Rata Pengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap Nilai Kalor.
Penambahan Pati Kulit Singkong Terhadap Nilai Tingkat perbedaan tersebut telah diuji dengan
Kalor uji beda rata-rata dapat di lihat pada tabel 4.
Penambahan LSR Notasi Tabel 4. Hasil Uji Beda Rata-Rata Suhu
Pati Kulit Rataan Jarak Pengeringan Terhadap Nilai Kalor
Singkong (P)
0,05 0,01 0,05 0,01
Perlakuan LSR Notasi
P1 = 5% 5389.809 - - - a A Rataan Jarak
(S) 0,05 0,01 0,05 0,01
P2 = 10% 5055.801 2 41.430 57.035 b B S1=100°C 4605.661 - - - d D
P3 = 15% 4855.906 3 43.501 59.935 c C S2=110°C 4891.691 2 41.430 57.035 c C
P4 = 20% 4676.338 4 44.606 61.454 d D S3=120°C 5143.061 3 43.501 59.935 b B
Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom notasi
S4=130°C 5257.440 4 44.606 61.454 a A
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%
Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom notasi
dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%
dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari tabel 3. Dapat dilihat bahwa P1 berbeda
sangat nyata dengan P2, P3 dan P4. P2 berbeda Dari tabel 4. Dapat dilihat bahwa S1 berbeda
sangat nyata dengan P3 dan P4. P3 berbeda sangat nyata dengan S2, S3, S4. S2 berbeda sangat
sangat nyata dengan P4. Nilai Kalor tertinggi nyata dengan S3 dan C4. C3 berbeda sangat nyata
terdapat pada perlakuan P1 yaitu sebesar dengan C4. Nilai Kalor tertinggi terdapat pada
5389.809 kal/g, dan terendah terdapat pada perlakuan S4 yaitu sebesar 5257.440 kal/g, dan
perlakuan P4 yaitu sebesar 4676.338 kal/g. terendah terdapat pada perlakuan S1 yaitu
Untuk lebih jelas nya dapat di lihat pada gambar sebesar 4605.661 kal/g. Untuk lebih jelasnya
1 dapat dilihat pada gambar 2.
5500,000
Nilai Kalor (Kal/g)
5300,000
5400,000
5200,000 ŷ = 151.6 + 4652S
5300,000 ŷ = -189.0 + 5504P r = 0.947
r = -0.884 5100,000
5200,000
5000,000
5100,000
5000,000 4900,000
4900,000 4800,000
4800,000 4700,000
4700,000 0 2 4 6
0 2 4 6 Suhu Pengeringan
Penambahan Pati Kulit Singkong
Gambar 1: Hubungan Penambahan Pati Kulit Dari Gambar 2. Dapat dilihat bahwa suhu
Singkong Terhadap Nilai Kalor pengeringan berpengaruh terhadap nilai kalor
semakin tinggi suhu pengeringan maka nilai
Dari Gambar 1. Dapat dilihat bahwa kalor semakin meningkat. Menurut (Purnama
penambahan jumlah pati kulit singkong dkk, 2012). Semakin tinggi suhu pirolisis maka
terhadap nilai kalor. Semakin banyak pati kulit nilai kalor akan semakin tinggi hal ini
singkong yang ditambahkan maka nilai kalor dipengaruhi oleh tingginya kandungan karbon
semakin menurun yaitu 4676.338 kal/g. terikat pada briket arang, sebab didalam proses
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pembakaran membutuhkan karbon yang akan
sebelumnya oleh Manik (2010). Penambahan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
bahan limbah pertanian akan meningkatkan kalor.
nilai kalor, hal ini sesuai dengan Pancapalaga
(2008) yang menyatakan bahwa limbah Pengaruh Interaksi Antara Penambahan Pati
pertanian dapat menghasilkan energi kalor Kulit Singkong dengan Suhu Pengeringan
sekitar 6000 kal/g. jadi semakin banyak limbah Terhadap Nilai Kalor
limbah pertanian dalam pencampuran Dari daftar anailisis sidik ragam diketahui
pembuatan briket akan menghasilkan nilai bahwa interaksi penambahan pati kulit
kalor. singkong dan suhu pengeringan memberikan
Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Nilai pengaruh berbeda sangat nyata (P < 0.01)
Kalor terhadap nilai kalor. Hasil uji LSR pengaruh
Dari sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat interaksi penambahan pati kulit singkong dan
bahwa Suhu Pengeringan berpengaruh berbeda
4
D. Ardilla, et al. / Agrintech 1 (2017) 1-9
5
D. Ardilla, et al. / Agrintech 1 (2017) 1-9
dengan uji beda rata-rata dapat di lihat pada suhu pengeringan terhadap kadar air kadar air
tabel 6. briket dapat di lihat pada gambar 6.
Tabel 6. Hasil Uji Beda Rata-Rata Suhu 30,0000
P3: ŷ = -0.99 + 25.9S
Pengeringan Terhadap Kadar Air 25,0000 r = -0.354
Perlakuan LSR Notasi
20,000
penambahan penambahan kadar air dari bahan
perekat itu sendiri sehingga kadar air briket
ŷ = -2.322 + 28.95S
10,000 akan meningkat pula (Riseanggara, 2008).
r = -0.964
0,000 Faktor lain yang dapat menyebabkan
0 2 4 6 rendahnya kadar air suatu briket adalah suhu
Suhu Pengeringan pengeringan yang dilakukan maka semakin
Gambar 5. Hubungan Suhu Pengeringan Terhadap banyak air yang terbuang, sehingga kadar air
Kadar Air briket arang semakin rendah (Sunyata, 2004).
6
D. Ardilla, et al. / Agrintech 1 (2017) 1-9
r =- 0.9954
15
10
Dari Tabel 8. Dapat dilihat bahwa S1
berbeda sangat nyata dengan S2, S3 dan S4. S2
5
berbeda tidak nyata dengan S3 dan S4. S3
0 berbeda tidak nyata dengan S4. Kadar Abu
0 1 2 3 4 5
tertinggi terdapat pada perlakuan S1 yaitu
Penambahan Pati Kulit Singkong sebesar 14.688% dan terendah terdapat pada
Gambar 7 : Hubungan Penambahan Pati Kulit perlakuan S4 yaitu sebesar 11.503%. Untuk
Singkong Terhadap Kadar Abu lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 8.
16
Dari gambar 7. Dapat dilihat bahwa Kadar Abu (%) 14
penabahan jumlah pati kulit singkong terhadap 12
kadar abu. Semakin banyak penambahan 10
jumlah pati kulit singkong maka kadar abu 8
semakin meningkat yaitu 19.293%. Hal ini 6 ŷ = -1.0534 + 15.498S
sesuai Pendapat dari Earl (1997) yang 4
r = -0.9625
menyatakan semakin tinggi kadar abu, nilai 2
kalor semakin rendah. Karena terlihat bahwa 0
walaupun kadar abu dari briket yang 0 1 2 3 4 5
menggunakan perekat 5% adalah yang paling
Suhu Pengeringan
tinggi, ternyata nilai kalornya justru yang paling
Gambar 8: Hubungan Suhu Pengeringan
tinggi. Salah satu unsur penyusun abu adalah
Terhadap Kadar Abu
silica. Pengaruhnya kurang baik terhadap nilai
kalor briket arang yang dihasilkan. Kandungan Gambar 8. Dapat dilihat bahwa pengaruh
abu yang tinggi dapatmenurunkan nilai kalor suhu pengeringan terhadap kadar abu, semakin
briket arang sehingga kualitas briket arang tinggi suhu pengeringan maka kadar abu pada
tersebut menurun (Masturin, 2002). Semakin briket semakin menurun. Menurut Hendra dan
banyak perekat di campurkan kedalam arang, Darmawan (2000), salah satu unsur kadar abu
maka kadar abu pada briket akan semakin adalah silikat dan pengaruhnya kurang baik
menurun. terhadap nilai kalor yang dihasilkan. Semakin
rendah kadar abu maka semakin baik kualitas
Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap
briket yang dihasilkan. Menurut Jamilatul
Kadar Abu
(2011), abu yang terkandung dalam bahan
Dari daftar sidik ragam (lampiran 3)
bakar padat ada mineral yang tidak dapat
dapat dilihat bahwa suhu pengeringan
terbakar tertinggal setelah proses pembakaran
berpengaruh berbeda sangat nyata (P < 0,01)
dan reaksi-reaksi menyertainya selesai. Dengan
terhadap Kadar Abu. Tingkat perbedaan
semakin tinggi suhu pengeringan maka kadar
tersebut telah diuji dengan uji beda rata-rata
abu pada arang semakin rendah, abu akan
dapat dilihat pada tabel 8.
menurunkan mutu bahan bakar padat karena
dapat menurunkan nilai kalor.
Tabel 8. Hasil Uji Beda Rata-Rata Suhu
Pengeringan Terhadap Kadar Abu
7
D. Ardilla, et al. / Agrintech 1 (2017) 1-9
Pengaruh Interaksi Antara Penambahan Pati Terhadap Kualitas Briket Arang. Bogor:
Kulit Singkong dengan Suhu Pengeringan Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hasil
Terhadap Kadar Abu Hutan.
Dari daftar anailisis sidik ragam (lampiran
3) diketahui bahwa interaksi Penambahan Pati Jamilatul S, 2011. Kualitas Sifat-Sifat Penyala
Kulit Singkong dan Suhu Pengeringan Dari Pembakaran Briket Tempurung
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P > Kelapa, Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati,
0.05) terhadap Kadar Abu sehingga pengujian Briket Sekam Padi Dan Batu Bara, Di
selanjutnya tidak dilakukan. Dalam Prosiding Seminar Nasional Teknik
Kimia’’kejuangan’’ 2011.
D. KESIMPULAN
Manik Fs. 2010. Pemanfaatan Spent Bleaching
Dari hasil penelitian dan pembahasan
Earth Dari Proses Pemucatan Cpo Sebagai
pengaruh penambahan jumlah pati kulit
Bahan Baku Briket. Bogor: Institut
singkong dan suhu pengeringan terhadap mutu
Pertanian Bogor.
briket dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Penambahan jumlah pati kulit singkong Masturin, A. 2002. Sifat Fisik Kimia Dan Briket
memberi pengaruh yang berbeda sangat Arang Dari Campuran Arang Limbah
nyata terhadap nilai kalor, kadar air dan Gergaji Kayu [Skripsi]. Bogor. Fakultas
kadar abu. Kehutanan. Institute Pertanian Bogor.
2. Suhu pengeringan memberikan pengaruh
yang berbeda sangat nyata terhadap nilai Pancapalaga, A. 2008. Sifat Fisik Dan Kimia
kalor, kadar air dan kadar abu Briket Arang Dari Campuran Arang
3. Interaksi perlakuan penambahan pati kulit Limbah Pertanian Sebagai Bahan Bakar
singkong dengan suhu pengeringan Alternatif.
memberikan pengaruh yang berbeda sangat
nyata terhadap Nilai Kalor dan Kadar Air Purnama, R. R., A. Chumaidi, And A. Saleh. 2012.
sedangkan kadar abu memberikan pengaruh Pemanfaatan Limbah Cair Cpo Sebagai
berbeda tidak nyata. Perekat Pada Pembuatan Briket Dari
Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit.
DAFTAR PUSTAKA 18:45.
8
D. Ardilla, et al. / Agrintech 1 (2017) 1-9