Anda di halaman 1dari 20
Menimbang Y MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 14/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN DAN PENGUJIAN KEAMANAN DAN MUTU PRODUK HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, bahwa urusan kesehaten masyarakat veteriner metiput antara lain segala urusan yang berhubungan deng hewan, produk hewan baik langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kesehatan manusia, dan urusan penyakit-penyakit hewan_ termasuk anthropozoonosa; bahwa produk hewan terutama pangan asal h memiliki nilai dan kualtas tinggi bagi kemaslal manusia, karena mengandung protein hewani vang ‘merupakan asam amino essei diganti dengan protein nabat lainnya, dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan berperan mencerdaskan kehidupan bangsa; ‘bahwa pangan asal hewan mempunyaisifat yang mudah rusak (perishable food) dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan (hazardous EDOMAN PENGAWASAN DAN PE | 6 ‘Mengingat 1 food) karena mudah tercemar secara fis, kimiawi, dan biologis; bahwa berdasarkan hal-hal ersebutdiatas, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan den Pengujian Keamanan dan Mutu Produk Hewan dengan Peraturan Menteri Pertanian, Undang-Undana Nomor 6 Tahun 1967 ten! Ketentuan-ketentuan Pokok Petemakan dan Keseh Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, ‘Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824); Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 Tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World Trade Organization) (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3564); Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656), Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perfindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tarbahan Lembaran Negara Nomor 3821); Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), juncto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan, dan Pengobatan Penyakit Hewan (Lemabaran Negara Tahun 66 | PeDowey rencenasan Daw PENGUIAN ANA DAN MUTU PRODUK HEWN 10. 14 12, 13. 14. 1977 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3101), Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3253); intah Nomor 78 Tahun 1992 tentang CObat Hewan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3509); Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ikian Pangan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952}: Peraturan Pemerintah Nomor 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasionel Indonesia (Lembaran Negara ‘Tahun 2000 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Nornor 4020), Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nornor 4424); Peraturan Pemerintah Nornor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Xabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; penowaw renoanasax Dav rewawn | 67 TKLANANAY DAN MTU PRODUR HEWAN 68 18. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang ‘Organisasi dan Tugas Eselon | Kementerian Negara Republik indonesia; 16. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 751/Kpts/UM10/ 1982 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Peningkatan Produk Susu Dalam Neg 17. Keputusan Menteri Pertanian Nomor S55/Kpts/TN.240/ 9/ 1986 tentang Syarat-syarat Rumah Pemotongan Hewan dan Usaha Pemotongan Hewan; 18. Keputusan Menteri Pertanian Nomor §57/Kpts/TN.520/, 91 1987 tentang Syarat-syarat Rumah Pemotongan Unggas dan Usaha Pemotongan Unggas; 19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 295/Kpts/TN.240/ 5/1989 tentang Pemotongan Babi dan Penanganan Daging Babi serta Hasil kutannya; 20, Keputusan Mentori Pertanian Nomor 413/Kpts/TN.310/ 7/1992 tentang Pemotongan Unggas dan Usaha Penanganan Daging Unggas serta Hasil tkutannya; 21. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 306/Kpts/TN.330/ 4/1994 tentang Pemotongan Hewan Potong dan Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya: 2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT. 140) 7/2008 tentang Organisasi dan Tats Kerja Departemen juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 23, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/OT. 140! 19/2008 tentang Kelengkapan Organisas) iaKerja Departemen ian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/OT.140/2/2007; 24, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 381 /Kpts/OT.140/ 10/2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner, PEDONAN FENGAWASAN DAN PENGLLAN FEAMANAN DAN MUTU PRODCE HENAN Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA 25, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan! PD.660/5/2007 tentang Pedoman Berlaborat Veteriner Yang Baik (Good Veterinary Labo Practices) Laboratorium Kesehaian Masyarakat Veteriner. MEMUTUSKAN Pedoman Pengawasan dan Pengujian Keamanan dan Mutu Produk Hewan seperti tercantum pada lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini. Pedoman Pengawasan dan Pengujian Keamanan dan Mutu Produk Hewan sebagaimana dimaksud pada dikturn KESATU ‘sebagai acuan bagi pengawas kesehatan masyarak: veteriner dalam melakukan pengawasan, dan bagi penguji dalam melakukan pengujian Keamanan dan mutu produk ewan, Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Pebruari 2008 MENTERIPERTANIAN, ‘SALINAN Peraturan ini disampaikan Kepade Yth 1. Menteri Dalam Negeri; 2. Menteri Keuangan; 3. Menteri Kesehatan; 4. Menteri Perdagangan; 5. Menteri Perindustrian; 6. _ Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan; 7 1n Eselon |lingkup Departemen Pertanian; 8 9. 1 (0. Kepala Dinas yang membidangi fungsi petemakan dan/atau kesehatan hewan Provinsi, Kabupaten/Kota di celuruh Indonesia; dan 11. Kepala Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner di seluruh Indonesia eponu reNcamsen DAY P20 0 KEAMANAN DAN MUTU PRODUK. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PENGUJIAN KEAMANAN DAN MUTU PRODUK HEWAN BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat veteriner meliputi antara lain segala urusan yang berhubungan dengan hewan, produk hewan baik langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi Kesehatan manusia, dan urusan penyakit- penyakit hewan termasuk anthropozoonosa. Produk hewan met Khusus pangan hewani yang mengandung asam amino essensial yang tidak dapat diganti dengan protein nabati atau protein sintatislainnya, sehingga sangat bermantaat bagi pertumbuhan, Kesehatan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. nilai dan kualitas tinggi bagi kemastahatan manusia. in berupa daging, telur, dan susu merupakan protein Namun demikian, pangan asal hewan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) dan memiliki potensi bahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan (hazardous food) karena mudah tercemar secara fisik, kimiawi, logis sehingga dapat membahayakan keselamatan hidup manusia, ibuhan dan lingkungan, serta mengganggu ketenteraman batin masyarakat termasuk kehalalan. Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengurangi risiko yang dapat membahayakan keselamatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan, serta mengganggu ketenteraman batin masyarakat termasuk dan guna mendorong pelaku usaha untuk dapat menghasilkan yan yang memenuhi persyaratan keamanan dan mutu produkhewan yang diproduksi, dimasukkan dari dan/atau dikeluarkan ke luarnegeri, dan yang diedarkan didalam negeri, periu dilakukan pengawasan dan pengyjian keamanan dan mutu produk hewan. PEDOMAK Pencamasan DAN PENGUITAN | 74 KEAMANAW DAN MUTU PRODUK EWAN p Berkenaan dengan hal-haltersebut diatas, dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemeriniah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ‘Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, maka dalam upaya menjamin keamanan dan mutu produk hewan serta ketentraman batin masyarakat termasuk Kehalalan, perlu ditetapkan pedoman pengawasan dan pengujan keamnanan dan mutu produk ewan. ‘Maksud dan Tujuan 1 Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pengawas kesehatan masyarakat veleriner yang metakukan kegiatan pengawasan kesehatan ‘masyarakat veteriner, dan bagi penguji dalam melakukan pemeriksaan den pengujian terhadap keamanan dan mutu produk hewan, serta bagi pelaku usaha yang melakukan kegiatan di bidang usaha produk hewan, Pedoman ini bertujuan untuk a). mencegah beredamya produk hewan yang mengandung unsur bahaya (hazard) yang dapat mengganggu keselamatan dan kesehatan manusia serta ingkungan; in agar produkhewan yang diprodusi, dimasukkan kedalam ik Indonesia, serta ja keamanan, b) meni dan/atau dikeluarkan dari wilayah negara Rept diedarkan sampai di tingkat konsumen kesehatan, keutuhan, dan kehalalannya Ruang Lingkup Ruang lingkup yang diatur dalam pedoman ini meliputi: pengawasan keamanan dan mutu produk hewan;, dan pengujjan keamanan dan mutu produk hewan. Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan : 1, Produk hewan adalah semua bahan yang berasal darihewan yang ‘masih segar dan/atau telah diolah/diproses untuk keperiuan pangan, farmasetika, pertanian, dan/atau kegunaan lain bagi pemenuhan kebutuhan dan kemaslahatan manusia sepanjang masih memungkinkan menjadi media pembawa penyakithewan terutama zoonosis. Konsumen adalah: dalam masyarakat Jain, maupun hewat ku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, ang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang Gidiikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hhukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama- ‘sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dibidang produkhewan. Residu adalah akumulasiobat atau bahan Kimi dan atau metabolitnys dalam jaringan dan organ hewan, setelah pemakaian obat atau bahan kimia secara sengaja untuk tyjuan penceganan/pengobatan, sebagai imbuhan pakan, atau socara tidak sengaja terkontaminasi oleh senyawa tersebut Cemaran adalah masuknya dan/atau kejadian adanya suatu bahaye (hazard) kimia dan/atau mikrobiologi termasuk mikroba pada produk hewan baik langsung maupun tidak langsung yang dapat menyebabkan produk hewan tidakaman, sehat, utuh, dan haial fang pemakai produk hewan yang tersedia gi kepentingan diri sendin, keluarga, orang dan untuk tidak diperdagangkan. Unsur bahaya (hazard) adalah sesuatu agen bioiogi, kimiawi atau fisik yang masuk dan atau berada dalam produk hewan dan pakan ewan yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan manusia,

Anda mungkin juga menyukai