Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KELAS DI SD

JENIS-JENIS GANGGUAN DISIPLIN DI KELAS

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Erisa Wandriyati (18129046)

Alfatiha Karisma (18129101)

Zikri Mursalin (18129340)

18 BB 05

Dosen Pengampu :

Dra. Zaiyasni, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Jenis-jenis gangguan disiplin di kelas”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen
Kelas di SD. Dalam makalah ini akan diantarkan kepada suatu pemahaman mengenai
pengetahuan tentang aspek dan fungsi manajemen kelas.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Padang, 25 November 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

I. PENDAHULUAN....................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan...................................................................................................................................4

II. PEMBAHASAN......................................................................................................................5

A. Jenis-jenis Gangguan Disiplin Di Kelas...............................................................................5

B. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Disiplin Di Kelas..........................................................7

C. Penanggulangan Gangguan Disiplin Di Kelas 11

III. PENUTUP..........................................................................................................................14

A. Kesimpulan.........................................................................................................................14

B. Kritik dan Saran..................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disiplin merupakan salah satu hal yang paling penting dalam terciptanya pembelajaran
yang efektif. Disiplin kelas merupakan hal esensial terhadap terciptanya perilaku tidak
menyimpang dari ketertiban kelas. Terciptanya disiplin menunjuk pada kepatuhan terhadap
pelaksanaan peraturan yang ada di kelas maupun di sekolah, serta menunjuk pada berjalannya
sistem kontrol dalam kelas. Terpeliharanya disiplin tentu saja memerlukan keterlibatan serangkaian
strategi, yang harus disusun dan dirancang oleh guru maupun pihak sekolah lainnya. Strategi
tersebut harus menciptakan efek kesadaran diri siswa dalam mematuhi aturan serta mengubah
perilakunya ke arah yang lebih baik, dan bukan merasa karena paksaan belaka. Selain itu,
terpeliharanya disiplin di kelas mengisyaratkan bahwa guru dapat menanggulangi masalah-masalah
yang terjadi di kelas, seraya menetralisir dengan cara menanggulangi emosi-emosi peserta
didiknya.
Penanggulangan pelanggaran disiplin yang terjadi di kelas perlu dilaksanakan secara hati-
hati serta edukatif. Dan tentunya penanggulangan tersebut dilaksanakan secara bertahap dengan
memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan objek dan subjeknya. Tahapan tahapan ini sangat
penting dilakukan agar dalam penangananya tidak menyebabkan efek yang berkelanjutan serta
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1. Apa saja jenis-jenis gangguan disiplin di kelas?
2. Apa faktor penyebab terjadinya gangguan di kelas?
3. Bagaimana penanggulangan dari gangguan disiplin di kelas?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui jenis-jenis gangguan disiplin di kelas
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya gangguan di kelas
3. Mengetahui penanggulangan dari gangguan disiplin di kelas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Gangguan Disiplin

Mirzontoni (2016) berpendapat bahwa pengembangan kedisiplinan menjadi hal yang sangat
mendesak untuk dilakukan, mengingat disiplin kelas merupakan bentuk pengendalian tingkat
pertama terhadap perilaku siswa. Menurut Wahyudin (2020) sebagaimana yang dikutip oleh Laode
disiplin kelas dapat membentuk perilaku disiplin siswa melalui berbagai cara, antara lain: memberi
rasa aman dengan memberi tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, sebagai
pendorong ego yang mendorong siswa mencapai apa yang diharapkan darinya, siswa belajar
menafsir bahwa pujian sebagai tanda penerimaan dan hukuman sebagai penolakan, memungkinkan
hidup menurut standar yang disetujui siswa, dan membantu siswa mengembangkan hati nurani, suara
hati, membimbing dalam mengambil keputusan dan pengembangan tingkah laku.
Terdapat dua sisi dalam mengembangkan arti pentingnya kedisiplinan kelas menurut
Slameto (2020), yaitu: Pertama, disiplin kelas perlu dalam rangka mencpai tujuan belajar. Kedua,
disiplin kelas juga diperoleh untuk memenuhi kebutuhan siswa terhadap pembelajaran bermutu
merasa merasa betah berada di ruang kelas dan mengikuti pembelajara. Cara pandang yang kedua ini
menhendaki guru sebagai manajer pembelajaran yang handal, artinya disiplin kelas akan terbantuk
dengan sendirinya apabila seorang guru mampu menciptakan kondisi yang menghindarkan siswa
untuk keluyuran di luar kelas pada jam belajar dan tidak memiliki kesempatan untuk membuat
menyimpang dari aturan yang berlaku.
Kondisi sebaliknya, yaitu rendahnya kedisiplinan kelas akan mengundang permasalahan
seperti kemalasan, tidak menghargai waktu, kurangnya kejujuran, meninggalkan kelas, gangguan
belajar, merusak barang milik sekolah, perkelahian antar siswa, menundah tugas dan membuang
waktu untuk hal yang tidak tepat. Hal-hal tersebut akan memicu timbulnya pelanggaran lain yang
lebih besar dan memberi kesempatan pada siswa untuk berada diluar lingkungan sekolah, jika siswa
berada di luar lingkungan sekolah pada jam belajar biasa dipastikan mereka akan menerima berbagai
pengaruh negatif. Tidak jarang siswa terlibat dalam perbuatan anarkis atau bahkan melakukan
tindakan kriminal.
Karena itu gangguan terhadap kedisiplinan selama Kegiatan Belajar Mengajar harusn
dikontrol melalui manajemen kelas. Sebab manajemen kelas menurut Saifudin (2018) meliputi
semua aktifitas kelas yang mampu menciptakan kondisi sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
pendidikan dan pembelajaran. Salah satu sisinya adalah proses pensisikan disiplin melalui upaya
menegakkan disiplin melalui pelaksanaan kesepakatan bersama. Hal ini akan dimaknai siswa barwa
peraturan yang mengikat mereka merupakan tanggung jawab bersama untuk mewujutkan
keteraturan.
Keteraturan tersebut diupayakan diupayakan melalui manajeman kelas untuk mengatasi
rendahnya disiplin kelas sejak kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, aturan
tentang penugasan dan akhir pembelajaran. Rendahnya disiplin kelas ada awal pembelajaran
diidentifikasi dengan kedatangan sisiwa yang sering terlambat, tidak peduli ada guru yang sudah
memulai kegiatan belajar, dan tidak adanya persiapan sebelum kegiatan pembelajarn. Pada kegiatan
inti pembelajaran rendahnya disiplin kelas ditandai dengan kurangnya minat siswa untuk belajar. Hal
ini dapai diidentifikasi melalui perilaku tidak mau memperhatikan materi belajar dan kurangnya
penghargaan terhadap guru dan sesame siswa, mereka sibuk dengan aktifitas yang tidak ada
hubungannya dengan kegiatan belajar. Kurangnya minat siswa terhadap belajar, nampak dalam sikap
mengabaikan tugas, hal ini biasa diidentifikasi dari seringnya siswa terlambat dalam mengumpulkan
tugas serta kualitas pembuatan tugas yang sangat rendah. Pada akhir pembelajaran siswa yang lalai
terhadap kegiatan belajar nampak pada rendahnya kualitas catatan atau bahkan sama sekali tidak
mau membuat catatan. Tindak lanjut pembelajaran berupa PR tidak menjadi perhatian, sehingga
ketika guru menagihnya siswa tidak mampu menunjukkan hasil kerjanya.
Berikut ini jenis – jenis gangguan yang biasa terjadi dalam disiplin kelas, antara lain:
a. Gangguan percakapan
Guru dapat segera menghampiri mereka dan memotivasi mereka agar kembali
mengerjakan tugas-tugasnya. Atau guru dapat bertanya, atau meminta siswa mengajukan
pertanyaan, atau menyuruh menyelesaikan tugas secara khusus kepada peserta didik yang
bercakap tadi.
b. Gangguan melempar catatan
Gangguan melempar catatan muncul akibat adanya kebosanan atau ketidak-tepatan
kegiatan belajar mengajar. Mengambil langkah hati-hati dalam situasi ini sangat penting.
Tidak tepat bila guru membaca keras-keras catatan itu. Secara persuasif menyatakan bahwa
perbuatan itu akan merugikan diri siswa sendiri, selain akan mengganggu ketertiban kelas.
c. Gangguan kebebasan yang berlebihan di antara siswa
Efendi, dkk (2020) menyatakan bebas adalah naluri manusia, tetapi kebebasan yang
berlebihan perlu dicegah jangan sampai berkembang merusak disiplin kelas. Berdialog
antara guru dengan peserta didik tentang hak dan kewajiban peserta didik perlu
dilaksanakan. Katakan kepada para siswa bahwa disamping hak dan kewajiban, yaitu
kewajiban tidak mengganggu orang lain.
4. Gangguan permusuhan diantara peserta didik atau kelompok
Bicaralah dengan masing-masing pihak secara individual atau kelompok. Berusaha
mencari penyebab permusuhan ini dan cobalah adakan perubahan-perubahan baru. Katakan
bahwa permusuhan adalah perbuatan tidak baik, permusuhan akan mengakibatkan hilangnya
teman bergaul.
5. Gangguan menyontek
Efendi, dkk (2020) menyatakan menyontek akibat dari ketidak-siapan peserta didik
atau materi yang melebihi batas. Berilah motivasi dan kesempatan yang bijak dan tugas yang
sesuai dengan kemampuan peserta didik. Katakan kepada mereka bahwa menyontek akibat
dari tidak belajar. Menyontek , selain konsentrasi buyar juga tidak akan dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, belajarlah dengan rajin dan tekun.
6. Gangguan pengaduan
Disiplin kelas kadang-kadang terganggu oleh adanya pengaduan disamping adanya
laporan dari peserta didik. Guru harus dapat membedakan pengaduan dan laporan tentang
sesuatu. Namun guru perlu berlaku bijaksana dan konsisten dalam menjelaskan ke dua hak
tersebut.
7. Gangguan tabiat marah
Solusi dari gangguan ini yaitu denagn memisah siswa yang tabiat marah terhadap
siswa yang baik dan mencari penyebab serta membantu menyelesaikan persoalannya.
8. Gangguan penolakan permohonan guru
Cara penanggulangannya yaitu dengan berdialog dengan pesera didik dan mencari
alternative lain dengan menciptakan Suasana sejuk dan objektif akan menghilangkan
gangguan tersebut.
9. Gangguan perpindahan situasi
Gangguan ini terjadi karena adanya ganti pelajaran, pindah kelas, perubahan jadwal.
Oleh kaena itu guru harus siap akan alternatif untuk mencari inisiatif lain serta melakukan
pengawasan.

B. Faktor Penyebab Gangguan Disiplin


Gangguan disiplin kelas dapat saja terjadi setiap saat dalam proses pembelajaran yang akan
mengganggu kelancaran pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu Erwinsyah (2017) menyatakan guru
perlu mengenal ciri-ciri perilaku siswa yang dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas dan
berdasarkan pengetahuan tersebut akan dapat memprediksi cara menghindari atau mengatasi
masalah tersebut.
Perilaku manusia pada umumnya disebabkan karena adanya dorongan dalam diri yang
perlu dipenuhi yang akan menimbulkan rasa puas dalam diri orang. Begitu juga halnya dengan
anak-anak. Ada lima tingkatan kebutuhan manusia menurut Erwinsyah (2017) yaitu:
 Kebutuhan fisiologis yang bersifat jasmaniah seperti kebutuhan makan minum, istirahat,
pakaian ,perumahan dsb.
 Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan rasa aman dari sakit atau bahaya.
 Kebutuhan akan kasih sayang atau cinta, yaitu kebutuhan anda dibutuhkan atau disayangi.
 Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa sanggup atau mampu dan diakui
orang atau merasa diri berguna.
 Kebutuhan mengembangkan diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan semua potensi
yang ada dalm diri sendiri.
Kelima kebutuhan di atas merupakan dasar penyebab tingkah laku manusia termasuk
anak. Kebutuhan tersebut biasanya tidak sekaligus muncul semuanya tetapi tergantung pada
kebutuhan yang dominan yang dirasakan. Apabila kebutuhan tersebut telah dipenuhi maka
perilaku untuk memenuhinya akan melemah dan begitulah untuk masing-masing kebutuhan.
Sebaliknya apabila kebutuhan pokok anak tidak terpenuhi akan terjadi masalah-masalah tingkah
laku yang akan mengganggu keamanan atau disiplin kelas. Tingkah laku anak dalam kelas dapat
dibedakan atas 2 kategori yaitu masalah tingkah laku individual dan masalah tingkah laku
kelompok. Masalah tingkah laku individual terdiri dari tingkah laku menarik perhatian, mencari
kekuasaan, pembalasan dendam, dan memperlihatkan ketidakmampuan. Tingkah laku anak yang
salah disebabkan oleh motif, mencari perhatian, pemuasan secepatnya dorongan-dorongan dan
kehendak , keinginan mengepalai, atau menguasai orang lain, pembalasan terhadap kesalahan yang
lalu, patah semangat atau rendahnya harga diri.
Adapun masalah perilaku kelompok yang dapat menggangu disiplin kelas ada 7 macam
masalah perilaku kelompok dalam manajemen kelas menurut Salani (2016) , yaitu :
a. Perilaku Kurang Kompak/ Bersatu
Ciri-ciri perilaku kurang kompak ini terlihat dari timbulnya konflik diantara
individu-individu atau kelompok-kelompok kecil di kelas. Terjadinya konflik ini dapat
disebabkan adanya perbedaan nilai-nilai yang dianut siswa, perbedaan persepsi
mengenai hal tertentu dan dapat juga disebabkan salah pengertian dalam komunikasi
dengan teman sehingga masing-masing merasa tidak cocok satu sama lain. Anda
mungkin dapat membayangkan perilaku apa yang muncul karena adanya konflik tersebut.
Salah satunya mungkin akan terjadi pertengkaran atau perang mulut antar siswa dalam
kelompok atau antar kelompok kecil dalam kelas yang akan menggangu disiplin kelas .
Selain dari itu Anda mungkin juga pernah mengalami adanya siswa yang bermusuh
musuhan dan tidak bertegur sapa satu sama lain sehingga iklim kelas terasa tegang dan
tidak puas dengan kelompoknya. Hal ini tentu akan berdampak pada proses belajar siswa
dan perlu diatasi oleh guru dengan bijaksana.

b. Perilaku yang Tidak Mematuhi Aturan dan Prosedur Kerja


Perilaku ini jelas ditandai dengan tidak taatnya akan norma-norma atau tidak
patuhnya siswa pada aturan dan prosedur kelas yang sudah ada. Dapatkah Anda
memberikan contoh tentang perilaku tersebut?. Apakah siswa yang suka meribut pada
saat Anda menerangkan pelajaran dapat kita kategorikan pada perilaku tersebut?. Tentu
dapat bukan?. Selain dari perilaku tersebut sering juga kita jumpai adanya siswa yang
suka berbicara keras-keras saat diperlukan suasana yang tenang dalam mengerjakan
tugas-tugas, atau ada siswa yang suka mondar mandir di kelas sedangkan temannya
duduk tenang menerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Perilaku tersebut semuanya
mengganggu ketenangan temannya belajar dan perlu diatasi guru dengan segera.

c. Perilaku Reaksi Negatif terhadap Anggota Kelompok


Ciri-ciri dari perilaku ini kelihatan dari ekspresi siswa yang bermusuhan
terhadap teman-temannya yang tidak diterima dalam kelompok, atau temannya yang
menyimpang dari norma kelompok, dan terhadap temannya yang menghalangi usaha
kelompok. Pernahkah Anda melihat siswa yang di kucilkan oleh kelompoknya karena
teman-temannya tidak menyenangi dia masuk kelompok tersebut. Contoh lain ada juga
siswa yang berpenampilan lain dari kelompok menjadi sumber penolakan atau
ketidaksukaan teman-temanya . Perilaku kelompok tersebut tentu akan menggangu
disiplin kelas.

d. Perilaku Menyimpang yang disetujui Kelas


Munculnya perilaku ini biasanya bermula dari siswa yang mempunyai
kebiasaan suka membadut dan teman-temannya yang lain senang dengan perilaku
tersebut. Oleh karena dapat dukungan dari teman-teman perilaku si pembadut akan
menjadi jadi dan suasana kelas akan terganggu. Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan terus,
apalagi kalau leluconnya sudah menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Misalnya
kadang-kadang siswa senang meniru tingkah laku guru yang kurang disenanginya , atau
teman-temannya di kelas yang kurang disukainya. Sering juga kita jumpai siswa yang
berasaldari keluarga yang kurang mampu, menjadi bulan-bulanan oleh teman-temannya
di kelas. Tentu saja perilaku demikian jelas sudah melanggar disiplin.

e. Perilaku Mudah Bingung, Macet Kerja dan Suka Meniru


Perilaku ini muncul karena adanya gangguan kecil yang terjadi di kelas yang
membuat siswa merasa bingung tidak menentu dan kadang- kadang macet kerja.
Misalnya pada suatu ketika siswa menyangka guru kurang adil terhadap mereka.
Hal ini tentu didasarkan pada perilaku guru terhadap siswa sebelumnya. Siswa
memprotes sikap tersebut baik secara tersembunyi maupun terang terangan dengan
tidak mematuhi guru melakukan tugas yang diberikan kepada mereka. Perilaku ini
biasanya dimulai oleh kelompok tertentu tapi tetapi kemudian diikuti oleh kelompok
lain yang menjadikan kelas macet kerja. Jadi walaupun kelihatannya penyebabnya
kecil tetapi dapat berdampak besar pada perilaku siswa. Oleh sebab itu kita sebagai
guru harus bijaksana dan adil sehingga tidak ada kelompok yang merasa diperlakukan
tidak adil. Anak-anak perlu kasih sayang dan dihargai sebagaimana mestinya.

f. Perilaku Rendah Moral, Permusuhan, Mempertahankan Diri dan Agresif


Kita tahu bahwa siswa berasal dari berbagai latar belakang kehidupan keluarga
dan masyarakat. Perilaku siswa dipengaruhi oleh lingkungan dan akan terbawa
kesekolah. Oleh karena itu pada saat di kelas dapat muncul perilaku siswa yang
kurang baik kalau kalau di rumah sudah terbiasa demikian. Misal;nya ada anak-anak
yang suka mengucapkan kata-kata yang kurang etis dan kalau dilarang temannya dia
akan marah sehingga akan terjadi pertengkaran. Disamping itu ada pula siswa yang suka
mempertahankan diri dan kalau dikatakan dia telah melakukan suatu kesalahan tidak
akan mau mengakuinya dan akan mencari berbagai alasan untuk mempertahankan dirinya
tidak bersalah. Disamping itu sering juga kita jumpai siswa yang suka berkelahi atau
bermusuhan sesama temannya di kelas yang membuat suasana kelas tidak tertib lagi.
Selain dari contoh-contoh tersebut mungkin Anda juga pernah menjumpai adanya
kelompok siswa yang suka menertawakan atau mengejek kekurangan temannya yang
berasal dari keluarga yang kurang mampu, atau yang mempunyai cacat tertentu.

g. Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri dengan Perubahan Lingkungan


Di sekolah sering terjadi perubahan-perubahan seperti perubahan peraturan
sekolah/perubahan tata tertib kelas, yang sulit diterima oleh sebagian siswa yang sudah
terbiasa dengan keadaan yang lama. Mereka sulit menyesuaikan diri dengan perubahan
baru tersebut sehingga akan mempengaruhi pada perilakunya yang dapat menggangu
disipli n kelas . Misalnya mungkin mereka akan sering melanggar aturan yang baru
tersebut karena sudah terkondisi dengan aturan yang lama dan mungkin juga lupa bahwa
ada peraturan baru. Perubahan lain yang terjadi disekolah yang menuntut penyesuaian
baru bagi siswa adalah perubahan guru mengajar, terutama sekali di SD. Mereka sudah
serasi dengan guru kelas yang lama dan perlu menyesuaikan diri lagi dengan guru yang
baru sehingga akan menimbulkan berbagai kesulitan bagi siswa yang tidak mampu
menyesuaikan diri.

C. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin Kelas

Penanggulangan pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian,


demokratis, dan edukatif. Cara-cara penanggulangan dilaksanakan secara bertahap dengan tetap
memperhatikan jenis gangguan yang ada dan siapa pelakunya. Apakah dilakukan secara individu
atau kelompok. Dibawah ini ada 3 jenis teknik pembinaan disiplin kelas.
1. Teknik Inner Control
Gunawan (2019) menyatakan teknik inner-control yakni kontrol perilaku berasal
dari dalam diri siswa sendiri. Kepekaan akan disiplin harus tumbuh dan berkembang dari
dalam diri siswa sendiri. Kesadaran akan norma-norma, peraturan-peraturan, tata tertib
yang diterapkan akan membuat siswa dapat mengendalikan dirinya sendiri .
Teknik inner-control ini dinamakan pendekatan berpusat pada siswa dan terdiri
dari teknik yang didesain untuk memberikan fasilitas pelatihan pengendalian diri pada
siswa. Asumsi utama yang mendasari hal tersebut adalah kepercayaan bahwa anak-anak
perlu mengatasi akibat dari sikapnya sendiri daripada meminta orang dewasa
memberitahukan bagaimana untuk bersikap, karena hanya mereka yang dapat
menentukan apakah masalah itu sebenarnya, jalan keluar yang paling cocok dan paling
baik bagi mereka yang ditentukan oleh mereka sendiri.
Annisa (2019) berpendapat bahwa dalam melaksanakan teknik ini guru harus
benar-benar mengetahui apakah masalah yang terjadi tersebut berasal dari guru atau
siswa. Apabila masalahnya berasal dari siswa fungsi utama sebagai guru adalah
mendorong siswa untuk mempelajari situasi secara verbal, sehingga guru memperlihatkan
bahwa ia mengerti apa yang diceritakan oleh siswa.
2. Teknik External Controll
Maksud dari teknik external control adalah pengendalian berasal dari luar diri
siswa dan hal ini dapat berupa bimbingan dan konseling . Pengendalian diri dapat juga
berupa pengawasan tetapi yang bersifat hukuman. Pemakaian teknik ini harus disesuaikan
dengan perkembangan siswa. Misalnya teknik inner-control lebih sesuai untuk siswa
pendidikan menengah dan tinggi, sedangkan untuk siswa pendidikan rendah lebih sesuai
dengan teknik external control.
Teknik external control menurut Salani (2016) menyatakan jika anak-anak belum
mampu menyadari apa yang terbaik bagi mereka. Karena anak-anak juga dianggap
mengambil keputusan tentang sikap mereka sendiri sering kali berdasarkan informasi
yang kurang benar. Maka tugas gurulah untuk menunjukkan apa yang terbaik bagi
siswanya. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa guru memiliki pengalaman yang
lebih luas sehingga guru mampu menyadari akibat yang ditimbulkan dari sikap tidak
layak. Meskipun pada awalnya guru akan merespon sikap tidak layak siswa dengan
teknik-teknik sebelumnya, namun tetap pada akhirnya gurulah yang memiliki tanggung
jawab untuk membuat siswanya berbuat baik.
Gunawan (2019) menyatakan respons ideal guru terhadap sikap tidak layak siswa
ialah dengan bersikap tegas. Respon semacam ini membuat siswa mengetahui jika guru
mengharapkan mereka melakukan apa yang diinginkan oleh guru. Respon tegas lebih
dapat diterima dengan baik oleh siswa jika dibandingkan dengan respon yang tidak tegas
dan teknik melawan.
3. Teknik Cooperarative Controll
Annisa (2019) berpendapat bahwa maksud dari teknik cooperative control adalah
kerjasama antara guru dan siswa . Teknik ini berangkat dari pendapat bahwa disiplin
kelas yang baik mengandung adanya kesadaran kerjasama guru dan siswa secara
harmonis, respektif, efektif, dan produktif. Oleh karena itu, harus ada kerjasama antara
guru dan siswa.
Bentuk-bentuk kerjasama guru dengan siswa di antaranya:
o Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan siswa.
o Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.
o Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.
o Memberikan kesempatan untuk berdiri sendiri.
o Berpikir sendiri, terutama dalam mengemukakan dan menerima pendapat orang
lain. Terutama dalam memberi kesempatan berpartisipasi secara luas sesuai
dengan taraf kesanggupan siswa, dan menciptakan kesempatan-kesempatan
untuk mengembangkan sikap-sikap yang diinginkan: sosial, psikologis,
biologis.
Teknik Cooperative control menjelaskan adanya kerjasama antara guru dan
siswa dalam memutuskan bagaimana siswa seharusnya bersikap. Mereka membuat
hukuman yang tidak menyenangkan terhadap sikap siswa yang menyimpang secara
bersama-sama dan memberikan dorongan bagi semua siswa untuk bersikap lebih baik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap
bentuk-bentuk aturan. Guru perlu mencermati kebutuhan maupun kepentingan peserta didik dalam
menanamkan disiplin, dengan memahami sumber-sumber pelanggaran disiplin yang dilakukan.
Diketahuinya sumber gangguan disiplin maka akan diketahui pula cara penanggulannganya.
Disiplin yang baik adalah terjelmanya aktivitas yang mampu mengatur diri kepada terciptanya
pribadi dan potensi sosial berdasar pengalaman-pengalamannya sendiri. Menanamkan disiplin pada
dasarnya adalah membentuk sikap dan kepribadian anak agar menjadi pribadi yang lebih baik, taat
pada peraturan dan perilakunya dapat diterima di lingkungan sosialnya.
Menanamkan disiplin yang tepat akan menghasilkan terbentuknya perilaku yang baik pada
anak. Hal tersebut menyebabkan anak dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
dilingkungan sosialnya dan sebagai hasilnya keberadaanya diterima dengan baik oleh
lingkungannya.
Upaya menanamkan nilai disiplin di sekolah mencakup setiap macam pengaruh yang
ditujukan kepada peserta didik untuk membantu mereka agar dapat memahami dan menyesuaikan
diri dengan tuntutan lingkungan. Disamping itu disiplin juga penting sebagai cara dalam
menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya.
Disiplin merupakan cara yang tepat untuk membantu peserta didik belajar hidup dengan pembiasaan
yang baik, dan bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya.

B. Saran
Demikian makalah yang telah kami rangkai untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajamen
Kelas di SD. Apabila terdapat kekurangan pada makalah ini, kami mohon untuk
memberikan kritik dan saran agar kedepannya kami dapat membuat makalah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Fadillah. 2019. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Disiplin Pada Siswa Sekolah Dasar
(Inserting Of Discipline Character Education Values In Basic School Students). Perspektif
Pendidikan dan Keguruan, Vol X, No. 1,

Gunawan, Imam. 2019. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi nya. Depok: Rajawali Press.

Efendi, Rinja dan Delita Gustriani. 2020. Manajemen Kelas di Sekolah Dasar. Pasuruan: CV. Penerbit
Qiara Media.

Erwinsyah, Alfian. 2017.”Manajemen Kelas dalam Meingkatkan Efektifitas Belajar mengajar”. TADBIR:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Vol. 5, No.2m

Mirzontoni, 2016. Implementasi Manajemen Kelas Berbasis Kedisiplinan Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa. Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 6

Salani, Ahmad. 2016. Konsepsi Manajemen Kelas: Masalah Dan Pemecahannya. Jurnal Tarbiyah
(Jurnal
Ilmiah Kependidikan), Vol. 5 No. 2

Saifudin. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis Dan Praktis. Sleman : DEEPUBLISH

Slameto. 2020. Teori, Model, Prosedur Manajemen Kelas Dan Efektivitasnya. Yogyakarta : CV Penerbit
Qiara Media

Wahyudin, Undang Ruslan. 2020. Manajemen Pendidikan. Sleman : DEEPUBLISH

Anda mungkin juga menyukai