Keywords : Myofascial pain syndrome, strain counterstrain, contract relax stretching, infrared, VAS
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan keadaan posisi statis yang akan
dan teknologi (IPTEK) di jaman sekarang menyebabkan terjadinya keluhan
sudah berkembang sangat pesat sehingga muskuloskeletal. Saat tubuh dalam posisi
dapat memudahkan manusia dalam statis, terjadi kontraksi yang terjadi secara
melakukan aktivitasnya sehari-hari. terus menerus pada otot. Jika dilakukan
Kemajuan teknologi seperti komputer, secara berulang-ulang (repetitif) dan
televisi dan alat-alat komunikasi sudah dalam jangka waktu yang lama dapat
banyak digunakan dalam berbagai bidang. menyebabkan terjadinya luka pada
Perkembangan internet dari tahun ke jaringan sehingga terjadi penumpukan
tahun juga mengalami peningkatan. Dari sisa-sisa metabolisme. Pelengketan
internet manusia bisa mendapatkan jaringan akan terjadi akibat dari
informasi penting dari berbagai bidang. kurangnya nutrisi dan oksigen sehingga
Di dalam bidang kesehatan pun sudah menyebabkan ischemia. Hal tersebut akan
banyak ditemukan berbagai macam ilmu mengakibatkan nyeri pada otot yang
baru agar dapat memberikan pelayanan berkontraksi terutama pada daerah leher.
kesehatan yang lebih optimal. Nyeri pada daerah leher tersebut dikenal
Perkembangan ilmu pengetahuan sebagai sindroma nyeri myofascial
dan teknologi tentunya sudah dapat (myofascial pain syndrome).
dinikmati oleh berbagai kalangan usia Myofascial pain syndrome
seperti mahasiswa. Mahasiswa yang merupakan salah satu gangguan
sering memanfaatkan perkembangan ilmu muskuloskeletal yang ditandai dengan
dan teknologi tersebut tentunya adanya trigger point di area yang sensitif
memberikan dampak yang positif. Namun di dalam taut band otot skeletal, jika
hal tersebut tidak selalu berdampak diberikan tekanan pada area tersebut akan
positif bagi kesehatan karena sering menimbulkan nyeri yang spesifik pada
menyebabkan berbagai keluhan suatu titik yang ditekan (tenderness).
kesehatan. Hasil survey di Amerika Myofascial pain syndrome dapat
Serikat didapatkan fakta bahwa rata-rata menyebabkan nyeri lokal, tenderness,
waktu kerja yang digunakan untuk tightness, stiffness, nyeri rujukan dan
bekerja dengan komputer adalah 5,8 jam kelemahan otot yang biasanya terjadi
per hari atau 69% dari total jam kerja pada otot upper trapezius.9
mereka.7 Sedangkan dari hasil wawancara Otot upper trapezius merupakan
yang dilakukan kepada 25 orang otot stabilitator yang berfungsi
mahasiswa, rata-rata menggunakan mempertahankan posisi kepala yang
komputer 5 jam dalam sehari. Saat perlekatannya tepat berada di punggung
menggunakan komputer posisi tubuh kita bagian atas. Saat melakukan aktivitas otot
cenderung tidak ergonomis seperti terlalu ini berfungsi untuk melakukan gerakan
menghadap ke bawah akibat dari layar elevasi dan depresi tulang scapula.
komputer yang terlalu rendah atau pun Kontraksi otot yang terjadi pada posisi
terlalu keatas sehingga kita harus terus statis pada upper trapezius saat
melihat keatas, posisi tubuh yang sering melakukan aktivitas sering menyebabkan
membungkuk, dan postur yang buruk otot ini mengalami kekakuan ataupun
seperti forward head position. Keadaan tightness sehingga dapat memicu
tersebut akan mengarahkan tubuh dalam terjadinya cedera pada otot upper
trapezius. Kondisi otot tersebut akan posisi yang nyaman maka akan
menimbulkan nyeri akibat myofascial menghasilkan efek inhibisi nyeri yang
pain syndrome apabila tidak segera sangat hebat sehingga bisa menurunkan
ditangani dengan baik.5 rasa nyeri dan pelepasan tonus otot yang
Nyeri yang diakibatkan oleh berlebihan. Jika posisi paling nyaman
myofascial pain syndrome otot upper sudah dapat diperoleh dimana nyeri dapat
trapezius dapat mengakibatkan terjadinya menghilang dari monitoring palpasi pada
berbagai keluhan. Salah satu keluhan tender point, maka jaringan yang tegang
tersebut adalah gangguan fungsional dan akan menjadi paling relaks.12
keterbatasan range of motion (ROM) Teknik lain yang dapat digunakan
seperti elevasi dan depresi bahu. Apabila adalah contract relax stretching yang
tidak tertangani dengan baik akan merupakan suatu teknik yang
menyebabkan terganggunya aktivitas menggabungkan kontraksi otot isometrik
sehari-hari. Terapi dengan dengan stretching pasif. Kontraksi
medikamentosa sudah tepat diberikan isometrik dilakukan pada otot yang
pada kasus myofascial pain syndrome, mengalami pemendekan dan dilanjutkan
selain dengan medikamentosa untuk dengan penguluran yang dilakukan secara
menangani nyeri akibat myofascial pain pasif pada otot tersebut. Teknik ini
syndrome juga dapat dilakukan dengan bermanfaat untuk memanjangkan atau
intervensi fisioterapi. Fisioterapi yang mengulur jaringan lunak seperti otot,
merupakan salah satu pelayanan fascia, tendon dan ligament yang
kesehatan yang bertujuan untuk mengalami pemendekan secara patologis
memulihkan fungsi dan gerak tubuh harus akibat dari adanya spasme pada otot atau
memiliki kemampuan untuk melakukan pun akibat dari pemendekan otot.
assessment, diagnosa, planning, Kontraksi isometrik membantu
intervensi sesuai dengan patologi pada mengurangi nyeri melalui mekanisme
kasus tersebut dan evaluasi pada akhir pumping action sehingga sisa-sisa
program agar pasien dapat beraktivitas metabolisme dapat berkurang. Saat otot
seperti biasa. Teknik fisioterapi yang diregangkan dengan teknik contract relax
dapat diterapkan pada kasus myofascial stretching akan mempengaruhi sarkomer
pain syndrome adalah menggunakan yang merupakan unit kontraksi dasar pada
teknik strain counterstrain. otot. Pemberian intervensi contract relax
Strain counterstrain merupakan stretching pada kasus myofascial akan
salah satu teknik manipulasi pada dapat membantu otot dalam meluruskan
jaringan lunak yang bertujuan untuk kembali beberapa serabut atau cross link
mengurangi nyeri akibat dari gangguan karena ketegangan otot akibat dari
muskuloskeletal dengan cara menekan myofascial pain syndrome. Adanya fase
bagian otot yang mengalami pemendekan relaksasi pada teknik ini disertai dengan
dan memposisikan sendi secara pasif ke ekspirasi maksimal dapat mempermudah
dalam posisi yang menimbulkan rasa dalam memperoleh pelemasan otot dan
yang paling nyaman. Teknik ini dapat pencapaian panjang otot yang mengalami
memberikan manfaat karena dapat tightness/kontraktur yang lebih
mengatur kembali muscle spindle secara maksimal.1
automatik yang nantinya akan membantu Selain menggunakan teknik di
dalam melaporkan panjang dan tonus atas, fisioterapi juga dapat menggunakan
otot. Ketika sendi diposisikan dalam infrared untuk menangani nyeri
myofascial pain syndrome. Infrared menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 dengan
merupakan salah satu modalitas perlakuan strain counterstrain dan
fisioterapi yang menggunakan pancaran infrared dan kelompok 2 dengan
sinar elektromagnetik yang bertujuan perlakuan contract relax stretching dan
untuk meningkatkan metabolisme, infrared.
vasodilatasi pembuluh darah dan
mengurangi nyeri. Adanya efek termal Instrumen Penelitian
dari infrared suatu reaksi kimia akan VAS (Visual Analogue Scale)
dapat dipercepat sehingga proses adalah suatu alat ukur yang digunakan
metabolisme yang terjadi pada superficial untuk mengukur intensitas nyeri dimana
kulit meningkat dan pemberian nutrisi nyeri diukur dengan menggunakan garis
dan oksigen pada otot yang mengalami lurus dengan ukuran 10 cm yang
myofascial akan diperbaiki. Vasodilatasi menggambarkan intensitas nyeri. Di
pembuluh darah akan menyebabkan ujung sebelah kiri garis diberi tanda yang
sirkulasi darah meningkat dan sisa-sisa berarti “tidak nyeri” sedangkan di ujung
dari hasil metabolisme dalam jaringan sebelah kanan diberi tanda “nyeri yang
akan dikeluarkan. Pengeluaran sisa-sisa tidak tertahankan”. Pasien memberi tanda
metabolisme tersebut seperti zat ‘P’ yang di sepanjang garis tersebut sesuai dengan
menumpuk di jaringan akan dibuang intensitas nyeri yang dirasakan. Nyeri
sehingga rasa nyeri dapat diukur sebelum dan sesudah dilakukan
berkurang/menghilang.10 intervensi.
Setelah 6 kali evaluasi dan peneliti
Berdasarkan latar belakang
sudah mendapatkan data yang lengkap,
tersebut, perlu dilakukan penelitian
peneliti melakukan uji komparasi data
tentang kombinasi strain counterstrain untuk mengetahui perbedaan nyeri sebelum
dan infrared sama baik dengan kombinasi dan sesudah intervensi pada masing-masing
contract relax stretching dan infrared kelompok dengan paired t-test dan uji
terhadap penurunan nyeri myofascial pain komparasi data untuk membandingkan
syndrome otot upper trapezius pada hasil perhitungan beda rerata penurunan
Mahasiswa Fisioterapi Kedokteran nyeri pada sebelum dan setelah intervensi
Universitas Udayana. antar kelompok dengan menggunakan uji
Independent sample t test. Kemudian
METODE PENELITIAN semua data yang didapatkan diolah dengan
Rancangan Penelitian statistik menggunakan komputer dengan
perangkat lunak SPSS.
Rancangan penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah
eksperimental dengan rancangan Pre dan
Post Test Control Group Design.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei
hingga Juni tahun 2014. Populasi target
pada penelitian ini adalah semua
Mahasiswa Fisioterapi Universitas
Udayana yang terindikasi myofascial pain
syndrome. Pengambilan sampel dilakukan
berdasarkan kriteria inklusi, ekslusi dan
assessment fisioterapi yang didapatkan
sampel sebanyak 22 orang yang dibagi
HASIL PENELITIAN Tabel 3. Hasil Uji Normalitas dan
Berikut ini merupakan deskripsi Homogenitas
karakteristik sampel yang terdiri atas jenis
Uji Normalitas dengan
kelamin dan umur.
Shapiro Wilk Test Uji
Tabel 1. Distribusi Data Sampel Kelompok Kelompok Kelompok Homogenitas
Data 1 2 (Levene’s
Berdasarkan Jenis Kelamin Test)
Frekwensi Persen p p
Jenis Kel. Kel. Kel. Kel.
Kelamin 1 2 1 2 Sebelum 0,097 0,088 0,118