Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG GERAK

Dosen :
Kelompok :II
Nama Anggota : Cindy Febrilla
Dina Apri Salpianti
Nur Vika
Raja Elinda Prawati
Tugas : Makalah Tentang gerak
Kelas : 1B

FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAN RIAU,2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Gerak Pada Pendidikan Penjaskes” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
pendidikan agama dengan judul “Gerak Pada Pendidikan Penjaskes”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama
pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
DAFTAR PUSAKA

Kata Pengantar
Daftar Pustaka
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Pembahasan
2.1Pengertian Gerak Dan Unsur-unsur Gerak
2.31Pemanasan
2.1 Baris-Berbaris
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
Daftar Pusaka
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran
yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi.
Tujuan Pendidikan Jasmani yaitu untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral dan aspek pola hidup sehat. (Permendiknas No.22 Tahun 2006:
194). Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pada Model Silabus Mata Pelajaran
Penjas SD 2006, dikemukakan bahwa Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang
diajarkan di sekolah memiliki peranan penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk melihat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis memberikan pengalaman belajar
untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. (Permendiknas No.22 Tahun 2006:
194). Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial). Di samping itu
pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah termasuk di
Sekolah Dasar, karena pendidikan jasmani masuk dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan
jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara total. Tujuan Pendidikan
Jasmani untuk mengembangkan 2 kebugaran fisik, mental, emosional dan sosial melalui
kegiatan fisik. Rusli Lutan (2009: 30), pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari
pendidikan keseluruhan yang bertujuan meningkatkan individu secara organik,
neuromuskuler, intelektual dan emosional melalui aktivitas jasmani. Sedangkan guru selaku
motivator dan fasilitator, memiliki peranan penting dalam memberikan arti dan makna
pembelajaran Penjas dan olahraga sebagai sarana atau alat. Dalam Permendiknas nomor 22
tahun 2006 tentang Standar Isi, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengembangkan keterampilan
pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. 2. Meningkatkan
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3. Meningkatkan kemapuan dan
keterampilan gerak dasar. 4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan. 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis. 6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan 7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna,
pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas 2008: 195), materi pendidikan jasmani di
Sekolah Dasar meliputi atletik , permainan , aktivitas ritmik, akuatik, aktivitas luar kelas,
aktivitas pengembangan dan kesehatan. Lompat jauh adalah salah satu cabang olahraga
atletik dengan Standar Kompetensi mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan dan
olahraga dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Kompetensi Dasarnya
adalah mempraktikkan 3 gerak dasar Atletik yang dimodifikasi: lompat, loncat dan lempar,
dengan memperhatikan nilai-nilai pantang menyerah, sportifitas, percaya diri, dan kejujuran.
Berdasarkan pengamatan peneliti, kenyataan di lapangan tidak dapat di pungkiri bahwa
atletik terkadang tidak digemari siswa, apalagi guru pendidikan jasmani mengajar dengan
monoton dan kurang bervariasi, maka anak akan cepat jemu dan malas beraktivitas. Begitu
pula yang terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri Semawung Purworejo, pada saat
pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi atletik nomor lompat jauh,
semua siswa terlihat kurang senang dan melaksanakan aktivitas dengan kurang bersemangat.
Mereka beranggapan bahwa lompat jauh sangat menjemukan dan melelahkan. Kemudian
ketika siswa disuruh melakukan lompat jauh, mereka melakukannya, itupun mereka lakukan
karena terpaksa, takut dengan guru, dan tanpa didasari motivasi. Akibatnya perkembangan
lompat jauh di kelas IV SD Negeri Semawung masih rendah. Hasil evaluasi pembelajaran
Penjasorkes pada semester I tahun pelajaran 2011/2012, dari 38 siswa hanya 21 siswa yang
nilainya mencapai tuntas, atau 55,26 %. Lain halnya kalau materinya permainan, mereka
sangat antusias. karena karakteristik siswa kelas IV menyukai bentuk permainan. Proses
pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan bermain, adalah salah satu upaya yang dapat
dilakukan agar perkembangan lompat jauh dapat meningkat, siswa memperoleh motivasi seta
terbina kerjasama antar siswa dalam pembelajaran penjasorkes. Dalam mencapai tujuan
tersebut, guru pendidikan jasmani harus lebih kreatif dan inovatif dalam proses
pembelajarannya, guru harus lebih dapat melihat karakteristik siswa SD usia 9-12 tahun yang
cenderung menyukai bentuk-bentuk permainan. Guru harus mampu mengembangkan
pembelajaran yang efektif, proses pembelajaran 4 dibuat agar siswa tertarik dan bergairah,
serta bersemangat melakukannya. Apabila perasaan senang dan gembira telah muncul dalam
diri siswa, maka hal ini akan efektif untuk memacu semangat beraktifitas jasmani. Perasaan
senang dan gembira akan muncul dalam diri siswa bila diajak untuk bermain. Hal ini senada
seperti yang dikemukakan oleh Hibana S. Rahman (2002: 85), bahwa bermain adalah segala
kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak. Bermain dilakukan anak dengan
suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Oleh karena itu guru harus mampu menyajikan
pembelajaran atletik khususnya lompat jauh dalam nuansa kegembiraan dalam permainan
yang selama ini belum pernah dilakukan. Permainan yang tidak menghilangkan unsur-unsur
keseriusan, disiplin dan menghilangkan pokok-pokok materinya, tetapi permainan yang berisi
seperangkat teknik dasar lompat jauh yang disajikan dalam bentuk variasi permainan yang
bertujuan memperkaya gerak dan membangkitkan semangat siswa. Memperhatikan uraian di
atas, maka peneliti mencoba mengatasi permasalahan yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud dengan gerak dan apa saja unsur-unsur yang terdapat pada
gerak?
2.Apa yang dimaksud dengan pemanasa?
3.Apa yang dimaksud dengan baris-berbaris dalam pelajaran penjas sekolah dasar?

1.3 Tujuan Penulis


1.Mengetahui tentang pengertian gerak dan unsur-unsur gerak yang terdapat pada
pelajaran penjas pada sekolah dasar
2.Untuk mengetahui apa penting pemanasan bagi siswa sekolah dasar
3.Untuk mengetahui gunanya baris-berbaris pada siswa sekolah dasar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gerak Dan Unsur-unsur Gerak


Gerak adalah suatu aktivitas fisik dalam melakukan sesuatu kegiatan.
Gerak juga memiliki unsur unsur sebagai berikut:

1. Kecepatan (speed)
Menurut seorang ahli kebugaran jasmani bernama Mulyono Biyakto, kecepatan adalah
kemampuan untuk melakukan suatu gerak dalam periode waktu yang singkat.
Pengertian kecepatan secara umum yaitu adalah waktu yang dibutuhkan seseorang
dalam melakukan gerakan yang berbeda dan berkesinambungan. Semakin sedikit waktu yang
dibutuhkan maka dapat disimpulkan bahwa seseorang tersebut memiliki kecepatan yang
bagus. Kemampuan yang satu ini merupakan andalan dalam aktifitas olahraga yang
memerlukan kecepatan. Kecepatan terbagi menjadi 3 jenis, yakni : kecepatan sprint,
kecepatan reaksi, dan kecepatan bergerak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan
1.Keturunan
2.Waktu reaksi
3.Kemampuan menahan tahanan luar
4.Tenik Konsentrasi dan kemauan
5.Elastisitas otot
Untuk melatih kecepatan, beberapa latihan yang dapat dilakukan, yaitu :
a.Lari cepat jarak 40-60 meter
b.Lari naik turun tangga atau bukit
c.Lari multistage

2. Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah kondisi tubuh dalam menggunakan otot untuk memaksimalkan
tenaga ketika melakukan suatu aktifitas fisik. Kekuatan sangat penting dalam setiap aktifitas
olahraga karena dapat mencegah terjadinya cedera serta merupakan daya penggerak.
Kekuatan otot yang baik dapat didapatkan dengan rutin melakukan latihan secara
konsisten. Adapun latihan yang dapat dilakukan untuk melatih kekuatan tubuh, antara lain :

 Angkat beban : melatih kekuatan otot lengan


 Push up : melatih kekuatan otot lengan
 Sit up : melatih kekuatan otot perut
 Back up : melatih kekuatan otot perut
 Squat jump : melatih kekuatan tungkai dan otot perut
3. Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan merupakan kemampuan seseorang menggerakkan seluruh tubuhnya dalam
waktu yang cukup lama dan tempo yang berbeda (antara sedang dan cepat) secara efektif dan
efisien serta tanpa merasakan sakit dan lelah yang berarti.
Untuk melatih daya tahan tubuh hanya perlu melakukan olahraga ringan seperti lari dan
jogging secara konsisten minimal selama 30 menit setiap hari.

4. Kelenturan (Flexibility)
Yang dimaksud dengan kelenturan atau flexibility adalah keleluaasaan pergerakan
otot-otot tubuh khususnya otot persendian. Kelenturan dibutuhkan di hampir semua cabang
olahraga. Meski sama-sama dibutuhkan oleh setiap cabang olahraga, tetap saja ada sedikit
perbedaan pada penerapannya yakni tingkat kelenturan yang dibutuhkan untuk penampilan
yang optimal pada masing-masing cabang olahraga. Untuk melatih kelenturan atau
fleksibilitas tubuh dapat melakukan senam, yoga dan renang.

5. Kelincahan (Agility)
Kelincahan merupakan kemampuan tubuh dalam menyesuaikan gerakan dari satu
posisi ke posisi lain seperti dari depan ke belakang atau dari kiri ke kanan. Terdapat beberapa
cabang olahraga yang membutuhkan kelincahan seperti bulu tangkis (badminton) dan sepak
bola.
Untuk melatih kelincahan tubuh dapat melakukan beberapa jenis latihan fisik yakni lari
menaiki-menuruni anak tangga dan lari dengan arah zig zag.

6. Keseimbangan (Balance)
Yang dimaksud dengan keseimbangan adalah kemampuan tubuh dalam
mengendalikan organ tubuh serta saraf otot agar gerakan tubuh dapat dikendalikan dengan
baik. Unsur keseimbangan ini sangat dibutuhkan dalam cabang olahraga senam dan loncat
indah.
Untuk melatih keseimbangan tubuh dapat melakukan berjalan di atas balok kayu, sikap lilin,
serta berdiri dengan menjadikan tangan sebagai tumpuan.

7. Ketepatan (Accuracy)
` Pengertian dari ketepatan atau accuracy  adalah kemampuan tubuh dalam
mengendalikan gerakan terhadap sasaran yang ingin dituju. Memanah, bowling, billiard dan
latihan menembak merupakan beberapa contoh cabang olahraga yang membutuhkan dan
mengandalkan ketepatan. Salah satu latihan yang dapat dilakukan untuk melatih ketepatan
yaitu memasukkan bola pada keranjang, melempar salah satu botol yang disusun secara baris
sejajar.
2.2 Pemanasan
pemanasan adalah gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan frekuensi jantung secara
berlahan, sehingga tersedia cukup waktu untuk mengisi otot yang bekerja dengan darah yang
kaya akan oksigen. Ada pula yang melihat sisi lain dari pemanasan itu sendiri, pemanasan
adalah salah satu bentuk persiapan emosional, fisiologis, dan psikologis untuk melakukan
berbagai macam latihan.
Dari beberapa pendapat tentang definisi pemanasan, dapat diambil kesimpulan bahwa
pemanasan adalah kegiatan persiapan tubuh untuk meningkatkan frekuensi jantung dan
penguluran otot yang bertujuan mempersiapkan emosional, fisiologis, dan fisiologis untuk
melakukan berbagai macam latihan.
Bentuk-bentuk dari pemanasan sebenarnya sangatlah banyak. Hal itu dikarenakan pemanasan
biasanya disesuaikan dengan olahraga atau aktivitas fisik yang akan dilakukan. Namun dari
berbagai macam bentuk pemanasan, dapat digolongkan menjadi berlari-lari
kecil/joging,  pemanasan statis, dinamis, statis dinamis dan permainan.

1.Berlari lari kecil/joging


Berlari-lari kecil/joging merupakan salah satu contoh bentuk pemanasan yang dapat
dilakukan dalam semua bentuk olahraga maupun kegiatan fisik lainnya. Pemanasan dengan
berlari-lari kecil sangat efektif karena hampir dari seluruh badan dapat bergerak sehingga
otot-otot dibadan dapat terulur. Joging dapat dilakukan selama 5-10 menit atau dapat
disesuaikan dengan aktivitas fisik yang akan dilakukan.

2.Pemanasan Statis
Pemanasan statis yaitu pemanasan dengan bentuk peregangan yang dilakukan mulai
dari bagian tubuh atas menuju kebawah ( dari kepala sampai kaki ) atau sebaliknya.
Pemanasan berbentuk statis ini bertujuan untuk menyiapkan otot untuk melakukan kerja yang
lebih berat agar tidak terjadi kram atau cedera otot yang lainnya. Pemanasan statis ini harus
dilakukan dengan benar agar otot benar-benar terulur sempurna dan untuk menghindari
cedera yang disebabkan karena penguluran otot yang tidak sesuai dengan anatomi tubuh yang
semestinya.

3.Pemanasan Dinamis
Pemanasan dinamis yaitu pemanasan yang dilakukan dengan menggunakan gerakan
yang saling berkesinambungan atau saling berkaitan. Contoh gerakan pemanasan dinamis
yaitu gerakan menengokkan kepala keatas dan kebawah, gerakan menekuk pendek-pendek
panjang-panjang pada tangan atau gerakang kombinasi ( bongkok jongkok bongkok tegak).
Pemanasan bentuk ini dimaksudkan untuk melemaskan otot-otot yang kaku.

4. Pemanasan Statis Dinamis


Pemanasan ini yaitu penggabungan antara pemanasan statis dan pemanasan dinamis.
Pemanasan bentuk ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya cedera karena otot tidak
hanya diulur, namun juga akan dilemaskan. Sistematika pelaksanaan pemanasan ini biasanya
dilakukan pemanasan statis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan denga pemanasan dinamis.

5.Permainan
Pemanasan bentuk ini adalah pemanasan yang sedang dikembangkan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani disekolah. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik siswa
yang lebih senang jika pembelajaran dilakukan dengan bermain. Pemanasan dengan bentuk
bermain ini dirasa akan lebih efektif karena siswa akan lebih termotifasi dalam bergerak
dibanding dengan bentuk-bentuk lain seperti pemanasan statis atau dinamis. Bentuk
pemanasan bermain ini dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

a.Permainan Tanpa Alat

Contoh permainan:
Nama Permainan            : Penculik Anak
Peraturan Permainan   :
1.      Permainan menggunakan lapangan yang berukuran 10×10 m
2.      2 orang siswa menjadi penculik dan siswa lainnya menjadi anak
3.      Bagi anak yang berhasil ditangkap maka ikut bergabung menjadi penculik
4.      Bagi siswa yang bertugas sebagai penculik, cara menangkap anak harus dengan berjalan
cepat dan saling berpegangan tangan dan tidak boleh sampai terlepas.
5.      Sedangkan bagi siswa yang menjadi anak maka dalam menghindari penculik harus
dengan melakukan lompat.
6.      Baik penculik maupun anak tidak diperkenankan untuk berlari.
7.      Bagi yang melanggar peraturan tersebut dikenai hukuman yaitu melakukan lompat
pagar sebanyak 5 kali.
b.      Permainan Dengan Alat
Contoh permainan:
Nama Permainan           : Pembunuh Ayam
Peraturan Permainan   :
1.      Permainan menggunakan lapangan yang berukuran 10×10 m
2.      1 orang siswa  menjadi pembunuh yang berada di luar lapangan dan siswa lainnya
menjadi ayam yang berada di dalam lapangan.
3.      Si pembunuh bertugas untuk mematikan ayam dengan cara melempari ayam dengan
bola dengan catatan tidak boleh masuk ke lapangan dan hanya diperbolehkan memutari
lapangan dengan batas menginjak garis lapangan.
4.      Bagi ayam yang terkena lemparan maka si ayam dianggap mati dan harus bergabung
dengan pembunuh untuk ikut menjadi pembunuh.
5.      Sasaran lemparan yaitu perut ke bawah, jika lemparan mengenai perut ke atas maka
ayam dianggap tidak mati.
6.      Demikian seterusnya seperti itu sampai ayam habis terbunuh.
7.      Permainan ini pertama kali hanya menggunakan satu bola, tetapi selanjutnya jumlah
bola bertambah karena pembunuh juga bertambah banyak.
8.      Dalam permainan ini maksimal menggunakan tiga bola.
(Sumber: http://damayanti17pjkr.wordpress.com/2010/01/07/bentuk-permainan-untuk-
pemanasan-2/)
Dari berbagai bentuk-bentuk pemanasan diatas ada sisi positif disetiap bentuknya. Memang
dari segi memotivasi siswa untuk bergerk, pemanasan permainan akan lebih efektif. Namun
untuk beberapa olahraga yang memerlukan kerja otot yang lebih berat seperti senam dan
renang, pemanasan dengan permainan kurang cocok, sehingga dianjurkan untuk melakukan
pemanasan statis, dinamis atau statis dinamis.

C. Fungsi/Manfaat Pemanasan
Mungkin anda dari kecil sudah biasa melakukan aktivitas pemanasan atau warming
up sebelum berolahraga. Pada waktu sekolah dulu kita diajarkan untuk melakukan pemanasan
dulu sebelum masuk ke pelajaran praktek olahraga di lapangan. Minimal kita disuruh lari-lari
kecil keliling lapangan atau keliling di jalan-jalan luar sekitar sekolah. Ketika senam pagi
bersama pun gerakan awal senam pasti pemanasan bagi yang datang tidak terlambat.

Mungkin ada bertanya-tanya kenapa pemanasan harus dilakukan? apa fungsi dan
manfaat dari melakukan pemanasan sebelum aktivitas fisik berat seperti olahraga? Dan
berbagai pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin belum terjawab hingga saat ini. Yang
pasti pemanasan sangat penting untuk dilakukan sebelum olahraga. Daripada menyesal
kemudian karena tidak memanaskan diri, maka lakukanlah pemanasan walaupun hanya
sebentar saja.

Beberapa manfaat dari pemanasan sebelum melakukan aktivitas fisik yang berat antara lain:

a.       Meningkatkan suhu tubuh beserta jaringan-jaringannya.

b.      Menaikkan aliran darah melalui otot-otot yang aktif.

c.       Meningkatkan kerja jantung sehingga dapat mempersiapkan bekerjanya


sistem cardiovascular.

d.      Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.

e.       Meningkatkan pertukaran oksigen dalam hemoglobin.

f.       Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintahkan gerakan tubuh.


g.      Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprokalinnervation.

h.      Meningkatkan kapasitas kerja fisik seseorang.

i.        Mengurangi ketegangan.

j.        Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang. (Micharl


J Aster, 2003:17)

Dari berbagai manfaat dari pemanasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama
pemanasan adalah untuk mempersiapkan tubuh kita untuk melakukan aktifitas fisik yang
lebih berat dan untuk mencegah terjadinya cedera.

D. Efek Akibat Kurangnya Pemanasan

Tanpa melakukan pemanasan yang cukup sebelum melakukan aktivitas olahraga yang
dominan menggerakkan otot, sendi dan tulang dapat mengakibatkan cedera otot dan cedera
sendi. Sudah barang tentu cedera tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan mungkin
akan sangat menyakitkan sehingga perlu perawatan medis lebih lanjut. Cedera otot bisa
berbentuk keseleo, salah urat, terkilir, kram otot, sakit otot, dan sebagainya.

2.3 Baris-berbaris
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan
tertentu.

a.Maksud dan tujuan


1)     Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung
      jawab.
2)    Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
      mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara
jasmani
      dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3)     Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang
       sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4)      Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan
       pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati
sendiri.
5)     Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung
      resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah
melakukan
      tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

 
1. ABA-ABA
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.

a.Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1)      Aba-aba petunjuk
2)      Aba-aba peringatan
3)      Aba-aba pelaksanaan

1.      Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada
aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)      Kepada Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
b)      Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK

2.      Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)      Lencang kanan – GERAK
      (bukan lancang kanan)
b)      Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)

3.     Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba


pelaksanan yang dipakai ialah:
a)      GERAK
b)      JALAN
c)      MULAI

a.GERAK
 adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
 -jalan ditempat            -GERAK
 -siap                            -GERAK
 -hadap kanan              -GERAK
 -lencang kanan           -GERAK
 
b.JALAN
 adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
 -haluan kanan/kiri                   -JALAN
 -dua langkah ke depan           -JALAN
 -satu langkah ke belakang      -JALAN
Catatan:
   Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
  -maju                                     -JALAN
  -haluan kanan/kiri                  -JALAN
  -hadap kanan/kiri maju          -JALAN
  -melintang kanan/kiri maju    -JALAN
            Tentang istilah: “maju”
 Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan
berhenti.
 Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba
HENTI.
Misalnya:
 Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri
    henti GERAK.
 Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri
    henti GERAK.
 Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-
GERAK.
 Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-
JALAN
 terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan
aba-aba
 langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
 
 Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan
yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari
maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
      
c. MULAI
adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-hitung                         -MULAI
   -tiga bersaf kumpul     -MULAI
 
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pelaksanaan pendidikan jasmani masih mengarah pada pelaksanaan pendidikan
olaharaga sehingga lebih menekankan pada penguasaan teknik dasar padahal yang
sebenarnya adalah pendidikan jasmani lebih menekankan pada pemberian pengalaman gerak
pada peserta didik. Selain itu pendidikan jasmani lebih menitikberatkan pada pembudayaan
gerak sehingga nantinya kegiatanya dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Hal tersebut
terlihat pada konsep baru dalam pendidikan jasmani yang ingin menjadikan siswa senang,
berkeringat, belajar gerak dan disiplin dalam pembelajaran. Oleh karena itu pembaharuan
dalam pelaksanaan pendidika jasmani perlu dilakasanakan agar pendidikan jasmani tidak
menjadi seperti latihan olahraga. Pembaharuan tersebut berupa pemberian materi yang
disesuaikan dengan kemapuan dan latar belakang peserta didik. Penekanan pada tercapai
empat hal di atas juga menjadi prioritas dalam pengembangan pendidikan jasmani di
Indonesia.
DAFTAR PUSAKA

https://gurupenjaskes.com/unsur-unsur-kebugaran-jasmani

Alter, Michael J. 2003. 300 Teknik Peregangan Olahraga. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Burke, Edmund R. 2001. Panduan Lengkap Latihan Kebugaran di Rumah. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.

https://paskibranetral.wordpress.com/about/peraturan-baris-berbaris/

Anda mungkin juga menyukai