Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Kadek Maitri Dharmiyani

NIM : 18089014032
Semester 5A

ARTIKEL NASIONAL
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Keberhasilan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Pil Kb

Penyusun : Diah A. Retanti., Pristia Rakhmawati, Fadzrin H. Ningsih , Zahratus S. Aliyah,


Rosy D. Nurcholida , Alfis Z. Khoir, Diyah Pujiastuti, Mita A. Ardita , Sonia
K. Nisa, Lovely Q. Ilmiah , Gusti N. V.Achmad.

Tahun : 2019

Artikel/jurnal penelitian ini dilatarbelakang oleh kurangnya tingkat pengetahuan


dan keberhasilan penggunaan alat kontrasepsi pil KB. Dari beberapa jenis alat
kontrasepsi, jenis pil KB yang menunjukkan tingkat kegagalan paling tinggi yaitu
mencapai 90 per 1000 orang sedangkan kegagalan kontrasepsi suntik berkisar 60 per 1000
orang. Sementara itu, implan memiliki angka kegagalan 0,5 persen atau yang paling kecil,
bahkan dibandingkan dengan KB IUD sebanyak 8,5 orang (WHO, 2015). Tingginya
angka kegagalan tersebut dapat terjadi karena berbagai alasan seperti kurangnya
pengetahuan akseptor pil KB tentang cara pemakaian pil KB yang benar. Selain itu,
akseptor juga tidak mengetahui bahwa obat seperti antibiotik dan obat anti kejang bisa
menurunkan bahkan menghilangkan efektivitas pil (Fajrin dan Lilis, 2011). Akseptor pil
KB mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami kegagalan dibandingkan metode KB
hormonal lainnya. Angka kegagalan pil KB secara teoritis 0-2,1%Per sedangkan tingkat
kegagalan di lapangan lebih tinggi bisa yaitu 0,7- 9,6% (Hartanto, 2010 dalam Ermawati,
2013).
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan pada 100
subjek penelitian yang terdiri dari wanita yang sedang ataupun pernah menggunakan alat
kontrasepsi pil KB. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik sampling non
probability sampel dengan metode accidental sampling. Subjek dipilih sesuai data inklusi
dengan cara peneliti mendatangi rumah-rumah penduduk Kecamatan Tambaksari, Kota
Surabaya, dan meminta data diri subjek yang sedang atau pernah menggunakan alat
kontrasepsi Pil KB.
Dari hasil survei didapatkan 100 sampel ibu yang sedang ataupun pernah
menggunakan pil KB untuk kontrasepsi di Kecamatan Tambaksari, Surabaya. Dan usia
ibu yang paling banyak menggunakan pil KB adalah pada usia 30-39 tahun. Pada usia
tersebut pasangan suami istri merencanakan program menghentikan keinginan untuk
menambah anak. Hal ini karena wanita berusia 35 tahun ke atas memiliki risiko kematian
lebih besar akibat hamil dan melahirkan (Sibuea et al., 2013). Berdasarkan data, responden
merupakan ibu rumah tangga dan sisanya bekerja sebagai karyawan swasta, wiraswasta,
dll.
Tidak ada perbedaan signifikan tingkat pengetahuan masyarakat yang berhasil
dalam penggunaan alat kontrasepsi pil KB maupun yang tidak berhasil. Akan tetapi, perlu
dilakukan promosi kesehatan mengenai macam-macam metode kontrasepsi terutama
metode kontrasepsi jangka panjang yang memiliki angka keberhasilan lebih tinggi
dibandingkan dengan metode pil KB. Pengetahuan mengenai tingkat keberhasilan,
keuntungan dan kerugian, serta cara penggunaan untuk masing-masing metode kontrasepsi
perlu diperkenalkan kepada masyarakat agar masyarakat mampu mempertimbangkan
pilihannya dalam program keluarga berencana. Keberhasilan penggunaan pil KB
dibutuhkan ke disiplinan meminum pil KB sesuai jadwal agar tidak terjadi kegagalan.
ARTIKEL INTERNASIONAL
Judul : Effectiveness of the female condom in preventing HIV and sexually
transmitted infections: a systematic review and meta- analysis

Penyusun : Alison B. Wiyeh , Ruth KB Mome, Phetole W. Mahasha, Eugene J. Kongnyuy


dan Charles S. Wiysonge.

Tahun : 2020

Artikel/jurnal ini membahas tentang Efektivitas kondom wanita untuk mencegah


HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS) masih belum dapat disimpulkan. Dan memeriksa
efek kondom wanita terhadap penularan HIV dan IMS. Beban penyakit akibat hubungan
seks yang tidak aman, termasuk infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan infeksi
menular seksual (IMS) lainnya, telah sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat di
seluruh dunia. Secara global, diperkirakan 77,3 juta orang telah terinfeksi HIV sejak awal
epidemi HIV, dengan sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi meninggal karena
penyakit terkait AIDS. Kondom wanita adalah metode ganda yang diinisiasi oleh wanita.
Metode yang digunakan untuk melakukan tinjauan sistematis ini dijelaskan dalam
protokol yang diterbitkan. Dengan memasukkan uji coba terkontrol secara acak (baik secara
individu maupun kelompok secara acak) pada wanita yang terlibat dalam aktivitas
heteroseksual, tanpa tanda klinis atau laboratorium yang dikonfirmasi dari IMS. Percobaan
yang termasuk membandingkan kondom wanita dengan plasebo, atau metode pencegah lain
untuk pencegahan HIV atau IMS
memasukkan lima belas studi dari 6.921 wanita. Dan menemukan bahwa kondom
poliuretan wanita (FC1) ditambah kondom pria mungkin sama efektifnya dengan kondom
pria hanya dalam mengurangi penularan HIV (1 percobaan, n = 149 wanita, RR 0,07, 95%
CI 0,00-1,38; bukti dengan kepastian rendah). Namun, penggunaan FC1 plus kondom pria
lebih unggul daripada kondom pria saja dalam mengurangi akuisisi gonore (2 percobaan, n
= 790, RR 0,59, 95% CI 0,41-0,86; bukti kepastian tinggi) dan klamidia (2 percobaan, n =
790, RR 0,67, 95% CI 0,47-0,94; bukti kepastian tinggi). Efek samping dan tingkat
kegagalan FC1 sangat rendah dan menurun selama masa tindak lanjut. Meskipun fungsi
kondom wanita yang lebih baru (Woman's, Cupid, Pheonurse, Velvet, dan Reddy) mungkin
tidak kalah dengan FC2, tidak ada penelitian yang tersedia yang menilai kemanjurannya
dalam mencegah HIV dan IMS.
Mungkin tidak ada perbedaan antara kondom pria dan wanita dalam mencegah
HIV, namun kepastian buktinya rendah dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian
ini penting mengingat kondom perempuan yang digunakan dalam penelitian tersebut telah
memberikan dasar bukti efektivitas kondom perempuan dalam mencegah HIV dan IMS
yang menggunakan FC1 yang sudah tidak ada lagi di pasaran. uji coba kualitas tinggi juga
penting untuk dilakukan menilai keefektifan kondom dalam pencegahan HIV dan IMS.

Anda mungkin juga menyukai