Anda di halaman 1dari 7

Makalah : Strategi Pelayanan di Kebidanan Komunitas ^_^

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap petugas kesehatan yang bekerja di masyarakat perlu memahami keadaan masyarakat yang
dilayaninya keadaan, budaya dan tradisi setempat sangat menentukan cara pendekatan yang harus
ditempuh. Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan komuniti harus memperhatikan strategi
pelayanan kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan serta aspek perlindungan hukum bagi bidan di
Komunitas.

Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas
dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dan lain-l

ain. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan
masyarakat secara aktif. Keberadaan pada kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk
meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi pelayanan di kebidanan komunitas ?

b. Untuk mengetahui apa saja peran serta masyarakat dalam pelayanan kebidanan komunitas.

c. Untuk mengetahui pendekatan edukatif di kebidanan komunitas.


BAB II

PEMBAHASAN

STRATEGI PELAYANAN DI KEBIDANAN KOMUNITAS

2.1 PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT

Pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada proses berpikir rasional.
Pendekatan ini memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa berpikir dapat mempengaruhi suatu
tindakan. Pendekatan edukatif yaitu suatu upaya untuk mendampingi dan memfasilitasi masyarakat
dalam menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan berbagai masalah kesehatan
yang dihadapi oleh masyarakat.

Bidan sebagai provider, mengajak masyarakat berpikir rasional dan meninggalkan pemikiran-
pemikiran yang tidak rasional . pendekatan berorientasi kepada suatu pemikiran kognitif, melakukan
perubahan tingkah laku yaitu perubahan tingkah laku yang tidak rasional menjadi tingkah laku rasional.

Tujuan dari pendekatan edukatif adalah memberikan informasi memastikan pengetahuan dan
pemahaman tentang perihal kesehatan, serta membuat keputusan yang ditetapkan berdasarkan
informasi yang ada. Bidan membantu masyarakat dalam menggali nilai dan sikap, serta membuat
keputusan mereka sendiri berdasarkan informasi tentang kesehatan yang disajikan. Masyarakat dibantu
untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi
berdasarkan pemikiran logis.

Masyarakat dibantu dalam menjalankan keputusan yang ditetapkan dan mengadopsi praktek kesehatan
baru seperti pada pendidikan kesehatan sekolah yang memasukkan perilaku hidup sehat dalam
kurikulum sekolah mulai tingkat dasar dengan harapan murid-murid sekolah akan mempelajari
keterampilan hidup sehat sejak dini, tidak hanya memperoleh pengetahuannya saja.

Dengan pendekatan edukatif, masyarakat yang mendukung akan memberi arti lebih dari proses
pendidikan, menghargai individu untuk memilih perilaku mereka sendiri dan akan melihatnya sebagai
suatu tanggung jawab. Secara bersama-sama masyarakat akan mengangkat persoalan – persoalan
kesehatan yang dianggap menjadi hal paling baik bagi mereka.

Langkah – langkah pendekatan Edukatif :

a. Pendekatan pada tokoh masyarakat

1. Nonformal untuk penjagaan lahan

2. Formal dengan surat resmi


3. Tatap muka antara provider dengan tokoh masyarakat.

4. Kunjungan rumah untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data.

5. Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu kebijakan alternatif
pemecahan masalah dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

6. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri upacara-upacara agama, perkawinan,
kematian dsb.

b. Pendekatan kepada provider

Diadakan pada waktu pertemuan tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan, tingkat dusun /
lingkungan.

2.2 PELAYANAN YANG BERIORENTASI PADA KEBUTUHAN MASYARAKAT

Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan
tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai
skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari
luar secara gotongroyong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan
masyarakat.

Terdiri dari 3 jenis pendekatan:

1. Spesicik Content Approach

Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal program
kepada instansi yang berwenang.

Contoh : pengasapan pada kasus DBD

2. General Content objective approach

Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah
tertentu.

Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dan sebagainya.


3. Proses objective approach

Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan mayarakat sebagai
pengambilan prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan.

Contoh: kader

Visi Departemen Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dengan misi
membuat masyarakat sehat melalui beberapa strategi yaitu menggerakkan dan membudayakan
masyarakat hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas, meningkatnya sistem monitoring dan informasi kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan
kesehatan.

Untuk mencapai misi tersebut seluruh pelayanan kesehatan harus beriorientasi pada kebutuhan
masyarakat, sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu dalam melakukan pencegahan dan mengatasi
berbagai ancaman kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular, dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, kejadian bencana dan lain-lain dengan memanfaatkan
potensi setempat secara gotong royong.

Tujuan dari pelayanan yang beriorientasi pada kebutuhan masyarakat adalah masyarakat mampu
mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, membuat keputusan dan pilihan mereka
secara mandiri sesuai kepentingan dan nilai mereka. Dalam hal ini bidan berperan sebagai fasilitator,
membantu mengidentifikasi kepedulian masyarakat serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan
yang mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan dalam kesehatan menuju ke arah yang
lebih baik.

2.3 PERAN SERTA MASYARAKAT

Menurut departemen kesehatan Republik Indonesia (1991) pengertian peran serta masyarakat adalah
sebagai berikut :

1. Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan adalah suatu proses dimana individu,
keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta ikut mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri,
keluarga dan masyarakat.
2. Peran serta masyarakat adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut
serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, maupun kesehatan masyarakat
lingkungannya.

3. Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut.

4. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007), peran serta masyarakat di bidang kesehatan berarti
keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri

Prinsip peran serta masyarakat adalah mengutamakan masyarakat, berbasis pengetahuan masyarakat
dan melibatkan seluruh anggota masyarakat dengan memperhatikan tipologi peran serta masyarakat
yaitu sebagai berikut :

1. Mendorong/mempercepat terjadinya perubahan

2. Mobilisasi diri sendiri

3. Terlibat dalam suatu tujuan bersama saling mendorong.

4. Terlibat dalam memberikan dukungan.

5. Terlibat dalam memberikan informasi.

Didalam peran serta, setiap anggota dituntut suatu kontribusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut
bukan hanya terbatas pada dana dan finansial saja tetapi dapat membentuk tenaga (man), uang
(money), benda (material), dan ide (mind).

Peran serta masyarakat dapat memberikan keuntungan berbagai pihak, baik masyarakat itu sendiri
ataupun pihak penyelenggara pelayanan (provider). Dengan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
maka upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi
masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi provider semata. Upaya kesehatan bisa diterima dan
terjangkau oleh masyarakat baik secara fisik maupun ekonomis, mampu mengembangkan kemampuan
dan sikap positif serta motivasi masyarakat untuk hidup sehat, sehingga akan tercapai kepuasan
masyarakat dalam kesehatan.

Keuntungan bagi provider dengan adanya peran serta masyarakat membantu upaya perluasan
jangkauan pelayananan kesehatan yang dilakukan pemerintah.

Adapun bentuk-bentuk program masyarakat :

1. Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan dinas terkait/
kerjasama lintas sektoral.

2. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah satu instansi atau
departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/ kerjasama
lintas program.
3. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha-usaha terbatas di wilayah
tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada proses berpikir rasional.
Pendekatan ini memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa berpikir dapat mempengaruhi suatu
tindakan. Pendekatan edukatif yaitu suatu upaya untuk mendampingi dan memfasilitasi masyarakat
dalam menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan berbagai masalah kesehatan
yang dihadapi oleh maasyarakat.

Bidan sebagai provider, mengajak masyarakat berpikir rasional dan meninggalkan pemikiran-pemikiran
yang tidak rasional . pendekatan berorientasi kepada suatu pemikiran kognitif, melakukan perubahan
tingkah laku yaitu perubahan tingkah laku yang tidak rasional menjadi tingkah laku rasional.

3.2 SARAN

Mungkin dalam pembuatan dan penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis membutuhkan kiritik dan saran dari pembaca demi tercapainya
pembuatan makalah yang sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Karwati, Dkk (2011), Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas), TIM : Jakarta Timur

Meilani, Niken dkk, (2009). Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.

Syafrudin dan Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai