Anda di halaman 1dari 12

PELUANG DAN TANTANGAN MEA:

KERJASAMA PENDIDIKAN INDONESIA


DI KAWASAN ASEAN

Dr. H. Zainal Abidin, M.Ag


Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Jurai Siwo Metro
zainaltob@yahoo.co.id

Abstract
The 12th KTT ASEAN (ASEAN Summit) at Cebu emphasized to create MEA 2015 which
makes South East Asia as free flow of goods and services zone, investment and skilled
labor, and freer flow of capital. As the impact, Indonesia will face the foreign labor
invasion as the result of developed country education like as Singapore. In facing this
competition, Indonesia government formulate national education strategy with the
purpose that the human resources can compete in the world of global business, at least
should refer to determinant factors of nation, such as innovation mastery (45%), network
mastery (25%), technology mastery (20%), and natural resource wealth mastery (10%).
Islamic Collage Publics have opened international class and they have prepared the
lecturers who appropriate with international qualification and standard. Islamic Collage
Publics also prepare their students with intellectual ability including English and Arabic
language mastery and as the result they can compete with ASEAN Countries.
Key Words: Education Coorporation, Education, Collage Institution, Economic
ASEAN Society, Human Resources.

Abstrak
KTT ASEAN (ASEAN Summit) ke 12 di Cebu menegaskan komitmen untuk membentuk
MEA tahun 2015 yang menjadikan kawasan Asia Tengggara sebagai kawasan bebas
aliran barang dan jasa, investasi, dan tenaga terampil, serta aliran modal yang lebih
bebas. Sebagai akibatnya, Indonesia akan menghadapi serbuan para pekerja asing hasil
output pendidikan dari negara maju seperti Singapura. Untuk menghadapi persaingan
ini, pemerintah Indonesia merumuskan strategi pendidikan nasional supaya SDM
Indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja global, paling tidak harus mengacu pada
faktor penentu kemajuan suatu bangsa atau negara, yaitu: penguasaan innovasi (45%),
penguasaan jaringan 25%, penguasaan teknologi 20%, dan penguasan kekayaan sumber
daya alam hanya 10%. Dalam konteks PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Negeri), mereka telah membuka kelas-kelas internasional, dan telah mempersiapkan SDM
pengajarannya sesuai dengan standar dan kualifikasi Internasional. PTKIN juga
membekali mahasiswanya dengan kemampuan intelektual yang baik termasuk
kemampuan penguasaan bahasa Asing terutama Inggris dan Arab agar mampu
berkompetisi dengan output pendidikan sejenis dari negara-negara di kawasan ASEAN.
Kata kunci: Kerjasama Pendidikan, Pendidikan, Lembaga pendidikan tinggi,
masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), Sumber Daya Manusia (SDM).
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

Pendahuluan
Ciri masyarakat pada era globalisasi sebenarnya telah diprediksi oleh
Alvin Tofler dan Patricia Aburdance pada era 1990-an. Prediksi ini muncul
sebagai akibat perubahan politik antara Negara-negara yang tergabung dalam
dua blok Besar, yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok
Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet (Rusia) dan sekutu-sekutunya yang
kebanyakan sekarang telah menjadi Negara-negara merdeka bekas Uni Sovyet di
kawasan Eropa Timur (Balkan, Chekoslovakia Polandia dan sebagainya),
termasuk negara-negara besar Sovyet di Asia Tengah. “Perang Dingin” antara
Blok Barat dan Blok Timur ini berakhir setelah terjadi perubahan politik, dan
akibat tekanan ekonomi di negara-negara Eropa Timur, termasuk yang dialami
oleh Sovyet sendiri yang mengalami krisis ekonomi sejak tahun 19891 dan
berakhir tahun 1990 yang ditandai oleh pecahnya Uni Sovyet menjadi beberapa
negara yang melepaskan diri dari Sovyet, serta revolusi rakyat menentang
Sovyet dan pengaruhnya di beberapa Negara Eropa Timur, antara lain di
Rumania dan Austria, Bulgaria, Chekoslovakia serta Jerman Timur, dan yang
ditandai oleh runtuhnya “Tembok Berlin” pada akhir tahun 1989. Peristiwa itu
juga menandai kemenangan Blok Barat atas Blok Timur. Sejak saat itu, era
Globalisasi dimulai, berbagai upaya dilakukan dalam menyongsong perubahan
abad, dari abad 20 ke abad 21.2
Prediksi John Naisbit dan Patricia Aburdene menjadi terkenal sekali
melalui karyanya Megatrends 2000, dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa
dunia, karena larisnya buku tersebut pada awal tahun 1990, termasuk edisinya
dalam bahasa Indonesia telah tercetak beberapa kali. Era globalisasi akan
mempengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia, termasuk di bidang
pendidikan3 Dalam buku Megatends 2000 karya Naisbit tersebut dideskripsikan
tentang berbagai fenomena yang akan terjadi pada era globalisasi. Di antaranya
adalah munculnya beberapa perubahan yang mendasar, antara lain, pada abad
ke 21 atau abad Millenium, terjadi transformasi peradaban, yakni munculnya
beberapa trend, yang sangat fenomenal, antara lain perubahan masyarakat dari
masyarakat industri ke masyarakat informasi, dan demokrasi partisipatoris, dari
ekonomi nasional menjadi ekonomi dunia yang bebas dan global (world

1 Walaupun Pemimpin Soyvet Michael Gorbacev, telah melakukan kebijakan untuk

perbaikan ekonomi dan politin “Negeri beruang Merah” tersebut, dengan kebijakan Glasnots dan
Perestroika (Keterbukaan dan Reformasi) tetapi upaya itu tidak membawa hasil, dan akhirnya
tuntutan perubahan politik yang kuat, menyebabkan Uni Sovyet Runtuh tahun 1990 awal.
Peristiwa itu ditandai oleh lepasnya beberapa Negara yang tergabung dalam Uni Sovyet termasuk
Negara-negara yang tergabung dalam aliansi Blok Timur, dan Negara-negara Pakta Warsawa,
aliansi pertahanan Negara-negara yang berideologi Komunis di Eropa, blok Sovyet.
2 Peristiwa perubahan politik terbesar dalam sejarah dunia itu, sempat diabadikan oleh

kelompok music rock Scorpion, melalui lagu “Wind of Change”, yang menggambarkan perubahan
yang terjadi di Eropa Timur, terutama di Uni Sovyet.
3 Zainal Abidin, Reformasi Pendidikan Islam: Sebuah Upaya Membangun Kembali Visi Institusi

Pendidikan Tinggi Islam, dalam Majalah Akademika, No. 02 Th ke I Edisi Maret 1999, STAIN Jurai
Siwo Metro, 1999.
RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

29
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

economy).4 Tampaknya jika melihat fenomena dunia terkini, prediksi Naisbit


tersebut benar menjadi kenyataan, karena perubahan yang begitu cepat
melahirkan peradaban baru pada abad ke-21, yaitu munculnya era informasi,
dan globalisasi, seakan-akan tidak ada lagi “Batas-batas negara” karena
informasi begitu cepatnya didapat, dan diakses oleh setiap manusia, serta
komunikasi menjadi keutuhan setiap hari dari aktifitas manusia, melintasi batas-
batas negeri. Kalau dulu Televisi (TV) dianggap sebagai “Jendela Dunia” karena
dianggap sebagai representasi teknologi yang tercanggih pada zamannya.
Sekarang telah tergantikan oleh era digital melalui teknologi telepon pintar
berbasis Android, dan telah merubah pandangan itu bahwa “Dunia Ada di
Genggaman Tangan” atau “Saku Dunia”, informasi dibelahan dunia manapun
dengan cepat dapat diperoleh oleh manusia yang menggunakan teknologi digital
tersebut. Sebagai implikasinya, pada era informasi ini adalah berkembang
adagium bahwa siapa yang menguasai media, maka ia akan jadi pemenangnya,
dan menguasai dunia.
Namun harus diakui perubahan dramatis tersebut juga membawa ekses
negatif bagi manusia, karena kondisi ini memicu kebebasan yang tidak ada
batasannya. Perkembangan dunia teknologi informasi dewasa ini telah
membawa perubahan mendasar, disamping pengaruh positif, ternyata dampak
negatifnya juga sangat besar, bagi mentalitas dan moralitas anak-anak, akibat
mudahnya mengakses informasi yang tidak berisikan pesan-pesan baik saja,
melainkan juga konten yang merusak moral dan akidah umat juga banyak
beredar, seperti pornografi, narkotika, tindak kekerasan, pergaulan bebas dan
lain sebagainya. Hal ini pasti membawa dampak dalam jangka panjang bagi
perkembangan psikis anak-anak yang sedang belajar dilembaga-lembaga
pendidikan. Masalah ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi menjadi
masalah global dalam dunia pendidikan, terutama di negara-negara di kawasan
ASEAN, maka diperlukan kerjasama dan komunikasi antar bangsa untuk
menanggulangi problematika tersebut, dengan meningkatkan kerjasama di
bidang pendidikan serta memperkuat jati diri dalam kebudayaan dan
sebagainya.
Pendidikan sangat sentral peranannya dalam menanggulangi ekses negatif
dari perkembangan teknologi informasi. Walaupun Negara-negara dikawasan
ASEAN sangat majemuk ditinjau dari aspek agama yang dianutnya, akan tetapi
kerjasama itu perlu dilakukan untuk membina harmoni di kawasan tersebut, dan
membangun sikap saling menghargai antar pemeluk agama. Namun begitu,
dengan melihat perkembangan politik yang ada di kawasan ASEAN tampaknya
upaya itu, masih memerlukan perjuangan panjang, karena beberapa masalah
domestik maupun regional di Negara-negara ASEAN masih cukup banyak,
misalnya semangat untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

4 John D Naisbit and Patricia Aburdene, Megatrends 2000, (USA: Penguin Book, 1990), hal.
159.
RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

30
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

atau AEC (ASEAN Economic Community) pada akhir tahun 2015 ini dan
mewujudkan “Wawasan ASEAN 2020”, dan mempercepat terbentuknya
integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-
negara ASEAN. Pada saat makalah ini ditulis, sedang berlangsung Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) ke-27 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tanggal
21-23 Nopember 2015 yang diikuti oleh seluruh kepala Negara dan
pemerintahan negara yang tergabung dalam ASEAN. Salah satu kesepakatan
dalam KTT tersebut adalah ditandatanganinya kesepakatan pembentukan
Kumunitas ASEAN (MEA/AEC), dan tekad bersama bahwa mulai 1 Januari
tahun 2016, sepuluh Negara ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis
produksi.5 Diharapkan kerjasama itu segera terwujud sehingga masalah-masalah
internasional dikawasan itu segera dapat diselesaikan dengan baik, misalnya
masalah ketenagakerjaan antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura,
masalah pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar, konflik garis batas antar
negara dan lain sebagainya. Pertanyaan berikutnya adalah sudah siapkah
negara-negara di kawasan itu, khususnya Indonesia dalam menghadapi pasar
bebas ASEAN dalam konteks MEA? Dalam makalah ini akan mengkajinya
dalam perspektif kerjasama dibidang pendidikan dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN, dan dalam konteks realitas kesejarahan organisasi regional ASEAN.

Kerjasama Bangsa-Bangsa di Kawasan Asia Tenggara dalam MEA


Sejak berdiri tahun 1967 di Bangkok Thailand, melalui sebuah Deklarasi
Bangkok, tampaknya ASEAN (Association of South East Asian Nations/Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara),6 menjadi wadah komunikasi dan kerjasama yang
cukup efektif dalam menyuarakan agenda-agenda penting yang terjadi di level
politik internasional. Dengan semakin banyaknya anggota ASEAN sekarang,
kerjasama regional di kawasan itu akan semakin dibutuhkan dan semakin
penting untuk memperkuat jalinan diplomasi, dan pertukaran pelajar, kerjasama
kebudayaan, kerjasama di bidang pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Belajar

5 Republika. co.id, KTT ASEAN Sepakati Masyarakat Ekonomi ASEAN, Ahad 22 Nopember

2015, diakses tanggal 22 Nopember 2015.


6 ASEAN didirikan di Bangkok tanggal 5 Agustus 1967 dengan persetujuan atau sering

disebut Deklarasi Bangkok, antara lima Negara pendiri organisasi tersebut yaitu Indonesia,
Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Negara-negara yang berhaluan komunis di kawasan
itu saat itu belum bergabung, misalnya Myanmar, Laos, Kamboja dan Vietnam. Setelah Merdeka
Burunei ikut bergabung dengan ASEAN tahun 1984, dan beberapa Negara lainnya menyusul
bergabung misanya Laos, dan Myanmar bergabung pada tahun 1997, dan Kamboja menjadi
Negara ke-10 bergabung pada tahun 1998. Secara berturut-turut dapat negara lain yang
bergabung ke dalam ASEAN antara lain, Brunei Darussalam tanggal 7 Januari 1994, Vietnam
pada Sejak 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar secara bersama-sama pada 23 Juli 1997 dan Kamboja
bergabung tanggal 16 Desember 1998. Sejak awal organisasi ASEAN dibentuk, bukan merupakan
organisasi yang bersifat politis dan militer. Seiring dengan perkembangan terakhir, ASEAN juga
mencoba menjajaki perluasan anggota kepada beberapa Negara tetangga di sekitar ASEAN, antara
lain Bangladesh, Palau, Papua Nugini, Republik China (Taiwan) dan Timor Leste. Wikipedia.org.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, diakses tanggal 20 Nopember 2015. Lihat Juga Lutfi Zen,
Blog, Sejarah dan Tujuan Berdirinya ASEAN, diakses tanggal 21 Nopember 2015.
RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

31
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

dari kerjasama yang sama, dari beberapa Negara-negara di kawasan Eropa, yang
tergabung dalam MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), dan hingga sekarang
masih cukup solid bahkan telah menggunakan sistem “Mata Uang Tunggal “
Euro dan merubah MEE menjadi EU (European Union/Uni Eropa), dan
mempunyai 28 negara anggota lebih besar dari ASEAN.
Dalam dokumen pendirian ASEAN dapat dilihat bahwa tujuan pendirian
organisasi tersebut, berdasarkan Deklarasi Bangkok 1967 ada tujuh. Pertama,
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya, melalui
usaha-usaha didalam semangat kesetaraan dan kebersamaan, memperkuat
pondasi untuk kesejahteraan dan perdamaian di Asia Tenggara. Kedua,
memajukan perdamaian dan stabilitas regional dengan menghormati keadilan
dan supremasi hukum dalam hubungan antar Negara-negara dalam satu
kawasan dan kepatuhan terhadap Piagam PBB. Ketiga, memajukan kerjasama
dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial,
budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bidang administrasi.
Keempat, memajukan kerjasama dalam bidang pertanian, industri, perdagangan,
pengankutan (transportasi), dan komunikasi serta meningkatkan taraf hidup
manusia atau masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Kelima, memberikan
bantuan satu sama lain dalam berbagai fasilitas pelatihan dan penelitian dalam
bidang pendidikan, pekerjaan, teknik dan administrasi. Keenam, mempromosikan
sistem pendidikan di Asia Tenggara (South East Asian Studies). Ketujuh,
memelihara kerjasama yang lebih erat dan saling menguntungkan dengan
organisasi-organisasi internasional dan regional.7
Berdasarkan tujuan ASEAN tersebut semakin memperteguh bahwa
organisasi tersebut bukan merupakan aliansi militer maupun aliansi politik,
tetapi lebih menekankan aspek kerjasama dan kemajuan bersama bagi negara-
negara di kawasan Asia Tenggara. Salah satu tujuan yang berkaitan dengan
pendidikan adalah kerjasama di bidang ilmu pengetahuan, dan tekhnologi, dan
bidang penelitian. Termasuk tujuan ke-7 yaitu mempromosikan sistem
pendidikan di Asia Tenggara. Sekarang Negara-negara yang tergabung dalam
ASEAN berjumlah 10 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,
Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Laos dan Kamboja. ASEAN
adalah organisasi organisasi internasional yang sangat besar, jika dijumlahkan
secara keseluruhan luas wilayahnya mencapai 1,7 juta mil atau sekitar 4,5 juta
kilometer persegi dengan jumlah populasi yang ada di dalamnya sekitar
setengah milyar orang, dan menjadikan ASEAN sebagai organisasi regional
terbesar di Asia.
Sebenarnya semangat dalam MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) telah
dirintis dalam konteks diplomasi negara di kawasan ASEAN dalam waktu yang
lama. Sebelum menjadi MEA atau atau AEC (ASEAN Economic Community),

7Sukasosial.blogspot, Mengenali Pengertian, Sejarah dan Tujuan ASEAN, diakses pada

tanggal 22 Nopember 2015.


RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

32
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

gagasan perlunya membentuk Pasar Bebas atau Perdagangan Bebas di kawasan


Asia Tenggara dalam bentuk AFTA (ASEAN Free Trade Area), yakni persetujuan
oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh Negara ASEAN.8
Dengan demikian AFTA adalah hubungan perdagangan bebas antara Negara-
negara anggota ASEAN untuk menciptakan kawasan pasar bebas dengan
tujuan untuk meningkatkan daya saing antara negara-negara ASEAN.
Pembentukan AFTA sesungguhnya telah lama didirikan di Singapura tahun
1992 dalam kesepakatan KTT ASEAN ke IV untuk membentuk zona
perdagangan bebas. AFTA dipandang perlu untuk meningkatkan daya saing
ekonomi kawasan regional ASEAN yang direncanakan dalam waktu 9 tahun
(1993-2002). Rencana ini dijalankan dengan cara menghapus biaya tariff (bea
masuk 0-5%), maupun biaya tarif bagi negara anggota ASEAN. Dengan cara ini
AFTA berharap ASEAN menjadi basis produksi dunia serta menciptakan pasar
regional bagi 500 juta penduduk ASEAN.9 Tujuan utama AFTA adalah untuk
meningkatkan daya saing ekonomi Negara-negara ASEAN dengan menjadikan
ASEAN sebagai basis produk dunia dan untuk menarik investor asing dan
meningkatkan perdagangan antar Negara anggota ASEAN. Perkembangan
terakhir AFTA disepakati penghapuskan bea masuk semua barang impor pada
tahun 2010 bagi Brunei Darussalam dan tahun 2015 bagi Indonesia, Malaysia,
Pilipina, Singapura, Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam.
Namun AFTA juga mendapatkan kritik, karena meskipun telah didirikan
dalam ASEAN Summit ke-4 tahun 1992 di Singapura, dan bertekad akan
membentuk kawasan pasar bebas ASEAN dalam jangka 15 tahun, berarti
harusnya kalau dihitung akan efektif pada tahun 2007 yang lalu. Namun
kenyataannya AFTA ini akan aktif pada tahun 2015, berarti 22 tahun kemudian.10
Ini bisa dimaklumi karena membentuk sebuah kawasan pasar bebas tentu tidak
mudah, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor global, misalnya faktor
stabititas moneter sebuah negara, stabilitas politik, dan factor-faktor fundamental
ekonomi negara anggota dari ASEAN itu sendiri.
Semangat dalam AFTA itu kemudian menjelma dengan terbentuknya
ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
pada saat KTT ASEAN ke-9, bulan Oktober 2003 di Bali Indonesia. Para
pemimpin ASEAN mendeklarasikan bahwa MEA merupakan tujuan integrasi
ekonomi regional (Bali Concord II) pada tahun 2020, dan mempercepatnya
menjadi tahun 2015, dan bertekad mengimplementasikan MEA mulai tanggal 1
Januari 2016. Selain MEA juga dibentuk Komunitas Keamanan ASEAN dan
Komunitas Sosial dan Budaya. Ketiga pilar tersebut diharapkan dapat bekerja
secara erat dalam pembentukan Komunitas ASEAN tahun 2020, yakni komunitas

8 Wikipedia, AFTA (ASEAN Free Trade Area) diakses tanggal 23 Nopember 2015.
9 www.pengertianahli .com, Pengertian, Tujuan dan Anggota AFTA, diakses tanggal 23
Nopember 2015.
10 Hima Manajemen FE UNY wordpress.com, Tantangan dan Keuntungan AFTA 2015

untuk Indonesia, diakses tanggal 23 Nopember 2015.


RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

33
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

ASEAN yang terintegrasi antara Ekonomi, Sosial-Budaya dan Keamanan.


Kesepakatan Bali Concord II, selanjutnya ditindak lanjuti dalam beberapa forum
ASEAN Summit secara berturut-turut, dilaksanakan di tahun 2006 dalam
pertemuan ke-38 Menteri Ekonomi ASEAN di Kuala Lumpur sepakat untuk
menyusun “Cetak Biru” (Bule Print), untuk mempercepat pembentukan MEA
pada tahun 2015 sesuai dengan Bali Concord II. Isi dari Blue Print MEA/AEC itu
antara lain berisi empat pilar utama:
1. ASEAN sebagai pilar pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang
didukung elemen aliran bebas barang dan jasa, tenaga kerja terdidik dan
aliran modal yang lebih luas.
2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan
elemen peraturan dan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas
kekayaan intelektual, pengembangan infrastructure, perpajakan dan e-
commerse.
3. ASEAN sebagai kawasan pengembangan ekonomi yang merata dengan
elemen pengembangan usaha kecil dan menengah dan prakarsa integrasi
ASEAN untuk Negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos dan Vietnam).
4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan
perekonomian global dengan pendekatan koheren dalam hubungan
ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam jejaring
produksi global.11
Dan pada KTT ASEAN (ASEAN Summit) ke 12 di Cebu, Philipina 13
Januari 2007. Dalam KTT tersebut berhasil menegaskan komitmen untuk
membentuk MEA pada tahun 2015 sejalan dengan VISI ASEAN 2020 dan Bali
Concord II, dengan kesepakatan yang terkenal dengan “Cebu declaration on the
acceleration of the establishment of an ASEAN”, dan mempertegas pembentukan
MEA tahun 2015, dan menjadikan kawasan Asteng menjadi kawasan bebas
aliran barang dan jasa, investasi, dan tenaga terampil, serta aliran modal yang
lebih bebas. Sebagai landasan legal dan konstitusional bagi anggota Negara
ASEAN maka disusunlah ASEAN Charter (Piagam ASEAN), dan Indonesia telah
meratifikasi Piagam Tersebut dengan menerbitkan UU No. 30 tahun 2008 sebagai
payung berbagai perjanjian kerjasama di tingkat ASEAN.12 Dan hasil KTT
ASEAN terakhir pada bulan Nopember 2015 ini telah disepakati bahwa mulai
tahun 2016, MEA mulai di laksanakan dinegara ASEAN. Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) ke-27 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tanggal 21-23
Nopember 2015 yang diikuti oleh seluruh kepala Negara dan pemerintahan
Negara, semakin mempertegas kesepakatan MEA yang sebentar lagi
dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016.

11 www. Academia. Edu. Faizal Malik, Latar Belakang terbentuknya MEA atau AEC 2015,

diakses 23 Nopember 2015.


12Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Pphp.pertanian. go.id/news, Sejarah

Singkat Terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diakses pada tanggal 23 Nopember 2015.
RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

34
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

Kerjasama di Bidang Pendidikan: Peluang dan Tantangan


Salah satu implikasi AFTA ataupun MEA adalah kesiapan negara
dikawasan ASEAN termasuk Indonesia menghadapi persaingan regional dalam
berbagai aspek, termasuk pendidikan. Hal ini terjadi karena salah satu efek
AFTA adalah setiap warga anggota ASEAN bisa sekolah atau bekerja di tiap
negara Asean.13 Indonesia akan menghadapi serbuan para pekerja asing hasil
output pendidikan dari negara maju seperti Singapura, tentunya perlu
pemikiran serius dari pemerintah Indonesia untuk menyiapkan tenaga yang
berdaya saing tinggi menghadapi era pasar bebas itu. Karena hingga saat ini
kondisi pendidikan di tanah air masih banyak memerlukan pembenahan,
misalnya tidak macth-nya lulusan dengan lapangan kerja, seorang sarjana
Agama, atau sarjana Elektro malah bekerja di pertanian, bahkan banyak
perusahaan yang malah merekrut tenaga kerja dari luar karena dianggap
memiliki kompetensi yang lebih baik.14
Untuk meminimalisir kesenjangan mutu output dunia pendidikan maka
mutlak dilakukan kerjasama antar Negara ASEAN dalam bidang pendidikan,
misalnya melakukan pertukaran mahasiswa (student exchange), penelitian
bersama, muhibah dalam bidang pendidikan dan budaya, dialog kawasan dan
lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan supaya terjalin komunikasi dan
kesepahaman antar negara-negara dikawasan tersebut, agar terjadi kesetaraan
dan persaingan yang sehat dalam tataran dunia kerja, dan pemerintah Indonesia
mutlak harus berupaya keras meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) melalui jalur pendidikan yang bermutu.
Berdasarkan hasil Survey Indeks Sumber Daya Manusia (Human
Development Indexs/HDI), pada tahun 1999---mungkin sekarang sudah berubah
lebih baik----menempatkan kualitas SDM Indonesia berada pada ranking bawah
dibandingkan dengan Negara-negara di kawasan Asia Tenggara, jauh di bawah
Malaysia, Vietnam, Brunei, dan Thailand. Menurut laporan HDI tersebut waktu
itu, Indonesia berada di ranking 102 dari 164 negara di dunia. Lebih rendah
dibandingkan Negara Malaysia yang menempati ranking 53, Singapura ranking
34, Thailand ranking 52, dan Brunei Darussalam ranking ke-36.15 Kondisi ini
kemungkinan telah berubah, karena survey tersebut dilakukan ketika Indonesia,
dilanda krisis moneter dan politik, bisa jadi sekarang lebih baik atau sebaliknya.
Kondisi ini jelas berbanding terbalik dengan era tahun 1960-an hingga tahun

13 Faherza Maulana Faisal blog spot, AFTA diakses tanggal 23 Nopember 2015.
14 Hima Manajemen FE UNY wordpress.com, Tantangan dan Keuntungan AFTA 2015
untuk Indonesia, diakses tanggal 23 Nopember 2015.
15 Boediono, “Pembangunan Pendidikan Dalam Abad ke 21: mencari Paradigma Baru

Sistem Pendidikan Nasional Menghadapi Millenium Ketiga”, Makalah dipresentasikan dalam


Seminar Nasional, di Primagama Yogyakarta, Tahun 1999.
RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

35
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

1970-an, Indonesia pernah menjadi salah satu tujuan mahasiswa asal Thailand
dan Malaysia untuk belajar bahkan pernah mengirim tenaga-tenaga guru untuk
mengajar di sekolah-sekolah di Malaysia.16
Menurut data terakhir tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada
tahun 2013, berdasarkan laporan dari Sekretaris Direktorat Jenderal Perguruan
Tinggi di Jakarta, bahwa Indonesia menempati 121 dari 185 negeri dengan indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629. Bersama dengan itu
Indonesia tertinggal dari dua negeri tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat
64) dan Singapura (peringkat 18), sedangkan IPM di kawasan Asia Pasifik, yaitu
0,683.17 Intinya berarti Indonesia harus berjuang lebih keras lagi untuk
meningkatkan IPM-nya.
Dalam konteks kekinian, bonus Demografi Indonesia tidak akan
memberikan keuntungan apapun tanpa adanya perbaikan kualitas SDM. Data
dari ASEAN Productivity Organization (APO) menujukkan dari 1000 tenaga kerja
Indonesia hanya sekitar 4,3% terampil, sadangkan Filipina 8,3%, Malaysia 32,6%
dan Singapura 34, 6%. Berdasarkan struktur pasar tenaga kerja didominasi oleh
pekerja lulusan SD, (70%), SMP (10%) dan SMA (13%), sementara lulusan
perguruan tinggi hanya 7%, dimana sekarang dunia kerja mensyaratkan lulusan
perguruan tinggi. Data terakhir untuk tenaga kerja lulusan S1 sudah mencapai
12%. Hal ini berbanding terbalik dengan Malaysia dengan sebagian
penduduknya lulusan S1. Kesempatan memperoleh pendidikan secara merata di
seluruh Indonesia sulit dilakukan, kesadaran untuk menempuh pendidikan
tinggi sangat rendah. Kondisi ini menyebabkan tenaga kerja Indonesia hanya
dilirik sebagai buruh dan tenaga kerja kasar (TKI dan TKW), di pasar tenaga
kerja Internasional.18
Di samping kondisi real pendidikan dan SDM Indonesia tersebut
sebenarnya Indonesia juga mempunyai peluang atau potensi yang besar dalam
menyongsong MEA ditahun 2016. Pertama, Indonesia merupakan potensi pasar
potensial, karena memiliki jumlah penduduk terbesar sekitar 40% dari Negara
diregional ASEAN, dan mempunyai wilayah luas. Hal ini dapat menjadikan
Indonesia sebagai Negara dengan ekonomi yang produktif, ekonomi kreatif, dan
dinamis yang dapat memepimpin pasar ASEAN di masa depan, dengan
kesempatan penguasaan pasar dan investasi. Kedua, Indonesia merupakan
Negara tujuan investor ASEAN, proporsi investasi itu mencapai 43% atau
hamper tiga kali lebih tinggi dari rata-rata proporsi investasi Negara ASEAN lain
yaitu hanya 15% di kawasan Intra-ASEAN. Ketiga, Indonesia berpeluang

16 Zainal Abidin, “Rekonstruksi Sistem Pendidikan Nasional: Menelusuri Problematika

Peningkatan Kualitas SDM dan Pembangunan Karakter Bangsa”, dalam Jurnal Forum Tarbiyah, Vol.
2 No.2 November 2004, STAIN Pekalongan.
17 Dina Nurhayati wordpress.com, Dunia Pendidikan Indonesia Menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN 2013, diakses 23 Nopember 2015.


18 Berita php. Pertanian. Go.id, Peluang dan Tantangan Indonesia Sambut MEA, diakses 22

Nopember 2015.
RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

36
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

menjadi Negara pengespor, dimana nilai ekspor Indonesia ke Negara Intra-


ASEAN hanya 18-19% sedangkan keluar ASEAN berkisar 80-82%, ini berarti
peluang mengingkatkan ekspor melalui MEA terbuka lebar. Keempat, Liberalisasi
perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk
pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan karena hambatan tarif dan
non-tarif sudah tidak ada lagi. Kelima, Indonesia dengan jumlah populasi
terbesar akan memperoleh keunggulan tersendiri yang disebut sebagai “Bonus
Demografi”. Perbandingan jumlah pendudukan produktif Indonesia dengan
Negara ASEAN lainnya adalah 38:100, yang intinya bahwa setiap 100 penduduk
ASEAN, 38 adalah warga Negara Indonesia. Bonus Demografi ini masih bisa
dinikmati hingga setidaknya pada tahun 2035, yang diharapkan jumlah
penduduk produktif bisa menopang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
perndapatan perkapita.19
Strategi pendidikan nasional supaya SDM Indonesia dapat bersaing dalam
dunia kerja global, paling tidak harus mengacu pada faktor penentu kemajuan
suatu bangsa atau negara, yaitu: penguasaan innovasi (45%), penguasaan
jaringan 25%, penguasaan teknologi 20%, dan penguasan kekayaan sumber daya
alam hanya 10%. Maka pendidikan di Indonesia harus lebih menekankan pada
tiga penguasaan tersebut, yaitu penguasaan inovasi, jaringan, dan teknologi,
disamping SDA yang melimpah.20Strategi ini penting, karena MEA sudah ada
didepan mata dan kekuatan Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah ketiga terbesar
setelah Jepang dan Tiongkok. Dengan demikian untuk menyambut trend MEA
tersebut pendidikan di Indonesia harus mampu menciptakan SDM yang kritis,
peka, ulet dan terampil dalam menghadapi tantangan dan perubahan yang akan
terjadi di dunia pendidikan.
Dalam konteks pendidikan tinggi, banyak perguruan tinggi yang siap
menghadapi persaingan pasar bebas ASEAN. Barangkali perguruan tinggi
sepertri UI, UGM, ITB, ITS sudah lama menjadi tempat belajar beberapa
mahasiswa dari berbagai negeri, bukan terbatas hanya dikawasan regional
ASEAN, bahkan beberapa Negara lain dari kawasan benua Asia lainnya
termasuk benua Afrika. Walaupun dalam dekade terakhir justeru banyak
mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Negara-negara tetangga, misalnya di
Malaysia, Singapura, Thailand dan Pilipina. Untuk level perguruan tinggi agama
Islam, barangkali kerjasama dengan Negara-negara Timur Tengah, Amerika,
Kanada, juga sudah terjalin lama. Bahkan beberapa PTKI, seperti IAIN Sumatera
Utara, dalam tahun 1980-hingga sekarang banyak mahasiswanya yang berasal
dari Malaysia. Semakin terbukanya akses pendidikan tinggi juga menentukan
informasi perguruan tinggi tersebut, berpeluang menerima mahasiswa yang

19 Php.pertanian Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, diakses

tanggal 23 Nopember 2015.


20 Dina Nurhayati, Dunia Pendidikan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

2013, wordpress.com , diakses 23 Nopember 2015.


RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

37
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

berasal dari kawasan Asia Tenggara. Misalnya beberapa waktu lalu juga telah
ada penjajakan dari mahasiswa yang berasal dari Patani Thailand, yang ingin
studi di STAIN Jurai Siwo Metro, bahkan di IAIN Raden Intan sudah ada
beberapa angkatan. Kemudian UIN yang paling banyak jumlah mahassiswa
asingnya adalah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Menurut informasi dari
rektornya, paling tidak terdapat mahasiswa asing yang belajar disana, berasal
dari 18 negara, di Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Rusia, dan sebagainya.
Hal yang sama juga dilakukan diberbagai UIN, seperti UIN Jakarta, UIN
Yogyakarta, UIN Makassar, dan UIN Sumatera Utara, UIN Surabaya, dan
sebagainya. Bahkan pondok pesantren, misalnya pondok Gontor Darussalam
Ponorogo, sudah lama menjadi tempat belajar beberap pelajar dari Thailand,
Malaysia, Brunei Darussalam, dan lain sebagainya, termasuk pondok lainnya
seperti pondok Az-Zaitun, dan lain-lainnya.
Pada prinsipnya pendidikan tinggi Islam di Indonesia, maupun lembaga
pendidikan Islam lainnya, secara umum sesungguhnya telah siap menghadapi
persaingan dalam pasar bebas Asia Tenggara dalam MEA 2016 mendatang.
Karena secara realitas ada beberapa Perguruan Tinggi baik umum maupun
PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) yang secara meyakinkan
telah berani membuka kelas-kelas internasional, dan telah mempersiapkan SDM
pengajarannya sesuai dengan standard dan kualifikasi Internasional. Ke depan
tentunya persaingan global akan semakin besar dampaknya, dan perlu persiapan
yang matang, paling tidak alumni PTKIN harus dibekali kemampuan intelektual
yang baik termasuk kemampuan penguasaan bahasa Asing terutama Inggris dan
Arab mutlak harus dikuasai agar mampu berkompetisi dengan output
pendidikan sejenis dari negara-negara di kawasan ASEAN.

Penutup
Dengan munculnya MEA atau AEC (ASEAN Economic Community) semakin
membuka peluang sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia untuk siap
bersaing, secara fair dalam konteks pasar bebas Asia Tenggara. Untuk itu
dibutuhkan penguatan kualitas SDM dan memperbaiki sistem pendidikan yang
berorientasi global, terutama pendidikan tinggi agama Islam atau PTKIN
dituntut lebih responsif, hal ini disebabkan karena mayoritas penduduk
Indonesia beragama Islam, maka keberadaan PTKIN sangat penting yang bisa
menjadi alternatif perguruan tinggi dengan taraf internasional, dan menjadi
kiblat bagi pengkajian Islam dunia, sekaligus menjadi pusat ilmu pengetahuan
Islam dunia. Melalui MEA bisa dijadikan sebagai batu loncatan untuk
mengembangkan pendidikan tinggi Islam secara mondial, bahkan bukan hanya
di kawasan Asia Tenggara, tetapi di seluruh penjuru dunia. Tampaknya upaya
itu membutuhkan waktu yang panjang, tetapi secara faktual sekarang telah
dimulai dan dirintis oleh beberap PTKIN seperti UIN dan beberapa IAIN, juga
STAIN.

RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

38
Zainal Abidin Peluang Dan Tantangan...

Daftar Pustaka
Berita php. Pertanian. Go.id, Peluang dan Tantangan Indonesia Sambut MEA,
diakses 22 Nopember 2015.
Boediono, “Pembangunan Pendidikan Dalam Abad ke 21: mencari Paradigma
Baru Sistem Pendidikan Nasional Menghadapi Millenium Ketiga”,
Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional, di Primagama
Yogyakarta, Tahun 1999.
Dina Nurhayati wordpress.com, Dunia Pendidikan Indonesia Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2013, diakses 23 Nopember 2015.
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Pphp.pertanian. go.id/news,
Sejarah Singkat Terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diakses
pada tanggal 23 Nopember 2015.
Hima Manajemen FE UNY wordpress.com, Tantangan dan Keuntungan AFTA
2015 untuk Indonesia, diakses tanggal 23 Nopember 2015.
John D Naisbit and Patricia Aburdene, Megatrends 2000, USA: Penguin Book,
1990.
Lutfi Zen, Blog, Sejarah dan Tujuan Berdirinya ASEAN, diakses tanggal 21
Nopember 2015.
Faherza Maulana Faisal blog spot, AFTA diakses tanggal 23 Nopember 2015.
Hima Manajemen FE UNY wordpress.com, Tantangan dan Keuntungan AFTA
2015 untuk Indonesia, diakses tanggal 23 Nopember 2015.
Php.pertanian Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,
diakses tanggal 23 Nopember 2015.
Republika. co.id, KTT ASEAN Sepakati Masyarakat Ekonomi ASEAN, Ahad 22
Nopember 2015, diakses tanggal 22 Nopember 2015.
Sukasosial.blogspot, Mengenali Pengertian, Sejarah dan Tujuan ASEAN, diakses
pada tanggal 22 Nopember 2015.
Wikipedia.org. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, diakses tanggal 20
Nopember 2015.
--------, AFTA (ASEAN Free Trade Area) diakses tanggal 23 Nopember 2015.
www. Academia. Edu. Faizal Malik, Latar Belakang terbentuknya MEA atau AEC
2015, diakses 23 Nopember 2015.
Pengertian, Tujuan dan Anggota AFTA, www.pengertianahli .com, , diakses
tanggal 23 Nopember 2015.
Zainal Abidin, Reformasi Pendidikan Islam: Sebuah Upaya Membangun Kembali Visi
Institusi Pendidikan Tinggi Islam, dalam Majalah Akademika, No. 02 Th ke I
Edisi Maret 1999, STAIN JUrai Siwo Metro, 1999.
--------, “Rekonstruksi Sistem Pendidikan Nasional: Menelusuri Problematika
Peningkatan Kualitas SDM dan Pembangunan Karakter Bangsa”, dalam
Jurnal Forum Tarbiyah, Vol. 2 No.2 November 2004, STAIN Pekalongan.

RI’AYAH, Vol. 01, No. 01 Januari-Juni 2016

39

Anda mungkin juga menyukai