Anda di halaman 1dari 19

TUGAS GIZI dan DIET

“MAKALAH NUTRISI PADA BAYI, ANAK, dan


REMAJA”

OLEH KELOMPOK 2 :

1. LUKMAN MUSTAQFIRIN
2. DENDI PURWANTO
3. RIAN KUKUH HANGGA PRADIKDA
4. USWATUL ICHSANA
5. NISA YULIAN NOOR AINY
6. HAYU NINGGIH PURWITASARI
7. SITI SUCIYATI
8. RAGIL PRIYO JULISTIYANTO

SEKOLAH TINGGI ILMU


KEPERAWATANMUHAMMADYAH KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2021 / 2022


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nutrisi yang baik selama periode 1000 hari antara awal kehamilan sampai
ulang tahun kedua anak sangat penting untuk masa depan kesehatan, kesejahteraan,
dan kesuksesan anak. Nutrisi yang tepat di jendela ini memberi dampak besar pada
kemampuan untuk tumbuh, belajar, dan bangkit dari keterpurukan. Mulai masa
kehamilan, bayi baru lahir, anak, dan remaja semua membutuhkan nutrisi yang baik
untuk membangun dasar masa depan kognitif, motoric, ketrampilan sosial,
keberhasilan sekolan, dan produktivitas.
Anak dengan perkembangan otak yang tidak optimal pada masa awal
kehidupannya berisiko lebih tinggi terkena problem neurologis, prestasi sekolah yang
buruk dan putus sekolah, ketrampilan yang rendah dan perawtan diri yang buruk,
sehingga secara tidak langsung memberi kontribusi pada mata rantai kemiskinan antar
generasi.
Di seluruh dunia 20 juta bayi lahir dengan berat badan rendah setiap tahun.
Tanpa kecuali Indonesia, banyak bayi-bayi lahir terlalu dini sebelum usia
kandunganya mencukupi sembilan bulan. Yang lainnya lahir dengan genap bulan tapi
tubuh mereka kecil karena pertumbuhan yang buruk dalam Rahim ibu. Bahkan bayi
yang lahir dengan berat badan normal pun mungkin masih kekurangan gizi dalam
kandungan jila pola diet ibunya buruk.
Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, bayi
mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya harus
disesuaikan dengan keadaannya. Kebutuhan zat gizi pada bayi disesuaikan dengan
kecukupan gizi yang dianjurkan dan disesuaikan dengan kelompok umur dan
kemampuan anak menerima makanan yang diberikan. Bayi yang berusia 0 – 12 bulan
termasuk golongan yang mudah terkena penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan
pada golongan bayi dipengaruhi oleh keturunan dan faktor lain yang terkait seperti
faktor lingkungan, penyakit, keadaan gizi dan sosial ekonomi. Dari hal tersebut begitu
pentingnya pengaruh nutrisi sejak awal mulai dari bayi, anak, dan remaja.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi bayi, anak, dan remaja?
2. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir ?
3. Sebutkan manfaat ASI untuk bayi?
4. Sebutkan standar makanan bagi bayi ?
5. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada anak 1-6 tahun ?
6. Sebutkan karakteristik makan pada remaja?
7. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada remaja ?
8. Apa penyebab masalah nutrisi pada remaja ?
9. Bagaimana cara mengatasi masalah nutrisi pada remaja?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi bayi, anak, dan remaja.
2. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir.
3. Untuk mengetahui manfaat ASI untuk bayi.
4. Untuk mengetahui standar makanan bagi bayi.
5. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada anak 1-6 tahun.
6. Untuk mengetahui karakteristik makan pada remaja.
7. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada remaja.
8. Untuk mengetahui penyebab masalah nutrisi pada remaja.
9. Untu mengetahui masalah nutrisi pada remaja.
BAB 11
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Status
gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi
dan penggunaan zat gizi tersebut atau bentuk dari nutriture variabel tertentu
(Supariasa, 2016: 20).
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
(Proverawati A, 2009, p.1).
Bayi adalah tahapan selanjutnya dari perkembangan manusia yang semula
berasal dari janin yang berkembang menjadi bayi. Dalam tahapan ini, bayi dalam
kondisi yang lemah dan serba tergantung pada orang tua dan pengasuhnya. Bayi
secara umum bayi adalah anak berusia 0 sampai 12 bulan. Selanjutnya ada yang
disebut dengan bayi prematur dan postmatur. Yang di maksud dengan bayi prematur
adalah bayi yang terlahir saat usia kandungan ibu kurang dari 36 minggu, sedangkan
bayi postmatur adalah bayi yang terlahir saat usia kandungan ibu melebihi 42 minggu.
Pertumbuhan dan perkembangan pesat yang terjadi pada rentang usia ini
haruslah bisa dioptimalkan oleh orang tua melalui pemberian nutrisi yang cukup,
dengan memberikan ASI (air susu ibu), dan makanan pendamping ASI ketika bayi
berusia diatas 6 bulan. (bimbingan.org.2014)
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah
satu tahun juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi
dua yaitu batita atau anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun dan anak usia
lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah
(Proverawati dan wati, 2011).
B. KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI BARU LAHIR
Makanan terbaik bagi bayi baru lahir adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya
umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang
melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan / pendamping ASI.
Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan
tambahan sewaktu hamil / menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk
memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu
tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

C. MANFAAT ASI UNTUK BAYI


ASI dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara.
Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena
mengandung enzim penernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut :
1. Untuk Bayi
a. Dapat membantu memulai kehidupan dengan baik
b. Mengandung antibody
c. Mengurangi kejadian caries dentis
d. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu
dan bayi.
e. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
2. Untuk Ibu
a. Aspek kontrasepsi
b. Aspek kesehatan ibu dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
melahirkan.
c. Aspek penurunan berat badan.
d. Aspek psikologis
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol
susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih
sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek
kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga,
menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak
perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian.
4. Untuk Masyarakat dan Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
b. Menghemat devisa negara
c. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
d. Peningkatan kualitas generasi penerus (wahyutri,2020)

D. STANDAR MAKANAN BAYI


1. ASI
Gunakan saat pertama menyusui untuk membiasakan diri dengan teknik
menyusui daripada sekadar untuk memenuhi perut bayi, meski Anda juga perlu
memastikan bayi Anda tak kelaparan sementara kalian saling belajar. Pada hari
pertama menyusui, tiap kali Anda menyusui, susui tak lebih dari 5 menit di setiap
sisi. Lalu 10 menit pada hari kedua dan 15 menit atau lebih pada hari ketiga. Tapi
ini bukan patokan baku. Sejumlah ahli setuju, sejak awal bayi boleh menyusu
selama ia suka. Berapa lama Anda akan memberinya ASI merupakan keputusan
pribadi Anda. Idealnya, ASI diberikan secara eksklusif selama 4 bulan. Akan
lebih baik lagi jika sampai bayi usia 2 tahun. Kapan pun Anda memutuskan
berhenti menyusui ASI, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda. (Dina,
2010)
2. Makanan Padat
Pemberian makanan padat biasanya dimulai usia 4-5 bulan. Makanan padat
pertama yang diperkenalkan harus dalam bentuk lunak sehingga mudah dicerna
bayi, biasanya berupa bubur susu. Makanan padat berikutnya nasi tim, terdiri dari
bubur beras ditambah daging/ikan/ayam/hati dan sayuran seperti wortel dan
bayam. Mulai diperkenalkan pada usia 6 bulan, tapi nasi tim ini harus diblender
dulu atau diulek hingga halus di atas saringan, sebelum diberikan pada bayi.
Setelah bayi usia 10 bulan baru, nasi tim tak perlu dihaluskan lagi.
3. Buah-buahan
Buah-buahan merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat. Sejak usia 3
bulan, bayi boleh diberikan buah-buahan seperti jeruk, pepaya, pisang, dan tomat.
Buatlah dalam bentuk jus. Khusus tomat, rebus lebih dulu setelah dicuci bersih,
lalu disaring untuk diambil airnya.
4. Susu Formula
Mulai usia 6 bulan, bayi perlu tambahan susu lanjutan. Diberikan 2 kali
180-200 ml, karena ia sudah mulai mendapatkan makanan setengah padat (nasi
tim disaring). Sekali lagi, jadwal ini tak bersifat kaku. Begitu pun takarannya,
yang paling baik, sesuaikan dengan kebutuhan bayi Anda. Jika Anda
mengkombinasikan ASI dengan susu formula, sebaiknya pilih susu formula yang
komposisinya paling mirip ASI. Mintalah petunjuk dokter. Begitu pun cara
meramu formula dan berapa banyak formula yang akan diberikan pada bayi
Anda.

E. NUTRISI PADA ANAK


Kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak sangatlah penting pada masa pertumbuhan
bayi dan anak. Berikut beberapa kebutuhan bayi yang perlu dipenuhi oleh bayi
dan anak.
a. Karbohidrat
      Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di
setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup  sebab
kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi
kelaparan dan berat badan menurun. Apabila jumlah kalori yang tersedia atau
berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan BB (obesitas). Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh
dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-
sayuran.
      Porsi terbesar dari energi tubuh ( 40-50 %) kebutuhan kalori berasal dari
KH ( sumber energi utama). Karbohidrat merupakan makanan utama yang
terjangkau oleh masyarakat. KH disimpan terutama dalam bentuk glikogen
dalam jaringan hati dan otot. Bila energi tdk terdapat dari KH, maka diambil
dari protein dan lemak.
KH didapat dalam bentuk :

a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)


b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa)
b. Lemak
Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar
kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak
usia bayi sampai kurang lebih tiga bulan, lemak merupakan sumber gliserida
dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi
untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak yaitu  vitamin
A, D, E dan K.
Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi
perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui
kandungan kalori atau energi yang dimiliki dan peranan asam-asam lemak
tertentu yang terdapat di dalamnya. Bagi bayi, sumber lemak yang ideal dalam
air susu ibu (ASI). Sekitar 50 – 60 Persen energi yang yang terkandung dalam
ASI berasal dari lemak susu. Selama masa penyapihan , konsumsi lemak harus
dijaga jangn sampai terlalu rendah dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan
lemak, terutama minyak nabati dalam makanan sapihan atau makanan
tambahan bagi bayi dn balita adalah cara efektif untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka.
Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan
aktifitas fisik bagi anak dan balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika
konsumsi lemak/minyak hanya menyumbang 15 persen atau kurang dari total
energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur dua tahun, lemak yang
dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus dilihat juga dari
segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan asam-asam lemak dan
kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk membentuk sel-sel membram pada
semua organ. Organ-organ penting seperti retina dan sisitim saraf pusat
terutama disusun oleh lemak. Asam lemak yang sangat dibutuhkan oleh
jaringan tubuh tersebut terutama adalah asam lemak yang esensial. Asam
lemah yang esensial adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat didalam tubuh
sehingga harus diperoleh dari makanan, terdiri dari asam Linoleat, linulenat
dan arakhidonat.
ASI mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk
keperluan bayi dan anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga mengandung
faktor-faktor yang menyebabkan lemaknya mudah dicerna, juga komposisi
kimianya membuat ASI mudah dicerna dan juga memberikan suplai yang
seimbang antara asam lemak omega-6 dan omega-3.
Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai
berikut (1) sedapat mungkin bayi diberikan ASI, (2) komposisi asam lemak
dalam formula makanan bayi harus disesuaikan dengan jumlah dan proporsi
asam lemak yang terkandung dalam ASI, dan (3) selama masa sapihan atau
paling sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan energi yang berasal dari lemak
harus sebanyak 30-40 persen dari total energi yang dibutukan per hari, dengan
komposisi asam lemak yang semirip mungkin dengan ASI.
c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma. Protein terdiri dari dua puluh
empat asam amino, di antaranya sembilan asam amino esensial (treonin, valin,
leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan
selebihnya asam amino nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi
dapat memperburuk insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat
menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat
menyebabkan kwashiorkor (kurang protein) dan marasmus (kurang protein
dan kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari susu, telur,
daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian.
d. Air
Air  merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting, mengingat kebutuhan
air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan. Air bagi tubuh berfungsi
sebagai pelarut untuk pertukaran selluler.
e. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro,
yaitu :
1. Kalsium  merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur
tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja
jantung dan produksi susu. Kalsium akan dieksresikN 70% dalam tinja,
10% dalam urin, sedangkan 15-25% bertahan dan tergantung dalam
keceptan pertumbuhan.
2. Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic serta
keseimbangan  asam dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam, daging,
susus dan telur.
3. Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism dalam
insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi.
4. Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan
hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain. Tembaga dapat diperoleh dari
hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan.
5. Flour mnerupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur  gigi
dan tulang, sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan karies gigi.
Sumber flour terdapat dalam air, makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan.
6. Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan iodium
dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat diperoleh dari garam.
7. Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur 
hemoglobin untuk pengangkutan CO2 dan O2. Kekurangan zat besi dapat
mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan kelebihan dapat
mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat besi dapat diperoleh
dari hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi, dan tumbuhan.
8. Maknesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme karbohidrat
dan sangat penting dalam proses metabolisme. Kekurangan mangnesium
menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia, maknesium dapat diperoleh
dari biji-bijian, kacang-kacangan, daging dan susu.
9. Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim. Mangan dapat diperoleh kacang-
kacanagn, padi , biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau.
10. Fosfor merupakan unsure pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi.
Kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan otot. Fosfor dapat
diperoleh dari susu, kuning telur, kacang-kacangan, padi-padian dan lain-
lain.
11. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus saraf,
keseimbangan cairan, dan pengaturan irama jantung, kalium dapat
diperoleh dari semua makanan.
12. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta pengaturan
keseimbangan asam dan basa, dan cairan. Kekurangan cairan dapat
mengakibatkan kram otot, nausea, dehidrasi dan hipotensi. Natrium dapat
diperoleh dari garam, susu, telur, tepung dan lain-lain.
13. Sulfur merupakan unsure pokok protein seluler yang membantu proses
metabolism jarinagn saraf. Sulfur dapat di peroleh dari makanan protein.
14. Seng merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase
yang penting dalam pertukaran CO2. Seng dapat diperoleh dari daging ,
padi-padian, kacang-kacangan, dan keju.
f. Vitamin
Untuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut
Recommended Dietary Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkan oleh
departemen Kesehatan RI pada tahun 1968 merencanakan pengaturan makan
untuk seorang bayi atau anak. Jika kita hendak menentukan makanan yang
tepat untuk seorang bayi atau anak, maka perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan menggunakan
data tentang kebutuhan nutrient.
2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk menterjemahkan
nutrient dari berbagai macam bahan makanan.
3. Menentukan jenis makanan akan diolah sesuai dengan hidangan (menu)
yang dikehendaki.
4. Menentukan jadwal waktu dan menentukan hidangan. Perlu pula
ditentukan cara pemberian makan, misalnya dengan cara makan biasa,
dengan pipa penduga (sonde) dan lain lain.
5. Memperhatikan masukan yang terjadi terhadap hidangan tersebut. Perlu
dipertimbangkan kemungkinan factor kesukaan dan ketidaksukaan
terhadap suatu makanan.
Faktor-faktor yang perlu diperlukan untuk pengaturan makan yang tepat
adalah:
a. Umur
b. Berat Badan
c. Diagnosis dari penyakit, tahap serta keadaaan penyakit
d. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan
e. Kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitas dari
makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang diberikan.
Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut di
atas, umumnya tidak akan banyak terjadi kekeliruan dalam mengatur
makan untuk seorang bayi atau anak.

1. Total Energi dan Parenteral nutrisi


Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa rekruitmen
dari kalori harus disesuiakan dengan berat badan selama masa pertumbuhan.
Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa remaja. Perbedaan tersebut
sebenarnya diperlukan, mengingat dalam masa remaja terjadi perbedaan dari
permulaan pubertas dan juga perbedaan rekruitmen dari nutrient lain.
Kalori yang diberikan akan digunakan untuk :
a. Metabolism basal : bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada usia
selanjutnya berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30 kal/kgBB/hari.
Metabolisme basal meningkat 10% untuk tiap kenaikan suhu  10C.
b. Specific dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan diatas
keperluan metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa makan dan
mencerna makanan. Pada masa bayi rata-rata 7-8% dari seluruh masukan
kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila diberikan makanan biasa.
c. Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari
10%.
d. Aktifitas jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat mencapai
50-80 kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat berolahraga (atletik,
berenang, dan sebaginya).
e. Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk keperluan
tersebut diatas dan merupakan kalori yang disimpan.
Bergantung pada fase pertumbuhan, pada hari-hari permulaan kira-kira 20-40
kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masa bayi menjadi
15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori untuk pertumbuhan
akan menigkat lagi.
Kalori dalam makanan berasal dari nutrient protein, lemak, dan karbohidrat.
Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan karbohidrat 4
kalori.
Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet (balance
diet) ialah 15% berasal dari protein, 35% dari lemak, dan 50% dari
karbohidrat. Menurut Platt (1961), bila makanan tersebut diukur nilai gizinya
dengan Net Dietary protein calories % atau NDpCals %, maka sesuatu
makanan bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut :
1. Masa bayi                       : 8,0
2. Balita 1-3 tahun              : 7,8
3. Balita 4-5 tahun              : 5,9
Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori, dapat
menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.

F. REMAJA
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada
periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis
maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan terkadang tanpa kita
sadari. Perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan tanda-tanda seks
sekunder, terjadinya pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial
dengan lingkungannya. Perubahanperubahan tersebut dapat mengakibatkan kelainan
maupun penyakit tertentu bila tidak diperhatikan dengan seksama (Diana, 2013).
Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak
dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh
yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun menjadi
berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak
karena mengalami menstruasi setiap bulan.

G. KARAKTERISTIK PERILAKU MAKAN REMAJA


Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko terjadinya
masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun keterbatasan pangan, maka
faktor psiko-sosial merupakan penentu dalam memilih makanan. Gambaran khas pada
remaja yaitu : pencarian identitas, upaya untuk ketidaktergantungan dan diterima
lingkungannya, kepedulian akan penampilan, rentan terhadap masalah komersial dan
tekanan dari teman sekelompok (per group) serta kurang peduli akan masalah
kesehatan, akan mendorong remaja kepada pola makan yang tidak menentu tersebut.
Kebiasaan makan yang sering terlihat pada remaja antara lain ngemil (biasanya
makanan padat kalori), melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu
makan tidak teratur, sering makan fast foods, jarang mengonsumsi sayur dan buah
ataupun produk peternakan (dairy foods) serta diet yang salah pada remaja
perempuan. Hal tersebut dapt mengakibatkan asupan makanan tidak sesuai kebutuhan
dan gizi seimbang dengan akibatnya terjadi gizi kurang atau malahan sebaliknya
asupan makanan berlebihan menjadi obesitas. Remaja perempuan cenderung pada
asupan makanan yang kurang, terlebih bila terjadi kehamilan.
Di negara berkembang, sering terjadi gangguan perilaku makan seperti
anoreksia nervosa dan bulimia terutama pada perempuan yang berkorelasi dengan
body image yang negatif. Karenanya penting membangun body image dan self esteem
yang positif pada remaja dalam upaya promosi kesehatan dan gizi serta pencegahan
obesitas.

H. NUTRISI PADA REMAJA


Cukup banyak masalah yang berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi
remaja. Di samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan
obat, kecanduan alcohol dan rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti
menambah beban para remaja. Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau
merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi,
kelebihan dan kekuranga berat badan. Masalah ini berpangkal pada “kegemaran yang
tidak lazim, lupa makan, dan hamil”. Yang sedikit berbeda adalah cara mengenai
masalah tersebut.
Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada
Recommended Daily Allowances (RDA). Untuk praktisnya, RDA disusun
berdasarkan perkembangan kronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi
remaja kurang dari jumlah yang dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya belum
tercukupi. Status gizi remaja harus dinilai secara perorangan, berdasarkan data yang
diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimiawi, antropometris, diet, serta psikososial.
Banyaknya energy yang dibutuhkan remaja dapat diacu pada table RDA.
Secara garis besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energy ketimbang remaja
putri. Pada usia 16 tahun remaja putera membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan
menurun menjadi 2.900 pada usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak
pada usai 12 tahun (2.550 kkal), kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18
tahun. Perhitungan ini didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis, bukan usia
kronologis. Wait dkk menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai
penentu kebutuhan akan energy yang lebih baik. Perkiraan energy untuk remaja
putera berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm, sementara remaja putri dengan usia
yang sama yaitu 10-19 kkal/cm.

I. PENYEBAB DAN MASALAH NUTRISI PADA REMAJA


Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya
anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan
pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya
seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.
Laporan hasil beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
kebanyakan remaja kekurangan vitamin dan mineral dalam makanannya antara lain
folat, vitamin A dan E, Fe, Zn, Mg, kalsium dan serat. Hal ini lebih nyata pada
perempuan dibanding lelaki, tetapi sebaliknya tentang asupan makanan yang berlebih
(lemak total, lemak jenuh, kolesterol, garam dan gula) terjadi lebih banyak pada lelaki
daripada perempuan.

1. Defisiensi besi
Anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain.
Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola makan
salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan menstruasi. Prevalensi anemia
pada remaja cukup tinggi. Sukarjo dkk di Jawa Timur (2001) mendapatkan
prevalensi sebesar 25.8% pada remaja perempuan dan 12.1% pada remaja lelaki
usia 12-15 tahun, sedangkan laporan Sunarno dan Untoro (2002) pada SKRT 1995
menunjukkan angka 45.8% dan 57.1% masing-masing pada anak sekolah lelaki
dan perempuan usia 10-14 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan adanya
hubungan defisiensi besi dengan gangguan proses kognitif yang membaik setelah
mendapat suplementasi zat besi.
2. Gizi kurang dan perawakan pendek.
Perawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi dengan
kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 - 65% pada 11 studi oleh
ICRW (International Centre for Research on Women). Gizi kurang kronik yang
mengakibatkan perawakan pendek merupakan penyebab terjadinya hambatan
pertumbuhan dan maturasi, memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya
kapasitas kerja.
3. Obesitas
Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin lama
obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan morbiditas.
Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti berkorelasi
terbalik dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa. Obesitas juga
menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan tidak saja
memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya
pencegahan obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.

J. CARA MENGATASAI MASALAH NUTRISI PADA REMAJA


Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan
masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain:
1. Program Edukasi Gizi
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan di sekolah,
khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA), karena pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan cepat
(growth spurt) setelah pertumbuhan pada masa balita.
2. Program Suplementasi Gizi
Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa
terjadi. Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke
konsumsi makanan sehari-hari dengan harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan
vitamin A.
3. Program Fortifikasi Bahan Makanan
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan
tujuan agar masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut.
Biasanya, zat gizi yang ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi
masalah di Negara bersangkutan atau berisiko untuk menjadi masalah jika tidak
dilakukan fortifikasi pada bahan makanan tersebut.
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat dan iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada
tepung.
BAB 111
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bayi adalah masa dimana ia membutuhkan gizi dan nutrisi yang cukup sesuai
dengan usianya, guna memenuhi pertumbuhan dan perkembangannya. Adapun
klasifikasi bayi sesuai usianya berbeda-beda dalam jenis asupan yang akan kita
berikan diantaranya yaitu, bayi berusia 0-6 bulan cukup hanya dengan memberikan
asupan ASI ekslusif yang akan membantu bayi dalam memperkuat sistem imun dan
menjalin kasih sayang dengan sang ibu.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini
disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan
komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktifitas fisik.BKebutuhan
nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi, protein, kalsium, besi,
dan zinc.
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan
masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain program edukasi gizi,
program suplementasi gizi melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi
seperti pil besi dan vitamin A, program fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada
garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.

B. SARAN
Agar setiap orang tua memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
bayinya, serta berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi si bayi, guna
memenuhi kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Suatu tim interdisiplin akan lebih berhasil untuk menyelesaikan masalah
remaja di klinik karena pendekatan tersebut akan menguntungkan, Dengan cara
tersebut akan-memberikan pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat
mensahkan dan membenarkan adanya pemeriksaan psikologik, menghindari
terjadinya masalah nutrisi yang akan merusak kesehatan, mempermudah dalam
memeriksa nutrisi remaja secara komprehensif dan akan menyempurnakan hasil
penelitian dengan dokumen dan catatan medik yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Diana. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak – Edisi Revisi.
Jakarta : Salemba Medika.
Adriani, Merryana.2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : Prenamedia Group.
Cahyaningsih. S.D. 2011. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : TIM
Nurtang. 2012.Tanda-Tanda Anak Gizi Baik.http://nurtang18.blogspot.com.
Diakses 10 Maret 2021. Pukul 19.00 WIB
Priyatna, Andri.2014. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta : Gramedia.
Proverawati, A dan Siti, A. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika Proverawati. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2016. Penilaian Status Gizi - Edisi 2. Jakarta : EGC
Wahyutri, Endah,dkk. 2020. Menurunkan Resiko Prevalensi Diare dan Meningkatkan Nilai
Ekonomi Melalui ASI Ekslusif. Surabaya : Scopindo.

Anda mungkin juga menyukai