Anda di halaman 1dari 6

Mengonsumsi Makanan & Minuman Yang Halal Serta Menjauhi Yang

Haram

PENDAHULUAN

Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya


berusaha untuk taat kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita
harus menjalankan ibadah kepada Allah, baik itu yang wajib maupun
yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun ada hal lain yang tak
boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho Allah, yaitu
makanan dan minuman.

Dalam Islam halal dan haram telah ditentukan dengan jelas, banyak
sekali ayat Al-qur’an dan Al-hadis yang membahas hal tersebut. Dengan
demikian, mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal
merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam.

Apabila makanan dan minuman kita terjaga dari yang diharamkan


Allah, atau dengan kata lain kita hanya makan mengkonsumsi yang
dihalalkan Allah, niscaya ridho Allah itu tidak mustahil kita peroleh jika
kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita taat, namun kita
makan dan minum dari yang haram yang bukan karena terpaksa, maka
akan sia-sialah usaha kita. Untuk itu, makalah ini disusun untuk
mengupas tentang makanan dan minuman yang halal dan yang haram
dalam Islam.

MAKANAN YANG HALAL DAN HARAM

A. Pengertian Makanan Halal

Makanan yang halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh


syari’at untuk dikonsumsi kecuali ada larangan dari Allah SWT dan
Nabi Muhammad SAW. Agama Islam menganjurkan kepada
pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan
halal maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai
Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi
tubuh, atau makanan bergizi.

ِ َ‫ت ال َّش ْيط‬


ٌ ِ‫ان ۚ إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬
‫ين‬ ِ ْ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ ُكلُوا ِم َّما فِي اأْل َر‬
ِ ‫ض َحاَل اًل طَيِّبًا َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terbaik dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-
Baqarah: 168)

Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh
jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya
makanan yang tidak halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging
yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat dengan
api neraka.

B. Jenis Makanan Halal

Makanan dikatakan halal paling tidak harus memenuhi tiga kriteria,


yaitu halal zatnya, halal cara memperolenya, dan halal cara
pengolahannya.

1. Halal zatnya

Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan yang dari


dasarnya halal untuk di konsumsi. Dan telah di tetapkan kehalalannya
dalam kitab suci al-qur’an dan al-hadist. Centoh makanan yang halal
atas zatnya adalah daging sapi, ayam, kambing, buah-buahan seperti
apel, kurma, anggur, dan lain sebagainya.
2. Halal cara memperolehnya

Yaitu makanan yang di peroleh dengan cara yang baik dan sah,
Makanan akan menjadi haram apabila cara memperolehnya dengan
jalan yang batil karena itu bisa merugikan orang lain dan dilarang oleh
syariat. Contoh dari cara memperoleh yang baik adalah dengan cara
membeli, bertani, hadiah, dan lain sebagainya.

Adapun dari makanan yang diperoleh dari makanan yang batil adalah
dengan cara mencuri, merampok, menyamun & sebagainya

3. Halal cara pengolahannya

Yaitu makanan yang semula halal dan akan menjadi haram apabila cara
pengolahannya tidak sesuai dengan syeriat agama. Banyak sekali
makanan yang asalnya halal tetapi karena pengolahanya yang tidak
benar menyebabkan makanan itu mmenjadi haram. Contohnya anggur,
makanan ini halal tetapi karena telah diolah menjadi minuman keras
maka minuman ini menjadi haram.

Dalam firman Allah surat Al-A’raf, ayat 157 yaitu:


َ ِ‫ت َويُ َحرِّ ُم َعلَ ْي ِه ُم ْالخَ بَائ‬
‫ث‬ ِ ‫َويُ ِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬
“Dan (Allah) menghalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”

C. Pengertian Makanan Haram

Makanan yang haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh syariat
untuk dikonsumsi, dan apabila tetap dikonsumsi akan mendapatkan
dosa kecuali dalam keadaan terpaksa, serta banyak sekali madhratnya
dari pada hikmanya, sebagai contoh mengkonsumsi darah yang
mengalir ini di haramkan karena itu kotor dan dihindari oleh manusia
yang sehat, disampaing itu ada dugaan bahwa darah tersebut dapat
menimbulkan bahaya sebagaimana halnya bangkai.

D. Jenis Makanan Haram

Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis, yaitu:

1.Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan


tersebut memang sudah haram, seperti: bangkai, darah, babi, anjing,
khamar, dan lainnya.

2.Ada yang diharamkan karena suatu sebab yang tidak berhubungan


dengan dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi
dia menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan
makanan tersebut. Misalnya: makanan dari hasil mencuri, upah
perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam
acara-acara yang bid’ah, dan lain sebagainya.

Diharamkan mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang bisa


memudhorotkan diri-apalagi kalau sampai membunuh diri-baik dengan
segera maupun dengan cara perlahan. Misalnya: racun, narkoba
dengan semua jenis dan macamnya, dan sejenisnya

1. Bangkai

Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang


syar’i dan juga bukan hasil perburuan. Sebagaimana firman Allah,
ُ‫ير َو َما أُ ِه َّل لِ َغي ِْر هَّللا ِ بِ ِه َو ْال ُم ْن َخنِقَةُ َو ْال َموْ قُو َذةُ َو ْال ُمتَ َر ِّديَة‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز‬
ْ ‫ُح ِّر َم‬
‫َوالنَّ ِطي َحةُ َو َما أَ َك َل ال َّسبُ ُع إِاَّل َما َذ َّك ْيتُ ْم‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya “.(QS. Al-Maidah: 3).

2. Darah

Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah
Al-An’am ayat 145,
‫أَوْ َد ًما َّم ْسفُوحًا‬
“Atau darah yang mengalir” (QS. Al-An’am: 145)

3. Daging babi

Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma `idah ayat ketiga di atas. Yang
diinginkan dengan daging babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian
tubuhnya termasuk lemaknya.

4. Khamar

Allah-Subhanahu wa Ta’ala-berfirman:

ُ‫صابُ َواأْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيطَا ِن فَاجْ تَنِبُوه‬


َ ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا إِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َمي ِْس ُر َواأْل َ ْن‬
َ‫لَ َعلَّ ُك ْمتُ ْفلِحُون‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS.
Al-Maidah: 90)

Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar ra. : “Semua yang
memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram.”
Kesimpulan

Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan
sampai ada dalil yang melarangnya. Makanan yang enak dan lezat
belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut
berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan
haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.

Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu
sangat berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani..
Hasil dari makanan minuman yang halal sangat membawa berkah,
barakah meskipun jumlahnya sedikit. Makanan dan minuman haram,
selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak mudharat
(kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak,
namun tidak barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan
barokah.

Nama: Ibnu Jum'an Kelas:Abu Bakar Shiddiq

Anda mungkin juga menyukai