Anda di halaman 1dari 8

Biaya

Bunga Pinjaman
BIAYA BUNGA UNTUK INVESTASI SAHAM

 Penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf a UU PPh:


 bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk
membeli saham tidak dapat dibebankan sebagai
biaya sepanjang dividen yang diterimanya tidak
merupakan Objek Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f. Bunga pinjaman yang
tidak boleh dibiayakan tersebut dapat dikapitalisasi
sebagai penambah harga perolehan saham.
Ilustrasi:

Investasi Saham 30%


PT. ABC PT. XYZ
Pembagian Dividen 
Bukan Obyek PPh K
B R
U E
N D
G I
Pembayaran Bunga Pinjaman TIDAK A
DAPAT DIBEBANKAN SECARA FISKAL T
karena terkait dengan investasi
saham yang menghasilkan DIVIDEN
BUKAN OBYEK PPh. BANK BCK
BIAYA BUNGA DALAM MASA KONSTRUKSI

 Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-22/PJ.42/1999


tentang PERLAKUAN PPH ATAS BIAYA BUNGA DAN
BIAYA OVERHEAD DALAM MASA KONSTRUKSI.
 Dalam hal suatu pinjaman dipergunakan untuk membiayai
pembangunan pabrik atau bangunan lainnya yang mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun, biaya bunga yang timbul
selama masa konstruksi harus dikapitalisir ke dalam harga
perolehan pabrik/bangunan lainnya tersebut, yang
pembebanannya melalui biaya penyusutan.
 Dalam hal suatu pinjaman dipergunakan untuk membiayai
pembelian tanah, biaya bunganya harus dikapitalisir ke dalam
harga perolehan tanah, namun tidak dapat dibebankan sebagai
biaya penyusutan.
 Apabila suatu pinjaman dipergunakan untuk membiayai
pembangunan pabrik dan pembelian tanah serta aktiva lainnya
yang tidak dapat dipisah-pisahkan perhitungan kapitalisasinya
ke dalam masing-masing aktiva tersebut dapat dilakukan
secara prorata.
BIAYA BUNGA DARI PINJAMAN YANG DITEMPATKAN KE
DEPOSITO/TABUNGAN
 Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-46/PJ.4/1995 tentang Perlakuan
Biaya Bunga Yang Dibayar Atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak
Menerima Atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito
Atau Tabungan Lainnya
 Perlakuan Pajak atas Biaya bunga dari pinjaman yang kemudian
ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan :
 Bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut
seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya JIKA jumlah rata-
rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah
rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau
tabungan lainnya;
 Bunga atas pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah
bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman yang
melebihi jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito
berjangka atau tabungan lainnya APABILA jumlah rata-rata
pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan
dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya.
Contoh
Tahun 2002 PT A meminjam uang sebesar 200
juta bunga 20
20%
%. skedul pengambilan pinjaman
sbb::
sbb
 bulan Februari sebesar Rp 125 juta
 bulan Juni sebesar Rp 25 juta
 bulan Agustus sebesar Rp 50 juta
Disamping itu PT A juga mempunyai deposito
sbb::
sbb
 Feb – Maret sebesar Rp 25 juta
 Apr – Agt sebesar Rp 46 juta
 Sep – Des sebesar Rp 50 juta
Berapa bunga yang deductible ?
ILUSTRASI: BEBAN BUNGA
Bulan Pinjaman Jumlah Jangka Waktu Akumulasi
Pinjaman (Rp) (Bulan)
Januari 0 1 0
Pebruari s/d Mei 125.000.000 4 500.000.000

Juni s/d Juli 150.000.000 2 300.000.000

Agustus s/d 200.000.000 5 1.000.000.000


Desember
Jumlah 12 1.800.000.000

Rata- Rata Pinjaman / Bulan = 1.8 M/ 12 150.000.000



ILUSTRASI: BEBAN BUNGA
Bulan Deposito Jumlah Deposito Jangka Waktu Akumulasi
(Rp) (Bulan)
Januari 0 1 0
Pebruari s/d 25.000.000 2 50.000.000
Maret
April s/d 46.000.000 5 230.000.000
Agustus
September s/d 50.000.000 4 200.000.000
Desember
Jumlah 12 480.000.000
Rata- Rata DEPOSITO / Bulan 0,48 M / 12  40.000.000
Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya secara FISKAL:
= 20% x (Rp 150.000.000,00 - Rp 40.000.000,00) = Rp 22.000.000,00
Koreksi fiskal positif beban bunga
= (20% x Rp.200.000.000) – 22.000.000 = 18.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai