TEORI PORTOLIO
(MANAJEMEN PIUTANG)
Disusun oleh :
DOSEN PEMBIMBING :
FAUZAN, SE., S.KOM., M.SI
Puji dan Syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan karunia-Nya, sebab hanya karena anugrah-Nya lah
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen Mata Kuliah Teori Portolio. Adapun tema dari makalah ini
adalah Manajemen Piutang. Selain itu, penyusun juga menyadari bahwa makalah
ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Maka oleh karena itu
ribuan terima kasih penyusun hanturkan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam menyusun makalah ini.
Penyusun juga mengharapkan agar segala daya dan upaya yang telah
diberikan dalam penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Namun, penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk perbaikan makalah ini.
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan Makalah...........................................................................................2
1.4. Manfaat Makalah.........................................................................................2
BAB II.PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1. Pengertian Manajemen Piutang...................................................................3
2.2. Ruang Lingkup Manajemen Piutang............................................................3
2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi Danlam Piutang...................25
2.4. Resiko Yang Timbul Dari Adanya Penjualan Secara Kredit.......................26
2.5. Prinsip-prinsip Dalam Pemberian Kredit.....................................................27
2.6. Biaya Yang Timbul Akibat Adanya Piutang...............................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
DAFTAR TABEL
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui yang dimaksud dengan manajemen piutang.
2. Mengetahui ruang lingkup manajemen piutang.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam
piutang.
4. Mengetahui resiko yang timbul dari adanya penjualan secara kredit.
5. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian kredit.
6. Mengetahui biaya yang timbul akibat adanya piutang.
1.4. Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail
mengenai manajemen piutang. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat
mempraktekkan konsep manajemen piutang di dalam perencanaan keuangan
perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Standar Kredit
Standar kredit dari suatu perusahaan didefin isikan sebagai
kriteria minimum yang harua dipenuhi oleh seorang langganan
sebelum dapat diberikan kredit. Hal-hal seperti nama baik
langganan sehubunga n dengan kredit atau pembayaran utang-
utang dagangnya baik kepada perusahaan sendiri maupun kepada
perusahaan-perusahaan lain, referensi-referensi kredit, rata-rata
jangka waktu pembayaran utang dagang dan beberapa ratio
finansial tertentu dari perusahaan langganan akan dapat
memberikan suatu dasar penilaian bagi perusahaan sebelum
memberikan atau melakukan penjualan kredit.
Pembahasan dalam buku ini tidak akan dilakuakan secara
individual terhadap komponen-komponen standar kredit tersebut
diatas tetapi akan ditekannkan pada ketat tidaknya standar kredit
secara keseluruhan.
Dengan mengetahui faktor-faktor utama yang harus
dipertimbangkan bila mana perusahaan bermaksud untuk mem
perlunak ataupun memperketat standar kredit yang diterapkan, akan
dapat memberikan sesuatu gambaran tentang keputusan-keputusan
apa yang harus diambil oleh perusahaan sehubungan dengan
“kepada siapa dan jumlah berapa” kredit yang akan diberikan.
1) Biaya-biaya administrasi
Bila mana perusahaan memperlunank standar kredit yang
diterapkan maka berarti lebih bayak kredit yang diberikan dan
tuga-tugas yang tidak dapat dipisahkan dengan adanya
pertambahaan penjualan kredit tersebut juga akan semakin
bertambah besar. Sebaliknya, apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin
kecil dan tugas-tugas untuk itu pun akan semakin sedikit.
Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa perlunakan stndar
kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya
administrasi. Dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya,
biaya-biaya ini tidak akan diidentifikasi secara eksplisit tetapi
dianggap sudah cukup termasuk dalam biaya variable per unit.
4) Volume penjualan.
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah
volume penjualan. Bilaman standar kredit diperlunak maka
diharapkan akan dapat meningkatkan volume penjualan,
sedangkan apabila sebaliknya yang terjadi dimana perusahaan
memperketat standar kredit yang diterapkan maka dapt
diperkirakan bahwa volume penjualan akan menurun.
Pengaruh dari perubahan-perubahan dalam volume penjualan
atas keuntungan perusahaan tergantung pada pengaruhnya atas
biaya-biaya dan penghasilan yang diperoleh (costs and
revenues).Pengaruh dari pelunakan standar kredit atas
keuntungan perusahaan serta perubahan-perubahan yang
ditimbulkannya.Bilamana standar kredit diperketat maka
akibat yang ditimbulkan adalah sebaliknya dari keadaan di atas
Pengaruh atas
Perubahan
keuntungan
Keterangan Naik (N) atau
Positif (+) atau
Turun (T)
Negative (-)
Volume penjualan N +
Rata-rata pengumpulan
piutang N -
Kerugian piutang atau
bad deb expenses N -
Contoh:
Perusahaan “Aman” menjual produk A seharga Rp 100,000
per unit. Semua penjualan dilakukan secara kredit (penjualan bias
saja dilakukan sebagian per kas dan sebagian lagi secara kredit,
tetapi untuk menyederhanakan perhitungan maka disini semua
penjualan dianggap dilakukan secara kredit).
Tabel 1.
Perhitungan Jumlah Tambahan Keuntungan Perusahaan “Aman”
Karena Adanya Peningkatan Volume Penjualan
Keadaan yang direncanakan:
Penjualan (69.000 × Rp 100,00) Rp 6.900.000,00
Dikurangi:
Biaya-biaya variabel (69.000 × Rp 60,00) Rp 4.140.000,00 -
Contribution margin Rp 2.760.000,00
Biaya-biaya tetap Rp 1.200.000,00 -
(1) Laba operasi Rp 1.560.000,00
Keadaan sebelum ada perubahan:
Penjualan (60.000 × Rp 100,00) Rp 6.000.000,00
Dikurangi:
Biaya-biaya variabel (60.000 × Rp 60,00) Rp 3.600.000,00 -
Contribution margin Rp 2.400.000,00
Biaya-biaya tetap Rp 1.200.000,00 -
(2) Laba operasi Rp 1.200.000,00
Tambahan keuntungan apabila rencana tersebut diterapkan
(1) – (2) Rp 360.000,00
Atau
6.000 .000
Tahun 19 X 1= =Rp500.000,00
12
6.900 .000
Rencana= =Rp 862.500,00
8
80
Tahun 19 X 1= =0,8 atau 80 %
100
77,40
Rencana= =0,774 atau 77,40 %
100
Rp 4.800 .000,00
Tahun 19 X 1= =Rp 400.000,00
12
Rp5.340 .000,00
Rencana= =Rp 667.500,00
8
f. Analisa Kredit
Apabila perusahaan sudah menerapkan standar kredit yang
akan diterpkan maka harus dikembangkan suatu prosedur untuk
menilai siapa atau langganan langganan mana yang akan diberikan
kredit. Disamping menentukan langganan yang dapat diberikan
kredit perusahaan biasanya menentukan sampai berapa banyak
kredit yang dapt diberikan kepada masing-masing langganan.
Jumlah maksimum kredit yang dapat diperoleh oleh langganan
dalam suatu saat disebut dengan istilah “line of credit”.
Dua factor yang harus dilakukan perusahaan dalam
mengadakan penilaian terhadap calon langganan yang akan
diberikan kredit adalah memperoleh informasi-informasi tentang
keadaan langganan, misalnya dengan jalan mengisi folmuli-
folmulir sehubungan dengan keadaan finansial perusahaan,
informasi tentang pembekian kredit yang pernah dilakukan ataupun
referensi-refensi kredit. Bilaman perusahaan sudah pernah
melakukan penjualan kredit kepada langganan tersebut maka
perusahaan akan mempunyai inforemasi-informasi historis tetang
pola pembayaran utang dagang dari langganan tersebut. Faktor
kedua yang harus dilakukan adalah menganalisa laporan keungan
dan buku besar utang untuk menentukan umur rata-rata utang
dagang perusahaan calon langganan selama ini. Hasil yang
diperoleh kemudian dapat dibandingkan dengan persyaratan kredit
atau “credit term” yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini
yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah meng “aging”
perkiraan utang dangang dari langganan untuk mendaptkan
informasi yang lebih mendalam tetang pola pembayaran yang
dilakukan oleh langganan. Dengan meng“aging” perkiraan utang
berarti perusahaan akan membagi bagian-bagian utang sesuai
dengan umurnya masing-masing sehingga dapat diketahui berapa
prosentase utang yang sudah habis atau lewat wktunya. Bagi
langganan-langganan yang membeli secara kredit dalam jumlah
yang cukup besar maka analisa atas ratio-ratio likuiditas, ratio-ratio
leverage atau ratio utang, dan ratio profitabilitas, perlu dilakukan
secra menyeluruh.
a. Potongan Tunai
Bilamana perusahaan memberikan atau memperbesar potongan
tunai dalam penjualan kredit yang dilakukan maka dapat
diperkirakan akan terjadi perubahan-perubahan seperti berikut:
Pengaruh atas
Perubahan:
keuntungan:
Keterangan Naik ( N ) atau
Positif ( + ) atau
Turun ( T )
Negative ( - )
Volume penjualan N +
Rata-rata pengumpulan
Piutang T +
Kerugian piutang atau
Bad deb expenses T +
Keuntungan per unit T -
Contoh:
Perusahaan “Aman” yang datangnya disajikan di depan,
bermaksud untuk memberikan potongan tunai sebesar 2% kepada
langanan yang membayar dalam waktu 10 hari sesudah trasaksi
dilakukan. Pada saat ini pengumpulan piutang membutuhkan waktu
30 hari, penjualan yang keseluruannya dilakukan secra kredit
berjumlah 60.000 unit. Variabel cost per unit adalah 60,00 dan rata-
rata per unit adalah sebesar Rp 80,00 (biaya tetap sebesar Rp
1.200,000,00). Dengan diberikan potongan tunai sebesar 2% untuk
pembayaran dalam jangka waktu 10 hari maka diperkirakan
penjualan akan meningkat sebesar 15% yaitu menjadi 69.000 unit.
Dari keseluruan jumlah penjualan ini diperkirakan sebesar 60%
akan dibayar dalam periode potongan tunai. Rata-rata pengumpulan
piutang akan turun menjadi 15 hari.
Keuntungan-keuntungan yang dapat di peroleh oleh
perusahaan dengan adanya potongan tunai tersebut adalah
meningkatnya volume penjualan sebesar 9.000 unit dan
menurunnya rata-rata pengumpulan piutang. Kerugian piutang atau
bad debt expenses dianggap tidak terpengaruh oelh adanya
kebijaksanaan tersebut, dan perusahaan mengharapkan return on
investment sebesar 15%.
Tambahan penjualan sebesar 9.000 unit akam memberikan
tambahan keuntungan sebesar Rp 360.000,000,00 (9,00 × Rp
40,00). Dengan menurunnya rata-rata pengumpulan piutang maka
perputaran piutang atau account receivable turnover akan
meningkat dari 12 kali menjadi 24 kali piutang maka dipergunakan
cara yang singkat yaitu dengan jalan membagi keseluruan biaya
dengan tingkat perputaran masing-masing piutang.
80 ×60.000
Keadaan sekarang= =Rp 400.000,00
12
c. Periode Kredit
Perubahan dalam periode kredit (misalnya dari net 30 hari
menjadi net 60 hari) juga akan mempengaruhi profitabilitas
perusahaan. Pengaruh-pengaruh berikut ini diperkirakan akan
terjadi bilamana perusahaan memperpanjangperiode kredit yang
diberikan.
Pengaruh atas
Perubahan:
keuntungan:
Keterangan Naik ( N ) atau
Positif ( + ) atau
Turun ( T )
Negatif ( - )
Volume penjualan N +
Rata-rata pengumpulan piutang N -
Kerugian piutang atau bad debt
expenses N -
Perpanjangan poeriode kredit akan meningkatkan volume
penjualan tetapi baik rata-rata pengumpulan piutang maupun
kerugian piutang atau bad debt expenses juga akan meningkat.
Dengan demikian pen ingkatan volume pe njualan akan
mempunyai pengaruh yang positif atas keuntungan perusahaan,
sedangkan peningkatan rata-rata pengumpulan piutang dan
kerugian piutang akan membawa pengaruh yang negatif bagi
keuntungan perusahaan.Kebali dari hal ini, pendekatan periode
kredit, akan mempunyai pengaruh-pengaruh yang sebaliknya.
Contoh:
Perusahaan “Aman” sedangkan mempertimbangkan untuk
memperpanjang periode kredit yang diberikan kepada para
langganannya yaitu dari 30 hari menjadi 60 hari. Rata-rata
pengumpulan piutang yang selama ini 45 hari diperkirakan
akanmeniungkat menjadi 75 hari. Kerugian piutang sebelum
diadakan perubahan periode kredit adalah sebesar 1% dari volume
penjualan, dan dengan adanya rencana perubahan tersebut maka
diperkirakan jumlahg kerugian piutang akan meningkat menjadi
3%. Hal ini disebabkan karena semakin besarnya probabilitas
kerugian piutang yang dikaitkan dengan periode kredit yang
semakin lama.
Penjualan seluruhnya dilakukan secara kredit, dan dengan
adnya proposal perpanjangan kredit yang diberikan kepada para
langganan maka diharapkan penjualan dapat meningkat sebesar
15%, yaitu menjadi 69.000 unit.Biaya-biaya tetap yang
keseluruhannya sudah diserap oleh penjualan sebesar 60.000 unit.
Yang pertama berjumlah sebesar Rp 1.200.000,00. Biaya-biaya
variabel sebesar Rp 60/unit. Return on investment yang diharapkan
oleh perusahaan adalah sebesar 15%.
d. Kerugian Piutang
Perbedaan dalam pendekatan yang digunakan untuk analisa kali ini
denga analisda yang dilakukan sebelum terletak dalam komponen
Tabel 2.
Pengaruh dari Perpanjangan Periode Kredit
Pengaruh atas
Perubahan:
keuntungan:
Keterangan Naik ( N ) atau
Positif ( + ) atau
Turun ( T )
Negstif ( - )
Kerugian piutang T +
Rata-rata pengumpulan piutang T +
Volume penjualan 0 atau T Tetap atau –
Pengeluaran-pengeluaran untuk
pengumpulan piutang N -
Pencegahan resiko kredit dapat bula dilakukan degan cara sebgai berikut:
1. Mencari informasi tentang mental kepribadian, penilaian diperoleh
berdasarkan pandagan masyarakat serta pengalaman yang telah ada.
2. Mencari informasi tentang kemapuan keuangan, informasi ini diperoleh
melalui laporan keuangan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi serta
laporan lain yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan dan
hasil yang telah dicapai.
3. Mencari informasi tentang jalannya perusahaan, dalam hal ini posisi
keuagan perusahaan sekarag ini apakah masi bisa dipertahankan untuk
masa mendatang.
4. Menetapkan kebijakan setahap demi setahap, dalam hali ini lebih
memudahkan untuk mengotrol keadaan perusahaan.
5. Membatasi jumlah piutang yang akan diberikan kepada pelanggan.
6. Meminta barang jaminan, brang jaminan baik berupa barang atau Bank
Garantie, akan lebih menjamin piutang yang diberi. Namun, perlu
dipertimbangkan juga biyaya penyimpanan barang jaminan tersebut dan
prakteknya tidak selau mudah dilakukan.
7. Seleksi terhadap Verkooper atau agen, ada kalanya kemacetan piutang
berasal dari pihak perusahaan itu sendiri karena terjadi permasalahan
Internal. Sehingga penagihan tidak tepat pada waktunya.
1. Biaya Penghapusan
Biaya penghapusan piutang / piutang ragu-ragu / bad debt, risiko
terhadap tidak tertagihnya sejumlah tertentu dari piutang akan
dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu yang
nantinya akan diadakan penghapusan piutang. Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode.
2. Biaya Penumpulan Piutang
Dengan adanya piutang maka timbul kegiatan penagihan piutang yang
akan mengeluarkan biaya disebut sebagai biaya pengumpulan piutang.
3. Biaya Administrasi
Terhadap piutang diperlukan kegiatan administrasi yang akan
mengeluarkan biaya.
4. Biaya Sumber Dana
Dengan terjadinya piutang maka diperlukan dana dari dalam maupun
dari luar perusahaan untuk /berjaga-jaga. Dana tersebut diperlukan
biaya untuk sumber dana (weighted cost).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebijaksanaankredit mengandung dua dimensi, yaitu standar kredit
dan analisa kredit.Perusahaan harus menetapkan tingkat resiko yang
diterima dalam rangka memaksimumkan jumlah keuntungan yang ini
dicapai.Pertimbangan-pertimbangan yang diberikan disini terletak pada
biaya-biaya administrasi, kerugian-kerugian piutang, investasi dalam
piutang dan keuntungan yang dapat diperoleh dari penjualan.Faktor-faktor
tersebut diatas haruslah dipertimbangkan bilamana perusahaan bermaksud
untuk memperlunak atapun memperketat stndar kredit yang diberikan.
Analisa-analisa kredit yang menyangkut “the five C’s of credit” digunakan
untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi kredit dalam usaha
menentukan apakah seseorang langganan dapt memenuhi andar kredit yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan. Penilaian-penilaian objektif dari manajer
baian kredit adlah merupakan input yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan sehungan dengan kredit yang diberikan.
Persyaratan kredit atau “credit term” mempunyai tiga komponen
penting yaitu:
1. potongan tunai atau cash discount
2. periode potongan tunai atau cash discount period, dan.
3. Periode kredit atau credit period
3.2. Saran
Mengingat bahwa piutang merupakan suatu bentuk investasi yang cukup
besar dalam sebagian perusahaan, maka dengan adanya manajemen piutang
yang lebih baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan dan
penghematan yang cukup besar bagi perusahaan. Tujuan perusahaan secara
keseluruhan sehubungan dengan manajemen piutang seharusnya tidak
ditekankan pada kecepatan pengumpulan piutang saja, tetapi juga harus
diperhatikan untung-rugi yang mungkin timbul dalam aspek-aspek yang lain
di manajemen piutang misalnya kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutang.
DAFTAR PUSTAKA
http://sepnazyik.wordpress.com/makalah-pendidikan/manajemen-
piutang/aksartono.edublogs.org/files/2008/10/bab-vi-manajemen-piutang
http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-
news/270-manajemenpiutang
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2061522-pengertian-
piutang/
http://www.getbookee.org/ruang-lingkup-manajemen-piutang/
http://id.shvoong.com/business-management/accounting/2174446-definisi-
pengertian-piutang-dan-jenis/