http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel
Abstract
___________________________________________________________________
This research aims to find out the results of an standart competence measure with measuring tools learning
courses that use demonstrasi learning method and use the drill learning method . This study is an experimental
research design with pre-test post test control group design, use the multiple chois test as a tool for collecting
research data. The population of the research was a student at mechanical engineering SMK N 1 Semarang city
consists of 108 students and taken 72 students as a sample. The research results obtained average post-test test
class is 81,70 and the average of the control class is 72,70 . In the hypothesis test is obtained tarithmetic = 4,66 (α =
5%) and dk = (36+36-2) = 70 obtained t(0,95)(70) = 1,99. Because tarithmetic ≥ t (0,95)(70) then H0 rejected.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-651X
Gedung E9 Lantai 2 FT Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: efendy.yusuf21@gmail.com
101
Mohammad Efendi Yusuf, dkk / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (2) (2014)
PENDAHULUAN
nilai ≥ 7,30 hanya 65%. Dengan demikian masih
Pendidikan merupakan salah satu faktor ada 35% peserta didik yang belum menguasai
yang memerlukan perhatian tersendiri dalam materi dengan baik. Hasil observasi juga didapat
pembangunan nasional yaitu usaha untuk informasi bahwa pembelajaran masih
mencerdaskan kehidupan bangsa, karena dengan menggunakan motode demonstrasi. media yang
pendidikan akan dapat meningkatkan kualitas digunakan masih berupa papan tulis. Kegiatan
sumber daya manusia (SDM) yang dijadikan pembelajaran masih berupa transfer ilmu dari
modal utama pelaksanaan pembangunan. Pada guru ke peserta didik, dimana peserta didik lebih
kenyataannya kualitas SDM di Indonesia masih banyak mendengar dan mencatat materi yang
rendah, khususnya dibidang pendidikan. disampaikan guru. Pembelajaran seperti ini
Upaya untuk meningkatkan kualitas dirasa kurang efektif dan menjenuhkan bagi
belajar mengajar yang berpuncak pada mutu peserta didik.
pendidikan terdapat beberapa unsur yang saling Kelebihan dari metode drill menurut
berkaitan yang meliputi peserta didik, pendidik, Roestiyah ( 2008: 125) adalah peserta didik
tujuan, isi pendidikan, dan cara/metode. Proses memiliki pemahaman yang lebih tinggi dengan
belajar pembelajaran dikatakan efektif apabila latihan yang praktis, mudah dilakukan serta
seluruh peserta didik terlibat secara aktif baik teratur dalam melaksanakannya. Sedangkan
mental, fisik maupun sosial. Oleh karena itu, kekurangan dari metode drill adalah dalam
guru dikatakan sebagai penggerak perjalanan latihan sering terjadi cara yang tidak bisa berubah
belajar dan fasilitator belajar peserta didik yang sehingga menghambat bakat dan inisiatif peserta
diharapkan mampu membantu memecahkan didik.
tingkat kesukaran yang dialami peserta didik. Berdasarkan rumusan permasalahan di
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
sudah memperhatikan ketercapaian Kompetensi 1). Mengetahui mana yang lebih baik antara hasil
peserta didik tetapi hasilnya belum sepenuhnya belajar dari penerapan metode pembelajaran drill
maksimal. Perangkat pembelajaran yang dibuat dibanding dengan hasil belajar menggunakan
oleh guru dan cara mengajar guru di kelas masih metode pembelajaran demonstrasi pada standar
tetap menggunakan metode demonstrasi. Guru kompetensi mengukur dengan menggunakan alat
masih dominan dan peserta didik resisten, guru ukur pada peserta didik kelas X Kompetensi
masih menjadi pemain dan peserta didik Keahlian Teknik Pemesinan di SMK Negeri 1
penonton, guru aktif dan peserta didik pasif. Kota Semarang tahun ajaran 2013/2014. 2).
Sehingga peserta didik takut bertanya kepada Mengetahui deskriptif hasil belajar dari
guru terhadap materi yang belum paham. penerapan metode pembelajaran drill dibanding
Berdasarkan observasi di SMK Negeri 1 dengan hasil belajar menggunakan metode
Kota Semarang, didapat bahwa nilai standart pembelajaran demonstrasi pada standar
kompetensi mengukur dengan menggunakan alat kompetensi mengukur dengan menggunakan alat
ukur peserta didik kelas X Teknik Pemesinan ukur pada peserta didik kelas X Kompetensi
SMK Negeri 1 Kota Semarang tahun ajaran Keahlian Teknik Pemesinan di SMK Negeri 1
2012/2013 masih rendah. Jumlah peserta didik Kota Semarang tahun ajaran 2013/2014.
yang sudah memenuhi KKM atau mendapatkan
102
Mohammad Efendi Yusuf, dkk / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (2) (2014)
METODE PENELITIAN
didik kelas X Kompetensi Keahlian Teknik
Jenis penelitian yang akan digunakan Pemesinan pada SMK N 1 Kota Semarang tahun
adalah penelitian eksperimen sebenarnya (truei ajaran 2013/2014 yang terdiri dari tiga kelas
eksperimental design). Desain penelitian yang akan dengan jumlah 108 siswa. Pada penelitian ini
digunakan dalam penelitian ini adalah pretest- penentuan sampel acak (random) atau cara
posttest control group design. Dalam desain ini diundi, dimana sebagai kelompok eksperimen
terdapat dua kelompok yang dipilih secara adalah peserta didik yang diberi pembelajaran
random, kemudian diberi pre-test untuk menggunakan metode drill, sedangkan kelompok
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan kontrol adalah peserta didik yang diberi
antara kelompok eksperimen dan kelompok pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
kontrol (Sugiyono, 2010: 113). dari hasil pengundian diperoleh ketentuan bahwa
Desain penelitian yang digunakan dalam kelas X TP 3 terpilih sebagai kelompok kontrol
penelitian ini merupakan hasil adaptasi dari pola dan kelas X TP 1 terpilih sebagai kelompok
control group pre-test-post-test yang dikemukakan eksperimen. Tes yang dilakukan dalam penelitian
oleh Arikunto (2010). ini adalah tes pilihan ganda (multiple chois test).
Populasi yang akan dijadikan bahan Analisis data yang digunakan yaitu uji
penelitian pada penelitian kali ini adalah peserta normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil Salah satu permasalahan yang selama ini
thitung = 4,66 lebih besar daripada t(1-α)(n1+n2-2)(tabel) = dihadapi dalam pembelajaran standar
1,99 dengan dk = 70 dan taraf signifikan 5%, yang kompetensi mengukur dengan menggunakan alat
berarti Ho ditolak atau dengan kata lain hasil ukur adalah rendahnya hasil belajar siswa. Peran
belajar menggunakan metode drill lebih baik aktif peserta didik dalam proses pembelajaran
daripada menggunakan metode pembelajaran sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil
demonstrasi (metode pembelajaran disekolah). belajar yang baik. Proses pembelajaran yang
diterapkan pada standar kompetensi mengukur
dengan menggunakan alat masih menggunakan
103
Mohammad Efendi Yusuf, dkk / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (2) (2014)
motode demonstrasi ( metode yang digunakan di alat ukur pada alat ukur mistar ukur, jangka
sekolah) dengan memberikan materi tentang alat sorong, mikrometer, dan busurbaja. (2) Siswa
ukur kepada pesarta didik untuk memenuhi diminta untuk menghafalkan jenis-jenis alat ukur
beberapa indikator pembelajaran yang sudah mekanik, menghafal bagian-bagian alat ukur
ditentukan. Metode demonstrasi menuntut siswa mekanik, dan cara membaca hasil pengukuran
untuk memahami materi yang disampaiakan dan alat ukur mekanik. (3) Siswa diminta untuk
tidak menuntut siswa untuk latihan terhadap menjawab latihan soal yang ditampilkan pada
materi yang disampaiakan.Latihan ini sangat media power point berupa jenis alat ukur, bagian
diperlukan pada standar kompetensi mengukur alat ukur, dan hasil pengukuran alat ukur secara
dengan menggunakan alat ukur, oleh karena itu berulangkali untuk memperkuat pemahaman
diperlukan suatu motode pembelajaran drill tentang materi mengukur dengan menggunakan
(latihan) agar peserta didik dapat melakukan alat ukur. Metode pembelajaran seperti ini
latihan-latihan terhadap materi yang telah diharapkan mampu meningkatkan pemahaman
disampaiakan sehingga dapat memahami materi materi dan nilai hasil belajar peserta didik pada
yang telah di pelajari. standar kompetensi mengukur dengan
Metode pembelajara drill (latihan) menggunakan alat ukur. Pertemuan ketiga
diterapkan pada peserta didik Sekolah Menengah diadakan post-test untuk mengetahui pengaruh
Kejuruan (SMK) kelas X Kompetensi Keahlian dari metode pembelajaran drill.
Teknik Pemesinan pada semester gasal. Yang Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-
dijadikan kelompok eksperimen yaitu kelas X TP rata pos-test sebesar 81,70 dengan nilai tertinggi 92
1 pada standar kompetensi mengukur dengan dan nilai terendah mencapai 68 dan Kriteria
menggunakan alat ukur dengan jumlah peserta Ketuntasan Minimum (KKM) atau
didik 36 orang. Proses pembelajaran dengan mendapatkan nilai ≥ 7,30 dengan presentase
menggunakan metode drill (Latihan). mencapai 86,11%. Peningkatan nilai rata-rata
Pada pertemuan pertama dilakukan pre- hasil belajar peserta didik pada standar
test untuk mengetahui kemampuan awal. Hasil kompetensi mengukur dengan menggunakan alat
penelitian menunjukan rata-rata nilai pre-test pada ukur adalah sebesar 42,6 atau sekitar 108,95%
kelompok eksperimen sebesar 39,1. Pada Metode pembelajaran demonstrasi
pertemuan kedua dilakukan perlakuan diterapkan pada peserta didik Sekolah Menengah
menggunakan metode drill. Setiap siswa Kejuruan (SMK) kelas X Kompetensi Keahlian
diberikan materi tentang standar kompetensi Teknik Pemesinan pada semester gasal. Yang
mengukur dengan menggunkan alat ukur dengan dijadikan kelompok kontrol yaitu kelas X TP 3
materi mistar ukur, jangka sorong, mikrometer, pada Standar kompetensi mengukur dengan
dan busur baja. Peserta didik kemudian menggunakan alat ukur dengan jumlah peserta
diarahkan untuk latihan-latihan soal berupa didik 36 orang. Metode pembelajaran
macam-macam alat ukur, bagian-bagian alat demonstrasi yang diterapkan dalam penelitian ini
ukur, fungsi bagian-bagian alat ukur, mengetahui yaitu dimana peserta didik diarahkan langsung
ketelitian alat ukur, mengetahui penggunaan pada pembelajaran materi standar kompetensi
jenis-jenis alat ukur membaca skala hasil mengukur dengan menggunakan alat ukur
pengukuran alat ukur, dan perawatan alat ukur dengan titik berat materi mistar ukur, jangka
sesuai dengan SOP. Supaya siswa lebih sorong, mikrometer, dan busurbaja. Pada
memahami tentang materi yang telah pertemuan pertama dilakukan pre-test untuk
disampaikan dan peserta didik lebih siap dalam mengetahui kemampuan awal. Hasil penelitian
mengerjakan soal ulangan. menunjukan nilai rata-rata pre-test sebesar 38,67.
Proses pembelajaran dengan Pada pertemuan kedua melakukan proses
menggunakan metode drill. Pada penelitian ini pembelajaran menggunakan metode
terdapat 3 langkah yaitu: (1) Siswa diberikan pembelajaran demonstrasi yaitu mempelajari
materi tentang mengukur dengan menggunakan materi standar kompetensi mengukur dengan
104
Mohammad Efendi Yusuf, dkk / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (2) (2014)
menggunakan alat ukur dengan titik berat materi redoks kelas siswa X semester 2 SMA 1 Mejobo
mistar ukur, jangka sorong, mikrometer, dan sebesar 36,05%. Penelitian selanjutnya
busur baja. Pada pertemuan ketiga dilakukan dilakukan oleh Susanti, dkk. (2012:33) tentang
post-test untuk mengetahui pengaruh metode “model pembelajaran selecting organizing melalui
pembelajaran demonstrasi. Hasil penelitian pendekatan metode drill integrating” penerapan
menunjukan hasil rata-rata nilai post-test sebesar model selecting organizing integrating melalui
72,67dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah pendekatan metode drill berpengaruh sebesar
mencapai 52 dan Kriteria Ketuntasan Minimum 33,86% terhadap hasil belajar materi pokok
(KKM) atau mendapatkan nilai ≥7,30 dengan larutan penyangga dan hidrolisis garam siswa
presentase mencapai 61,11%. Peningkatan nilai kelas XI SMA Negeri 1 Pati. Penelitian
rata-rata hasil belajar peserta didik pada standar selanjutnya dilakukan oleh Ratnaningsih ( 2012 :
kompetensi mengukur dengan menggunakan alat 16 ) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
ukur adalah sebesar 34,03 atau sekitar 88%. metode drill dan resitesi sangat efektif dalam
Berdasarkan hasil perhitungan uji meningkatkan pemahaman dan ketrampilan
normalitas dan uji homogenitas pre-test pada siswa terhadap hukum bacaan Qolqolah dan Ro’.
kelompok eksperimen dan kontrol, diketahui Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
bahwa kedua kelompok berdistribusi normal dan dilakukan menunjukan bahwa hasil belajar yang
pada uji F menunjukkan kedua kelas memiliki menggunakan metode pembelajaran drill lebik
varians yang sama. Hasil analisis data pre-test baik daripada metode pembelajaran demonstrasi.
menunjukan kelas eksperimen tidak lebih baik Hal ini disebabkan karena perbedaan perlakuan
dari kelas kontrol sehingga kedua kelompok pada proses pembelajarann. Hasil uji hipotesis
dapat dilakukan perlakuan. Kelompok (uji t) diperoleh t hitung = 4,66> t tabe𝑙 = 1,99, maka
eksperimen diberi pembelajaran menggunakan (Ho) ditolak yang berarti hasil belajar standar
metode pembelajaran drill dan kelompok kontrol kompetensi mengukur dengan menggunakan alat
menggunakan metode pembelajaran ukur menggunakan metode pembelajaran drill
demonstrasi. Proses perlakuan berlangsung satu lebih baik daripada metode pembelajaran
kali untuk masing-masing kelompok, kemudian demonstrasi pada standar kompetensi mengukur
dilakukan post-test pada kedua kelompok yang dengan menggunakan alat ukur.
hasilnya dianalisis untuk mengetahui ada Meningkatnya hasil belajar pada standar
perbedaan hasil belajar antara kelompok kompetensi mengukur dengan menggunakan alat
eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan ukur menggunakan metode pembelajaran drill
hasil perhitungan uji normalitas dah uji (latihan) disebabkan karena kelompok yang
homogenitas post-test pada kelompok eksperimen menggunakan metode pembelajaran drill
dan kelompok kontrol, diketahui bahwa kedua menerapkan proses belajar dengan cara latihan
kelompok tersebut berdistribusi normal dan hasil secara terus menerus sehingga peserta didik lebih
uji homogenitas menunjukan bahwa mempunyai aktif dengan latihan yang diberikan pengajar,
varians yang tidak berbeda. sedangkan pada kelompok kontrol dengan
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh metode pembelajaran demonstrasi peserta didik
Setyawan, dkk. (2012:39) tentang “Penerapan diarahkan langsung pada materi yang diajarkan
Teknik Cacil Laser sebagai Pendekatan Metode sehingga pembelajaran kurang aktif dan peserta
Drill Pada Materi Redoks” penerapan teknik cacil didik lebih memperhatikan materi yang diajarkan
laser sebagai pendekatan metode drill oleh pengajar.
berpengaruh terhadap hasil belajar materi pokok
105
Mohammad Efendi Yusuf, dkk / Journal of Mechanical Engineering Learning 3 (2) (2014)
106