1. Definisi Ca Serviks
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya.
2. Etiologi
5. Patofisiologi
Serviks mempunyai dua jenis sel epitel yang melapisi nektoserviks dan
endoserviks, yaitu sel epitel kolumner dan sel epitel squamosa yang disatuka oleh
Sambungan SquamosaKolumner (SSK). Proses metaplasia adalah proses pergantian
epitel kolumner dan squamosa. Epitel kolumner akan digantikan oleh squamosa baru
sehingga SSK akan berubah menjadi Sambunga SquamosaSquamosa (SSS)/
squamosa berlapis. Pada awalnya metaplasia berlangsung fisiologis Namun dengan
adanya mutagen dari agen yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti sperma,
virus herpes simplek tipe II, maka yang semula fisiologis berubah menjadi displasia.
Displasia merupakan karakteristik konstitusional sel seperti potensi untuk menjadi
ganas.
Hampir semua ca. serviks didahului dengan derajat pertumbuhan prakanker yaitu
displasia dan karsinoma insitu. Proses perubahan yang terjadi dimulai di daerah
SquamosaColumner Junction (SCJ) atau SSK dari selaput lendir portio. Pada awal
perkembangannya, ca. serviks tidak memberikan tanda-tanda dan keluhan. Pada
pemeriksaan speculum, tampak sebagai portio yang erosive (metaplasia squamosa)
yang fisiologik atau patologik. Tumor dapat tumbuh sebagai berikut:
a. Eksofitik, mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliferasi yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
b. Endofitik, mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung
untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
c. Ulseratif, mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dan
melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Displasia pada serviks disebut Neoplasia Servikal Intraepitelial (CIN). CIN
ada tiga tingkatan yaitu:
a. CIN I : displasia ringan, terjadi di epitel basal lapisan ketiga, perubahan
sitoplasmik terjadi di atas sel epitel kedua dan ketiga.
b. CIN II : displasia sedang, perubahan ditemukan pada epitel yang lebih rendah dan
pertengahan, perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel epitel ketiga.
c. CIN III : displasia berat, terjadi perubahan nucleus, termasuk pada semua lapis sel
epitel, diferensiasi sel minimal dan karsinoma insitu.
6. Manifestasi Klinis
Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau
puralen yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan
bau busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat
badan, dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler,
teraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah
sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan jaringan
yang diperoleh dari biopsi.
7. Penatalaksanaan
Tingkat penatalaksanaan
0 Biopsy kerucut, histerektomi transvaginal.
Ia Biopsy kerucut, histerektomi transvaginal.
IIa, IIb Histerektomi radikal dengan limfadenopati panggul dan evaluasi, kelenjar
limfe para-aorta (bila terdapat metastase dilakukan radioterapi pasca
pembedahan.
III, IIIb, IV Histerektomi transvaginal.
IV, IVb Radioterapi, kemoterapi, palliative.