Anda di halaman 1dari 30

Akuntansi Perpajakan

Ekuitas Saham
Ekuitas
Ekuitas merupakan besarnya kepentingan/hak pemilik
perusahaan pada harta perusahaan.

Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi


kiri merupakan harta dan sisi kanan merupakan hutang
dan ekuitas. Sisi kiri merupakan sumber daya yang
dikuasai perusahaan sedangkan sisi kanan
menunjukkan besarnya kepentingan kreditor dan pemilik
terhadap harta perusahaan.

Besarnya kepentingan pemilik atas harta perusahaan


disebut ekuitas.
Karakteristik Perseroan
Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi
Perseroan Terbatas adalah suatu perusahaan
yang kepemilikannya diwujudkan dengan
saham..
saham

Saham merupakan sertifikat yang dikeluarkan


oleh perseroan. Seseorang atau lembaga yang
ikut serta menyerahkan sumber daya (harta) ke
perseroan akan diberikan saham. Mereka
disebut pemegang saham.
Jenis Saham
Perseroan kadangkala menerbitkan saham
biasa dan saham prioritas. Saham prioritas
memiliki kelebihan dibanding dengan saham
biasa, misalkan dalam pembagian dividen atau
dalam hal terjadi likuidasi.

Dividen adalah pembagian sesuatu kepada


para pemegang saham. Karena memiliki
karakteristik yang sedikit berbeda, akuntansinya
biasanya dipisah antara saham biasa dengan
saham prioritas/preferen.
Penjualan /penerbitan saham
Mencatat penerbitan 4.000 lbr saham nilai
par Rp 10.000/lbr dg harga Rp 45.000.000

Kas 45.000.000
Saham 40.000.000
Agio saham 5.000.000
Penjualan /penerbitan saham
Mencatat penerbitan 4.000 lbr saham nilai
par Rp 10.000/lbr dg harga Rp 38.000.000

Kas 38.000.000
Disagio 2.000.000
Saham 40.000.000
Pembayaran saham dg aktiva
PT Z menerbitkan 200 lbr saham dg nilai par
Rp 100.000/lbr untuk memperoleh sebidang
tanah dengan nilai pasar Rp 30.000.000

Tanah 30.000.000
Saham 20.000.000
Agio saham 10.000.000
Metode akuntansi

Besarnya hak Hak kendali / Metode


Pemilikan besarnya pengaruh akuntansi
Diatas 50% Hak kendali Laporan
konsolidasi
20% sd 50% Pengaruh penting Metode
ekuitas
Dibawah 20% Tidak ada pengaruh Metode biaya
penting
Pembelian saham
Perbandingan Cost & Equity Method

Metode Biaya Metode Ekuitas


Pembelian 5.000 lbr saham dengan harga Rp 20.000
Investasi saham 100.000.000 Investasi saham 100.000.000
Kas 100.000.000 Kas 100.000.000
Diterima deviden
Perbandingan Cost & Equity Method

Metode Biaya Metode Ekuitas


Diterima deviden Rp 800/lbr
Kas 4.000.000 Kas 4.000.000
Pendapatan deviden 4.000.000 investasi 4.000.000
Mengumumkan laba
Perbandingan Cost & Equity Method

Metode Biaya Metode Ekuitas


Mengumumkan laba tahun berjalan Rp 60.000.000
Tidak dijurnal Investasi saham 12.000.000
Pendapatan investasi 12.000.000

(20% x 60.000.000)
Bukan Objek Pajak
pasal 4 ayat (3) huruf c

 Harta termasuk setoran tunai yang


diterima oleh badan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b
sebagai pengganti saham atau sebagai
pengganti penyertaan modal;
Penyertaan saham dengan pengalihan aktiva
Pasal 10(5) UU PPh

 Penyertaan Wajib Pajak dalam permodalan suatu badan dapat dipenuhi dengan
setoran tunai atau pengalihan harta.

 Ketentuan ini mengatur tentang penilaian harta yang diserahkan sebagai pengganti
saham atau penyertaan modal dimaksud, yaitu dinilai berdasarkan nilai pasar dari
harta yang dialihkan tersebut.
CONTOH Pasal 10 ayat (5)
CONTOH :

WP “X” MENYERAHKAN 20 UNIT MESIN BUBUT YANG NILAI BUKUNYA Rp 25.000.000,00 KEPADA PT. “Y” SBG
PENGGANTI PENYERTAAN SAHAMNYA DENGAN NILAI NOMINAL Rp 20.000.000,00. HARGA PASAR MESIN
BUBUT TSB Rp 40.000.000,00.

PT.“Y” MENCATAT MESIN BUBUT SBG AKTIVA SEBESAR Rp 40.000.000,00 BUKAN SEBAGAI PENGHASILAN.

SELISIH ANTARA NILAI NOMINAL SAHAM DENGAN NILAI PASAR HARTA DIBUKUKAN SBG “AGIO”.

 Bagi PT “Y”
BESARNYA AGIO = (Rp 40.000.000,00 - Rp 20.000.000,00) = Rp 20.000.000,00
Aktiva 40.000.000
Modal X 20.000.000
Agio 20.000.000
( Sesuai PP 94 thn 2010 agio tsb bukan merupakan objek pajak begitupula apabila yang timbul adalah
disagio maka disagio tsb juga bukan mrpkn pengurang penghasilan bruto)

BAGI WP “X”,
KEUNTUNGAN YG DIPEROLEH DARI PENYERTAAN ADALAH OBJEK PAJAK,
YAITU : (Rp 40.000.000,00 - Rp 25.000.000,00) = Rp 15.000.000,00
Investasi PT Y 40.000.000
Aktiva (mesin bubut) 25.000.000
Capital gain 15.000.000

14
Objek Pajak
Pasal 4 ayat (1) huruf d
 Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
termasuk :

 keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

 keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang
diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;

 keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,


pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun;

 keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang
diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi
yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan

 keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan,
tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan;
Aspek Perpajakan Penjualan Saham
 Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;
(PPh Final Pasal 4 ayat 2 huruf c)

Tarif = 0,1 % x Nilai bruto penjualan saham biasa


atau ditambah
Tarif = 0,5 % x Nilai bruto penjualan saham
(apabila yang dijual adalah saham pendiri/preferen)

 Apabila transaksi penjualannya tidak dilakukan dibursa capital gain


sebagai objek pajak dan capital loss sebagai deductable expenses
yang pelunasan pajaknya dilakukan lewat mekanisme pegisian SPT
Tahunan
Contoh penjualan saham di luar
bursa
 2 Januari 2009 PT A membeli 1.000 lbr
saham PT B nilai nominal Rp 5.000/lbr
sesuai harga pasar Rp 60.000/lbr

 2 Februari 2009 PT A menjual seluruh


saham tersebut dengan harga Rp
70.000/lbr
Contoh penjualan saham di bursa

 2 Januari 2009 PT X membeli 1.000 lbr


saham PT Y yang diperdagangkan di
bursa efek nilai nominal Rp 5.000/lbr
sesuai harga pasar Rp 60.000/lbr

 2 Februari 2009 PT Y menjual seluruh


saham tersebut dengan harga Rp
70.000/lbr
Dividen
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan
jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang
tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu
yang bukan biasanya. Adapun macam dividen antaranya :

Dividen yang paling umum dibagikan oleh perseroan adalah dividen kas. Yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya
dividen kas ialah apakah jumlah uang yang ada mencukupi untuk pembagian dividen
tersebut.

Dividen yang berbentuk aktiva, yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga
perusahaan lain yang dimiliki oleh PT, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain.
Pemegang saham akan mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar
aktiva tersebut

Dividen saham (stock dividen) adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut
pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham saham yang
dimilikinya
Deviden sebagai Objek Pajak
Pasal 4 (1) huruf g

Dividen, dengan nama dan dalam


bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang
polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi;
Dividen menurut perpajakan
(Penjelasan Pasal 4 ayat 1 hrf g)
1. pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama dan
dalam bentuk apapun;
2. pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor;
3. pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk saham bonus
yang berasal dari kapitalisasi agio saham;
4. pembagian laba dalam bentuk saham;
5. pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran;
6. jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh
pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan yang
bersangkutan;
7. pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan, jika
dalam tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran
kembali itu adalah akibat dari pengecilan modal dasar (statuter) yang dilakukan
secara sah;
8. pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang diterima sebagai
penebusan tanda-tanda laba tersebut;
9. bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi;
10. bagian laba yang diterima oleh pemegang polis;
11. pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi;
12. pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang
dibebankan sebagai biaya perusahaan.
Contoh….. Dividen terselubung
 Apabila Wajib Pajak menjual harta dengan harga yang lebih tinggi dari nilai
sisa buku atau lebih tinggi dari harga atau nilai perolehan, selisih harga
tersebut merupakan keuntungan. Dalam hal penjualan harta tersebut terjadi
antara badan usaha dan pemegang sahamnya, harga jual yang dipakai
sebagai dasar untuk penghitungan keuntungan dari penjualan tersebut
adalah harga pasar.

Misalnya, PT S memiliki sebuah mobil yang digunakan dalam kegiatan usahanya


dengan nilai sisa buku sebesar Rp 40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah). Mobil
tersebut dijual dengan harga Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). Dengan
demikian, keuntungan PT S yang diperoleh karena penjualan mobil tersebut adalah
Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).

BANDINGKAN

Apabila mobil tersebut dijual kepada salah seorang pemegang sahamnya dengan
harga Rp 55.000.000,00 (lima puluh lima juta rupiah) MAKA nilai jual mobil tersebut
tetap dihitung berdasarkan harga pasar sebesar Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah).
Selisih sebesar Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) merupakan keuntungan
bagi PT S dan bagi pemegang saham yang membeli mobil tersebut selisih sebesar
Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) merupakan penghasilan.
Deviden/bagian laba yang
bukan objek pajak
 Pasal 4 (3) f  dividen atau bagian laba yang diterima atau
diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri,
koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah,
dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat :
 dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
 bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha
milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan
yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen)
dari jumlah modal yang disetor;

 Pasal 4 (3) I  bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota


dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-
saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk
pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
Deviden/bagian laba yang
bukan objek pajak
 Pasal 4 (3) k  penghasilan yang diterima atau
diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba
dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan
syarat badan pasangan usaha tersebut :
 merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

 dan sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.


Bunga pinjaman untuk membeli
saham penjelasan pasal 6 (1) a
Pinjaman yang dipergunakan untuk membeli
saham tidak dapat dibebankan sebagai biaya
sepanjang dividen yang diterimanya tidak
merupakan objek pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f.

Bunga pinjaman yang tidak boleh dibiayakan


tersebut dapat dikapitalisasi sebagai penambah
harga perolehan saham.
penggabungan penghasilan
berasal dari luar negeri
 Laba Usaha/Business Profit  tahun pajak diperolehnya
penghasilan tsb (accrual basis)

 Penghasilan WPDN berupa deviden atas penyertaan


(sendiri/bersama dg WPDN lain) 50% atau lebih pd
badan usaha di “tax heaven country”  tahun pajak
diperolehnya penghasilan tsb (accrual basis)

 Penghasilan lainnya  tahun pajak diterimanya


penghasilan tsb (cash basis)
PMK Nomor 256/PMK.03/2008 )
Dividen tertentu (Pasal 18 ayat (2) UU PPh) adalah
dividen yang diperoleh WP dalam negeri yang:

 memiliki sekurang-kurangnya 50% dari jml saham yang


disetor pada badan usaha di luar negeri; atau

 secara bersama-sama dengan Wajib Pajak dalam negeri


lainnya memiliki penyertaan modal paling rendah 50%
(lima puluh persen) dari jumlah saham yang disetor pada
badan usaha di luar negeri.
PMK Nomor 256/PMK.03/2008
Negara tertentu
 1. Argentina 17. Macau
 2. Bahama 18. Mauritius
 3. Bahrain 19. Mexico
 4. Balize 20. Nederland
 5. Bermuda 21. Nikaragua
 6. British Isle 22. Panama
 7. British Virgin Island 23. Paraguay
 8. Cayman Island 24. Peru
 9. Channel Island Greensey 25. Qatar
 10. Channel Island Jersey 26. St.Lucia
 11. Cook Island 27. Saudi Arabia
 12. El Salvador 28. Uruguay
 13. Estonia 29. Venezuela
 14. Hongkong 30. Vanuatu
 15. Liechtenstein 31. Yunani
 16. Lithuania 32. Zambia
PMK Nomor 256/PMK.03/2008 (3)
Saat perolehan dividen tertentu :
 Pada bulan ke empat setelah berakhirnya batas waktu
kewajiban penyampaian SPT Tahunan Pajak
Penghasilan badan usaha di luar negeri tersebut untuk
tahun pajak yang bersangkutan.

 Apabila di luar negeri tidak ada ketentuan batas waktu


penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan atau
tidak ada kewajiban penyampaian SPT Tahunan Pajak
Penghasilan, maka saat diperolehnya dividen ditetapkan
pada bulan ke tujuh setelah tahun pajak berakhir
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai