Makalah Etikolegal
Makalah Etikolegal
OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
Berkat dan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Makalah ini di buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah ”Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan”.
Adapun isi dalam makalah ini mencakup teori yang memuat tentang aspek
hukum dalam praktik kebidanan . Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun sehingga dapat menjadi acuan bagi penulis
kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
.1 Latar Belakang................................................................................................4
.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1Pengertian Hukum...........................................................................................5
2.2Keterkaitan Hukum Dengan Moral Dan Etika………………………………5
2.3Disiplin Hukum…………………………………………………..………….6
2.4Macam-Macam Hukum………………………………………….…………..7
3.1Kesimpulan......................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Hukum yang berkaitan erat dengan ketentuan-ketentuan peraturan yang
berlaku dan harus ditaati, jika melanggar akan mendapatkan sanksi sesuai
dengan berat dan ringannya perilaku hukum yang dilanggar. Hukum bersifat
mengikat, maka dari itu keterikatan tersebut membuat tingkat kesadaran untuk
menaati aturan sangatlah tinggi.
Etika merupakan ilmu tentang baik dan buruk serta tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak). Dengan etika lebih mengajarkan bidan untuk berbuat
yang mengarah pada hukum dan norma yang berlaku untuk ditaati dan
diterapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat.
Moral tidak jauh berbeda dengan etika namun moral mengajarkan nilai yang
sudah diakui secara umum. Hal ini berkaitan dengan tindakan susila, budi
pekerti sikap, kewajiban dan lain-lain.
Dengan keterkatan antara hukum, etika dan moral, diharapkan permasalahan
yang terjadi dalam praktik kebidanan dapat diseleaikan dengan baik dengan
tetap memperhatikan sisi kenyamanan dan keamanan masyarakat.
.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan hukum?
2. Jelaskan keterkaitan Hukum dengan moral dan etika!
3. Apa yang di maksud dengan disiplin hukum?
4. Apa saja macam-macam hukum?
.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum
2. Untuk mengetahui keterkaitan hukum dengan moral dan etika
3. Untuk mengetahui disiplin hukum
4. Untuk mengetahui macam-macam hukum
4
BAB II
PEMBAHASAN
.1 Pengertian Hukum
Ilmu hukum adalah kumpulan pengetahuan tentang hukum yang telah dibuat
sistematikanya. Kumpulan peraturan hukum disebut sebagai hukum.
Pengertian lain hukum adalah himpunan peraturan yang bersifat memaksa,
berisi perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu,
guna mengatur tata tertib masyarakat. Hukum diperlukan untuk mewujudkan
keadilan.
Hukum bertujuan untuk memberikan pengayoman bagi manusia. Hukum
juga bertujuan untuk mewujudkan apa yang berguna atau berfaedah bagi orang,
yakni mewujudkan kebahagiaan sebanyak - banyaknya.
5
Etika hanya bisa ”bergerak” sebatas memberi peringatan dan tuntunan,
sedangkan hukum dengan dasar etika yang jelas bisa memberi sanksi yang lebih
jelas dan tegas dalam bentuk tuntutan.
Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral.
Hukum tidak mempunyai arti kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Sebaliknya,
moral juga berhubungan erat dengan hukum. Moral hanya sebatas hal yang
abstrak saja tanpa adanya hukum. Contohya; Aborsi tanpa adanya persetujuan
dari pihak medis yang berwenang adalah tindakan moral yang tidak baik,
supaya prinsip etis ini berakar di masyarakat maka harus diatur dengan hukum”
.3 Disiplin Hukum
Disiplin Hukum adalah suatu sistem ajaran tentang hukum. Disiplin hukum
antara lain:
1) Ilmu hukum
a) Kaidah hukum (validasi sebuah hukum)
b) Kenyataan hukum (sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi,
perbandingan hukum)
c) Pengertian hukum
2) Filsafat hukum
Yaitu sistem ajaran yang pada hakikatnya menjadi kerangka utama
dari segala ilmu hukum dan hukum itu sendiri berserta segala unur
penerapan dan pelaksanaannya.
3) Politik hukum
Yaitu arah atau dasar kebijakan yang menjadi landasan pelaksanaan
dan penerapan hukum yang bersangkutan.
8
BAB III
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa
negara atau pemerintah secara resmi melalui lembaga atau intuisi hukum untuk
mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat, bersifat memaksa, dan
memiliki sanksi yang harus dipenuhi oleh masyarakat.
Moral adalah nilai-nilai dan norma kebiasaan perilaku manusia untuk
mengatur tingkah lakunya dalam bermasyarakat.Etika adalah ilmu pengetahuan
tentang kebiasaan perilaku manusia baik yang bersifat baik maupun buruk
seperti adab, perasaan, cara berfikir, dan akhlak
Dalam praktik pelayanan kebidanan sistem harus sejalan dengan etika dan
moral yang berlaku agar sistem tata hukum berlaku dengan baik dan mencapai
tingkat efisien dan efektif untuk pelayan kesehatan terutama bidan.
Serta dalam memberikan pelayanan harus berkibat pada hukum yang berlaku
dan diiringi dengan etika dan moral yang menjadi pendukung kualitas
pelayanan yang kita berikan kepada masyarakat.
.2 Saran
Dengan adanya hukum, etika, dan moral yang berlaku dalam memberikan
pelayanan kebidanan diharapkan agar pelayan kesehatan terutama bidan dapat
menaati hukum, menerapkan kebijakan yang telah dibuat serta tidak melakukan
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hukum, etika dan moral yang ada
agar dalam memberikan pelayanan akan menghasilkan pelayanan yang bemutu
di masyarakat.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktikum-
Konsep-Kebidanan-dan-Etikolegal-dalam-Praktik-Kebidanan-Komprehensif.pdf
10
.2 memanusiakan manusia dan
memperadab manusia. Etika
merupakan ilmu yang
menyelidiki tingkah
.2 laku moral, oleh karena itu ada
tiga pembagian etika. Etika
deskriptif melukiskan tingkah
laku
.2 moral dalam arti luas, misalnya
adat kebiasaan, anggapan-
anggapan tentang baik buruk,
tindakan-
.2 tindakan yang diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan. Etika
normatif bersifat preskriptif
.2 (memerintahkan), tidak
melukiskan melainkan
11
menentukan benar atau
tidaknya tingkah laku.
.2 Metaetika mengarahkan pada
arti khusus dari bahasa etika
(”Meta” berasal dari bahasa
yunani
.2 yang berarti melibihi atau
melampaui)
.2 F.A. Moeloek (2002)
menyatakan bahwa etika, moral,
dan hukum merupakan the
.2 guardians (pengawal) bagi
kemanusian. Ketiganya
mempunyai tugas dan
kewenangan untuk
.2 memanusiakan manusia dan
memperadab manusia. Etika
12
merupakan ilmu yang
menyelidiki tingkah
.2 laku moral, oleh karena itu ada
tiga pembagian etika. Etika
deskriptif melukiskan tingkah
laku
.2 moral dalam arti luas, misalnya
adat kebiasaan, anggapan-
anggapan tentang baik buruk,
tindakan-
.2 tindakan yang diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan. Etika
normatif bersifat preskriptif
.2 (memerintahkan), tidak
melukiskan melainkan
menentukan benar atau
tidaknya tingkah laku.
13
.2 Metaetika mengarahkan pada
arti khusus dari bahasa etika
(”Meta” berasal dari bahasa
yunani
.2 yang berarti melibihi atau
melampaui)
.2 F.A. Moeloek (2002)
menyatakan bahwa etika, moral,
dan hukum merupakan the
.2 guardians (pengawal) bagi
kemanusian. Ketiganya
mempunyai tugas dan
kewenangan untuk
.2 memanusiakan manusia dan
memperadab manusia. Etika
merupakan ilmu yang
menyelidiki tingkah
14
.2 laku moral, oleh karena itu ada
tiga pembagian etika. Etika
deskriptif melukiskan tingkah
laku
.2 moral dalam arti luas, misalnya
adat kebiasaan, anggapan-
anggapan tentang baik buruk,
tindakan-
.2 tindakan yang diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan. Etika
normatif bersifat preskriptif
.2 (memerintahkan), tidak
melukiskan melainkan
menentukan benar atau
tidaknya tingkah laku.
.2 Metaetika mengarahkan pada
arti khusus dari bahasa etika
15
(”Meta” berasal dari bahasa
yunani
.2 yang berarti melibihi atau
melampaui)Etika tidak bisa terlepas dari masalah moral dan
hukum, karena ketiganya berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama
lain.F.A. Moeloek (2002) menyatakan bahwa etika, moral, dan hukum
merupakan the guardians (pengawal) bagi kemanusian. Ketiganya mempunyai
tugas dan kewenangan untuk memanusiakan manusia dan memperadab
manusia. Etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral, oleh
karena itu ada tiga pembagian etika. Etika deskriptif melukiskan tingkah laku
moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang
baik buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
Etika normatif bersifat preskriptif (memerintahkan), tidak melukiskan
melainkan menentukan benar atau tidaknya tingkah laku. Metaetika
mengarahkan pada arti khusus dari bahasa etika (”Meta” berasal dari bahasa
yunani yang berarti melebihi atau melampaui). Etika dan hukum memiliki
tujuan yang sama, yaitu mengatur tertib dan tenteramnya pergaulan hidup
dalam masyarakat. Pelanggaran etik tidak selalu merupakan pelanggaran
hukum, tetapi sebaliknya, pelanggaran hukum hampir selalu merupakan
pelanggaran etik. Etika hanya bisa ”bergerak” sebatas memberi peringatan dan
tuntunan, sedangkan hukum dengan dasar etika yang jelas bisa memberi sanksi
yang lebih jelas dan tegas dalam bentuk tuntutan. Hukum berhubungan erat
dengan moral. Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak mempunyai arti
kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Sebaliknya, moral juga berhubungan erat
dengan hukum. Moral hanya sebatas hal yang abstrak saja tanpa adanya hukum.
Contohya; Aborsi tanpa adanya persetujuan dari pihak medis yang berwenang
adalah tindakan moral yang tidak baik, supaya prinsip etis ini berakar di
masyarakat maka harus diatur dengan hukum”
16