Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU SASTRA

(GENRE DAN ALIRAN SASTRA)

Disusun Oleh Kelompok 4

1. Dwi Anggraini (2010401009)

2. Sitra Suci (2010401011)

Dosen Pengampu: Isnaini Rahmawati M.hum

KELAS 20 BSA A

BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Alhamdulillah robbil aalamin, segala puja dan puji kita haturkan kepada Allah SWT.
Karena berkat nikmat-Nya lah penulis bisa menyelesaikan makalah ilmu sastra ini yang
berkaitan dengan “ Genre dan Aliran Sastra” ini tanpa ada halangan apapun yang menghambat
pemakalah. Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada baginda agung Nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah menuntun dari zaman kebodohan hingga zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang.

Penulis ucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Dan pemakalah juga meminta maaf apabila audiens menemukan
kesalahan dalam penulisan makalah ini, karena pemakalah masih tahap belajar, dan pemakalah
juga manusia yang tak luput dari lupa dan kesalahan. Terima kasih.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Palembang, 22 Maret 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Genre sastra atau jenis sastra dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu
sastra imajinatif dan nonimajinatif. Dalam praktiknya sastra nonimajinatif terdiri atas karya-
karya yang berbentuk esai, kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah. Karya sastra imajinatif
itu sendiri ialah karya prosa fiksi termasuk di dalamnya cerpen, novelet, novel atau roman;
puisi yang di antaranya puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik; dan drama bentuknya
berupa drama komedi, drama tragedi, drama tragikomedi (Najid, 2003:12).

Dalam kesusastraan dikenal bermacam-macam jenis genre sastra. Menurut Warren dan
Wellek (1995: 298) genre sastra bukanlah nama, karena konvensi sastra yang berlaku pada
suatu karya sastra membentuk ciri karya tersebut. Menurutnya, teori genre adalah suatu
prinsip keteraturan. Sastra dan sejarah sastra diklasifikasikan tidak berdasarkan waktu dan
tempat, melodrama, dan tetapi berdasarkan tipe struktur atau susunan sastra tertentu. Dalam
wujudnya syair lagu termasuk dalam genre sastra karena isinya yang menyerupai isi genre
puisi yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian (KBBI,
2003:678). Dipaparkan oleh Teeuw (1983:11), bahwa puisi adalah sebuah aktualisasi atau
realisasi tertentu dari sebuah sistem kode dan konvensi. Dengan demikian syair lagu dapat
disamakan dengan puisi, tetapi penyajiannya melalui nyanyian, yang termasuk dalam genre
sastra imajinatif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu sastra?


2. Apa itu genre sastra?
3. Apa saja jenis karya sastra menurut genre sastra beserta contohnya?
4. Apa itu dan bagaimana aliran sastra?
5. Apa saja bagian-bagian aliran sastra?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti sastra
2. Mengetahui apa itu genre sastra.
3. Mengetahui jenis karya sastra menurut genre sastra.
4. Mengetahui bagaimana aliran sastra itu.
5. Mengetahui bagian-bagian aliran sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sastra

A.    Sastra Dalam Pengertian Umum


Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’,
yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’
yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam
bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau
sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

B.    Pengertian Sastra Menurut Para Ahli

1.   Mursal Esten (1978 : 9)


Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai
medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan)

2. Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah
manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

3.  Panuti Sudjiman (1986 : 68)


Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.

4.   Ahmad Badrun (1983 : 16)


Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol
lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.

5.   Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan
bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan,
dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.

6.   Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya
sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model
kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.

7.  Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.

8.  Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran
kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
9.    Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah
penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
2.  Genre sastra

Istilah genre berasal dari bahasa bahasa Prancis yang berati ‘jenis’. Jadi, genre
sastra berarti jenis karya sastra. Ahli pikir yang pertama meletakkan dasar teori genre
adalah Aristoteles dalam tulisannya yang terkenal yaitu Poetica. Teori Aristoteles tentang
jenis karya sastra didasarkan pada karya sastra Yunani klasik., tetapi yang menarik dari
teori tersebut adalah teori tersebut dapat diterapkan pada karya sastra lain di seluruh
dunia.
Menurut Aristoteles, karya sastra berdasarkan ragam perwujudannya terdiri atas 3
macam, yaitu epik, lirik, dan drama (Teuw,1984: 109). Epik adalah teks yang sebagian
berisi deskripsi (paparan kisah), dan sebagian lainnya berisi ujaran tokoh (cakapan). Epik
ini biasa disebut prosa. Lirik adalah ungkapan ide atau perasaan pengarang. Dalam hal
ini yang berbicara adalah 'aku' lirik, yang biasa disebut penyair. Lirik inilah yang
sekarang dikenal sebagai puisi atau sajak, yakni karya sastra yang berisi ekspresi
(curahan) perasaan pribadi yang lebih mengutamakan cara mengekpresikannya. Drama
adalah karya sastra yang didominasi oleh cakapan para tokoh. Kriteria drama yang
membedakan dengan 2 jenis karya sastra lainnya adalah hubungan manusia dengan dunia
ruang dan waktu.

Lirik bersifat subjektif, karena hanya mengemukakan dunia penyair. Drama


bersifat objektif, karena sama sekali tidak mengemukakab dunia pengarangnya, tanpa
deskripsi di luar cakapan. Adapun epik adalah campuran antara subjektif dan objektif.
Tentang waktu, dalam karya sastra epik waktu mengalir linear (kronologi atau
flashback); dalam drama, waktu diaktualisasikan (terjadi sekarang); dan dalam lirik,
waktu seolah-olah beku karena sesungguhnya lirik tidak dapat terikat oleh waktu
(Hartoko, 1986:53).
Penelitian tentang genre sastra terus berkembang dari waktu ke waktu, dan seringkali
tidak memuaskan karena pengertian-pengertian yang dirumuskan selalu saja bergeser dan
mengalami perubahan. Hal itu disebabkan oleh selalu adanya perubahan-perubahan
konsep tentang karya sastra. Namun demikian, meskipun konsep-konsep tentang karya
sastra selalu berubah, tetapi objek studi sastra dapat dikatakan tetap sama, yaitu puisi,
prosa, dan drama.

A. Puisi

1. Pengertian Puisi

Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra yang terikat dengan irama, ritma,
rima, bait, larik dan ditandai dengan bahasa yang padat. Puisi juga merupakan seni
tertulis yang mana menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya atau keindahanya.
Puisi dibedakan menjadi dua yakni puisi lama & puisi baru.

a.    Puisi lama
Puisi Lama ialah puisi yang terikat dengan aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan
tersebut antara lain : Jumlah kata dalam satu baris; jumlah baris dalam satu bait;
rima (persajakan ); banyaknya suku kata dalam setiap baris; dan irama.

1) Ciri Puisi Lama


Ciri Ada beberapa ciri puisi lama, antara lain sebagai berikut:
1.    Berupa puisi rakyat yang tidak diketahui nama pengarangnya.
2.    Terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dalam setiap baitnya, sajak dan
jumlah suku kata dalam setiap barisnya.
3.    Disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sering disebut juga dengan sastra
lisan / kesusastraan lisan.
4.    Menggunakan majas/gaya bahasa tetap (statis) & klise.
5.    Berisikan tentang kerajaan, fantastis & istanasentris.

2) Jenis Puisi lama


Ada beberapa jenis-jenis puisi lama antara lain:
1.    Mantra yakni ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan ghaib.
2.    Pantun merupakan puisi yang bersajak a-b-a-b, dimana pada tiap bait ada 4 baris,
dalam tiap baris terdiri dari 8 -12 suku kata, dan 2 baris pertama sebagai sampiran
dan 2 baris setelahnya sebagai isi.
3.    Karmina yang merupakan pantun kilat seperti pantun tetapi lebih pendek
4.    Gurindam ialah puisi dimana pada tiap bait terdiri dari 2 baris, bersajakkan a-a-a-
a, dan berisikan nasihat.
5.    Seloka yakni pantun berkait yang ditulis menggunakan bentuk syair atau pantun,
bisa empat batis atau lebih.
6.    Syair yang merupakan puisi dengan ciri-cirinya yakni pada tiap bait ada 4 baris,
bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasehat-nasehat atau cerita.
7.    Talibun yaitu pantun genap dimana pada tiap bait terdiri dari 6/8/10 baris.

b.    Puisi baru
Puisi baru ialah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan sehingga lebih bebas
bentuknya daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah suku kata, baris, ataupun
sajaknya.

1. Ciri-Ciri Puisi Baru


Ciri-ciri puisi baru, antara lain:
1.    Diketahui nama pengarangnya
2.    Perkembangannya secara lisan dan tertulis
3.    Tidak terikat oleh aturan seperti jumlah baris, jumlah suku kata dan rima.
4.    Menggunakan majas / gaya bahasa yang berubah-ubah (dinamis).
5.    Pada umumnya berisikan tentang kehidupan
6.    Biasanya lebih banyak menggunakan sajak pantun & syair
7.    Bentuknya lebih rapi dan simetris
8.    Memiliki rima akhir yang lebih teratur
9.    Pada tiap-tiap baris berupa kesatuan sintaksis

2. Jenis Puisi Baru


Berikut adalah jenis-jenis dari puisi baru:
1. Balada yakni puisi yang berisikan sebuah cerita atau kisah.
2.  Himne yaitu puisi pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, pahlawan dan tanah air
3.  Ode ialah puisi yang berbentuk sanjungan untuk orang-orang yang berjasa.
Menggunakan nada atau irama yang sangat resmi, membahas tentang sesuatu
yang mulia, dan memiliki sifat yang menyanjung.
4. Epigram merupakan puisi yang berisikan ajaran ataupun tuntunan.
5.  Romansa ialah puisi yang isinya tentang luapan perasaan cinta dan kasih sayang.
6. Elegi yakni puisi tentang kesedihan.
7. Satire ialah puisi yang isinya berupa sindiran ataupun kritikan.
8.  Distikon merupakan puisi dimana pada tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
9.  Terzina ialah puisi dimana tiap baitnya terdiri atas 3 baris.
10.  Kuatrain yakni puisi empat seuntai dimana puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4
baris .
11. Kuint ialah puisi lima seuntai yang mana pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris.
12. Sektet yaitu puisi enam seuntai yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.
13. Septime ialah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris atau  puisi tujuh
seuntai.
14. Oktaf/Stanza merupakan puisi dimana tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
15.  Soneta ialah puisi yang terdiri dari 14 baris dan terbagi menjadi dua, yakni pada
dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-
masing tiga baris.

B. Prosa
Prosa adalah suatu karya sastra yang berbentuk tulisan dan bersifat bebas,
yang dimaksud dengan bersifat bebas adalah karya sastra ini tidak terikat oleh
aturan-aturan penulisan karya sastra lainnya seperti rima, irama, diksi, dan lain-
lain.
Berdasarkan jenisnya, prosa dapat dikelompokan menjadi dua kelompok,
yaitu prosa lama dan prosa baru. Di bawah ini adalah macam-macam bentuk dan
contoh prosa lama dan prosa baru.
1) Prosa lama
Prosa lama adalah sebuah karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari
kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama berbentuk lisan karena belum
ditemukannya alat tulis menulis. Namun, kini prosa
lama juga dapat ditemukan dalam bentuk tulisan. Adapun bentuk-bentuk prosa
lama, diantaranya adalah:

1. Hikayat
Hikayat merupakan cerita yang berisi tentang kehidupan para dewi, dewa,
pangeran, raja, dan lain-lain. Cerita-cerita yang ada di dalam hikayat bersifat fiksi
dan tidak masuk akal. Contohnya adalah Hikayat Hang Jebat, Hikayat Nabi
Sulaiman, Hikayat Raja Bijak, dan lain-lain.

2. Sejarah (Tambo)
Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang bercerita tentang peristiwa-
peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama berbeda dengan sejarah yang ditulis pada
masa kini. Kebanyakana sastra lama sejarah disampaikan dengan menambahkan
penyedap atau bumbu-bumbu cerita sehingga terdengar lebih menarik. Sedangkan
sejarah yang ditulis pada masa kini sama persis dengan kejadian sebenarnya dan
dapat dibuktikan dengan fakta. Contoh bentuk prosa lama sejarah adalah Sejarah
Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada tahun 1612.

3.  Kisah
Kisah adalah prosa lama yang berbentuk cerita-cerita pendek. Biasanya kisah
bercerita tantang sebuah perjalanan, pengalaman atau petualangan orang-orang
dahulu. Salah satu ontoh prosa lama kisah adalah Kisah Raja Abdullah menuju
Kota Mekkah.
4.  Dongeng
Salah satu bentuk prosa lama yang sangat popular adalah dongeng. Bentuk prosa
lama ini bercerita tentang khayalan-khayalan masyrakat pada zaman dahulu.
Ragam dan bentuk dongeng pun berbeda-beda sesuai dengan isinya. Bentuk-
bentuk dongeng antara lain  Myth (Mitos), Legenda, Fabel, Sage, dan Jenaka atau
Pandir.

2) Prosa Baru
Prosa baru adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh
dari budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini muncul setelah prosa lama
dianggap telah kuno. Bentuk-bentuk prosa baru antara lain:

1. Roman
Roman adalah prosa baru yang menceritakan tentang kehidupan seseorang,
dimulai dari lahir hingga kematiannya. Prosa ini menyajikan suatu aspek
kehidupan masyarakat secara utuh dan menyeluruh dan memiliki banyak alur
yang bercabang-cabang. Salah satu contoh roman adalah Layar Terkembang
karya Sultan Takdir Ali Syahbana.

2.  Novel
Bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah cerita atau kisah yang panjang.
Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang sebagai tokoh utama yang
mengandung beberapa konflik. Konfilk-konflik tersebutlah yang merubah
kehidupan pelaku utamanya. Contohnya adalah Novel Laskar Pelangi, Sang
Pemimpi, Ave Maria, dan lain-lain.

3.  Cerpen
Cerpen adalah salah satu bentuk prosa baru yang cukup popular. Prosa baru ini
menceritakan sebuah pengalaman atau sebgaian kecil kisah pelaku utamanya.
Yang membedakan cerpen dengan novel adalah konflik pada cerpen hanya satu
dan tidak meyebabkan perubahan sikap pada tokoh utama, sedangkan pada
novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen antara lain Robohnya Surau
Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya Pramoedya Ananta, dan lain-
lain.

4.  Riwayat
Riwayat menceritakan sebuah kisah yang berisi tentang pengalaman-pengalam
hidup seseorang yang diangkat dari kisah nyata orang tersebut dari lahir hingga
meninggal. Biasanya yang dieritakan adalah tokoh-tokoh terkenal dan
menginspirasi orang banyak. Ada beberapa jenis riwayat yaitu biografi dan
otobiografi. Biografi merupakan kisah tokoh yang ditulis oleh orang lain.
Sedangkan otobiografi kisah yang ditulis oleh orang yang bersangkutan.

5.  Kritik
Kritik berbentuk sebuah uraian-uraian pertimbangan seseorang terhadap suatu
hasil kerja atau karya orang lain. Kritik berisi alasan-alasan tertentu dan bersifat
objektif atau menghakimi.

6.  Resensi
Resensi adalah prosa baru yang isinya membicarakan atau mengulas suatu
karya baik yang berbentuk buku, film, lagu maupun jenis karya seni lainnya.
Resensi bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu karya baik dari
segi tema, tokoh, alur dan unsur-unsur lainnya agar menjadi pertimbangan bagi
pembaca untuk menikmati atau tidak karya tersebut.

7.   Esai
Bentuk prosa baru yang terakhir adalah Esai. Prosa ini berisi tulisan-tulisan
yang mengandung pendapat-pendapat pribadi penulisnya terhadap sesuatu yang
sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di masyarakat.

C. Drama

1.    Pengertian Drama
Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti
berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya
sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh
aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga
dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan
sebuah naskah.
Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta
drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk
tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau
dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti
sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan
di atas panggung.
Drama merupakan karangan yang menggambarkan suatu kehidupan serta
watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa babak.

2.    Jenis-Jenis Drama
Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya.
Dalam bentuk pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu :
berdasarkan penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan
keberadaan naskah drama tersebut.

a.    Jenis drama berdasarkan penyajian kisah, drama dapat dibedakan menjadi 8


jenis, antara lain:
1. Tragedi: drama yang bercerita tentang kesedihan.
2.  Komedi: drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan
kelucuan.
3.   Tragekomedi: perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi.
4. Opera: drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik.
5. Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik.
6. Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama
tersebut dagelan.
7. Tablo: jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya tidak
mengucapkan suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai gerakan.
8. Sendratari: gabungan antara seni drama serta seni tari.
b.    Jenis drama berdasarkan dari sarana pementasannya, pembagian jenis drama
antara lain:
1. Drama Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.
2. Drama Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat
dilihat, tepai hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja dengan
melalui radio.
3.  Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun drama
televisi tidak dapat diraba.
4. Drama Film: drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya
dipertunjukkan di bioskop.
5. Drama Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang
6. Drama Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia
sungguhan, tetapi digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa
orang.

c.    Jenis drama berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis
drama berdasarkan ada tidaknya naskah drama antara lain :
1. Drama Tradisional: yaitu drama yang tidak menggunakan naskah.
2. Drama Modern: yaitu drama yang menggunakan naskah.

3.    Unsur-Unsur Drama
Berikut unsur-unsur drama :
a.    Tema merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita
drama.
b.    Alur yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada babak
pertama sampai babak terakhir.
c.    Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama
disebut juga dengan primadona sedangkan peran pembantu disebut
dengan figuran.
d.    Watak merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama tersebut.
Watak protagonis adalah salah satu jenis watak dan protagonis adalah
berwatak baik. Sedangkan watak antagonis merupakan watak yang jahat.
e.    Latar adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam
kisah drama yang berlangsung.

3. Aliran Dalam Sastra

1. Idealisme
Aliran idealisme merupakan aliran yang mengemukakan bahwa dunia ide,
cita-cita, harapan adalah dunia utama yang dituju dalam pemikiran manusia.
Beberapa jenis aliran idealisme yaitu:

a. Romantisme: aliran yang mengutamakan perasaan pengarang sehingga


pembaca tersentuh setelah membacanya. Di dalam karangan romantisme,
fantasi dan perasaaan seolah-olah lebih berkuasa.
b. Ekspresionisme: aliran yang melukiskan curahan perasaan pengarangnya
berdasarkan pengalaman dan penglihatan jiwanya. Aliran ini menekankan
pada curahan jiwa dan tidak mementingkan peristiwa atau kejadian nyata.
Contoh: Isa (Chairil Anwar), Doa (Chairil Anwar)
c. Mistisisme: aliran yang mengacu pada pemikiran mistik, yaitu pemikiran
yang berdasasrkan kepercayaan pada Tuhan. Pengarangnya dalam
mengungkapkan sesuatu berusaha untuk mendekatka diri pada Tuhan.
d. Surealisme: aliran yang mengungkapkan kenyataan hidup secara berlebihan
dengan melukiskan berbagai objek dan tanggapan secara serentak. Karya sastra
surealisme umumnya sulit dipahami karena gaya tulisan yang terkesan agak
kacau.
Contoh: Radio Masyarakat (Rosihan Anwar), Merahnya Merah (Iwan
Simatupang), Tidak Ada Esok (Mochtar Lubis)
e. Simbolisme: aliran yang melukiskan sesuatu melalui simbol atau
lambang, seperti binatang atau benda-benda lainnya.
Contoh: Dengar Keluhan Pohon Mangga (Maria Amin), Mereka Bilang Saya
Monyet (Djenar Maesa Ayu), Tinjaulah Dunia Sana (Maria Amin)

2. Materialisme
Aliran materialisme berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang bersifat
kenyataan dapat diselidiki dengan akal manusia (rumpunnektar.com). Aliran
materialisme dapat dibagi menjadi beberapa aliran, antara lain:

a. Realisme: aliran yang melukiskan sesuatu apa adanya atau keadaan


sebenarnya. Pengarang umumnya lebih objektif dalam memandang sesuatu tanpa
mengikutsertakan perasaan.

Contoh: Pada Sebuah Kapal (N.H. Dini), Keluarga Gerilya (Pramoedya Ananta
Toer), Kota Harmoni (Idrus)

b. Impresionisme: aliran yang menekankan pada pengalaman dan penglihatan


pengarang berdasarkan kesan sepintas terutama oleh pancaindra.

Contoh: Candi (Sanusi Pane), sajak-sajak terjemahan Chairil Anwar karya


Maria Rilke

c. Naturalisme: aliran yang melukiskan kenyataan secara terus terang dan sering
cenderung bersifat jorok tanpa mempedulikan baik buruk serta akibat negatif.

Contoh: Belenggu (Armyn Pane), Catatan Harian Sang Koruptor (F. Rahardi),
Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta (Rendra)

d. Determinisme: aliran yang menggambarkan nasib buruk tokoh-tokoh cerita


yang ditentukan oleh lingkungannya atau takdir yang jatuh padanya.

Contoh: Kuterima Penderitaan Ini Ibu (Motenggo Boesye), Atheis (Akhdiat


Kartamiharja), Belenggu (Armyn Pane)

3. Eksistensialisme
Aliran eksistensialisme merupakan aliran yang muncul karena ketidakpuasan
atas dikotomi aliran idealisme dan materialisme dalam memaknai kehidupan.
Menurut Ahmad Tafsir, eksistensialisme ingin mencari jalan keluar dari kedua
pemikiran yang dianggap ekstrem itu yang berpikiran bahwa manusia di /8samping
ia sebagai subjek ia pun juga sekaligus sebagai objek dalam kehidupan ini.

Contoh: karya-karya Iwan Simatupang

Anda mungkin juga menyukai