Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nur Fadya Ningtyas

NPM : 18310054

Kelas : Manajemen 5B (Pagi)

Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Dosen : Krismidewi, SE, MM

Hari, tanggal : Selasa, 17 November 2020

Jam : 08.00-10.30

TUGAS

1. Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Bank atau lebih untuk
menggabungkan diri dengan Bank lain yang telah ada yang mengakibatkan aset, liabilitas,
dan ekuitas dari Bank yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Bank yang
menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Bank yang menggabungkan
diri berakhir karena hukum. Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua
Bank atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Bank baru yang karena
hukum memperoleh aset, liabilitas, dan ekuitas dari Bank yang meleburkan diri dan status
badan hukum Bank yang meleburkan diri berakhir karena hukum.

2. Tatacara peleburan atau konsolidasi sebagai berikut :


 Menyusun usulan rencana konsolidasi.
 Menyusun rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi.
 Pengumuman ringkasan rancangan konsolidasi.
 Rapat anggota masing-masing bank.
 Pembuatan akta konsolidasi di hadapan notaris.
 Permohonan izin konsolidasi kepada Bank Indonesia dengan tembusan kepada
Menteri Kehakiman.
 Persetujuan atau penolakan permohonan izin konsolidasi.
 Pengumuman hasil konsolidasi.

Contoh Konsolidasi yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang
Negara, dan Bapindo. Mereka berempat melakukan konsolidasi dan berubah menjadi
Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan
permasalahan rumah tangga perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia.
Untuk menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang
sayang untuk dilakukan.. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan
protectterhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan
bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam
bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang mempunyai motif
yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang. Konsolidasi
keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan membuahkan Bank Mandiri yang
menjadi salah satu Bank besar di Indonesia yaitu Bank Mandiri.

3. Hambatan BI dalam melakukan penggabungan dan peleburan, antara lain :


 Bankir-bankir pemilik bank yang ada, umumnya memiliki sebagian dari warisan
leluhurnya, sukar melepaskan, warisan itu ke tangan orang lain, mereka merasa
bersalah terhadap janji-janji kepada leluhurnya bila melakukan penggabungan bank.
 Walaupun merger disebut sebagai suatu penggabungan, dalam prakteknya ternyata
merupakan sistem pencaplokan oleh bank-bank besar terhadap bank kecil, karena
penggabungan usaha bank tersebut masing-masing direksi masih terus membawa cara
kerja dan kebijakan lama sehingga sulit membentuk suatu kerjasama dan saling
pengertian.
 Para direktur dari bank-bank swasta terlalu sayang untuk kehilangan kedudukannya
sebagai direktur bank, karena takut kehilangan wibawa dan prestisenya sebagai
direktur bank.
 Dalam memilih mitra (partner), juga sulit karena bila dipilih bank yang lebih kecil, maka
inisiatif bank yang lebih kecil terhadap bank yang lebih besar umumnya ditanggapi
skeptis. Bila dipilih bank yang lebih besar, biasanya inisiatif bank besar terhadap bank
yang lebih kecil selalu ditanggapi dengan sikap curiga karena khawatir akan dimakan
atau diambil alih.

4. Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan
sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Kegiatan tersebut antara lain:
 Kemampuan menghimpun dana
 Kemampuan mengelola dana
 Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
 Kemampuan memenuhi kewajiban kepada pihak lain
 Pemenuhan peraturan yang berlaku.

Adapun beberapa ciri-ciri bank yang tidak sehat yaitu :

 Memiliki banyak kredit macet, yaitu keadaan dimana debitur (peminjam dana)
baik perorangan atau perusahaan tidak mampu membayar kredit bank tepat
pada waktunya.
 Adanya kesulitan nasabah dalam melakukan penarikan dana
 Suku Bunga Deposito yang terlalu tinggi
 Mengalami kerugian terus menerus.

Saran saya terhadap bank yang tidak sehat adalah dilakukan peleburan ataupun
penggabungan usaha bank oleh BI bisa berupa merger maupun konsolidasi.

5. Konsolidasi adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan bank
baru dan membubarkan bank-bank tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu. Contohnya
Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo) dan Bank Ekspor Impor bergabung maka nama baru yang muncul adalah Bank
Mandiri.
Hambatan dalam melakukan konsolidasi adalah biaya untuk melakukan konsolidasi
tersebut, sebagian karyawan harus di PHK karena sebuah bank baru pastilah tidak
membutuhkan karyawan yang terlalu banyak sehingga karyawan dari beberapa bank yang
digabungkan pun tidak semuanya bisa bekerja di bank baru, kesulitan untuk mencari
kepercayaan nasabah lagi karena kondisi ketidaksehatan bank sebelumnya, dan lain
sebagainya

6. Bank memelihara posisis likuiditas dan solvabilitas kehidupan perbankan di Indonesia


dengan cara terus menjaga agar likuiditas perbankan tetap cukup. BI akan terus melakukan
berbagai instrumen dengan melakukan operasi moneter untuk menjaga ketersediaan
likuiditas baik rupiah maupun valuta asing (valas). Maka dari itu, BI telah merelaksasi aturan
giro wajib minimum (GWM) rata-rata (averaging) dan rasio penyangga likuiditas
makroprudensial (PLM) dimana untuk GWM averaging semula sebesar 2%, kini setelah
relaksasi menjadi 3%. Sedangkan rasio PLM juga dilonggarkan dari 2% menjadi 4%. Selain
itu, PLM bisa digunakan sebagai underlying repoke BI. Relaksasi ini bertujuan agar bank
semakin fleksibel dalam mengelola likuiditas.

7. Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih bank dengan cara tetap mempertahankan
berdirinya salah satu dari bank tersebut dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa
melikuidasi terlebih dahulu, caranya adalah dengan menggabungkan seluruh saham bank
lainnya yang ikut bergabung menjadi satu dengan bank yang terpilih untuk dijadikan bank
yang akan dipertahankan. Bank hasil merger biasanya memakai salah satu nama yang dipilih
secara bersama. Contohnya bank Kalimantan Corporation Trading merger dengan Bank
Pacific dan nama yang disepakati adalah Bank Pasific.
Kendala dalam melakukan Merger :
● Biaya Merger/Akuisi
Pelaksanaan merger/akuisisi membutuhkan biaya yang cukup besar termasuk
didalamnya biaya notaris atau legal consultant, biaya untuk konsultan keuangan, biaya
penutupan kantor cabang, dll. Merger yang dipaksakan akan membutuhkan biaya besar.
Namun Dirjen Pajak belum menyetujui usul tersebut. Bahkan insentif pajak untuk
perbankan yang melakukan merger atau akuisisi tak diberikan secara gratis. Syaratnya,
bank hasil merger tersebut mesti memacu rasio kredit terhadap simpanan (LDR/loan to
deposit ratio). Karena itu, penguatan modal bank harus diarahkan untuk meningkatkan
kapasitas intermediasi.
● Rasionalisasi Tenaga kerja
Berdasarkan pengalaman, merger bank-bank sering disusul dengan tindakan PHK
yang menimbulkan pengangguran dalam jumlah cukup besar.
● Benturan Corporate culture yang berbeda
Dalam setiap upaya merger selalu dihadapkan pada masalah perbedaan corporate
culture dan keengganan pemilik bank menjadi orang nomor dua. Ada kebanggaan
tersendiri jika seseorang memiliki bank sehingga merasa enggan untuk merger. Para
bankir merasa lebih baik menjadi orang nomor satu di bank kecil daripada di bank hasil
merger menjadi orang kedua. Dengan demikian Bank dengan kepemilikan saham yang
sama, akan lebih mudah untuk dikonsolidasikan dibandingkan bank dengan pemilik
saham berbeda. Namun biarpun kepemilikannya sama merger dari bank Pemerintah
tidaklah mudah. Selain ada keengganan dari direksi masing-masing bank juga corporate
culture masing-masing bank berbeda-beda. Dalam proses merger kemudian bisa tarik-
menarik antara berbagai kepentingan di masing-masing bank untuk mempertahankan
corporate culturenya.

8. Kasus pada Bank Century mengalami efek sistemik yaitu dimulai dari sebuah bank kecil yang
mengalami kesalahan kriminal kecil para bankirnya dikatakan sebagai potensi berpengaruh
pada keseluruhan sistem perbankan nasional. Salah satu terkaitan pemberitaan Bank
Century :

 Bank Century terlalu kecil untuk bisa mempengaruhi sistem keuangan dan ekonomi
Indonesia secara umum. Aset Century cuma 0.05 persen dari total aset perbankan
Indonesia
 Bank Century diselamatkan bukan karena faktor sistemik. tapi konspirasi sementara
pejabat Bl untuk menyelamatkan deposan besar, seperti Budi Sampoerna dengan
simpanan Rp 2 Trilyun (diantaranya pendapat ICW).
 Para deposan besar ini diantaranya adalah penyumbang kampanye SBY (status :
rumor, belum ada bukti, dan buku "Gurita Cikeas")
 Kekacauan Bank Century awalnya adalah kelemahan Bank Indonesia dalam
mengawasi bark nakal BI harus bertanggung jawab.

9. Aspek kualitas manajemen


Kualitas manajemen dapat dinilai dari kualitas manusianya dalam bekerja, pendidikan,
serta pengalaman pada karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi. Dalam
aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen
umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas.

10. Sesuatu bisa dikatakan sebagai uang harus memiliki nilai yang stabil dengan kata lain tidak
turun terlalu tajam mamupun naik terlalu tajam nilainya karena nilai uang harus memiliki
kestabilan dan ketetapan serta diusahakan fluktuansinya sekecil mungkin. Apabila nilai uang
sering mengalami ketidakstabilan, maka akan sulit untuk di percaya oleh yang
menggunakan.

Anda mungkin juga menyukai