Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang

disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.Penyakit ISPA

merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan

bagian bawah.Gejala yang ditimbulkan yaitu gejala ringan (batuk dan pilek),

gejala sedang (sesak danwheezing) bahkan sampai gejala yang berat (sianosis dan

pernapasan cuping hidung). Komplikasi ISPA yang berat mengenai jaringan paru

dapat menyebabkan terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit

infeksi penyebab kematian nomor satu pada balita (Riskesdas, 2013).Beberapa

faktor risiko terjadinya ISPA adalah faktor lingkungan, ventilasi, kepadatan

rumah, umur, berat badan lahir, imunisasi, dan faktor perilaku (Naning et al.,

2012). Penyakit ISPA dapat terjadi di berbagai tempat di saluran pernafasan mulai

dari hidung sampai ke telinga tengah dan yang berat sampai keparu. Kebanyakan

ISPA muncul dari gejala yang ringan seperti pilek dan batuk ringan tetapi jika

imunitas anak rendah gejala yang ringan tersebut bisa menjadi berat. Anak yang

terkena infeksi saluran pernapasan bawah akan berisiko tinggi kematian (Dinkes

RI,2010). Penyakit ISPA merupakan salah satu dari banyak penyakit yang

menginfeksi di negara maju maupun negara berkembang. Hal ini diperkuat

dengan tingginya angka kesakitan dan angka kematian akibat ISPA khususnya

pneumonia, terutama pada balita. Pneumonia di Amerika menempati peringkat ke-

1
2Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 6 dari semua penyebab kematian pada

balita. Pneumonia di Spanyol mencapai angka 25% sedangkan pada anak-anak,

sedangkan di Inggris dan Amerika sekitar 25-30 orang per 100.0000 penduduk

(Alsagaff, Hood &Mukty, 2010). Negara dengan pendapatan perkapita rendah dan

menengah hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun terutama

pada bayi, balita, dan lanjut usia (Lindawaty, 2010). Penyakit ISPA merupakan

salah satu penyebab utama rawat jalan dan rawat inap di fasilitas pelayanan

kesehatan terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). Indonesia

memiliki angka kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20%-30% dari

seluruh kematian anak (Depkes, 2010). Kejadian ISPA masih menjadi masalah

kesehatan utama di Indonesia. Prevalensi ISPA di Indonesia pada tahun 2013

adalah 25,0% tidak jauh berbeda dengan prevalensi pada tahun 2007 sebesar

25,5%. Prevalensi ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun

sebesar 25,8% dan

1.2 Ruang lingkup

Pada pembahasan ini terfokus pada :

1. Definisi dari ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan

yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14

hari.Penyakit ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang saluran

pernapasan bagian atas dan bagian bawah.Gejala yang ditimbulkan yaitu

gejala ringan (batuk dan pilek), gejala sedang (sesak danwheezing) bahkan

2
sampai gejala yang berat (sianosis dan pernapasan cuping hidung).

Komplikasi ISPA yang berat mengenai jaringan paru dapat menyebabkan

terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab

kematian nomor satu pada balita (Riskesdas, 2013)

2. penyebab dan dampak dari ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang

disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.Penyakit ISPA

merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan

bagian bawah.Gejala yang ditimbulkan yaitu gejala ringan (batuk dan pilek),

gejala sedang (sesak danwheezing) bahkan sampai gejala yang berat (sianosis dan

pernapasan cuping hidung).

1.3 TUJUAN

1. Tujuan umum

1. Supaya pembaca mengetahui apa itu ISPA (infeksi saluran pernafasan

akut).

2. Supaya mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien

3. Supaya mengetahui penyebab terjadinya infeksi saluran pernafasan akut

4. Mampu mencegah dari kasuh ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).

5. Agar pembaca dapat mengatasi kasus ISPA (infeksi saluran pernafasan

akut).

6. Untuk menambah ilmu tentang ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).

3
7. Supaya pembaca mengetahui terjadinya ISPA (infeksi saluran pernafasan

akut).

8. Berguna untuk adik kelas sebagai contoh untuk praktek selanjutnya.

9. Agar pembaca mengetahui Pengobatan ISPA (infeksi saluran pernafasan

akut)

10. Perbedaan ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) dan pneumonoia.

2. Tujuan khusus

1. Supaya mengetahui penyebab terjadinya infaksi saluran pernafasan akut.

2. Agar dapat mencegah dari kasus infeksi saluran pernafasan akut.

3. Agar dapat mengobati dari kasus ISPA (infeksi saluran pernafasana akut).

4. Sebagai contoh makalah untuk praktek selanjutnya.

5. Menambah wawasan ilmu.

6. Mengetahui lingkungan apa saja yang harus di hindari.

7. Agar orang tua waspada pada balita jika sudah terkena ISPA (infeksi

saluran pernafasan akut).

8. Mengetahui apa yang terjadi setelah terserang ISPA (infeksi saluran

pernafasan akut).

9. Mengetahui bagaimana cara penularan ISPA( infeksi saluran pernafasan

akut).

10. Mengetahui secara langsung keluhan dan gejala yang di rasakan.

1.5Manfaat

1. Untuk menambah ilmu tentang ISPA(infeksi saluran pernafasan akut).

2. Supaya pembaca dapat mengatasi kasus ISPA(infeksi saluran pernafasan).

4
3. Supaya pembaca dapat mencegah kasus ISPA(infeksi saluran pernafasan

akut).

4. Supaya pembaca mampu mengetahui apa itu ISPA(infeksi saluran

pernafasan akut).

5. Supaya pembaca mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan pada

pasien ISPA(infeksi saluran pernafasan akut)

6. Agar pembaca mengetahui toritis dan asuhan keperawatan dari

ISPA(infeksi saluran pernafasan akut).

7. Mengetahui pengobatan ISPA(infeksi saluran pernafasan akut).

8. Dapat memnjadi tuntunan bagi masyarakat/pembaca untuk menjauhi

lingkunga yang kotor.

9. Dapat mengetahui fakto penyakit ISPA(infeksi saluran pernafasan akut).

10. Mengetahui bagaimana penularan ISPA(infeksi saluran pernafasan akut).

5
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran umum


2.1.1 Wilayah kerja puskesmas Batu Aji
Pustu Bukit Tempayan,Pustu buliang,Pustu Kibing,Pustu Tanjung Uncang

2.1.2 Sejarah Puskesmas Batu Aji


Puskesma Batu Aji di bentuk berdasarkan peraturan daerah kota Batam

No 2 tahun 2009 tentang pemekataran,perubahan dan pembentukan kecamatan

dankelurahan dalam daerah kota batam.puskesmas Batu Aji peroperasu sejak

bulan maret 2009

6
2.2 Struktur kepengurusan.

7
2.3 VISI
Menjadikan masyarakat kecamatan batu aji yang mandiri berperilaku hidup

bersih dan sehat.

2.4 MISI
1. memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,keluarga dan

lingkungannya.

2. mendorong kemandirian masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta lingkungan yang sehat.

3. Menggerakkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan.

4. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima,adil,merata dan terjangkau.

5. Mewujudkan menejemen kesehatan yang bermutu.

2.5 TATA NILAI


C = Cekatan dalam memberikan pelayanan yang prima

E = Empati dan peduli terhadap keluhan pasien

R = Ramah dan santun dalam memberikan layanan

D = Disiplin terhadap tugas dan peraturan yang ada

A = Amanah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban

S = Senyum dalam memberikan pelayanan

2.6 MOTTO
“ bersama kita bisa “

2.7 TUJUAN

8
1. Memberdayakan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup

bersih dan sehat.

2. Meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan.

3. Perbaikan gizi masyarakat.

4. Meningkatkan sumber daya kesehatan baik dari segi kuantitas maupun

kualitas.

9
2.8 pathway ISPA

10
BAB III
METODOLOGI HASIL URAIAN KEGIATAN HARIAN
DI UPT.PUSKESMAS BATU AJI,
dan ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Uraian Kegiatan

11
Hari/tanggal Uraian kegiatan
Rabu/10/04/2019 1. Datang ke puskemas Batu Aji

2. Absen pagi

3. Bertugas di ruang lansia

4. Mengisi buku register pasien

5. Menensi pasien

6. Menimbang pasien

Kamis/11/04/2019 1. Datang ke puskesmas Batu Aji

2. Absen pagai

3. Turun posyandu

4. Mengikuti penyuluhan “MP Asi”


Jum’at/12/04/2019 1. Datang ke puskesmas Batu Aji

2. Melakukan absen pagi

3. Bertugas di poli lansia sementara

4. Turun ke posyandu

5. Menyiapkan buku posyandu


Sabtu/13/04/2019 1. Datang ke puskesmas Batu Aji

2. Melakukan senam pagi

3. Bertugas di pilo lansia

4. Menensi pasien

5. Menimbang pasien mengisi buku register

mengembalikan status ke pendaftaran


Senin/15/04/2019 1. Datang ke puskesmas Batu Aji

2. Melaksanakan apel pagi

3. Bertugas di poli anak

4. Menimbang berat badan anak

5. Mengukur tinggi badan

6. Mengukur suhu pasien

7. Mengembalikan status ke pendaftaran


Selasa/16/04/2019 1. Datang ke puskesmas Batu Aji

2. Absen pagi 12

3. Bertugas di UGD
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
1.1 Data/Hasil penelitian
1. Identitas pasien
Nama : Nn. R
Umur : 10 tahun
Tanggal lahir : 22 mei 2009
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Suku : jawa
Pekerjaan : pelajar
Diagnosa medis : ISPA
Alamat : Taman lestari
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan tenggorokannya gatal,pilek,suhu tubuhnya
naik turun dan tidurnya terganggu.
b. Riwayat kesehatan / penyakit sekarang
Pasien mengatakan tenggorokannya gatal,pilek,suhu tubuhnya
naik turun dan tidurnya terganggu.
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemah
Tanda-tanda vital :
- TD : 90/70
- TB : 140
- BB : 30
- T : 37,9
4. Data fokus
a. Data subjektif
- Pasien mengatakan teggorokannya gatal
- Pasien mengatakan suhu tubuhnya naik turun
- Pasien mengatakan tidurnya tidak nyaman
b. Data objektif
- Pasieng lemas dan pucat
- TB : 140
- TD : 90/70
- BB : 30
- T : 37,9
c. Therapy
Terapi yang di berikan kepada Nn.R
- Paracetamol
- Vitamin b kompleks

13
- Glycervl guaiacolate

4.2 ANALISA DATA


Pengelompokkan data penyebab masalah
Data subjektif

- Pasien mengatakana
ISPA Tenggorokan gatal dan
tenggorokannya gatal
demam
- pasien mengatakan suhu

tubuhnya naik turun

- pasieng mengatakan

tidurnya tidak nyaman

S O A P
Data subjektif : KU : lemah Dx medis :ISPA Paracetamol (3x1)
BB : 30 Vitamin B komples (1x1)
Pasien mengatakan TB : 140 Dx keperawatan : Glycervl guaiacolate (3x1)
TD : 90/70 Peningkatan suhu
tenggorokan gatal. T : 37,9 tubuh b.d proses Intervensi
infeksi 1. Perbanyak
Pasien mengatakan minum air putih.
2. Minum obat
suhu tubuhnya naik sesuai resep
dokter
turun. 3. Konsumsi
makanan yang
Pasien mengatakan bergizi.

tidurnya terganggu.

Data objektif

Pasien lemah dan

pucat.

14
4.3 pembahasan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang

disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.Penyakit ISPA

merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan

bagian bawah.Gejala yang ditimbulkan yaitu gejala ringan (batuk dan pilek),

gejala sedang (sesak danwheezing) bahkan sampai gejala yang berat (sianosis dan

pernapasan cuping hidung). Komplikasi ISPA yang berat mengenai jaringan paru

dapat menyebabkan terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit

infeksi penyebab kematian nomor satu pada balita (Riskesdas, 2013).Beberapa

faktor risiko terjadinya ISPA adalah faktor lingkungan, ventilasi, kepadatan

rumah, umur, berat badan lahir, imunisasi, dan faktor perilaku (Naning et al.,

2012). Penyakit ISPA dapat terjadi di berbagai tempat di saluran pernafasan mulai

dari hidung sampai ke telinga tengah dan yang berat sampai keparu. Kebanyakan

ISPA muncul dari gejala yang ringan seperti pilek dan batuk ringan tetapi jika

imunitas anak rendah gejala yang ringan tersebut bisa menjadi berat. Anak yang

terkena infeksi saluran pernapasan bawah akan berisiko tinggi kematian (Dinkes

RI,2010). Penyakit ISPA merupakan salah satu dari banyak penyakit yang

menginfeksi di negara maju maupun negara berkembang.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan

yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14

hari.Penyakit ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang saluran

pernapasan bagian atas dan bagian bawah.Gejala yang ditimbulkan yaitu

gejala ringan (batuk dan pilek), gejala sedang (sesak danwheezing) bahkan

sampai gejala yang berat (sianosis dan pernapasan cuping hidung).

Komplikasi ISPA yang berat mengenai jaringan paru dapat menyebabkan

terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab

kematian nomor satu pada balita (Riskesdas, 2013).Beberapa faktor risiko

terjadinya ISPA adalah faktor lingkungan, ventilasi, kepadatan rumah,

umur, berat badan lahir, imunisasi, dan faktor perilaku (Naning et al., 2012).

5.2 Saran

Penderita ispa disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang

bergizi,menghindari lingkungan yang lembab dan berdebu. Dianjurkan

kepada penderita ISPA agar tidak mendekati atau mencium balita

dikarenakan balita rentan terkena penyakit.

16

Anda mungkin juga menyukai