Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Istimewa

Pasal 18 ayat 3

“ Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan


kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta
menentukan utang sebagai modal untuk menghitung
besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai
hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha
yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa
dengan menggunakan metode perbandingan harga
antara pihak yang independen, metode harga
penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode
lainnya.”
Hubungan Istimewa Tipe I

Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal


langsung atau tidak langsung paling rendah
25% (dua puluh lima persen) pada
Wajib Pajak lain
Hubungan Istimewa Tipe I

50 %
PT. Abadi PT. Kekal

25 % 50 %
(tidak langsung) PT. Awet

PPn & PPnBm 4


Hubungan Istimewa Tipe II

Hubungan antara pengusaha dengan


penyertaan 25 % atau lebih pada dua
pengusaha atau lebih.

Contoh :
PT. Kabul perusahaan industri sepatu memiliki penyertaan
modal sebesar 30 % pada PT. Timbul perusahaan penyamakan
kulit dan sebesar 40 % pada PT. Muncul sebuah perusahaan
industri tas.
Dalam kasus ini maka maka antara PT. Kabul, PT. Timbul dan PT.
Muncul terdapat hubungan istimewa. 5
Hubungan Istimewa Tipe II

30 %
PT. Kabul PT. Timbul
(Sepatu) (Kulit)

40 % Hubungan
PT. Muncul
Istimewa
(Tas)

PPn & PPnBm 6


Hubungan Istimewa Tipe III

Pengusaha yang satu menguasai pengusaha


lainnya atau dua atau lebih pengusaha berada di
bawah penguasaan pengusaha yang sama baik
langsung maupun tidak langsung.

Penguasaan ini dapat terjadi melalui manajemen


atau penggunaan teknologi kendatipun tidak
terdapat hubungan kepemilikan.

7
Hubungan Istimewa Tipe III

Tenaga Ahli

PT. Rekayasa PT. Pancang Buana


(Teknologi Pengecoran Beton) (Produsen Pilar Beton)

Hubungan Istimewa

8
Hubungan Istimewa Tipe IV

Terdapat hubungan keluarga baik sedarah


maupun semenda dalam garis keturunan lurus
atau kesamping satu derajat.
- Ayah - Mertua
- Ibu

Sedarah Kakak/Adik Ipar Semenda

- Anak - Anak Tiri

9
Transaksi penilaian harta

• Jual beli dipengaruhi hubungan istimewa

Contoh :
Tn. A adalah pemegang saham PT. X, seluruh bahan baku
produksi PT. X dipasok oleh Tn. A. Harga bahan baku yang
ditawarkan Tn. A adalah Rp. 1.500.000,- sedangkan harga
pasar untuk bahan yang sama adalah Rp. 1.000.000,-.
Maka menurut pajak harga yang diperkenankan untuk
dibebankan adl harga tanpa adanya pengaruh hubungan
istimewa yaitu Rp. 1.000.000,-
Transaksi penilaian harta

• Tukar menukar
Harta yang diperoleh berdasarkan transaksi tukar menukar nilai
perolehannya adl jumlah yg seharusnya dikeluarkan atau diterima
berdasarkan harga pasar.

Contoh : NSB Harga Pasar


PT. A Mesin 1.000.000 5.000.000
PT. B Mobil 3.000.000 6.000.000

Laba/rugi PT. A = 6.000.000 – 1.000.000 = 5.000.000


Laba/rugi PT. B = 5.000.000 - 3.000.000 = 2.000.000
Transaksi penilaian harta

• Penarikan harta
1. Sebab Biasa
Nilai sisa buku adl kerugian sedangkan nilai penjualannya
adalah penghasilan.
2. Sebab luar biasa
Nilai sisa buku adl kerugian sedangkan penggantian
asuransi penghasilan.
Contoh :
PT. X memiliki bangunan pada 2010 terbakar. Nilai sisa buku
bangunan adl Rp. 700.000.000 dan nilai penggantian asuransi
sebesar Rp. 500.000.000,-
Pengalihan harta bukan objek pajak

• Pengalihan harta untuk setoran modal


Dicatat sebesar harga pasarnya.

• Likuidasi,merger,konsolidasi, pemekaran
Dicatat sebesar harga pasar/nilai buku

• Hibah, sumbangan dan warisan


Dicatat sebesar nilai buku (bila memenuhi
persyaratan : tidak ada hub usaha,
pemilikan/penguasaan)
Dicatat sebesar nilai pasar (bila tidak memenuhi
persyaratan)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai