Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN COLIC ABDOMEN

KEPALA RUANGAN PDL : KALSUMIATI, S.KEP.

DISUSUN OLEH

NAMA : SALSABILLA SHEILALIA


NIM : PO7120118079
TINGKAT : 3B

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian

Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang

traktus intestinal, Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan

terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal. (Amin Huda:

2015)

Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan

bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut). Hal yang mendasari hal

ini adalah infeksi pada organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu,

radang kandung kemih), sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). (Hardi

Kusuma: 2015)

Kolik abdomen merupakan nyeri yan gdapat terlokalisasi dan dirasakan seperti

perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial

ataupun total baik oragan tubuh berongga atau organ yang terlibat

tersebut dipengaruhi peristaltik. (gilroy, 2013).

Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan

kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang

bersifat fatal. (Amin Huda: 2015).


2. Etiologi

Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :

a. Secara mekanis :

1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena

radang)

2) Karsinoma

3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam

usus)

4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)

5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)

6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)

b. Fungsional (non mekanik)

1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak

dapat bergerak)

2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh

kecelakaan lalu lintas)

3) Enteritis regional

4) Ketidak seimbangan elektrolit

5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena

ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).


3. Pathway KOLIK ABDOMEN

Apendisitis
6) akut Kehamilan ektopik
Kolesistitis akut Hernia strangulate Aneurisma yang pecah
7)
Pancreatitis akut Hernia inkarserata Pendarahan limpa, hati
Volvulus usus Perforasi organ dalam
8)
Peradangan Perdarahan
9) Obstruktif
10)
RESIKO INFEKSI Hambatan pasase dalam Peningkatan
11) regangan/tarikan, organ,
organ
kontraksi berlebih
12)

Mual,
13)muntah Peningkatan tekanan intra
Merangsang peritoneum
luminer
viseral
RESIKO
14)
DEFISIT VOLUME
15)
CAIRAN Penurunan aliran darah Nyeri viseral
16)
Hipoksia jarinagn dinding GANGGUAN RASA
17) saluran NYAMAN NYERI
18)
Peningkatan metabolism
19) anaerob
20)
Penumpukan asam laktat
21)

NYERI

Gelisah gerak paksa

RESIKO CIDERA
4. Klasifikasi

Kolik abdomen visceral adalah berasal dari organ dalam, visceral dimana

intervasi berasal dari saraf memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi

otot, bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri visceral

diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih ke area dengan

struktur embrional yang sama.

Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan

lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas

kasus bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan

umur penderita, yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat

dikelompokkan menjadi penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal.

Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2 golongan:

organik (fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya harus dicari dulu

penyebab organik, bila tidak ditemukan bisa dipikirkan kemungkinan penyebab

psikogenik . Cara pendekatan seperti ini tentu akan banyak memakan waktu dan

biayaPada umumnya batu empedu dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :

a. Tipe kolesterol.

b. Tipe pigmen empedu.

c. Tipe campuran.

Batu kolesterol terjadi akibat gangguan hati yang mengekskresikan kolesterol

berlebihan hingga kadarnya diatas nilai kritis ke larutan kolesterol dalam empedu.

Tipe pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E. Coli ke dalam empedu

yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas yang mungkin

dapat menjadi Kristal kalsium bilirubin. (amin huda:2015)


5. Patofisiologi

Colic abdome adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus

intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ

yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut

(diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih). Sumbatan dari organ perut

(batu empedu, batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang

dapat terjadi karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung

kurang daari 24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti

muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada kolik

abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri viseral. Dari

otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen biasanya mengarah pada

lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walupun sebagian nyeri yang

dirasakan merupakan perjalanan dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang

dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.

(Gilroy: 2013)

6. Manifestasi Klinis

a. Mekanika sederhana – usus halus atas

 Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah

empedu   awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi

terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.

b. Mekanika sederhana – usus halus bawah

Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak

ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri

tekan difus minimal.

c. Mekanika sederhana – kolon


Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian

terjadmuntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.

d. Obstruksi mekanik parsial

Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram

nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.

e. Strangulasi

f. Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;

distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan

terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau

mengandung darah samar.

7. Komplikasi

a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )

b. Kolik biliaris

c. Kolik intestinal (obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang)

d. Gangren

Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren

kandung  empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-

organ tersebut.

e. Sepsis

Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh

melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan

darah turun.

f. Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu

mengerosi dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran

baru ke lambung, usus dan rongga perut.

g. Peritonitis

Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang

steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.

h. Ileus

Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu

berukuran cukup  besar.(Amin huda: 2015)

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus

b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan

sigmoid yang tertutup.

c. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan

hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar

serum amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.

d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik. (Amin

huda: 2015)

9. Penatalaksanaan

a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

b. Terapi Na+, K+, komponen darah

c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial

d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler


e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area

penyumbatan selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien

berbaring miring ke kanan.

f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.

g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik,

ileus paralitik atau infeksi.

h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.

i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.

j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus

dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.

(Amin huda: 2015)

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Menurut Amin Huda (2015) dalam buku Aplikasi Nanda dan NIC-NOC

tinjauan ulang catatan prenatal adanya indikasi untuk kelahiran normal adalah sebagai

berikut :

a. Identitas

Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan,

Terdapat juga identitas penanggung jawab misal suami.

b. Status kesehatan saat ini

Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini

c. Kebutuhan Dasar Khusus

1) Pola nutrisi

Nafsu makan meningkat, kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg


2) Pola eliminasi/sistem urogenital

a) Konstipasi , tidak mampu berkemih, retensi urine.

b) Edema pada kandung kemih , uretra dan meatus urinarius terjadi karena

trauma.

c) Pada fungsi ginjal : proteinuria,diuresis mulai 12 jam

3) Pola personal Hygiene

Bagaimana frekuensi personal hygien klien, seperti mandi, pral hygiene, maupun

cuci rambut.

4) Pola istirahat dan tidur

Kurang tidur, mengantuk

5) Pola Aktivitas dan latihan

Terganggu karena nyeri

6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun ketergantungan obat.

7) Seksualitas / reproduksi

Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri

8) Peran

Perubahan peran sebagai ibu

9) Persepsi diri/konsep diri

Penilaian citra tubuh terganggu

d. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

a) GCS

b) Tingkat Kesadaran

c) Tanda-tanda Vital
Jam I : tiap 15 menit, Jam II : tiap 30 menit, Jam III : tiap 4 jam, Setelah 24

jam : 8 jam

d) Berat badan

e) Tinggi badan

2) Head to toe

a) Kepala

Memeriksakan apakah terjadi edema pada wajah

b) Wajah

Memeriksakan apakah kongjungtiva pucat, apakah skelera ikterus.

c) Leher

1. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah ada kelenjar tiroid

membear, pembuluh limfe, pelebaran vena jungularis.

d) Thoraks

1. Payudara

a. Terdapat perubahan payudara , payudara membesar. Putting mulai

erektil,

2. Jantung

a. Volume darah

Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu.

e) Abdomen

1. Memeriksakan bising usus pada empat kuadran

2. Memeriksakan fundus uteri,konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi, tinggi

fundus.
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis

Association (NANDA) adalah suatu penilalan klinis tentang respon individu,

keluarga. atau kornunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan dimana perawat bertanggung gugat.

Menurut Amin Huda, 2015 diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada

kasus Kolik Abdomen adalah:

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan kontraksi

organ)

b. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaphoresis

c. Resiko cidera berhubungan dengan orientasi efektif , penurunan hemoglobin,

trombositopeni, hipoksia jaringan

3. Rencana Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan kontraksi

organ)

Tabel 2.1 Intervensi nyeri akut


Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi
(NIC)
Paint level Manajemen Nyeri
Pain control Definisi : mengurangi nyeri
Comfort level dan menurunkan tingkat nyeri
Criteria hasil: yang dirasakan pasien.
1. Mengenali faktor penyebab Intervensi :
2. Mengenali onset (lamanya 1. lakukan pengkajian nyeri
sakit) secara komprehensif
3. Menggunakan metode termasuk lokasi,
pencegahan karakteristik, durasi,
4. Menggunakan metode frekuensi, kualitas dan
nonanalgetik untuk faktor presipitasi
mengurangi nyeri 2. gunakan teknik komunikasi
5. Menggunakan analgetik terapeutik untuk
sesuai kebutuhan mengetahui pengalaman
6. Mencari bantuan tenaga nyeri pasien
kesehatan 3. kaji kultur yang
7. Melaporkan gejala pada mempengaruhi respon
tenaga kesehatan 4. evaluasi pengalaman nyeri
8. Menggunakan sumber- masa lampau
sumber yang tersedia 5. kontrol lingkungan yang
9. Mengenali gejala-gejala dapat mempengaruhi nyeri
nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
6. kurangi faktor presipitasi
7. berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
9. tingkatkan istirahat
10. kolaborasikan dengan
dokter jika keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
ANALGETIC
ADMINISTRATION
1. tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
3. pilih analgetik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu
4. tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri

b. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaphoresis

Tabel 2.2 Intervensi Resiko deficit volume cairan


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Fluid balance Fluid management
Hydration 1. Timbang popok/pembalut jika
Nutritional status diperlukan
Intake 2. Pertahankan catatan intake
criteria hasil: dan output yang akurat
1. Mempertahankan urine output 3. Monitor status hidrasi
sesuai dengan usia dan BB, BJ (kelembaban membran
urine normal, HT normal mukosa, nadi adekuat, tekanan
2. Tekanan darah, nadi, suhu darah ortostatik), jika
tubuh dalam batas normal diperlukan
3. Tidak ada tanda tanda 4. Monitor vital sign
dehidrasi, Elastisitas turgor 5. Monitor masukan
kulit baik, membran mukosa makanan/cairan dan hitung
lembab, tidak ada rasa haus intake kalori harian
yang berlebihan 6. Lakukan terapi IV
         Monitor status nutrisi
7. Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
8. Dorong masukan oral
9. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
10. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
11. Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
12. Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
meburuk
13. Atur kemungkinan tranfusi
         Persiapan untuk tranfusi

c. Resiko cidera berhubungan dengan orientasi efektif , penurunan hemoglobin,

trombositopeni, hipoksia jaringan

Tabel 2.3 Intervensi resiko cidera

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Risk control Environment Management
criteria hasil: (Manajemen lingkungan)
1. Klien terbebas dari cedera
1. Sediakan lingkungan yang
2. Klien mampu menjelaskan
aman untuk pasien
cara/metode untukmencegah
2. Identifikasi kebutuhan
injury/cedera
keamanan pasien, sesuai
3. Klien mampu menjelaskan
dengan kondisi fisik dan
factor resiko dari
fungsi kognitif  pasien dan
lingkungan/perilaku personal
riwayat penyakit terdahulu
4. Mampumemodifikasi gaya
pasien
hidup untukmencegah injury
3. Menghindarkan lingkungan
5. Menggunakan fasilitas
yang berbahaya (misalnya
kesehatan yang ada
memindahkan perabotan)
6. Mampu mengenali perubahan
4. Memasang side rail tempat
status kesehatan
tidur
5. Menyediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih
6. Menempatkan saklar lampu
ditempat yang mudah
dijangkau pasien.
7. Membatasi pengunjung
8. Memberikan penerangan yang
cukup
9. Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien.
10. Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
11. Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan
12. Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status kesehatan
dan penyebab penyakit

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S


DENGAN COLIC ABDOMEN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Siti Mujayanah
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Mesuji OKI
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl MRS : 05-12-2020
No. Rekam Medis : 351935
Diagnosa Medis : Colic Abdomen + Vomitus

Identitas Penanggungjawab
Nama : Fardiansyah
Alamat : Bsm. Blok A. Surya adi, Mesuji OKI
Status : Suami
No. HP : 081278863582

2. Keluhan Utama
- Nyeri perut/nyeri ulu hati
- Mual

3. Riwayat alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi

4. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengatakan pada tanggal 5-12-2020 nyeri perut disertai mual, saat sudah di RS
mual sedikit berkurang tetapi nyeri masih terasa.

5. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit terdahulu

6. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan dari keluarga

7. Pola fungsi kesehatan


a. Pola Nutrisi
Saat sakit porsi makan pasien lebih sedikit dari saat sebelum sakit
b. Pola Eliminasi
Saat sakit klien belum pernah BAB
c. Pola Kebersihan Diri
Klien mandi dibantu keluarga klien
d. Pola Aktivitas
Saat sakit klien melakukan aktivitasnya di tempat tidur
e. Pola Istirahat/Tidur
Klien sering terbangun karena tiba tiba merasakan nyeri

8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4-6-5
Vital Sign
- TD : 110/70 mmHg
- S : 36,5°C
- RR : 21x/mnt
- N : 100x/mnt
- BB : 60 kg
- TB : 158 cm
b. Mata : Tidak Anemis
c. Ikterik : Tidak
d. Pupil : Isokor
e. Udem Palpebrae : Tidak
f. Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak
g. Thoraks : Simetris
h. Pulmo: Suara Nafas : Tidak Ronchi
i. Wheezing : Tidak
j. Peristaltik : Meningkat
k. Asites : Tidak
l. Nyeri tekan : Ada

9. Pemeriksaan Penunjang : USG

B. ANALISA DATA

Nama : Ny. S
Umur : 27 Th
No. RM : 351935
Diagnosa : Colic Abdomen

No
Data Etiologi Masalah
.
1. S: Reaksi inflamasi Nyeri
- P : klien mengatakan perut
tiba tiba nyeri di ulu hati Pembengkakan
- Q : klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk Ulserasi
- R : klien mengatakan nyeri
ulu hati Lesi pada mukosa
- S : skala nyeri 8
- T : nyeri hilang timbul Lambung
P:
- Kesadaran : composmentis Iritasi pada mukosa
- GCS : 4-6-5
- Pasien tampak lemas Lambung
- TD : 110/70 mmHg
- Pasien tampak bedrest Nyeri

2. S: Reaksi inflamasi Ketidakseimbangan


- Klien mengatakan mual nutrisi : kurang dari
muantah Pembengkakan kebutuhan tubuh
- Klien mengatakan tidak
nafsu makan karena mual Ulserasi
- Klien mengatakan badan
terasa lemas Infeksi
P:
- Kesadaran : composmentis Pengeluaran toksin
- GCS : 4-6-5
- Bibir tampak kering Meningkatnya
- Klien tampak bedrest motilitas
- Klien hanya menghabiskan
sedikit makanan yang Absorbsi
diberikan
Gangguan kebutuhan
nutrisi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake tidak adekuat
D. INTERVENSI

Nama : Ny. S
Umur : 27 Th
No. RM : 351935
Diagnosa : Colic Abdomen

No Diagnosa Perencanaan
Tanggal
. Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Rencana Tindakan
1. 08-12-2020 Nyeri b/d Setelah dilakukan - identifikasi
peningkatan asam tindakan keperawatan lokasi,
lambung selama 1x24 jam karakteristik,
diharapakan tingkat durasi, frekuensi,
nyeri menurun dengan kualitas, intensitas
kriteria hasil : nyeri
- keluhan nyeri - identiifikasi skala
menurun nyeri
- meringis menurun - identifikasi
- sikap protektif respon nyeri non
menurun verbal
- gelisah menurun - identifikasi faktor
- Kesulitan tidur yang memperberat
menurun dan memperingan
nyeri
- monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
- observasi TTV
- kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri
- fasilitasi istirahat
dan tidur
- jelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri
- jelaskan strategi
meredakan nyeri
- anjurkan monitor
nyeri secara
mandiri
- kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
2. 09-12-2020 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan - identifikasi status
nutrisi :kurang dari tindakan keperawatan nutrisi
kebutuhan tubuh selama 1x 24 jam - identifikasi alergi
b/d intake tidak diharapkan status dan intoleransi
adekuat nutrisi membaik makanan
dengan kriteria hasil : - identifikasi
- porsi makanan yang makanan yang
dihabiskan meningkat disukai
- frekuensi makan - observasi TTV
membaik - monitor asupan
- nafsu makan makanan
membaik - monitor BB
- membran mukosa - Monitor hasil
membaik pemeriksaan
laboratorium
- lakukan oral
hygien sebelum
makan, jika perlu
- sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
- berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan
-kolaborasi dengan
ahli gizi

E. IMPLEMENTASI

Nama : Ny. S
Umur : 27 Th
No. RM : 351935
Diagnosa : Colic Abdomen

No Diagnosa
Tanggal Implementasi
. Keperawatan
1. 08-12-2020 Nyeri berhubungan - Mengidentifikasi lokasi,
dengan peningkatan karakteristik, durasi, frekuensi,
asam lambung kualitas, intensitas nyeri
- Mengidentiifikasi skala nyeri
- Mengidentifikasi respon nyeri non
verbal
- Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri
- Memonitor efek samping
penggunaan analgetik
- Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Mengobservasi TTV
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
- Menjelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
- Menganjurkan monitor nyeri secara
mandiri
- Berkolaborasi dalam pemberian
analgetik, jika perlu
2. 09-12-2020 Ketidakseimbangan - Mengidentifikasi status nutrisi
nutrisi : kurang dari - Mengidentifikasi alergi dan
kebutuhan tubuh intoleransi makanan
berhubungan dengan - Mengobservasi TTV
intake tidak adekuat - Memonitor asupan makanan
- Memonitor BB
- Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium
- Menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
- Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Menganjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Mengkolaborasikan pemberian
medikasi sebelum makan
-Berkolaborasi dengan ahli gizi

F. EVALUASI

No Diagnosa
Tanggal Evaluasi
. Keperawatan
1. 10-12-2020 Nyeri berhubungan S:
dengan peningkatan - Klien mengatakan masih nyeri
asam lambung pada perutnya tetapi sudah
sedikit berkurang
- Skala nyeri 6
- Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
O:
- Keadaan Umum : Cukup
- Kesadaran : Composmentis
- GCS : 4-6-5
- Pasien tampak menahan sakit
- TD : 110/70 mmHg
- S : 36, 5°C
- N : 90x/mnt
- RR : 20x/mnt
A : Nyeri teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2. 10-12-2020 Ketidakseimbangan S:
nutrisi : kurang dari - Klien mengatakan masih mual
kebutuhan tubuh - Klien mengatakan tidak nafsu
berhubungan dengan makan
intake tidak adekuat
O:
- Kesadaran : composmentis
- Klien tampak hanya
menghabiskan sedikit makanan
yang diberikan
- Bibir kering
- Akral hangat
- TD : 120/70 mmHg
- N : 92x/mnt
- RR : 21x/mnt
- S : 36,5°C
A : Gangguan kebutuhan nutrisi
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

DAFTAR PUSTAKA

Enny. Askep Colic Abdomen. (https://id.scribd.com/document/419901780/Askep-Colic-


Abdomen, di akses pada 8 desember 2020)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai