Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG BOM DI BALI

Di Susun oleh: Siti Nur Fadillah K


XI-Keperawatan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai terorisme ini dengan judul “ tragedi bom
Bali I” dengan sebaik-baiknnya.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada kami sebagai bahan diskusi
dan referensi bagi kami saat pelaksanaan diskusi dalam mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi pembelajaran
yang lebih baik.

Makalah ini bertemakan tentang terorisme, UU yang mengatur tentang terorisme dan dampak
yang ditimbulkan jika kita menjadi seorang teroris. Makalah ini dibuat dengan sebagaiman
mestinya dan kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan sebuah wawasan baru bagi
kami maupun bagi anda yang membacanya.

Demikian makalah ini kami buat dan semoga bermanfaat.


Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang
terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub
dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat
Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman
ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang
jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209
orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang
berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai
peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk
menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis TNT seberat 1 kg dan di
depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.
Peristiwa ini memicu banyak dugaan dan prasangka negatif yang ditujugan kepada
lembaga pesantren maupun lembaga pendidikan Islam lainnya, disebabkan banyak masyarakat
yang menggeneralisasi lembaga keagamaan dan mencurigai bahwa terjadi pencucian otak di
dalam pesantren, walaupun belum ada bukti signifikan yang ditemukan atas isu tersebut.
Peristiwa Bom Bali I ini juga diangkat menjadi film layar lebar dengan judul Long Road to
Heaven, dengan pemain antara lain Surya Saputra sebagai Hambali dan Alex Komang, serta
melibatkan pemeran dari Australia dan Indonesia.
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang
Di setiap Negara tidak dapat lepas dari tindakan-tindakan melanggar hukum baik
secara pidana maupun perdata. Namun yang menjadi keresahan masyarakat adalah maraknya
tindakan pidana. Tindakan yang dapat mengganggu kepentingan orang lain ini dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja.
Bahkan tindakan ini dapat menghilangkan nyawa orang lain dan mengancamstabilitas
Negara. Beberapa tahun terakhir, Indonesia dikejutkan dengan maraknya kasus bom yang
terjadi di restoran, hotel, bahkan kedutaan besar pun tak luput dari serangan bom. Hal ini
dikategorikan sebagai kasus pidana terorisme dan mulai menjadi trademark bagi
Indonesia dengan sebutan sebagai Negara teroris.
Dengan dalih menjalankan syariat Islam, terror demi terror dilakukan.Tragedi bom Bali I
yang terjadi pada 12 Oktober 2002 di kecamatan Kuta, Bali telah menewaskan 220 orang dan
mencederakan 209 orang lainnya yang kebanyakan merupakan orang asing. Peristiwa ini
dianggap sebagai kasus pidana terorisme terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Beberapa
warga negara asing yang tengah berlibur di Bali menjadi korban dari aksi ini, antara lain
Australia, Britania Raya, Amerika Serikat, Jerman, Swedia, Belanda, Perancis, Denmark,
Selandia Baru,Swiss, Brasil, Kanada, serta beberapa Negara lainnya.
Tindakan cepat segera diambil oleh kepolisian guna mengungkap sindikat yang ada di balik
tragedi berdarah ini. Ditetapkan 3 pelaku utama, yakni Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Gufron
diikuti oleh anak buah mereka. Dengan adanya kejadian ini, Indonesia dirundung masalah yang
berat terkait dengan masalah keamanan. Sebagai dampaknya kecaman terus berdatangan dari
negara- negara lainnya seperti dengan mengeluarkan travel warning dan secara tegas melarang
warganya untuk datang keIndonesia.

   Perumusan Masalah

 Bagaimana kronologi terjadinya tragedi Bom Bali 1


 Siapa sajakah yang terlibat dalam tragedi Bom Bali 1
 Daftar korban dalam tragedi Bom Bali 1
 Dampak dari terjadinya Bom Bali 1
ANALISIS PERMASALAHAN

A.           Pembahasan
            Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan
perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak
tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target
korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.
Istilah teroris oleh para ahli kontra terorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang
tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan
bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang
dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para
pelakunya (“teroris”) layak mendapatkan pembalasan yang kejam.
          Tanggal 12 Oktober 2002 merupakan hari yang pastinya tidak dapat di lupakan oleh
masyarakat dunia dan masyarakat Indonesia khususnya. Peristiwa pengeboman Bali ini di
catatkan antara peristiwa serangan pengganas terburuk dalam
sejarah Indonesia.Pada waktu itu, lebih 3 peristiwa ledakan bom telah terjadi, di Paddy's Pub dan
Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kota Bali. Insiden serangan bom yang ketiga setelahnya berlaku
di tempat Pejabat Konsulat Amerika Syarikat. Serangan bom di Bali ini di percayai di dalangi
oleh Umar Patek yang kemudian di tahan di Pakistan pada tahun 2011. Serangan pengeboman
Bali ini mencatatkan kematian sebanyak 202 dan mencederakan lebih 209 orang yang rata-
ratanya merupakan wisatawan asing dari Australia. Kemudian serangan
susulan dari pengeboman Bali (1) ini adalah peristiwa Pengeboman Hotel JW Marriot pada tahun
2003.
          Serangan Hotel JW Marriot ini terjadi pada tanggal 5 Agustus 2003, dimana
pelaku menggunakan Toyota Kijang yang bernomor plat B 7462 ZN yang didikemudikan oleh
Asmar Latin Sani. Serangan bom Hotel JW Marriot ini mengorbankan lebih 12 orang dan 150
orang yang lain cedera. Kemudian pada tahun 2005, Kota Bali kembali di bom, pada 1 Oktober
2005. Serangan  kali ini didakwakan didalangi oleh kumpulan ekstrimis Islam Jemaah Islamiyah
(JI) yang mempunyai hubungan dekatdengan kumpulan Al-Qaeda .Serangan pengeboman Bali
pada tahun 2005 ini mengorbankan lebih 23 orang dan 196 yang lainnya cedera. Dari hal ini, atas
rasa tanggungjawabnya, keluarga Amrozi, dan Ali Gufron yang menjadi penggerak utama
pengeboman Bali telah memohon maaf kepada keluarga korban bom Bali.

1. Kronologi  Terjadinya “Tragedi Bom Bali 1”       


Runut kejadian Pengeboman Bom Bali 2002 :
 12 Oktober 2002 : Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali
diguncang bom. Dua bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul
23.05 Wita. Lebih dari 200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu, sedangkan
200 lebih lainnya luka berat maupun ringan.Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan
kembali mengguncang Bali. Pada pukul 23.15 Wita, bom meledak di Renon, berdekatan
dengan kantor Konsulat Amerika Serikat. Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa
itu.
 16 Oktober 2002 : Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai dilakukan. Lebih
dari 50 orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk membantu Polri, Tim
Forensik Australia ikut diterjunkan untuk identifikasi jenazah.
 20 Oktober 2002 : Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah
dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy's Pub berjenis TNT
seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.
Sementara bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan jenis TNT berbobot
kecil yakni 0,5 kg.
 29 Oktober 2002 : Pemerintah yang saat itu dipegang oleh Megawati Soekarnoputri terus
mendesak polisi untuk menuntaskan kasus yang mencoreng nama Indonesia itu. Putri
Soekarno itu memberi deadline, kasus harus tuntas pada November 2002.
 30 Oktober 2002 : Titik terang pelaku bom Bali I mulai muncul. Tiga sketsa wajah
tersangka pengebom dipublikasikan.
 4 November 2002 : Polisi mendapatkan Nama dan identitas tersangka. Polisi juga
mengklaim telah mengetahui tempat persembunyian para tersangka. Mereka tidak tinggal
bersama namun masih di Indonesia.
 5 November 2002 : Salah satu tersangka kunci ditangkap. Amrozi bin Nurhasyim
ditangkap di rumahnya di di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.
 6 November 2002 : 10 Orang yang diduga terkait ditangkap di sejumlah tempat di Pulau
Jawa. Hari itu juga, Amrozi diterbangkan ke Bali dan pukul 20.52 WIB, Amrozy tiba di
Bandara Ngurah Rai.
 7 November 2002 : Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan. Sementara itu Abu Bakar
Ba'asyir yang disebut-sebut punya hubungan dengan Amrozi membantah. Ba'asyir
menilai pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda Jatim merupakan rekayasa pemerintah
dan Mabes Polri yang mendapat tekanan dari Amerika Serikat.
 8 November 2002 : Status Amrozi dinyatakan resmi sebagai tersangka dalam tindak
pidana terorisme.
 9 November 2002 : Tim forensik menemukan residu bahan-bahan yang identik dengan
unsur bahan peledak di TKP. Sementara Jenderal Da'i Bachtiar, Kapolri pada saat itu
mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar Ba'asyir
dan Amrozi dalam kasus bom valid.
 10 November 2002 : Amrozi membeberkan lima orang yang menjadi tim inti peledakan.
Ali Imron, Ali Fauzi, Qomaruddin adalah eksekutor di Sari Club dan Paddy's. Sementara
M. Gufron dan Mubarok menjadi orang yang membantu mempersiapkan peledakan.
Polisi pun memburu Muhammad Gufron (kakak Amrozi), Ali Imron (adik Amrozi), dan
Ali Fauzi (saudara lain dari ibu kandung Amrozi). Kakak tiri Amrozi, Tafsir. Tafsir
dianggap tahu seluk-beluk mobil Mitsubishi L-300 dan meminjamkan rumahnya untuk
dipakai Amrozi sebagai bengkel.
 11 November 2002 : Tim gabungan menangkap Qomaruddin, petugas kehutanan yang
juga teman dekat Amrozi di Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan. Qomaruddin diduga
ikut membantu meracik bahan peledak untuk dijadikan bom.
 17 November 2002 : Imam Samudra, Idris dan Dulmatin diduga merupakan perajik bom
Bali I. Bersama Ali Imron, Umar alias Wayan, dan Umar alias Patek, merekapun
ditetapkan sebagai tersangka.
 26 November 2002 : Imam Samudra, satu lagi tersangka bom Bali, ditangkap di dalam
bus Kurnia di kapal Pelabuhan Merak. Rupanya dia hendak melarikan diri ke Sumatera.
 1 Desember 2002 : Tim Investigasi Bom Bali I berhasil mengungkap mastermind bom
Bali yang jumlahnya empat orang, satu di antaranya anggota Jamaah Islamiah (JI).
 3 Desember 2002 : Ali Gufron alias Muklas (kakak Amrozi) ditangkap di Klaten, Jawa
Tengah.
 4 Desember 2002 : Sejumlah tersangka bom Bali I ditangkap di Klaten, Solo, Jawa
Tengah, di antaranya Ali Imron (adik Amrozi), Rahmat, dan Hermiyanto. Sejumlah
wanita yang diduga istri tersangka juga ditangkap.
 16 Desember 2002 : Polisi menangkap anak Ashuri, Atang, yang masih siswa SMU di
Lamongan. Tim juga berhasil menemukan 20 dus yang berisi bahan kimia jenis
potassium klorat seberat satu ton di rumah kosong milik Ashuri di Desa Banjarwati,
Kecamatan Paciran, Lamongan yang diduga milik Amrozi.
 18 Desember 2002 : Tim Investigasi Gabungan Polri-polisi Australia membuka dan
membeberkan Dokumen Solo, sebuah dokumen yang dimiliki Ali Gufron. Dalam
dokumen tersebut berisi tata cara membuat senjata, racun, dan cara merakit bom.
Dokumen itu juga memuat buku-buku tentang Jamaah Islamiah (JI) dan topografi suatu
daerah serta sejumlah rencana aksi yang akan dilakukannya.
 6 Januari 2003 : Berkas perkara Amrozi diserahkan kepada Kejaksaan Tinggi Bali.
 16 Januari 2003 : Ali Imron dan 14 tersangka yang ditangkap di Samarinda tiba di Bali.
 8 Februari 2003 : Rekonstruksi bom Bali I
 12 Mei 2003 : Sidang pertama terhadap tersangka Amrozi.
 2 Juni 2003 : Imam Samudra mulai diadili.
 30 Juni 2003 : Amrozi dituntut hukuman mati
 7 Juli 2003 : Amrozi divonis mati
 28 Juli 2003 : Imam Samudra dituntut hukuman mati.
 10 September 2003 : Imam Samudra divonis mati.
 28 Agustus 2003 : Ali Gufron alias Muklas dituntut hukuman mati
 2 Oktober 2003 : Ali Gufron divonis mati.
 30 Januari 2007 : PK pertama Amrozi cs ditolak
 30 Januari 2008 : PK kedua diajukan dan ditolak
 1 Mei 2008 : PK ketiga diajukan dan kembali ditolak
 21 Oktober 2008 : Mahkamah Konstitusi tolak uji materi terhadap UU Nomor
2/Pnps/1964 soal tata cara eksekusi mati yang diajukan Amrozi cs.
 9 November 2008 : Amrozi cs dieksekusi mati di Nusakambangan

2. Pelaku Dan Korban Bom Bali 1


Daftar Tersangka :
 Abdul Gani, didakwa seumur hidupAbdul Hamid (kelompok Solo)
 Abdul Rauf (kelompok Serang)Imam Samudra alias Abdul Aziz, terpidana mati
 Achmad Roichan
 Ali Ghufron alias Mukhlas, terpidana mati
 Ali Imron alias Alik, didakwa seumur hidup[2]
 Amrozi bin Nurhasyim alias Amrozi, terpidana mati
 Andi Hidayat (kelompok Serang)
 Andi Oktavia (kelompok Serang)
 Arnasan alias Jimi, tewas
 Bambang Setiono (kelompok Solo)
 Budi Wibowo (kelompok Solo)
 Azahari Husin alias Dr. Azahari alias Alan (tewas dalam penyergapan oleh polisi di Kota
Batu tanggal 9 November 2005)
 Dulmatin (tewas tanggal 9 Maret 2010)
 Feri alias Isa, meninggal dunia
 Herlambang (kelompok Solo)
 Hernianto (kelompok Solo)
 Idris alias Johni Hendrawan
 Junaedi (kelompok Serang)
 Makmuri (kelompok Solo)
 Mohammad Musafak (kelompok Solo)
 Mohammad Najib Nawawi (kelompok Solo)
 Umar Patek alias Umar Kecil (tertangkap di Pakistan)
 Mubarok alias Utomo Pamungkas, didakwa seumur hidup
 Zulkarnaen
Sedangkan Abu Bakar Ba'asyir, yang diduga oleh beberapa pihak sebagai salah seorang yang
terlibat dalam pengeboman ini, dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan yang diajukan oleh
jaksa penuntut umum atas dugaan konspirasi pada Maret 2005, dan hanya divonis atas
pelanggaran keimigrasian.

Daftar Korban Berdasarkan Kewarganegaraannya :


Kewarganegaraan Jumlah
Australia 88
Indonesia 38
Britania Raya 26
Amerika Serikat 7
Swedia 5
Belanda 4
Perancis 4
Denmark 3
Selandia Baru 3
Swiss 3
Brasil 2
Kanada 2
Jepang 2
Afrika Selatan 2
Korea Selatan 2
Ekuador 1
Yunani 1
Italia 1
Polandia 1
Portugal 1
Taiwan 1

3. Dampak Terjadinya Bom Bali 1.


Peristiwa kali ini tidak menyebabkan pengaruh besar. Banyak wisatawan asing yang
langsung eksodus ke negara asalnya sehari setelah kejadian tersebut.
Mata uang Rupiah sempat melemah pada pembukaan pedagangan sehari setelah kejadian
sekitar 100 poin ke kisaran Rp10.400, namun pelemahan ini berkurang pada penutupan
perdagangan ke Rp10.305, sehingga total pelemahan adalah 15 poin. Hal yang sama juga terjadi
pada IHSG Bursa Efek Jakarta yang mampu pulih dari pengaruh pengeboman di akhir
perdagangan sehari setelah peristiwa tersebut.
Secara nasional, perekonomian Indonesia juga diperkirakan tak akan banyak terpengaruh
Bom Bali. Sektor pariwisata hanya menyumbangkan sekitar 5% dari perekonomian Indonesia.
Disamping peristiwa ini merenggut ratusan nyawa, berbagai aktivitas sosial, fasilitas
sosial maupun kegiatan perekonomian masyarakat terutama devisa Negara hasil pariwisata
menurun. Berikut ini beberapa dampak kerugian yang ditimbulkan akibat peristiwa ledakan bom
bali diantaranya sebagai berikut:
Bagi para pengusaha yang berinvestasi di Bali mereka terkejut  atas kejadian tersebut .
Tetapi dampaknya hanya terjadi pada sebagian pengusaha saja. Pengusaha yang tetap
menginvestasikan uangnya di Bali mencoba berpikir dan merencanakan bagaimana menarik
kembali para wisatawan. Jadi, jelas sekali kejadian bom Bali ini berpengaruh pada sebagian
investor  tetapi  jika dikalkulasi hanya sekitar 25% saja, sedangkan  yang 75%nya tetap bertahan
dan dalam program perencanaan untuk menarik kembali para turis
Bagi masyarakat Bali peristiwa ini berpengaruh besar terhadap kehidupan ekonomi
mereka (kesejahteraan terganggu), pendapatan mereka untuk bulan November jelas menurun
karena biasanya pada bulan itu banyak para turis yang berkunjung ke Bali. Tentu saja setelah
peristiwa itu terjadi,  para turis enggan datang ke Bali.
Mengganggu upaya pemerintah untuk melakukan pemulihan (recovery), setelah krisis
ekonomi dan moneter yang selama lima tahun berlangsung. Pertumbuhan ekonomi yang selama
ini terseok-seok, terganggu lagi. Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan para investor
terhadap stabilitas keamana dan polotik di Indonesia yang semakin rendah. Dunia industri
pariwisata Indonesia di Bali juga terpruk. Kerugian di bidang ekonomi yang harus ditanggung
sekitar 5 milyar UD dollar per tahun setelah kasus Bom Bali.
Sejumlah Negara asal dari turis asing melakukan larangan atau peringatan berkunjung
(travel warning) terhadap warganya untuk tidak datang ke Indonesia. Terutama sasaran Amerika
dan sekutunya hubungan kerjasama dengan Indonesia menjadi rentan.
 Kerugian secara finansial juga dialami oleh masyarakat dalam bidang mata pencaharian
seperti pengusaha souvenir yang ada di Bali maupun yang berasal dari luar bali seperti Jawa
Tengah, Jawa Timur, maupun Yogyakarta.
Implikasi Positif yang dirasakan antara lain, pemerintah terlibat secara lebih serius untuk
melakukan pemberantasan terorisme di Indonesia. Langkah serius tersebut tampak setelah
disahkannya Perpu tentang Anti Terorismeyang hanya kurang seminggu setelah kasus
pengeboman itu, yaitu 18 Oktober 2002. Melalui Perpu ini tidak hanya pelaku terror saja yang
diancam hukuman berat, bahkan orang-orang yang dicurigai sebagai terorispun dapat ditangani
oleh aparat keamanan dengan kewenangan yang luar bisa.  
PENUTUP
A.    Kesimpulan:
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
 Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan
teror terhadap sekelompok masyarakat.
 Bom Bali 1 terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002
 Memakan korban yang sangat banyak WNI maupun WNA
 Para pelaku teroris juga sudah tertangkap dan diadili
 Banyak terdapat beban moril maupun finansial yang dialami para korban
 Kejadian tersebut merupakan tamparan keras bagi Indonesia bahwa terbukti keamanan dan
pertahanan kita belum cukup kuat.

B.     Saran
Upaya untuk memahami masalah terorisme yang dilakukan atas jalan untuk berjihad harus
dilandasi dengan pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan agama, khususnya ilmu
tafsir. Pemahaman mengenai perintah untuk berperang dan berjihad tidak boleh dipandang secara
parsial saja, namun harus dipahami melalui pendekatan historis dan pemahaman yang tekstual.

Anda mungkin juga menyukai