Anda di halaman 1dari 11

Efek Fotolistrik

A. Judul Percobaan : Efek Fotolistrik

B. Tujuan Percobaan
Percobaan ini dirancang untuk :
1. Mengamati dan mendiskusikan gejala yang menunjukkan bahwa cahaya
berprilaku sebagai gelombang menurut teori klasik.
2. Mengamati dan mendiskusikan gejala yang menunjukkan bahwa cahaya dapat
berprilaku sebagai partikel menurut teori kuantum.

3. Menentukan konstanta planck.

C. Identifikasi Variabel
Eksperimen 1
Bagian A
Variabel Manipulasi : Variabel transmission filter (% transmisi)
Variabel Respon : Potensial Penghenti (Vs)(volt), Perkiraan waktu pemuatan
(t)(s)
Variabel Kontrol : Transmission filter
Bagian B
Variabel Manipulasi : Warna di dalam spketrum
Variabel Respon : Potensial Penghenti (Vs)(volt)
Variabel Kontrol : Filter kuning

Eksperimen 2
Variabel Manipulasi : Warna orde (orde pertama dan orde kedua) pada spektrum
merkuri
Variabel Respon : Potensial Penghenti (Vs)(volt); Panjang Gelombang (λ)
(nm); Frekuensi (f) (Hz)
Variabel Kontrol : Filter kuning; Filter hijau

D. Teori
Sebuah eksperimen menyatakan bahwa elektron dipancarkan dari
permukaan logam jika cahaya yang frekuensinya cukup tinggi jatuh pada

1
Efek Fotolistrik

permukaan itu. Gejala ini disebut efek fotolistrik. Dalam peristiwa efek fotolistrik,
cahaya yang menumbuk sebuah benda akan menyebabkan elektron dari benda
terlepas. Model gelombang klasik meramalkan bahwa jika intensitas cahaya
penyinaran dinaikkan, maka amplitudo dan energi cahaya juga akan bertambah.
Akan tetapi, menurut teori kuantum, kenaikan frekuensi cahaya akan
menghasilkan fotoelektron dengan energi yang semakin besar, tidak bergantung
pada intensistas cahaya tersebut. Intensitas cahaya hanya berpengaruh terhadap
jumlah fotoelektron yang dipancarkan.
Faktor pendukung untuk dapat melakukan eksperimen ini yaitu dilakukan
di ruang hampa agar elektron tidak kehilangan energi karena bertumbukan dengan
molekul-molekul udara. Alat ukur yang digunakan dalam mengukur laju pancaran
elektron adalah ammeter. Untuk mengukur energi kinetiknya menggunakan
potensial perlambat (retarding potential) pada anoda. Ini berguna untuk elektron
agar tidak mempunyai energi yang cukup besar untuk memanjat bukit potensial.
Berikut ini beberapa fakta-fakta efek fotolistrik :
1. Laju pemancaran elektron bergantung pada intensitas cahaya.
2. Laju pemancaran elektron tidak bergantung pada gelombang cahaya dibawah
suatu panjang gelombang tertentu; diatas nilai itu arus menurun hingga nol
pada panjang gelombang pancung (cut off wavelength) contohnya adalah
spektrum biru dan ultraviolet.
3. Nilai panjang gelombang pancung (λc) tidak bergantung pada intensitas
sumber cahaya, tetapi pada jenis logam sebagai permukaan fotosensitif;
dibawah λc apapun itu menyebabkan pemancaran fotoelektron; diatas λc
apapun itu tidak menyebabkan pemancaran fotoelektron.
4. Energi kinetik maksimum elektron yang dipancarkan tidak bergantung pada
intensitas cahaya tapi pada panjang gelombang; energi kinetik maksimum
bertambah secara linier sampai frekuensi sumber cahaya.
5. Bila sumber cahaya dinyalakan, arus segera akan mengalir (dalam selang
waktu 10-9 sekon).
Analisis hubungan antara teori gelombang cahaya dengan fakta-fakta efek
fotolistrik. Teori gelombang menyatakan bahwa seharusnya masih mungkin bagi

2
Efek Fotolistrik

suatu gelombang elektromagnet memberikan energi yang cukup guna melepaskan


elektron.Sedangkan fakta-fakta pada efek fotolistrik menyatakan panjang
gelombang yang berada diaptas gelombang pancung tidak menyebabkan
pemancaran fotoelektron.
Sumber cahaya yang digunakan dalam efek fotolistrik yaitu berupa laser
berintensitas sedang yakni laser helium-neon. Daya paling tinggi 10-3 W, yang
penampang berkasnya terbatasi dengan diameter khas atom dalam orde 10 -10 m,
jadi luasnya dalam orde 10-20 m2. Fraksi intensitas sinar laser yang jatuh pada atom

10−20 m2 −15
= −5 2
≅ 10 , jadi hanya 10-18 W = 10-18J/s≅ 6eV daya yang dapat diserap
10 m
atom. Menyerap energi sebesar eV diperlukan t = 1 sekon.
Bagian dari fakta eksperimental dari fotolistrik yang tidak dapat
diterangkan dengan teori gelombang cahaya. Teori gelombang cahaya tidak akan
terlihat fotoelektron terpancarkan hingga beberapa detik setelah sumber cahaya
dinyalakan; dalam praktek kita dapati bahwa berkas fotoelektron pertam
dipancarkan dalam selang waktu 10-9 s. Teori gelombang cahaya tidak
menjelaskan keberadaan panjang gelombang pancung dan delay time yang
teramati dalam percobaan ini.
Berdasarkan gagasan kuantum Planck, Einsten kemudian dapat
memberikan penjelasan terhadap peristiwa efek fotolistrik yang telah diamati oleh
ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Penjelasan Einsten tentang peristiwa efek
fotolistrik ini dalam bentuk persamaan dituliskan sebagai berikut.
E = hv = Kmaks + wo (1.1)
dengan Kmaks adalah energi kinetik maksimum elektron (eV) dan wo adalah fungsi
kerja logam (eV).
Efek fotolistrik yang ditemukan oleh Einsten selangkah lebih maju ke
depan meskipun bermuara pada gagasan Planck. Yang mana kuantum energi
merupakan sifat radiasi itu sendiri, bukan diserap dalam bentuk kontinu
gelombang. Tapi dalam buntelan diskrit kecil/ kuanta/ foton. Satu foton = satu
kuantum energi elektromagnet yang diserap atau dipancarkan.
E=h v=energi foton

3
Efek Fotolistrik

Karena gelombang elektromagnet memiliki energi sebesar u maka momentumnya

u E
P= maka foton pun memiliki momentum dimana P= .
c C

Skema percobaan efek fotolistrik


Persamaan (1.1) memberikan ide pengukuran konstanta Planck (h).
Cahaya dengan energi hv menabrak elektron katoda di dalam tabung hampa.
Elektron ini akan mengambil sejumlah energi cahaya sebesar wo untuk
melepaskan diri dari katoda. Sisa energi cahaya yang belum terpakai akan
digunakan sebagai energi kinetik untuk elektron menuju anoda. Pada umumnya,
elektron yang terlepas akan mencapai anoda dan dapat diukur sebagai arus
fotoelektron. Akan tetapi, dengan memberikan potensial balik, yang disebut
potensial penghenti/perlambat, arus fotolistrik ini dapat dihentikan. Nilai energi
kinetik maksimum Kmaks yang dimiliki oleh elektron selanjutnya dapat ditentukan
berdasarkan nilai potensial balik minimum yang diperlukan untuk menghentikan
fotoelektron dan mengurangi arus fotolistrik hingga mencapai nol.
Dalam percobaan efek fotolistrik yang harus dilakukan yakni tegangan
perlambat/potensial penghenti (Vs) (stopping potential) diperbesar hingga nol.
Energi kinetik disimbolkan k
k maks=e V s (1.2)
Persamaan diatas digunakan untuk pengukuran Vs dalam menentukan energi
kinetik maksimum elektron. Substitusikan persamaan (1.2) ke dalam persamaan
(1.1) maka akan diperoleh persamaan :
hv = eVs + wo (1.3)

4
Efek Fotolistrik

Persamaan (1.3) di atas merupakan persamaan linear. Kita dapat memplot grafik
Vs terhadap v seperti gambar berikut.

Titik potong kurva terhadap terhadap Vs tidak lain adalah wo/e dan
kemiringan kurva sama dengan h/e. Dengan mengetahui nilai e, konstanta Planck
h kemudian dapat dihitung.
Adapun hubungan energi dan prelativistik dinyatakan dalam persamaan
2
E 2= p 2 c 2 + ( m ° c 2 ) (1.4)

Persamaan di atas berbentuk sama dengan persamaan pytagoras dimana E


adalah sisi miringnya. Pada persamaan tersebut berlaku m° untuk sebuah foton
sebagai “partikel” tanpa massa diam. Dalam teori relativitas khusus tidak boleh
kita “menyusuli” sebuah berkas cahaya, gerak foton tidak dapat dihentikan.

Persamaan m= dimana m0 = 0 untuk foton atau partikel yang
√ 1−u2 / c 2
bergerak dengan laju cahaya. Karena bila tidak, energi mc2 menjadi tidak
terhingga (∞).
Penjelasan teori Einsten menyatakan bahwa:

5
Efek Fotolistrik

1. Elektron terikat dalam logam dengan energi = W sebagai work function.


Logam masing-masing memiliki fungsi kerja.
2. Untuk menjelaskan sebuah elektron dari logam kita perlu memasok energi
sekurang-kurangnya sebesar W. jika hv lebih kecil dari W tidak terjadi
perubahan, sedangkan hv lebih besar dari W elektron terpental keluar dan
kelebihan energi yang dipasok berubah menjadi energi kinetik. Energi kinetik
maksimum yang dimiliki elektron yang terpental keluar dari permukaan
logam sehingga persamaannya menjadi,
Kmaks = hv – W
3. Untuk elektron yang berada di bawah permukaan logam dibutuhkan energi
yang lebih besar dari W dan beberapa keluar dengan energi kinetik yang lebih
rendah.
4. Untuk foton yang memasok energi sebesar W tepat sama dengan energi yang
dibutuhkan untuk melepas elektron. Pada panjang gelombang ini tidak ada
kelebihan energi yang tersisa bagi energi kinetik fotoelektron, sehingga
hc
W= hv =
λc
hc
λc = W
Kita memperoleh satu fotoelektron untuk setiap foton terserap, maka
penaikan intensitas sumber cahaya akan berakibat semakin banyak fotoelektron
yang dipancarkan, semua fotoelektron memiliki energi kinetik yang sama karena
semua foton memiliki energi yang sama. Terakhir, waktu tunda sebelum terjadi
pemancaran fotoelektron diperkirakan singkat begitu foton pertama diserap arus
fotoelektrik akan mulai mengalir.

E. Hipotesis
Laju dan energi kinetik maksimum elektron bergantung pada intensitas
dan panjang gelombang cahaya.

F. Alat dan Bahan


Untuk melaksanakan percobaan ini dibutuhkan seperangkat lat, sebagai berikut :

6
Efek Fotolistrik

1. Voltmeter digital (SE-9589)


2. h/e apparatus (AP-9369)
3. kit asesori h/e apparatus (AB-9369)
4. sumber cahaya dari lampu uap merkuri (OS-9286)

G. Prosedur Kerja
Untuk melakukan kegiatan ini, terlebih dahulu susunlah perangkat
percobaan h/e seperti pada gambar berikut.

h/e Apparatus Lens/grating


Reflective Mask assembly

Relative
TransmissionF
ilter

Yellow
Filter Green
Filter

Gbr. 1

7
Efek Fotolistrik

Gbr. 2
Percobaan efek fotolistrik ini terdiri atas dua kegiatan eksperimen.
Eksperimen I
Untuk eksperimen bagian ini terdiri atas dua bagian. Pada bagian A, Anda
akan menyelidiki hubungan antar energi maksimum fotoelektron sebagai fungsi
dari intensitas. Sedangkan pada bagian B Anda akan menyelidiki energi
maksimum fotoelektron sebagai fungsi frekuensi cahaya.
Bagian A
Untuk melakukan kegiatan bagian A, silakan ikuti langkah-langkah
berikut.

8
Efek Fotolistrik

1. Atur perangkat eksperimen efek fotolistrik sehingga hanya satu garis spektral
(warna) yang jatuh pada mask fotodiode.
2. Letakkan filter yang bersesuian dengan wara sprektum pada White reflective
mask.
3. Letakkan variable transmission di depan White reflective mask sehingga
cahaya melewati bagian yang bertanda100% dan pastikan cahaya hanya
mencapai jendela fotodiode dengan tepat cara membuka light Shields (lihat
gambar).
4. Cacat tegangan DVM pada tabel pengamatan. Gerakan variable transmission
filter sehingga bagian berikutnya tepat pada cahaya dating. Catat VDM dan
perkirakan waktu pemuatan (recharge) setelah tombol discharge ditekan dan
dilepaskan.
5. Ulangi langkah ketiga sampai kelima bagian filter telah diuji. Ulagi seluruh
langkah dengan warna kedua yang berbeda.
Tabel Pengamatan Bagian A
Potensial Perkiraan Waktu
W A R N A %Transmisi
Penghenti (Volt) Pemuatan (detik)
100
80
60
40
20
100
80
60
40
20

Bagian B
Untuk kegiatan B, ikuti langkah-langkah berikut.
1. Atur perangkat eksperimen efek fotoelektrik sehingga hanya satu bagian dari
pita warna kuning yang jatuh pada mask fotodiode. Letakkan filter kuning pada
White reflective mask.
2. Catat tegangan VDM (potensial penghentian) pada tabel pengamatan.
3. Ulangi percobaan untuk setiap warna di dalam spectrum.

9
Efek Fotolistrik

Tabel Pengamatan Bagian B


Warna PotensialPenghenti
Kuning
Hijau
Biru
Violet
Ultraviolet

Analisis Percobaan I
Untuk memudahkan anda menganalisis data hasil percobaan anda,
mengaculah pada pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Jelaskan pengaruh melewatkan jumlah yang berbeda dari warna yang sama
melalui variable transmission filter pada potensial penghenti dan energy
maksimum fotoelektron, serta waktu pemuatan.
2. Jelaskan pada pengaruh warna yang berbeda pada potensial penghenti dan
energy maksimum fotoelektron.
3. Terangkan apakah percobaan yang baru anda lakukan mendukung model
gelombang atau model kuantum.
Eksperimen 2
Pada percobaan ini anda akan menyelidiki hubungan antara ennergi,
panjang gelombang dan cahaya. Berdasarkan hubungan ini, anda akan dapat
menentukan konstanta Planck. Untuk melakukan percobaan ini, ikutilah langkah-
langkah berikut.
1. Periksa 5 jenis warna dari dua orde pada spectrum merkuri
2. Aturlah perangkat percpbaan eksperimen efek fotolistrik dengan hati-hati
sehingga hanya satu dari orde pertama (orde yang paling terang) yang jatuh
pada bukaan mask fotodiode.
3. Untuk setiap warna pada setiap orde,, ukurlah potensial penghenti dengan
DVM dan catat hasilnya pada tabel pengamatan berikut. Gunakan filter kuning
dan hijau pada reflective mask ketika pengukuran dengan cahaya kuning dan
hijjau dilakukan.
4. Lanjutkan pengukuran dengan orde kedua, dan ulangi seluruh percobaan di
atas.

10
Efek Fotolistrik

Tabel Pengamatan Percobaan 2


Warna Panjang Potensial
Frekuensi
Orde Gelombang Penghenti
( x 1014 Hz)
Pertama (nm) (volt)
Kuning
Hijau
Biru
Violet
Ultraviolet
Panjang Potensial
Warna Frekuensi
Gelombang Penghenti
Orde Kedua ( x 1014 Hz)
(nm) (volt)
Kuning
Hijau
Biru
Violet
Ultraviolet

Analisis Percobaan 2
Untuk menganalisis data hasil percobaan anda, ikuti langkah-langkah berikut.
1. Polt grafik gelombang antara potensial penghenti dengan frekuensi.
2. Tentukan kemiringan (slope) kurva yang memotong sumbu y dan sumbu x.
tafsirkan hasilnya dalam bentuk variable h/e dan w0/e. hitunglah nilai h dan w0.
3. Bahaslah hasil analisis anda dengan menggunakan model kuantum cahaya.

H. Daftar Pustaka

Beiser, Arthur. 1992. KONSEP FISIKA MODERN Edisi Ketiga. Jakarta:


Erlangga.

Rosana, Dadan dkk. 2000. KONSEP DASAR FISIKA MODERN. Universitas


Negeri Yogyakarta.

Tim Eksperimen Fisika 1. 2012. PENUNTUN PRAKTIKUM : Eksperimen Fisika


Modern. Laboratorium Fisika FMIPA, Unit Fisika Modern.

11

Anda mungkin juga menyukai