Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIKA INTI

RADIOAKTIVITAS ALAMIAH

OLEH :

KELOMPOK 3

ANGGOTA : NADIA ZUWITA (18033074)

ANDRIYANTO PUTRA (18033092)

DHEA MELANIE UTAMY (18033092)

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA C

DOSEN PENGAMPU : Dra. HIDAYATI, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT Yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya yang mengiringi penulis sehingga makalah yang berjudul “Radioaktivitas” ini
dapat selesai tepat waktu.

Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang
telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepaw
waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Fisika Inti Ibu
Dra. Hidayati, M.Si yang telah membimbing dan dorongan beliau makalah ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang tua penulis yang telah
memotivasi dan mendoakan anak-anak beliau serta pihak yang telah ikut serta dalam pembuatan
makalah ini yang tidak dapat menulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
pembuatan makalah ini lebih baik lagi.

Padang, 8 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i
Penulis ..................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Peluruhan Radioaktif ................................................................................................................ 3
1. Kestabilan inti .......................................................................................................................... 3
2. Peluruhan Sinar Alfa ................................................................................................................ 3
3. Peluruhan Sinar Beta ................................................................................................................ 4
4. Peluruhan Sinar Gamma ........................................................................................................... 4
B. Hukum Peluruhan Radioaktif ....................................................................................................... 5
1. Usia Paroh ............................................................................................................................... 6
2. Usia Hidup Rata-Rata............................................................................................................... 6
C. Hukum Peluruhan Berurutan ........................................................................................................ 7
D. Keseimbangan Radioaktif ......................................................................................................... 9
E. Deret Radioaktif Alamiah ........................................................................................................ 12
BAB III ................................................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel
menamakan radiasi dengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi
uranium dengan menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik
piezo (lempengan kristal yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah),
dan Marie Curie berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding
dengan jumlah kadar uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium.
Disamping itu, Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak
dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan
terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa
lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang
sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi
nama radioaktivitas. Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip
dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal Marie
Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie melanjutkan
penelitiannya dengan menganalisis pitch blend (bijih uranium). Mereka berpendapat
bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang radioaktivitasnya lebih kuat daripada
uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka mengumumkan bahwa ada unsur
radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra),
yang artinya benda yang memancarkan radiasi. Ernest Rutherford menyatakan bahwa
sinar radioaktif dapat dibedakan atas sinar alfa yang bermuatan positif dan sinar beta
yang bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard, seorang ilmuwan Prancis, menemukan sinar
radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu sinar gamma.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud peluruhan radioaktif?
2. Bagaimana hukum peluruhan radioaktif?
3. Bagaimana hukum peluruhan beturutan?
4. Bagaimana kesetimbangan radioaktif?
5. Bagaimana deret radioaktif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang peluruhan radioaktif
2. Untuk memahami hukum peluruhan radioaktif
3. Untuk memahami hukum peluruhan berurutan
4. Untuk memahami hukum kesetimbangan radioaktif
5. Untuk memahami deret radioaktif

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Peluruhan Radioaktif

Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang
tidak stabil kehilangan energi (berupa massa dalam diam) dengan memancarkan radiasi,
seperti partikel alfa, partikel beta dengan neutrino, sinar gamma, atau electron dalam kasus
konversi internal. Material yang mengandung inti tak stabil ini dianggap radioaktif.
Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini
adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.

1. Kestabilan inti
Inti atom terdiri atas netron dan proton. Proton bermuatan positif, sedangkan netron
tidak bermuatan (netral). Netron dalam inti berfungsi menjaga gaya tolak-menolak
antarproton. Oleh karena itu kestabilan inti ditentukan oleh perbandingan banyaknya
proton dengan netron. Jika digambarkan grafik nomor atom (jumlah proton) terhadap
jumlah netron pada inti yang stabil (tidak radioaktif), akan diperoleh suatu grafik berupa
pita yang dinamakan pita kestabilan inti (stability band).
Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag
berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi)
menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan
terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energi peluruhan. Jika inti
radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya. Unsur radioaktif
secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnet
(non partikel).

2. Peluruhan Sinar Alfa


Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan
memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi pembebasan
energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak.
Inti anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya.

3
Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium tanpa
elektron dan partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom berubah. Perubahan demikian
dapat menyebabkan radiasi γ.
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang
empat, dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk.
Adapun pada peluruhan beta akan menambah atau mengurangi nomor atom sebesar satu
(nomor massa tetap sama). Contoh :
238 234
92𝑈 → 90𝑇ℎ + 42𝐻𝑒
226 222
88𝑅𝑎 → 86𝑇ℎ + 42𝐻𝑒

3. Peluruhan Sinar Beta


Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan
meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel
netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk peluruhan sinar beta
yang lain adalah peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi neutron, positron, dan
neutrino. Neutrino memiliki sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta
bertujuan agar perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi
seimbang sehingga inti atom tetap stabil.
𝐴 𝐴 0
𝑍𝑋 → 𝑍+1𝑌 + −1𝛽 X = Inti Induk
𝐴 𝐴 0
𝑍𝑋 → 𝑍−1𝑌 + +1𝛽 X = Inti Anak

Contoh :
14 14 0
6𝐶 → 7𝐶 + −1𝛽
12 12 0
7𝐶 → 6𝐶 + +1𝛽

4. Peluruhan Sinar Gamma


Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan
dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini
dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom
yang memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma

4
biasanya menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya
mengurangi energi saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.
𝐴
𝑍𝑋 ∗→ 𝐴𝑍𝑋 + 𝑋 + 𝛾

B. Hukum Peluruhan Radioaktif

Bilamana inti dari suatu atom memancarkan sebuah partikel alfa, partikel beta, sebuah
sinar gamma atau partikel lainnya atau bila menangkap sebuah electron dari kulit terluar
sebuah atom, prosesnya disebut peluruhan radioaktif.

Jika ada N inti yang belum meluruh, sejumlah dN, akan meluruh dalam waktu dt, yang
besarnya adala h

𝑑𝑁 = −𝜆𝑑𝑡𝑁 (1)

Dimana  adalah probabilitas inti untuk meluruh, yang disebut juga sebagai konstanta
peluruhan atau konstanta disintegrasi. Tanda minus menunjukkan bahwa N berkurang ketika
t bertambah. Persamaan 1 dapat ditulis

dN
 dt (2)
N

Integrasi Persamaan 2 dengan asumsi bahwa ketika t = 0, jumlah atom radioaktif yang ada
adalah N0 akan menghasilkan

N (t )  N 0 e  t (3)

dimana N(t) adalah jumlah atom radioaktif yang ada pada waktu t.

Probabilitas , yang digunakan pada persamaan di atas disebut dengan konstanta


disintegrasi atau konstanta peluruhan. Aktivitas dari suatu sampel radioaktif didefinisikan
sebagai jumlah peluruhan per detik. Dari Persamaan 3 diperoleh aktivitas R sebagai

5
dN
R   N 0 e  t   N (4)
dt

Dengan demikian aktifitas sutau sampel tergantung pada jumlah inti yang ada, dan konstanta
peluruhan .

1. Usia Paroh
Selang waktu dimana aktivitas atau inti yang belum meluruh berkurang sampai
setengah harga awal disebut usia paroh, t 12 . Hubungan t 12 dengan tetapan peluruhan
adalah
N0 t 1
 N0e 2
N

Atau

ln 2 0,693
t 12   (5)
 

Setiap radioisotop memiliki umur paroh karakteristik, mulai dari sepersejuta detik
sampai bilyun tahun.

2. Usia Hidup Rata-Rata


Bentuk eksponensial dari peluruhan menyatakan bahwa peluruhan yang lengkap
sampai semua inti meluruh, berlangsung sampai waktu tak berhingga. Karena inti
meluruh secara acak, maka waktu hidup sebuah inti berharga mulai dari nol sampai
tak berhingga. Untuk keperluan statistic perlu dirumuskan waktu hidup rata-rata
sebuah inti  yang diperoleh dari perhitungan jumlah usia dari semua inti dibagi
dengan jumlah inti

t1dN1  t 2 dN 2  t3 dN 3  ....
 (6)
dN1  dN 2  dN 3  ...

Kita dapat menulis Persamaan 6 dalam bentuk integral

6
N0 N0

 tdN  tdN
 0
N0
 0
(7)
N0
 dN
0

dimana N 0  dN1  dN 2  dN 3  ..

Subsitusi dN dari Persamaan 3.3 ke Persamaan 3.7 dan kemudian diintegrasi


diperoleh

0
  tN 0 e t dt 
1
 
  tet dt  (8)
N0 0

sehingga

1
 

C. Hukum Peluruhan Berurutan

Baik dalam kasus radioaktivitas alamiah maupun buatan, peluruhan dapat terjadi secara
berturutan. Suatu inti induk meluruh menjadi inti anak. Jika inti anak ini juga suatu unsur
radioaktif, tentu juga akan menghasilkan inti cucu dan seterusnya. Dalam banyak kasus yang
terjadi adalah inti induk meluruh menjadi inti anak, inti anak meluruh menjadi inti yang
stabil.

Misalkan pada waktu t, jumlah inti induk N1, meluruh dengan tetapan peluruhan 1,
menjadi inti anak. Misalkan N2 adalah jumlah inti anak yang meluruh dengan tetapan
peluruhan 2 menjadi inti yang stabil dengan jumlah N3. Misalkan pada t = 0, N1 = N10, N2 =
N20 = 0, dan N3 = N30 = 0. Aktivitas setiap unsur adalah
dN1
 1 N1 (9)
dt

7
dN1
 1 N1  2 N 2
dt
dN 2
 2 N 2 (11)
dt
Integrasi dari persamaan pertama menghasilkan
N 1  N 1 0 e  1t

Jika disubsitusikan ke persamaan berikutnya akan menghasilkan


dN 2 1t
 1 N10 e   2 N 2
dt
dN 2 1t
 2 N 2  1 N10 e 
dt

Kalikan kedua ruas suku dengan e2t menghasilkan


dN 2 1t
e  2t  2 N 2 e  2t  1 N10 e  e  2t
dt
atau
d
dt
 
N 2 e  2t  1 N10 e (  21)t

Integrasi dari persamaan di atas menghasilkan


1
N 2 e  2t  N10 e (  21)t  C
2  1 1
Dimana C adalah tetapan integrasi yang dapat diperoleh dengan mengambil nilai
N 2  N 20  0 pada t = 0

sehingga
1
C N1 0
2  1
Dengan memasukkan nilai C diperoleh
1
N2 
2  1

N10 e 1t  e  2t 
Secara sama juga diperoleh

8
 1 2 
N 3  N10 1  e  2t  e 1t 
 2  1 2  1 
Kedua persamaan di atas menyatakan jumlah setiap inti pada waktu t.
Persamaan ini diturunkan untuk keadaan khusus dimana N1 = N10, dan N20 = N30 = 0 pada
t = 0.
Jika pada N20 dan N30 tidak nol pada t = 0 maka persamaan nntuk N1,N2 dan N3 adalah
N 1  N 1 0 e  1t (18a)

1
N2 
2  1
 
N1 0 e 1t e  2t  N 20 e  2t

 1 2 
 
N 3  N 30  N 20 1  e  2t  N1 0 1  e  2t  e 1t 
 2  1 2  1 
Persamaan umum untuk peluruhan berturutan adalah

dN 2 / dt  1 N1  2 N 2
dN 3 / dt  2 N 2  3 N 3

dN n / dt  n1 N n1  n N n

D. Keseimbangan Radioaktif
Aplikasi dari hukum peluruhan radioaktif berurutan ini membahas kasus yang
penting:(1) 1 ≈ 2 dan 1 ≪ 2 . Untuk kasus (1) menghasilkan kesetimbangan
sementara dan kasus (2) menghasilkan kesetimbangan permanen.
1. Kesetimbangan Sementara (Transient)
Misalkan inti induk meluruh dengan tetapan peluruhan 1 dan inti anak meluruh
dengan tetapan peluruhan 2 . Usia hidup rata-rata 𝜏1 ≈ 𝜏2 S, karena itu 𝜆1 ≈ 𝜆2 . Kita
akan melihat bahwa jumlah atom inti anak mencapai suatu harga maksimum dan mulai
berkurang dengan laju peluruhan pada usia hidup yang lebih lama.
Dari persamaan
𝜆1
𝑁2 = 𝜆 𝑁10 (𝑒 −𝜆1𝑡 − 𝑒 −𝜆2𝑡 )
2 −𝜆1

9
Dapat diperoleh waktu t m yaitu waktu N2 mencapai nilai maksimum. Diferensiasi
persamaan di atas terhadap waktu dengan memberikan nilai nol menghasilkan

𝑑𝑁2 1
=0= 𝑁 (𝑒 −ltm − 𝑒 −2t )
𝑑𝑡 2 − 1 10
Atau
1 2
𝑡𝑚 = 𝑙𝑛
2 − 1 1

Sesudah waktu tm laju peluruhan inti anak, dN2/dt akan ditentukan oleh λ1 atau
λ2 yang mana yang lebih kecil.

(i) Jika λ1<λ2, ini berarti usia hidup inti induk lebih lama dari inti
anak.Implikasinya adalah suku 𝑒 −2t lebih cepat mencapai nol dari pada
suku 𝑒 −lt , karena itu dapat diabaikan. Jadi,

1
𝑁2 = (𝑁 𝑒 −lt )
2 − 1 10
1
𝑁2 = (𝑁 )
2 − 1 1
atau

𝑁2 1
=
𝑁1 2 − 1

Persamaan di atas menunjukkan bahwa inti anak meluruh dengan tetapan


peluruhan inti induk dan ratio N2/N1 konstan. Dalam kasus ini dikatakan bahwa inti
induk dan inti anak berada dalam keadaan kesetimbangan sementara.

(ii) Jika λ2<λ1 dapat diperlihatkan bahwa

10
1
𝑁2 = (𝑁 𝑒 −2t )
2 − 1 10

Yang menunjukkan sesudah mencapai waktu tertentu inti anak akan meluruh
dengan tetapan peluruhannya sendiri dan inti induk akan habis.

2. Kesetimbangan Permanent (Secular)

Jika usia hidup dari inti induk amat panjang dibandikan dengan inti anak atau
λ1<<λ2, Untuk kasus ini

1
𝑁2 = [ ] 𝑁 (𝑒 −lt − 𝑒 −2t )
2 − 1 10

Direduksi menjadi

1
𝑁2 = 𝑁 (1 − 𝑒 −2t )
2 10

Sebab 2 − 1 = 2 dan 𝑒 −lt ≈ 1

Jika t sangat besar dibandingkan dengan usia hidup inti anak , t >> 1/λ2, dan
𝑒 −2t dapat diabaikan terhadap 1, maka persamaan dapat direduksi menjadi
1
𝑁2 = 𝑁
2 10
Ini menujukkan jumlah inti anak N2 konstan. Dikatakan inti anak berada dalam
kesetimbangan permanen terhadap inti induk. Karena usia paroh inti induk sangat besar
jumlahnya hamper konstan, N10 = N1, dan karena itu
1
𝑁2 = 𝑁
2 1
Dengan demikian syarat untuk kesetimbangan permanen adalah

11
1 𝑁1 = 2 N2

Atau

𝑁1 2 𝜏1
= =
𝑁2 1 𝜏2

Atau jumlah dari kedua elemen pada suatu waktu berbanding terbalik dengan
tetapan peluruhan atau berbanding langsung dengan usia hidup rata-rata.

E. Deret Radioaktif Alamiah

Kebanyakan unsur radioaktif yang didapatkan di alam merupakan anggota dari 4


deret radioaktif alamiah. Penyebab terdapatnya hanya 4 deret semacam itu dapat
diturunkan dari fakta bahwa peluruhan alfa mereduksi nomor massa sebuah inti dengan 4.
Jadi nuklida yang nomor massanya memenuhi
A = 4n

Dengan n bilangan bulat, dapat meluruh menjadi yang lainnya dalam urutan yang
menurun dari nomor massa. Nuklida radioaktif yang nomor massanya menuruti
persamaan diatas dikatakan merupakan anggota dari deret 4n. Ini juga berlaku untuk
nuklida yang nomor massanya A= 4n + 1, A = 4n + 2, dan A = 4n +3. Semua anggota
deret akan berakhir pada inti mantap akhir yaitu Pb dan Bi. Tabel berikut merupakan
daftar nama keempat deret radioaktif, nuklida induk, umur paroh dari nuklida induk, dan
nuklida anak yang mantap yang merupakan produk akhir dari deret ini.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Radioaktivitas merupakan peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif secara
spontan disertai peluruhan (pembelahan) inti atom menjadi inti atom unsur lain. Sinar-
sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar
radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
Sifat – sifat radioaktif
a. Sinar alfa:
1) Sinar alfa merupakan inti He.
2) Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi).
Daya ionisasi sinar alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
3) Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
4) Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
5) Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam
logam
b. Sinar beta
1) Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
2) Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.
3) Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
4) Dapat melewati lempeng alumunium setebal 3mm.
c. Sinar gamma
1) Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh
dari sumber intensitasnya makin kecil.
2) Mempunyai daya ionisasi paling lemahMempunyai daya tembus yang
terbesar.
3) Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.

Intensitas Radioaktif : Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi


sinar gamma (γ) akan berkurang atau terserap oleh suatu keping logam dengan ketebalan

13
x yang dilewatinya. Karena ada penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar
gamma akan berkurang setelah melewati keping tersebut.

Peluruhan zat radioaktif ( disintegrasi) : peristiwa berubahnya inti atom mejadi


inti atom lain yag berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh
(bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses
peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energy peluruhan.
Jika inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya. Unsur
radioaktif secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang
elektromagnet (non partikel).

B. Saran
Kami membuat makalah ini untuk bahan tugas sekaligus pembelajaran. Kami
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan
kekurangan, kami mohon saran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati. Pendahuluan Fisika Inti. Padang: UNP Press

Krane, Kenneth. 2008.Fisika Modern.Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

Lasmi, Ni Ketut. 2012. SPM Fisika untuk SMA dan MA. Bandung : Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai