Anda di halaman 1dari 4

AKUNTANSI PUSAT DAN CABANG PERUSAHAAN

KANTOR PUSAT
Kantor pusat menendakan lokasi fungsi terpenting darisuatu organisasi yang dipimpin.
Kantor ini dimana semua kegiatan perencanaan sampai dengan pengawasan terdapat dikantor ini.
Setiap perusahaan memiliki suatu kantor pusat dan kantor pusat tidak dapat melakukan kegiatan
operasional sebagaimana kanotr lainnya, akan tetapi mengendalikan jalannya kebijaksaan kantor
pusat terhadap cabang-cabangnya
KANTOR CABANG
Suatu bentuk organisasi yang menjual barang-barang dari persediaan yang dibentuknya
(baik dikirim dari kantor pusat atau yang dibeli sendiri) dan diberi wewenang untuk
melaksanakan transaksi – transaksi dengan pihak ketiga, sehingga berfungsi sebagai unit usaha
yang berdiri sendiri.

HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT DAN CABANG


Garis besar bekerjanya suatu cabang dan sebagai berikut :

1. Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang barang dagangan maupun
aktiva lainnya oleh kantor pusat.
2. Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan
permintaan barang barang local yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila
pembelian itu dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis
3. Cabang melakukan aktivitas penjualan, mulai dari usaha usaha untuk mendapatkan
pembeli, mengirimkan pembeli, mengirimkan barnag atua menyerahkan barnag dan jasa
langsung kepada pelanggan, membuat faktur penjualan, menagih atau mengumpulkan piutang
dan menyimpan uangnya didalam rekening bank sendiri.

Sifat dan jenis usahanya operasi kantor cabangberada dibawah pengelolaan seorang
manajer cabang yang bertanggungjawab langsung kepada top manajemen di kantor pusat.
Manajer cabang harus melaporkan informasi tentang volume aktivitas dan hasil usaha cabang
kepada kantor pusatnya.

Sistem akuntansi :
Sistem sentralisasi
Pembukuan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi di kantor cabang diselenggarakan
sepenuhnya oleh kantor pusat, kantor cabang cukup hanya untuk mengumpulkan data data dasar,
yang kemudian dikirim ke kantor pusat untuk dicatat dalam jurnal dan buku besarnya (berupa
tembusan ). Apabila terjadi laba (rugi) dari aktivitas dari kantor cabang maka akan ditentukan
secara terpisah dari kantor pusat. Sistem sentralisasi dilaksanakan dalam rangka penghematan
biaya administrasi, juga lebih menjamin adanya keseragaman prosedur dan metode-metode
pembukuan yang diterapkan baik untuk aktivitas kantor pusat maupun aktivitas
kantor cabangnya, akan tetapi keterlambatan informasi yang diterima oleh kantor pusat
merupakan faktor yang menyebabkan terlambatnya penyajian laporan keuangan secara periodik.

Sistem desentralisasi
Setiap cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada
cabang yang bersangkutan secara lengkap. System ini melakukan pencatatan tersendiri pada
setiap cabang, melakukan buku jurnal, buku besar, dan buku pembantu yang dianggap perlu.
Susunan dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti
dan sesuai dengan susunan dan klasifikasi yang dipakai pada kantor pusatnya. Rekening khusus
yang berfungsi sama dengan rekening modal dan harus dibentuk yaitu “R/K Kantor Pusat”. R/K
Kantor Pusat merupakan modal bagi kantor cabang dan dilain pihak merupakn penanaman atau
investasi modal oleh kantor pusat di cabang yang bersangkutan. Rekening ini merupakan
rekening proforma.

MODIFIKASI TEHNIK PENCATATAN

Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara dengan rekening
Pusat dan Kantor Cabang Yang bersifat permanen.

Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara, digunakan untuk
menampung transaksi transaksi yang mengakibatkan hutang piutang lancar antara kantor Pusat
dan Kantor Cabang.

LAPORAN GABUNGAN ANTARA PUSAT DAN CABANG


Kantor Pusat maupun kantor Cabang membuat sendiri laporan secara individual, akan
tetapi laporan tersebut belum menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor Pusat dan
kantor Cabang sebagai satu kesatuan.

Laporan Keuangan Gabungan antara kantor Pusat dan Kantor Cabang ini dimaksudkan
untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu
kesatuan ekonom yang bulat , maka dalam penyusunannya perlu memperhatikan hal hal berikut :

1. Dalam Neraca hanya disajikan aktiva dan hak hak yang ada pada perusahaan dan hutang
hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak di luar perusahaan.
2. Dalam perhitungan rugi laba, harus dihindarkan adanya perhitungan ganda pada
pendapatan atau biaya antara pusat dan cabang sebagai akibat dari pencatatan dari system
desentralisasi.

Penyusunan Neraca Penyusunan, dilakukan dengan langkah langkah yang terdiri dari :

1. Menghapuskan rekening ( megeliminasi ) saldo rekening“R/K- kantor Pusat” dengan


“R/K Kantor Cabang” dan saldo rekening Hutang dan PIutang Kepada antar kantor pusat
dan Cabang yang ada didalam neraca individual kantor pusat maupun Cabang.
2. Menjumlahkan dan menggabungkan saldo dan rekening aktiva dengan rekening hutang
yang terdapat dalam neraca individual dan kantor dan cabangnya sesuai kelompok
masing masing.
Penyusutan Laporan perhitungan rugi laba gabungan, diperlukan langkah - langkah sebagai
berikut :

1. Menghapuskan atau mengeliminasi saldo rekening “pengiriman Barang dari kantor


Pusat” dengan “pengiriman Barang Ke Kantor cabang “ berikut biaya biaya dan
pendapatan yang ditimbulkan oleh transaksi tersebut sebagai akibat dari system
pencatatan desentralisasi.
2. Menjumlahkan saldo Rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening biaya dan
rugidiluar usaha, rekening biaya dan rugi diluar usaha yang terdapat dalam laporan rugi
laba individual kantor pusat dan cabang.

PENYESUAIAN REKENING TIMBAL BALIK (ADJUSTMENT   OF


RECIPROCAL ACCOUNTS )

Data – data yang perlu diperimbangan dalam menyesuaikan dua rekening tersebut, pada
dasarnya dapat digolongkan kedalam 4 golongan sebagai berikut :

1. Debit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor
Pusat”
2. Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor
Pusat”
3. Debit rekening “Kantor Pusat ” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor
Cabang”
4. Kredit rekening “Kantor Pusat ” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor
Cabang”

Rekonsiliasi Antara Kantor Pusat dan Cabang


             Rekonsiliasi bertujuan untuk mencocokkan antara dua pihak yang memiliki hubungan
bisnis yang rutin, misalnya saja dikenal  rekonsiliasi antara bank dengan perusahaan maupun
rekonsiliasi antara induk dan anak perusahaan, termasuk pula rekonsiliasi antara pusat dan
cabang. Transaksi yang berhubungan antara Kantor Pusat dan Cabang dapat dilihat pada
rekening koran masing-masing buku yang ada pada masing-masing pihak yaitu rekening “R/K
Kantor Pusat” pada Buku Cabang dan rekening “R/K Kantor Cabang” pada Buku Pusat. Masing-
masing rekening tersebut harus mempunyai saldo yang sama besarnya, hal ini disebabkan karena
setiap transaksi yang terjadi antara Kantor Pusat dan Cabang akan dicatat oleh kedua belah pihak
sehingga saldo rekening koran pada masing-masing pihak akan selalu menunjukkan saldo yang
sama.
             Apabila terjadi saldo yang tidak sama, ini berarti ada salah satu pihak yang belum
mencatat transaksi tersebut atau ada kesalahan dalam pembukuan. Jika terjadi hal semacam ini,
perlulah diadakan suatu rekonsiliasi antara Kantor Pusat dan Cabang agar diperoleh saldo yang
sama.
             Proses rekonsiliasi Kantor Pusat dan Cabang ini mempunyai cara yang sama seperti
proses rekonsiliasi antara Bank dan perusahaan. Jurnal koreksi atau jurnal penyesuaian harus
dibuat untuk membenarkan pembukuan milik masing-masing pihak. Jurnal penyesuaian dan
rekonsiliasi dibuat sebelum disusun laporan keuangan gabungan.

Anda mungkin juga menyukai