Konduktometri Bab 2 Bismillah Acc
Konduktometri Bab 2 Bismillah Acc
TINJAUAN PUSTAKA
II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
larutan elektrolit dapat menghantar aliran listrik. Disosiasi partikel elektrolit dapat
untuk menerangkan sifat koligatif. Disosiasi dari elektrolit tergantung dari
konsentrasi larutan, makin encer makin besar disosiasinya dan mencapai maksimum
pada pengenceran yang tidak terhingga (Sukardjo, 1985).
V (ml NaOH)
Gambar II.1 Kurva hubungan antara daya hantar listrik (Ω ¿dengan volume pereaksi yang
diperoleh dari pengukuran
C θ
=
1000 R
1 C¿
= ¿
R 1000θ
Untuk larutan ionis A, B, dan C :
1 1
= (CA λ Ao + CB λ Bo + CC λ Co)
R 1000θ
(Hendayana, 1994).
1000
V= C
1 1000 k
G= =
R C
Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila satu
gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm.
1000 k
C
Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi symbol o yang harganya
tertentu untuk setiap ion (Hendayana, 1994).
1
Konduktansi =
R
k
Λ=
Ceq
Λ = konduktivitas ekivalen
k = konduktivitas per satuan volume larutan
Ceq = konsentrasi ekivalen larutan
Karena masing-masing ion adalah bermuatan listrik, maka dalam larutan akan
terjadi interaksi elektrostatik (Saling tolak atau saling Tarik) diantara ion-ion tersebut.
Interaksi ini akan semakin besar dengan semakin tinggi konsentrasi. Maka hanya
dalam keadaan sangat encer (infinite solution) sajalah larutan elektrolit akan
berkelakuan ideal (Petrus, 2014).
Menurut buku petunjuk analisis bahan UGM konduktometer pada dasarnya
adalah alat pengukur konduktansi yang biasanya berupa sebuah jembatan Wheatstone
dan cell konduktivitas seperti yang secara skematik terlihat dalam Gambar 1. Tahanan
A adalah sebuah cell yang berisi sampel yang ditinjau. Tahanan B adalah tahanan
variabel sedangkan tahanan D dan E sudah tertentu harganya. Tahanan B dan
kapasitor C dapat diatur hingga titik setimbang dapat tercapai. Dalam keadaan ini
berlaku persamaan:
RA RD
= ℜ
RB
Laboratorium Analisa Instrumen II-5
Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
lebih banyak. Dalam pengertian Bronsted, asam adalah segala zat yang dapat
memberikan proton, dan basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ion
hidroksida, pastinya adalah suatu akseptor proton dan karena itu merupakan basa
Bronsted, tetapi ion itu tidak unik; ion tersebut adalah satu dari banyak spesies yang
dapat mempertunjukkan perilaku dasar. Ketika suatu asam menghasilkan proton,
spesies yang kekurangan harus mempunyai sedikit afinitas proton, sehingga
merupakan suatu basa. Jadi dalam perlakuan Bronsted kita menemui pasangan asam-
basa konjugasi (Underwood, 1998).
Metode konduktometri dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen
suatu titrasi, salah satunya adalah titrasi asam basa. Sebagai contoh, larutan HCl
dititrasi oleh NaOH. Kedua larutan ini adalah penghantar listrik yang baik. Daya
hantar H+ turun sampai titik ekivalen tercapai, dalam hal ini jumlah H + makin
berkurang di dalam larutan. Sedangkan daya hantar OH - di dalam larutan bertambah.
Jumlah ion Cl- di dalam larutan tidak berubah karena itu daya hantarnya konstan
dengan penambahan NaOH. Daya hantar ion Na+ bertambah secara perlahan-lahan
sesuai dengan jumlah ion Na+ (Hendayana, 1994).
H+ OH-
1
R
Daya hantar
Na+
Cl-
Sebagai contoh, larutan HCl dititrasi oleh NaOH. Kedua Larutan ini adalah
penghantar listrik yang baik. Kirva titrasinya ditunjukkan pada gambar . Daya hantar
H+ turun sampai titik ekivalen tercapai, dalam hal ini jumlah H + makin berkurang di
dalam larutan, sedangkan daya hantar OH- di dalam larutan bertambah. Jumlah Ion Cl -
di dalam larutan tida berubah karena itru daya hantarnya konstan dengan
penambahan NaOH. Daya hantar ion Na+ bertambah secara perlahan – lahan sesuai
dengan jumlah ion Na+ [ CITATION Sum94 \l 1057 ].
dibandingkan dengan nilai konduktivitas termal liner yang biasa digunakan LAPAN
yaitu epoksi dengan nilai konduktivitas termalnya mencapai sekitar 0,22 W/ Mk.