Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH KELOMPOK 2 :
1. LUKMAN MUSTAQFIRIN
2. DENDI PURWANTO
3. RIAN KUKUH HANGGA PRADIKDA
4. USWATUL ICHSANA
5. NISA YULIAN NOOR AINY
6. HAYU NINGGIH PURWITASARI
7. SITI SUCIYATI
8. RAGIL PRIYO JULISTIYANTO
A. LATAR BELAKANG
Nutrisi yang baik selama periode 1000 hari antara awal kehamilan sampai
ulang tahun kedua anak sangat penting untuk masa depan kesehatan, kesejahteraan,
dan kesuksesan anak. Nutrisi yang tepat di jendela ini memberi dampak besar pada
kemampuan untuk tumbuh, belajar, dan bangkit dari keterpurukan. Mulai masa
kehamilan, bayi baru lahir, anak, dan remaja semua membutuhkan nutrisi yang baik
untuk membangun dasar masa depan kognitif, motoric, ketrampilan sosial,
keberhasilan sekolan, dan produktivitas.
Anak dengan perkembangan otak yang tidak optimal pada masa awal
kehidupannya berisiko lebih tinggi terkena problem neurologis, prestasi sekolah yang
buruk dan putus sekolah, ketrampilan yang rendah dan perawtan diri yang buruk,
sehingga secara tidak langsung memberi kontribusi pada mata rantai kemiskinan antar
generasi.
Di seluruh dunia 20 juta bayi lahir dengan berat badan rendah setiap tahun.
Tanpa kecuali Indonesia, banyak bayi-bayi lahir terlalu dini sebelum usia
kandunganya mencukupi sembilan bulan. Yang lainnya lahir dengan genap bulan tapi
tubuh mereka kecil karena pertumbuhan yang buruk dalam Rahim ibu. Bahkan bayi
yang lahir dengan berat badan normal pun mungkin masih kekurangan gizi dalam
kandungan jila pola diet ibunya buruk.
Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, bayi
mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya harus
disesuaikan dengan keadaannya. Kebutuhan zat gizi pada bayi disesuaikan dengan
kecukupan gizi yang dianjurkan dan disesuaikan dengan kelompok umur dan
kemampuan anak menerima makanan yang diberikan. Bayi yang berusia 0 – 12 bulan
termasuk golongan yang mudah terkena penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan
pada golongan bayi dipengaruhi oleh keturunan dan faktor lain yang terkait seperti
faktor lingkungan, penyakit, keadaan gizi dan sosial ekonomi. Dari hal tersebut begitu
pentingnya pengaruh nutrisi sejak awal mulai dari bayi, anak, dan remaja.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi bayi, anak, dan remaja?
2. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir ?
3. Sebutkan manfaat ASI untuk bayi?
4. Sebutkan standar makanan bagi bayi ?
5. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada anak 1-6 tahun ?
6. Sebutkan karakteristik makan pada remaja?
7. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada remaja ?
8. Apa penyebab masalah nutrisi pada remaja ?
9. Bagaimana cara mengatasi masalah nutrisi pada remaja?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi bayi, anak, dan remaja.
2. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir.
3. Untuk mengetahui manfaat ASI untuk bayi.
4. Untuk mengetahui standar makanan bagi bayi.
5. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada anak 1-6 tahun.
6. Untuk mengetahui karakteristik makan pada remaja.
7. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada remaja.
8. Untuk mengetahui penyebab masalah nutrisi pada remaja.
9. Untu mengetahui masalah nutrisi pada remaja.
BAB 11
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Status
gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi
dan penggunaan zat gizi tersebut atau bentuk dari nutriture variabel tertentu
(Supariasa, 2016: 20).
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
(Proverawati A, 2009, p.1).
Bayi adalah tahapan selanjutnya dari perkembangan manusia yang semula
berasal dari janin yang berkembang menjadi bayi. Dalam tahapan ini, bayi dalam
kondisi yang lemah dan serba tergantung pada orang tua dan pengasuhnya. Bayi
secara umum bayi adalah anak berusia 0 sampai 12 bulan. Selanjutnya ada yang
disebut dengan bayi prematur dan postmatur. Yang di maksud dengan bayi prematur
adalah bayi yang terlahir saat usia kandungan ibu kurang dari 36 minggu, sedangkan
bayi postmatur adalah bayi yang terlahir saat usia kandungan ibu melebihi 42 minggu.
Pertumbuhan dan perkembangan pesat yang terjadi pada rentang usia ini
haruslah bisa dioptimalkan oleh orang tua melalui pemberian nutrisi yang cukup,
dengan memberikan ASI (air susu ibu), dan makanan pendamping ASI ketika bayi
berusia diatas 6 bulan. (bimbingan.org.2014)
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah
satu tahun juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi
dua yaitu batita atau anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun dan anak usia
lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah
(Proverawati dan wati, 2011).
B. KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI BARU LAHIR
Makanan terbaik bagi bayi baru lahir adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya
umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang
melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan / pendamping ASI.
Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan
tambahan sewaktu hamil / menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk
memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu
tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.
F. REMAJA
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada
periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis
maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan terkadang tanpa kita
sadari. Perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan tanda-tanda seks
sekunder, terjadinya pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial
dengan lingkungannya. Perubahanperubahan tersebut dapat mengakibatkan kelainan
maupun penyakit tertentu bila tidak diperhatikan dengan seksama (Diana, 2013).
Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak
dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh
yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun menjadi
berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak
karena mengalami menstruasi setiap bulan.
1. Defisiensi besi
Anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain.
Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola makan
salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan menstruasi. Prevalensi anemia
pada remaja cukup tinggi. Sukarjo dkk di Jawa Timur (2001) mendapatkan
prevalensi sebesar 25.8% pada remaja perempuan dan 12.1% pada remaja lelaki
usia 12-15 tahun, sedangkan laporan Sunarno dan Untoro (2002) pada SKRT 1995
menunjukkan angka 45.8% dan 57.1% masing-masing pada anak sekolah lelaki
dan perempuan usia 10-14 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan adanya
hubungan defisiensi besi dengan gangguan proses kognitif yang membaik setelah
mendapat suplementasi zat besi.
2. Gizi kurang dan perawakan pendek.
Perawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi dengan
kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 - 65% pada 11 studi oleh
ICRW (International Centre for Research on Women). Gizi kurang kronik yang
mengakibatkan perawakan pendek merupakan penyebab terjadinya hambatan
pertumbuhan dan maturasi, memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya
kapasitas kerja.
3. Obesitas
Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin lama
obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan morbiditas.
Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti berkorelasi
terbalik dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa. Obesitas juga
menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan tidak saja
memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya
pencegahan obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.
A. KESIMPULAN
Bayi adalah masa dimana ia membutuhkan gizi dan nutrisi yang cukup sesuai
dengan usianya, guna memenuhi pertumbuhan dan perkembangannya. Adapun
klasifikasi bayi sesuai usianya berbeda-beda dalam jenis asupan yang akan kita
berikan diantaranya yaitu, bayi berusia 0-6 bulan cukup hanya dengan memberikan
asupan ASI ekslusif yang akan membantu bayi dalam memperkuat sistem imun dan
menjalin kasih sayang dengan sang ibu.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini
disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan
komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktifitas fisik.BKebutuhan
nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi, protein, kalsium, besi,
dan zinc.
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan
masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain program edukasi gizi,
program suplementasi gizi melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi
seperti pil besi dan vitamin A, program fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada
garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.
B. SARAN
Agar setiap orang tua memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
bayinya, serta berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi si bayi, guna
memenuhi kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Suatu tim interdisiplin akan lebih berhasil untuk menyelesaikan masalah
remaja di klinik karena pendekatan tersebut akan menguntungkan, Dengan cara
tersebut akan-memberikan pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat
mensahkan dan membenarkan adanya pemeriksaan psikologik, menghindari
terjadinya masalah nutrisi yang akan merusak kesehatan, mempermudah dalam
memeriksa nutrisi remaja secara komprehensif dan akan menyempurnakan hasil
penelitian dengan dokumen dan catatan medik yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Diana. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak – Edisi Revisi.
Jakarta : Salemba Medika.
Adriani, Merryana.2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : Prenamedia Group.
Cahyaningsih. S.D. 2011. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : TIM
Nurtang. 2012.Tanda-Tanda Anak Gizi Baik.http://nurtang18.blogspot.com.
Diakses 10 Maret 2021. Pukul 19.00 WIB
Priyatna, Andri.2014. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta : Gramedia.
Proverawati, A dan Siti, A. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika Proverawati. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2016. Penilaian Status Gizi - Edisi 2. Jakarta : EGC
Wahyutri, Endah,dkk. 2020. Menurunkan Resiko Prevalensi Diare dan Meningkatkan Nilai
Ekonomi Melalui ASI Ekslusif. Surabaya : Scopindo.