Anda di halaman 1dari 15

KONSEP KELUARGA

A. Konsep Keluarga
1. Defenisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota
keluarga ( Duval ,1972 dalam Setiadi, 2008).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya
dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan
Maglaya, 1989 dalam Setiadi, 2008 ).
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,sehingga mempunyai
ikatan emosional dan mengembangkan dalalm interaksi sosial, peran dan tugas
(Spredley dan Allender, 1996 dalam Setyowati, 2007).
2. Ciri – ciri Keluarga
a. Menurut Robert Mac Ivec dan Charles Horton
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai sistem tata nama termasuk perhitungan garis keturunan.
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak.
5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama , rumah atau rumah tangga.
b. Ciri Keluarga Indonesia
1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong.
2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara
musyawara.
3. Tipe Keluarga
Keluarga inti/ Nuclear family, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari ayah , ibu
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya (Setiadi, 2008).
4. Fungsi keluarga
Menurut Friedmann (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai
berikut:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untu pemenuhan kebutuhan psiko
sosial.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif
adalah:
1) Saling mengasuh; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan
dari anggota yang lain.
2) Saling menghargai; Bila anggota saling menghargai dan mengakui keberadaan
dan setiap hak anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang
positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi.
Sosialisasi adalah proses pengembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir.
Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak
yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang disekitarnya.
Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk
meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak
pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara
suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan, dan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
5. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluaraga menurut Friedmann (1981) adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan : kemampuan keluarga dalam mengetahui penyebab,
tanda gejala, komplikasi, serta pencegahan suatu masalah kesehatan
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat : kemampuan keluarga
mengambil keputusan untuk mengatasi suatu masalah kesehatan
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit : kemampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan upayaupaya apa saja yang di
lakukan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat : kemampuan
keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit dengan cara merubah atau
memodifikasi tempat tinggal.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat : kemampuan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
misalnya puskesmas di lingkungan tempat tinggalnya (Friedman,1998 dalam
Murwani, 2007).
6. Struktur Keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang bersifat terbuka dan jujur, Selalu menyeleseikan
konflik keluarga berpikiran positif, dan tidak mengulang-ulang isu dan pendapat
sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karakteristik pengirim:
a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima :
a) Siap mendengarkan masukan dan pendapat dari anggota keluarga.
b) Memberikan umpan balik dari setiap pendapat yang di Kemukakan
anggota keluarga.
c) Melakukan validasi
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang di berikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi
terkadang peran ini tidak dapat di jalankan oleh masing-masing individu dengan
baik. Ada beberapa anak yang terpaksa memenuhi kebutuhan anggota keluarga
yang lain sedang orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di
rumah.
c. Strukur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk mengubah perilaku orang lain ke arah
positif (Setyiowati, 2008).
Ada beberapa macam tipe kekuatan struktur kekuatan :
1) Legitimate power/ kekuasaan/ hak untuk mengontrol
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam
suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku
anggota keluarga yang lain.
2) Referent power/ seseorang yang ditiru
Kekuasan yang dimiliki orang-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka, seperti identifikasi positif seorang anak
dengan orang tua (role mode).
3) Reward power/ kekuasaan penghargaan
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh
seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang.
Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Coercive power/ kekuasan paksaan/ dominasi
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan
paksaan, ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affective power / kekuasaan afektif kekuasaan yang diberikan melalui
manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan afeksi atau
kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan suami istri.
d. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem sikap dan kepercayaan yangsecara sadar atau tidak
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku
yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan di tularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
7. Peran perawat keluarga
Dari 5 fungsi keluarga diantaranya adalah fungsi perawat kesehatan dimana
perawat kesehatan bersama perawat menyelesaikan masalah kesehatan. Perawat
kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan keluarga sebagai
unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat adalah
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah keluarga dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga. Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga dalam
menylesaikan masalah atau melakukan perawatan kesehata keluarga, diantaranya
sebagai berikut:
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dengan tujuan
sebagai berikut: keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga
secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
Dengan diberikan pendidikan/penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengatasi
dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatannya.
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komperhensif dapat tercapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih
dan pengulangan.
c. Pelaksana
Perawawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik, maupun
di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit.
Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang
diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat memberikan asuhan langsung
kepada anggota keluarga yang sakit.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visit atau kunjungan
rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga. Perawat tidak hanya melakukan kunjungan tetapi diharapkan
ada tindak lanjut dari kunjungan ini.
e. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau memint nasehat pada perawat maka hubungan antara keluarga
dan perarawat harus dibina dengan baik, perawatan harus terbuka dan dapat
dipercaya. Maka dengan demikian, harus ada Bina Hubungan Saling Percaya
(BHSP) antara perawat dan keluarga.
f. Kolaboratif
Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah
sakit, puskesmas dan anggota tim kesehatan yang Lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak hanya dilakukan sebagai
perawat di rumah sakit tetapi di keluarga dan komunitas pun juga dapat di
laksanakan.
g. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yangoptimal. Kendala yang sering
di alami keluarga keraguan didalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah
ekonomi dan sosialbudaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan
baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan,
misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
h. Penemu Kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi
kesehatan secara dini (Case Finding), sehingga tidak terjadi ledakan atau kejadian
luar biasa (KLB).
i. Modifikasi Lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan
rumah, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan
yang sehat.
8. Tahap - Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Keluarga teridiri dari 8 tahap yang meliputi:
a. Pasangan baru / Keluarga baru
Tugas perkembangannya meliputi, membina hubungan intim yang memuaskan
kehidupan baru, membina hubungan dengan keluarga lain,teman dll,
b. Keluarga “Child Bearing” (kelahiran anak pertama)
Tugas perkembangannya meliputi, perubahan peran menjadi orang tua, perubahan
hidup yg sulit, masa transisi, tugas kritis, adaptasi dengan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaaskan dengan pasangannya.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya meliputi, memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
membantu anak beradaptasi dengan lingkungan, beradaptasi dengan anak yang
baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi,
mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga,
pembagian waktu untuk individu,pasangan dan anak, pembagian tanggung jawab
anggota keluarga, kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
Tugas perkembangannya meliputi; membantu sosialisasi anak dengan
tetangga,sekolah dan lingkungan, mempertahankan hubungan perkawinan
bahagia, memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat,
meningkatkan komunikasi terbuka.
e. Keluarga dengan Anak Remaja
Tugas perkembangannya meliputi ; memberikan kebebasan yang seimbang
dengan tanggung jawab,meningkatkan otonominya, mempererat hubungan yang
intim dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua, perubahan system peran dan perarturan tumbuh kembang keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (pelepasan)
Tugas perkembangan meliputi ; memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar,
mempertahankan keintiman pasangan, membantu orang tua,suami/isteri yang
sedang sakit dan memasuki masa tua, membantu anak untuk mandiri di
masyarakat, penataan kembali peran dan kegiatan di masyarakat.
g. Orang Tua Usia Pertengahan
Tugas perkembangannya meliputi ; mempertahankan kesehatan, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak anak, meningkatkan
keakraban pasangan.
h. Keluarga Usia Lanjut
Tugas perkembangannya meliputi ; mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan, adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman dll,
mempertahankan keakraban suami isteri dan saling merawat, mempertahankan
hubungan dengan anak dan sosial masyarakat, melakukan ‘Life Review’.

B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan
diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakitt
kardiovaskuler ( Soekarsohardi,1999 : 151 )
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas standar
dihubungkan dengan usia ( Gede Yasmin,1993 : 191).
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic
diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya
kompilkasi penyakit kardiovaskuler.
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori:
a. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
b. Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti
bertambahnya usia, factor psikologis, dan keturunan.
c. Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya.
d. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis,
penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan
pemakaian oral kontrasepsi.
e. Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur,
kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social ekonomi (Susi
Purwati, 2000 : 25)
3. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah
keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan
tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan
perifer menurun .
Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya
volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput . Dalam sistim
Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi, , glandula supra
renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormon
.Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angitensin I
menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE )
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang
mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer
meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap
vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal
untuk mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra Fluid volume
melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan meningkatkan tekanan
darah melalui peningkatan cardiac output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,
1999).
4. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti penyakit jntung
koroner, gagal jantung, gagal ginjal, kerusakan mata, dan kerusakan pembuluh darah
otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr
Soetomo,1997).
5. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Pengaturan diit
b. Berolah raga
c. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain:
1) Diuretik: Hidrochlortiasid,Furosemid dll.
2) Betabloker: Proparnolol, dll.
3) Alfabloker: Prazosin dll.
4) Penghambat ACE: Kaptopril dll.
5) Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)
6. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa
factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas
dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi
,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan.
Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per hari ).
Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah
serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam
diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
a. Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi
makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking
powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), Pengawet makanan atau natrium
bensoat biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari
mentega.
b. Diet rendah kolesterol/ lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan
pospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi
oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang
mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur,
ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan
kadar kolesterol serta menurunkan berat badan bila gemuk.
c. Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk
tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko
tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan
melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal.

B. Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis untuk
mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,melaksanakan
asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana
yang telah direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan .
1. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang
dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan
,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan pada
anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
 Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
 Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
 Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
 Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul
atau menyebar.
 Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
 Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang
nyata ataupun tidak nyata.
 Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan
penggunaan waktu senggang
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
 Pekerjaan
 Penghasilan
 Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
 Jam kerja ayah dan ibu
 Siapa yang menentukan keuangan dan penggunaannya
c) Faktor lingkungan
 Perumahan
 Macam lingkungan / daerah rumah
 Fasilitas social dan lingkungan
 Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
 Upaya pencegahan terhadap penyakit
 Sumber pelayanan kesehatan
 Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan.
 Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan Typologi masalah dalam
family healt care.
3. Penentuan prioritas masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan
sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut
Kriteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensia masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu
segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring:
a. Tentukan skor untuk tiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor X bobot
Angka tertinggi
c. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan seluruh
bobot
4. Penjajakan pada tahap kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas
kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan
krisis yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan
tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi.
Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet pada klien
hipertensi adalah:
a. Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan cara pengaturaan diet yang benar.
b. Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam
pengaturan diet bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
5. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan
dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing –masing diagnosa keperawatan khusus diet pada klien
hipertensi adalah:
a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang cara pengaturan diet yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.

2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet
bagi anggota kelurga yng menderita hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi
penderita hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya
menyediakan makan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi .
4) Rasional
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan peresepsi
yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah
khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi
b) Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang
rendah garam.
b. Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap
anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
1) Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien
hiperetensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat
pengaturan diet untuk klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien
hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan
cara pengaturan diet untuk klien hipertensi
b) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita
hipertensi.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita
hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain:
a. Deteksi dini kasus baru.
b. Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c. Melakukan rujukan
d. Bimbingan dan penyuluhan. ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
7. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan
penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input
dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi;
a. Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita
memperhatikan hasil dari tindakan keperawatan.
b. Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan
(effisiensi ),maka dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan
bahan.
c. Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan
adalah kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
d. Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan
(Family Healt Care, 1989:97)

Anda mungkin juga menyukai