Anda di halaman 1dari 40

KARYA TULIS ILMIAH

"PENGARUH GLOBALISASI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT


BERBANGSA DAN BERNEGARA"

Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Bidang Studi Bahasa Indonesia

DITULIS OLEH :

TASYA SANTIKA PUTRI

NO.ABSEN 34 XI IPA 5

SMA NEGERI 3 METRO

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha
Esa yang tellah melimpahkan rahmat dan karuniana saya dapat menelesaikan tugas tugas
karya ilmiah ini.karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan
Masyrakat Berbangsa Dan Bernegara”.Tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah
untuk pemenuhan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh ibu Hj.Cik
Ayu K.,S.Pd Saya mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan saran beliau,saya dapat
menyelesaikan gas karya tulis ilmiah ini.

Saya mengakui sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu
pula dengan karya ilmiah ini yang telah diselesaikan. Tidak semua hal dapat saya
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Meskipun sudah merasa
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Di mana saya
juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan
juga kekurangan, untuk itu saya siap menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan
yang dapat memperbaiki karya ilmiah di masa datang. Sehingga semoga karya ilmiah
berikutnya karya dan karya ilmiah lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Metro,25Febuari 2021

Penulis

TASYASAN
TIKAPUTRI

ii
ABSTRAK

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-
bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi


bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi,
jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-
cabangnya. Yang sangat berpengaruh di dunia pendidikan dan budaya.

Dampak Positif :

 Perubahan tata nilai dan sikap


 Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
 Tingkat kehidupan yang lebih baik

Dampak Negatif :

 Pola hidup konsumtif


 Sikap individualistik
 Gaya hidup kebarat-baratan
 Kesenjangan Sosial

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL: ...........................................................................................i

HALAMAN JUDUL:................................................................................................i

KATA PENGANTAR: ............................................................................................ii

ABSTRAK :..............................................................................................................iii

DAFTAR ISI:............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah :......................................................................................1

1.2 Pembatasan masalah :............................................................................................3

1.3 Rumusan masalah :................................................................................................3

1.4 Tujuan penelitian :.................................................................................................4

1.5 Manfaat penelitian :...............................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka berfikir :..............................................................................................5

2.2 Hepotesis :..........................................................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan tempat penelitian :.............................................................................6

3.2. prosedur Penelitian :............................................................................................6

3.3. Subyek Penelitian :..............................................................................................7

iv
3.4. Metode Penelitian :...............................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan:............................................................................................................32

5.2 Saran :....................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

Globalisasi adalah suatu proses dengan kejadian, keputusan, dan kegiatan di


salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan
masyarakat di daerah yang jauh.

Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita
tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world
society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia
secara alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling
terpisah melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi.

Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global
telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu
memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi,
arena politik, dan arena budaya. Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap
menghadapi tantangan-tantangan global yang bersifat multidimensi dan tidak dapat
memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah
arus globalisasi.

Arus globalisasi yang semakin pesat telah membuat jarak antar Negara seakan
tak berarti lagi. Pada masa sekarang ini, tak sulit untuk anak nelayan terpencil
mengetahui kejadian robohnya gedung WTC di America Serikat dalam hitungan
jam. Kemajuan teknologi yang semakin pesat sebagai dampak dari globalisasi
ternyata juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan Indonesia. Home schooling,
virtual learning dan program-program pendidikan import lainnya yang mulai
diterapkan di Indonesia sebagai akibat dari cepatnya akses internet. Globalisasilah
yang telah memberikan insipirasi-inspirasi baru tersebut untuk mengadopsi program-
program pendidikan dari luar Indonesia.

Belum lagi musim internasional yang akhir-akhir ini melanda Indonesia, Pengadaan
sekolah-sekolah bertaraf internasional sedang booming digalakkan. Tidak hanya

vi
pada tingkat sekolah menengah bahkan taman kanak-kanakpun telah di program
menjadi sekolah bertaraf internasional. Les bahasa inggris, mandarin, komputer
semua tersedia di sekolah. Fenomena tersebut tak lain, adalah akibat dari globalisasi.

Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan memang harus mendapatkan prioritas.
Artinya, semua Stakeholder harus berkecimpung di dalamnya. Pendidikan sangatlah
penting untuk masa depan anak bangsa. Dengan adanya perhatian yang serius pada
pendidikan, tentu saja sebuah bangsa akan naik derajatnya. Hal itu karena
pembangunan suatu bangsa akan ditentukan oleh pendidikan. Tunas-tunas bangsalah
yang akan membangun sebuah negeri. Dampak pendidikan yang matang tentu saja
membawa hasil kemajuan seperti yang disebutkan di atas.

Pemerintah dalam hal ini tentu saja harus benar-benar memperhatikan secara
serius persoalan pendidikan. Bangsa yang maju, tidak terlepas dari kemajuan
pendidikannya. Sistem pendidikan yang masih amburadul patut dibenahi oleh semua
pihak yang berwenang tentu saja. Pendidikan untuk kemajuan, itulah yang harus
dicanangkan. Pendidikan untuk kemajuan dalam hal ini tentu saja bukan untuk
golongan atau etnis tertentu, tetapi, pendidikan untuk kemajuan bersama, yaitu
kemajuan bangsa dan kemajuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan tak cukup
diemban dalam waktu singkat, artinya dalam pendidikan memerlukan proses, tentu
saja proses yang panjang. Proses yang panjang dalam hal ini bukan berarti
sepanjang-panjangnya. Namun, pendidikan disini memerlukan suatu proses
kesabaran, kesadaran. Dalam artian kesabaran, bisa dimaknai bahwa pendidikan
bukan seperti makan cabai rawit, begitu dimakan, langsung terasa. Tetapi, disini
yang dimaksudkan yaitu pendidikan yang memerlukan waktu, hasilnya dapat
dirasakan setelah beberapa tahun.

Kehancuran dunia pendidikan merupakan langkah awal kehancuran suatu Negara.


Kegagalan bangsa Indonesia di masa lampau mempertahankan kedaulatan
negaranya, dikarenakan pendidikan rakyatnya yang lemah.

vii
1.2 Pembataan Massalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan


maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan
memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai.

Berdasarkan idenifikasi masalah melalui beberapa uraian diatas maka dalam hal
ini permasalahan yang dikaji perlu dibatasi.Pembatasan masalah ini bertjuan untuk
memfokuskan perhatian penelitiaan ini agar dapat menghasilkan data yang benar dan
mendalam tentang dampak globaliasi pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam tulisan ini adalah :

1. Apakah pengertian globalisasi?


2. Bagaimana perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia akibat dari
globalisasi?
3. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap pendidikan Indonesia?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari globalisasi terhadap pendidikan di
indonesia?
5. Bagaimana Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa, dan Bagaimana cara
mengatasi dampak negatif dari globalisasi terhadap budaya bangsa?
6. Apa saja dampak negatif dan positif dari globalisasi di bidang ekonomi, dan
bagaimana cara mengatasi dampak negatifnya?

1.4 Tujuan Penulisan

Berdasrkan rumusan masalah di atas,maka tujuan penulisan karya tulis ini untuk
mengungkapkan tentang :

1. Untuk mengetahui pengertian globalisasi.


2. Untuk mengetahui perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap pendidikan di Indonesia.

viii
4. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif globalisasi terhadap
pendidikan di Indonesia.
5. Untuk mengetahui pengaruh terhadap Budaya Banngsa
6. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif globalisasi terhadap budaya
Indonesia
7. Mengetahui pengaruh globalisasi pada bidang ekonomi,negatif dan positif
8. Mengetahui bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari globalisasi pada
bidag ekonomi

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, antara lain:

1. Dapat menambah wawasan penulis dan pembaca tentang hal-hal yang


berhubungan dengan kualitas pendidikan,budaya,dan ekonomi Indonesia di
tengah pusaran globalisasi.
2. Sebagai bahan referensi untuk pembaca.
3. Dapat melatih siswa pada umumnya dan penulis khususnya dalam
mengembangkan wawasan diri untuk menyusun buah pikiran secara sistematis
dalam bentuk makalah.

ix
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir adalah model (gamabar) berupa konsep tentang hubungan


antara variabel satu dengan berbagai faktor lainnya. Arti dari definisi di atas bahwa
kerangka berfikir merukan gambaran tentang konsep bagaimana suatu variabel
memiliki hubungan dengan variabel lainnya.

Dalam pembuatan karya ilmiah ini kami menggunakan pola paragraf dari umum
ke khusus, dengan alasan agar pembaca merasa tidak bingung dalam membaca
karena dalam membaca dimulai dari hal-hal yang ringan dulu baru meningkat ke hal-
hal yang lebih kompleks

2.2. Rumusan Hepotesis

Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang
dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau
kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994 : 13).

Adanya globalisasi yang memiliki dampak positif maupun negativ, maka perlu
adanya tindak lanjut dalam menyikapi globalisasi tersebut. Adapun tindakan-
tindakan yang dapat dilakukan yaitu :

1. Menambah porsi pengetahuan tentang kebudayaan bangsa di sekolah sekolah


baik mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi
2. Menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang
masuk tidak merugikan dan berdampak negatif.
3. Mengadakan berbagai pertunjukan kubudayaan
4. Membatasi acara-acara yang dapat memunculkan rasa cinta terhadap budaya
asing.

x
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Waktu Dan Tempat Penelitian

Tempat dan waktu penelitian adalah serangkaian gambaran umum yang


menjelaskan lokasi teknik pengumpulan data dalam sebuah riset.

 Waktu penelitian
Penyusunan karya tulis dimulai dari mencari tema,menentukan
judul,mengumpulkan data,menyusun dan menganalisis data,dilaksanakan kurang
lebih selama 1 bulan.
 Tempat penelitian
Penelitian ini merujuk pada kepribadian masyarakat,maka dari itu tempat
penelitin ini adalah di lingkungan mayarakat.

3.2.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah lengkah-langkah yang digunakan sebagai alat untuk


mengumpulkan data dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.didalam
prosedur penelitian ini penulis menggunakan teknik wawncara,dan teknik
pengamatan langsung.

 Teknik wawancara
Tujuan dari teknik ialah agar memperoleh suatu gambaran yang lebih tentang
kasus yang dibahas.responden yang meliputi msyarakat sekitar ,khususnya
masyarakat yang lahir pada tahun 1990an karena mereka yang paling tahu
bagaimana perkembangan mesyarakat dari tahun-ketahun.
 Teknik pengamatan langsung

xi
Penulis terjun langsung kelapangan untuk dapat mengetahui bagaimana dampak
globalisasi pada masarakat.

3.3.Subyek penelitian

Subjek penelitian menurut Suharsimi Arikonto tahun (2016: 26) memberi


batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
penelitian melekat, dan yang di permasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek
penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian,
itulah data tentang variabel yang penelitian amati. Pada penelitian kualitatif
responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang
memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian
yang sedang dilaksanakan. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah manusia.

3.4.Metode Penelitian

 Studi pustaka
Metode ini penulis mencari informasi dari buku atu internet yang berhubungan
dengan pengaruh globalisasi pada masyarakat sebagai tambahan informsi.
 Teknik wawancara
Tujuan dari teknik ialah agar memperoleh suatu gambaran yang lebih tentang
kasus yang dibahas.responden yang meliputi msyarakat sekitar ,khususnya
masyarakat yang lahir pada tahun 1990an karena mereka yang paling tahu
bagaimana perkembangan mesyarakat dari tahun-ketahun.
 Teknik pengamatan langsung
Penulis terjun langsung kelapangan untuk dapat mengetahui bagaimana dampak
globalisasi pada masarakat.

xii
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan


keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer.Kata “globalisasi”
diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki
definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Globalisasi didefinisikan sebagai semua
proses yang merujuk kepada penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah
kelompok masyarakat global. Ada yang memandang bahwa globalisasi itu sebagai
suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu
tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-
batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai


bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat
secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.Adapun konsep globalisasi
menurut pendapat para ahli adalah :

a. Malcom Waters : Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang
terjelma didalam kesadaran orang.
b. Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi
kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

xiii
c. Thomas L. Friedman : Globlisasi memiliki dimensi ideologi dan teknologi.
Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi
teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
d. Princenton N. Lyman : Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas
saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal
perdagangan dan keuangan.

4.2. Globalisasi Pada Bidang Pendidikan

a. Perkembangan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia telah berlangsung dalam empat era


yaitu :

1. Era Kolonial

Pada zaman kolonial pendidikan hanya diberikan kepada para penguasa serta
kaum feodal. Pendidikan rakyat cukup diberikan untuk memenuhi kebutuhan
dasar penguasa kolonial. Pendidikan diberikan hanya terbatas kepada rakyat di
sekolah-sekolah kelas 2 atau ongko loro tidak diragukan mutunya. Sungguhpun
standar yang dipakai untuk mengukur kualitas rakyat pada waktu itu diragukan
karena sebagian besar rakyat tidak memperoleh pendidikan, namun demikian apa
yang diperoleh pendidikan seperti pendidikan rakyat 3 tahun, pendidikan rakyat 5
tahun, telah menghasilkan pemimpin masyarakat bahkan menghasilkan
pemimpin-pemimpin gerakan nasional.

Pendidikan kolonial untuk golongan bangsawan serta penguasa tidak


diragukan lagi mutunya. Para pemimpin nasional kita kebanyakan memperoleh
pendidikan di sekolah-sekolah kolonial bahkan beberapa mahasiswa yang dapat
melanjutkan di Universitas terkenal di Eropa. Dalam sejarah pendidikan kita
dapat dikatakan bahwa intelegensi bangsa Indonesia tidak kalah dengan kaum
penjajah. Masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada waktu itu adalah
kekurangan kesempatan yang sama yang diberikan kepada semua anak bangsa.
Oleh sebab itu di dalam Undang Undang Dasar 1945 dinyatakan dengan tegas

xiv
bahwa pemerintah akan menyusun suatu sistem pendidikaan nasional untuk
rakyat, untuk semua bangsa.

2. Era Orde Lama

Masa revolusi pendidikan nasional mulai meletakkan dasar-dasarnya. Pada


masa revolusi sangat terasa serba terbatas, tetapi bangsa kita dapat melaksanakan
pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945. Kita
dapat merumuskan Undang Undang Pendidikan No. 4/1950 junto no. 12/ 1954.
Kita dapat membangun sistem pendidikan yang tidak kalah mutunya. Para
pengajar, pelajar melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya walaupun serba
terbatas. Dengan segala keterbatasan itu memupuk pemimpin-pemimpin nasional
yang dapat mengatasi masa pancaroba seperti rongrongan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Sayang sekali pada akhir era ini pendidikan kemudian dimasuki oleh politik
praktis atau mulai dijadikan kendaraan politik. Pada masa itu dimulai pendidikan
indoktrinasi yaitu menjadikan pendidikan sebagai alat untuk mempertahankan
kekuasaan Orde Lama.

Pada Orde Lama sudah mulai diadakan ujian-ujian negara yang terpusat
dengan sistem kolonial yang serba ketat tetapi tetap jujur dan mempertahankan
kualitas. Hal ini didukung karena jumlah sekolah belum begitu banyak dan guru-
guru yang ditempa pada zaman kolonial. Pada zaman itu siswa dan guru dituntut
disiplin tinggi. Guru belum berorientasi kepada yang material tetapi kepada yang
ideal. Citra guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang diciptakaan era Orde
Baru sebenarnya telah dikembangkan pada Orde Lama.

Kebijakan yang diambil pada Orde Lama dalam bidang pendidikan tinggi
yaitu mendirikan universitas di setiap provinsi. Kebijakan ini bertujuan untuk
lebih memberikan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi. Pada waktu itu
pendidikan tinggi yang bermutu terdapat di Pulau Jawa seperti UI, IPB, ITB,
Gajah Mada, dan UNAIR, sedangkan di provinsi-provinsi karena kurangnya
persiapan dosen dan keterbatasaan sarana dan prasarana mengakibatkan
kemerosotan mutu pendidikan tinggi mulai terjadi.

xv
3. Era Orde Baru

Dalam era ini dikenal sebagai era pembangunan nasional. Dalam bidang
pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar terjadi suatu loncatan
yang sangat signifikan dengan adanya INPRES Pendidikan Dasar. Tetapi sayang
sekali INPRES Pendidikan Dasar belum ditindaklanjuti dengan peningkatan
kualitas tetapi baru kuantitas. Selain itu sistem ujian negara (EBTANAS) telah
berubah menjadi bumerang yaitu penentuan kelulusan siswa menurut rumus-
rumus tertentu. Akhirnya di tiap-tiap lembaga pendidikan sekolah berusaha untuk
meluluskan siswanya 100%. Hal ini berakibat pada suatu pembohongan publik
dan dirinya sendiri dalam masyarakat. Oleh sebab itu era Orde Baru pendidikan
telah dijadikan sebagai indikator palsu mengenai keberhasilan pemerintah dalam
pembangunan.

Dalam era pembangunan nasional selama lima REPELITA yang ditekankan ialah
pembangunan ekonomi sebagai salah satu dari TRILOGI pembangunan. Maka
kemerosotan pendidikan nasional telah berlangsung.

Dari hasil manipulasi ujian nasional sekolah dasar kemudian meningkat ke


sekolah menengah dan kemudian meningkat ke sekolah menengah tingkat atas
dan selanjutnya berpengaruh pada mutu pendidikan tinggi. Walaupun pada waktu
itu pendidikan tinggi memiliki otonomi dengan mengadakan ujian masuk melalui
UMPTN, tetapi hal tersebut tidak menolong. Pada akhirnya hasil EBTANAS juga
dijadikan indikator penerimaan di perguruan tinggi. Untuk meningkatkan mutu
pendidikan tinggi maka pendidikan tinggi negeri mulai mengadakan penelusuran
minat dari para siswa SMA yang berpotensi. Cara tersebut kemudian diikuti oleh
pendidikan tinggi lainnya.Di samping perkembangan pendidikan tinggi dengan
usahanya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutunya pada masa Orde
Baru muncul gejala yaitu tumbuhnya perguruan tinggi swasta dalam berbagai
bentuk. Hal ini berdampak pada mutu perguruan semakin menurun walaupun
dibentuk KOPERTIS-KOPERTIS sebagai bentuk birokrasi baru.

4. Era Reformasi

Indonesia sejak tahun 1998 merupakan era transisi dengan tumbuhnya proses
demokrasi. Demokrasi juga telah memasuki dunia pendidikan nasional antara lain

xvi
dengan lahirnya Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam bidang pendidikan bukan lagi merupakan tanggung jawab
pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada tanggung jawab pemerintah daerah
sebagaimana diatur dalam Undang – Undang No 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, hanya beberapa fungsi saja yang tetap berada di tangan
pemerintah pusat. Perubahan dari sistem yang sentralisasi ke desentralisasi akan
membawa konsekuensi-konsekuensi yang jauh di dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional.

Selain perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi yang membawa banyak


perubahan juga bagaimana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia
dalam menghadapi persaingan bebas abad ke-21. Kebutuhan ini ditampung dalam
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta pentingnya
tenaga guru dan dosen sebagai ujung tombak dari reformasi pendidikan nasional.

Sistem Pendidikan Nasional Era Reformasi yang diatur dalam Undang-Undang


No. 20 Tahun 2003 diuraikan dalam indikator-indikator akan keberhasilan atau
kegagalannya, maka lahirlah Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang kemudian dijelaskan dalam Permendiknas RI.

Di dalam masyarakat Indonesia dewasa ini muncul banyak kritikan baik dari
praktisi pendidikan maupun dari kalangan pengamat pendidikan mengenai
pendidikan nasional yang tidak mempunyai arah yang jelas. Dunia pendidikan
sekarang ini bukan merupakan pemersatu bangsa tetapi merupakan suatu ajang
pertikaian dan persemaian manusia-manusiaa yang berdiri sendiri dalam arti yang
sempit, mementingkan diri dan kelompok.

Menurut H.A.R. Tilaar, hal tersebut disebabkan adanya dua kekuatan besar yaitu
kekuatan politik dan kekuatan ekonomi.

 Kekuatan Politik :

Pendidikan masuk dalam subordinasi dari kekuatan-kekuatan politik praktis,


yang berarti pendidikan telah dimasukkan ke dalam perebutan kekuasaan partai-
partai politik, untuk kepentingan kekuatan golongannya. Pandangan politik
ditentukan oleh dua paradigma yaitu paradigma teknologi dan paradigma
ekonomi. Paradigma teknologi mengedepankan pembangunan fisik yang

xvii
menjamin kenyaman hidup manusia. Paradigma ekonomi lebih mengedepankan
pencapaian kehidupan modern dalam arti pemenuhan-pemenuhan kehidupan
materiil dan mengesampingkan kebutuhan non materiil duniawi. Contoh
pengembangan dana 20 %.

 Kekuatan Ekonomi:

Manusia Indonesia tidak terlepas dari modernisasi seperti teknologi informasi


dan teknologi komunikasi. Neoliberalisme pendidikan membawa dampak positif
dan negatif. Positifnya yaitu pendidikan menunjang perbaikan hidup dan nilai
negatifnya yaitu mempersempit tujuan pendidikan atas pertimbangan efisiensi,
produksi, dan menghasilkan manusia-manusia yang dapat bersaing, yaitu pada
profit orientit yang mencari keuntungan sebesar-besarnya terhadap investasi yang
dilaksanakan dalam bidang pendidikan.

b. Pengaruh Globalisasi bagi Pendidikan Indonesia

Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai


melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada
sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya
bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib
sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas
internasional.

Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja
berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga
kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya
perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau
dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak
menjadi “budak” di negeri sendiri.

Pendidikan model ini juga membuat siswa memperoleh keterampilan teknis yang
komplit dan detil, mulai dari bahasa asing, computer, internet sampai tata pergaulan
dengan orang asing dan lain-lain. sisi positif lain dari liberalisasi pendidikan yaitu
adanya kompetisi. Sekolah-sekolah saling berkompetisi meningkatkan kualitas
pendidikannya untuk mencari peserta didik.

xviii
Globalisasi seperti gelombang yang akan menerjang, tidak ada kompromi, kalau kita
tidak siap maka kita akan diterjang, kalau kita tidak mampu maka kita akan menjadi
orang tak berguna dan kita hanya akan jadi penonton saja. Akibatnya banyak Desakan
dari orang tua yang menuntut sekolah menyelenggarakan pendidikan bertaraf
internasional dan desakan dari siswa untuk bisa ikut ujian sertifikasi
internasional.Sehingga sekolah yang masih konvensional banyak ditinggalkan siswa
dan pada akhirnya banyak pula yang gulung tikar alias tutup karena tidak
mendapatkan siswa. Implikasinya, muncullah :

1. Home schooling, yang melayani siswa memenuhi harapan siswa dan orang tua
karena tuntutan global.
2. Virtual School dan Virtual University. munculnya alternatif lain dalam
memilih pendidikan.
3. Model Cross Border Supply, yaitu pembelajaran jarak jauh (distance learning),
pendidikan maya (virtual education) yang diadakan oleh Perguruan Tinggi
Asing ; contohnya United Kingdom Open University dan Michigan Virtual
University.
4. Model Consumption Aboard, lembaga pendidikan suatu negara menjual jasa
pendidikan dengan menghadirkan konsumen dari negara lain; contoh : yaitu
hadirnya banyak para pemuda Indonesia menuntut ilmu membeli jasa
pendidikan ke lembaga-lembaga pendidikan ternama yang ada di luar negeri.
5. Model Movement of Natural Persons. Dalam hal ini lembaga pendidikan di
suatu negara menjual jasa pendidikan ke konsumen di negara lain dengan cara
mengirimkan personelnya ke negara konsumen. Contohnya dengan
mendatangkan dosen tamu dari luar negeri bekerja sama dengan perguruan
tinggi yang ada di Indonesia (tidak gratis tentunya).
6. Model Commercial Presence, yaitu penjualan jasa pendidikan oleh lembaga di
suatu negara bagi konsumen yang berada di negara lain dengan mewajibkan
kehadiran secara fisik lembaga penjual jasa dari negara tersebut.

Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi,


sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat
membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan
keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi
pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu

xix
hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi
masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak
masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk
dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan
biaya yang cukup besar.Dalam dunia pendidikan Indonesia, globalisasi membawa
banyak dampak dan efek. Dampak tersebut tak hanya bersifat positif tapi juga
berdampak negatif.

Dampak positif globalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia, antara lain :

1. Pengajaran Interaktif Multimedia

Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola


pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah
menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan komputer.

Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar
sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi.Sekarang sudah ada komputer.
Sehingga tulisan, film, suara, musik, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi
suatu proses komunikasi.

Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil
penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan
bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-
tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-
hubungkan fakta dengan konsep.

2. Perubahan Corak Pendidikan

Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk


berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau
tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk
melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU
Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak
sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak

xx
mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik
sekolahnya.

3. Kemudahan Dalam Mengakses Informasi

Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya globalisasi


seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan
ilmu pengetahuan serta sharing riset antar siswa terutama dengan mereka yang
berjauhan tempat tinggalnya.

4. Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa

Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi
sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang
dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam
mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian
disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan.

Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu,
hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan
siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak
mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya
bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.

Adapun dampak negatif globalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia, antara lain :

1. Komersialisasi Pendidikan

Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan


sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait
menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah
dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya
perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu
ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa
menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini

xxi
harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid,
tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166).

Kasus kampus UTS tahun 2008 lalu, merupakan bukti nyata kemerosotan nilai-
nilai luhur dalam pendidikan. Gelar dapat diperoleh dengan harga murah. Tanpa
harus mengikuti proses belajar mengajar yang sesuai prosedur. Munculnya
sekolah-sekolah swasta elit yang bersaing menawarkan terobosan-terobosan baru
dalam dunia pendidikan yang kebanyakan hanya sebagai media bisnis. Karena
mereka menyodorkan terobosan dalam dunia pendidikan dengan imbalan uang
yang tak sedikit jumlahnya.

2. Bahaya Dunia Maya

Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan


mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula,
Aneka macam materi yang berpengaruh negatif bertebaran di internet.Misalnya:
pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang
bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses
oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba
banyak ditawarkan melalui internet.

Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa
Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal
melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses
belajar mengajar.

3. Ketergantungan

Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti komputer dan internet dapat


menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun
siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-
alat tersebut.

c. cara mengatasi dampak negatif globalisasi di bidang pendidikan

xxii
Dari beberapa dampak negatif yang muncul dari globalisasi pendidikan,
masyarakat selalu mencari upaya-upaya untuk mengurangi atau mencegah adanya
dampak negatif.Berikut adalah

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah sebagai pengemban amanat rakyat, dapat bergerak cepat


menemukan dan memperbaiki celah – celah yang dapat menyulut kesenjangan
dalam dunia pendidikan. Salah satunya dengan cara menjadikan pendidikan di
Indonesia semakin murah atau bahkan gratis tapi bukan pendidikan yang murahan
tanpa kualitas. Hal ini memang sudah dimulai di beberapa daerah di Indonesia
yang menyediakan sekolah unggulan berkualitas yang bebas biaya. Namun hal
tersebut baru berupa kebijakan regional di daerah tertentu. Alangkah baiknya jika
pemerintah pusat menerapkan kebijakan tersebut dalam skala nasional.Untuk
dapat mewujudkan hal tersebut pemerintah perlu melakukan pembenahan
terutama dalam bidang birokrasi. Korupsi mesti segera diberantas, karena korupsi
merupakan salah satu yang menghancurkan bangsa ini.

Ide Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Moh. Nuh yang


mengingatkan, bahwa dalam dunia pendidikan tak boleh ada sikap diskriminatif
yang disebabkan adanya perbedaan kaya dengan miskin akibat faktor wilayah
kota dan desa sehingga seseorang kehilangan hak untuk mendapatkan pendidikan.
(Kompas.com tanggal 3 November 2009) Perlu diimplentasikan dan dilaksanakan
dengan segera, agar hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang
layak dapat segera terwujud, dan dapat mendorong lembaga pendidikan untuk
mempertimbangkan kurikulum maupun metodologi yang tidak banyak
mengeluarkan biaya.

Selain itu membuat standar baru tentang kualitas pendidikan yang tidak saja
menyentuh kemampuan dan kreativitas siswa melainkan juga ongkos sekolah.
Kriteria yang mempersyaratkan kemampuan menampung siswa tidak mampu
sekaligus kemampuan untuk mensejahterakan guru. Sekolah tidak lagi diukur dari
kemampuannya mencetak siswa yang pintar melainkan bagaimana mengajarkan
siswa untuk saling bertanggung jawab dan mempunyai solidaritas tinggi. Standar
internasional tentang kemampuan intelektual tidak akan bisa diraih dengan

xxiii
kondisi struktural yang masih mengalami persoalan ketimpangan dan kesenjangan
sosial. Selain itu solusi-solusi lain yang dapat dilaksanakan adalah

a. Meningkatkan mutu SDM terutama Guru dalam penguasaan Bahasa Inggris dan
Bahasa Asing lainnya
b. Peningkatan Mutu Guru dalam penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
c. Peningkatan Mutu Manajemen sekolah dan Manajemen pelayanan pendidikan
d. Peningkatan Mutu sarana dan Prasarana
e. Penanaman nilai-nilai keteladanan
f. Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
g. Penelitian dan pengembangan pendidikan

2.Bagi masyarakat dan siswa

a) Bersekolah.

di zaman yang sudah modern sekarang setiap orang tua ingin anak-anaknya
bersekolah setinggi-tingginya. Mengapa bersekolah? Karena dengan bersekolah
siswa dapat melihat langsung guru yang mengajar dibandingkan dengan hanya
mencari informasi atau belajar dari video dan penulis lebih merasa nyaman
dibandingkan hanya terpaku pada internet karena penulis dapat bertanya dan
merasakan interaksi sosial tidak hanya menambah ilmu pendidikan saja namun
dalam hal budaya tentang budaya lokal, agama, mengembangkan potensi diri,
bersosialisasi dapat dirasakan disekolah sehingga siswa dapat mengerti bahwa
tidak semua hal itu bersifat praktis, tidak melupakan budaya lokal dan
mengurangi kesenjangan sosial dengan teknologi tetapi tetap bersosialisasi agar
dapat mengerti tentang masyarakat dan lingkungan sekitar.

b) Menjadikan pelajaran-pelajaran moral sebagai pelajaran Wajib

Pelajaran-pelajaran yang menjurus pada pembekalan moral dan perbaikan


akhlak (seperti pendidikan agama, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan)
hendaklah dijadikan pelajaran wajib dalam penyusunan kurikulum. Sehingga
siswa tidak hanya dituntut pandai dalam keilmuan atau spesialisasi dalam bidang-

xxiv
bidang tertentu tetapi juga memiliki moral dan akhlak yang baik yang tercermin
pada setiap tingkah laku maupun ucapannya

c) Menerapkan nilai-nilai pancasila

Nilai-nilai pancasila harus diterapkan karena dapat dihubungkan dengan sila


ke-2 dan sila ke-3 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab dan persatuan
Indonesia maksud dari sila ke-2 dan ke-3 ini dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari penulis seperti saat bersekolah penulis sebagai siswa bertemu dengan
siswa lainnya mengetahui bahwa memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai
siswa. Maka dari hal ini akan interaksi antara satu siswa dengan siswa lainnya
akan semakin kuat karena sosialisasi dan dalam sila ke-3 penulis bertemu banyak
orang yang berbeda ras, suku, agama dengan penulis tetapi tetap belajar bersama
baik di sekolah maupun diluar sekolah. Tidak memandang perbedaan tetapi
menjadikan perbedaan sebagai persatuan ataupun pelengkap dan ketika seseorang
sudah memiliki pemikiran seperti ini maka siswa akan lebih senang untuk belajar
bersama dibandingkan dengan mencari sendiri di internet dan hanya terpaku pada
internet.

d) Gootong rooyong

Upaya dalam gotong royong perlu diterapkan karena dapat memberikan


nilai-nilai sosial dalam kehidupan dan meningkatkan kerja sama. Dalam
meningkatkan kerja sama penulis melakukan kerja kelompok atau belajar bersama
dengan hal ini penulis tidak terpaku pada internet yang semuanya serba praktis
dengan belajar bersama penulis dapat bertukar pikiran atau mendapat perspektif
berbeda dari orang lain tentang suatu hal dan dapat dijadikan sebagai pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari. Selain dari menjauhkan internet tentu sama dengan
upaya yang lainnya tentu akan meningkatkan sosialisasi karena terjadinya
interaksi antara satu orang dengan orang lainnya dalam hal ini akan mengurangi
terjadinya kesenjangan sosial dalam hal ini seperti penulis saat belajar bersama
bila satu orang tidak memegang handphone maka orang lainnya juga tidak akan
memegang handphone. Dalam memberikan nilai-nilai sosial yang berarti
mengenai apa yang dianggap baik dan buruk oleh masyarakat sekitar.

xxv
Upaya-upaya ini dapat diterapkan sehari-hari sebagai siswa untuk mengurangi
dampak negatif dari globalisasi. Globalisasi memiliki dampak baik dan buruk
tetapi sebagai siswa yang berpendidikan kita harus mampu untuk memanfaatkan
globalisasi dan meminimalisir dampak negatif dari globalisasi.

4.3. Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan


meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia, sehingga
kebudayaan itu bersifat abstrak. Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang berupa
perilaku maupun benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku, bahasa,
organisasi social, kesenian dan lain sebagainya yang berfungsi untuk menunjang
kehidupan bermasyrakatnya. Kebudayaan dari barat saat ini sudah mendominasi
segala aspek kehidupan pada masyarakat Indonesia. Peradaban yang disebarkan oleh
barat telah mengacu terhadap segala hal, dan hal itu telah menguasai dunia tak
terkecuali bangsa Indonesia, peradaban bangsa kita saat ini secara perlahan mulai
mengikuti kebudayaan bangsa barat.

Kebudayaan barat masuk ke Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, salah


satunya adalah kerana adanya krisis globalisasi yang telah meracuni sebagian besar
masyarakat Indonesia. Pengaruh kebudayaan barat berjalan sangat cepat dan
menyeluruh. Tentunya hal itu akan menimbulkan pengaruh yang sangat luas pada
sistem sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Pengaruh yang berjalan begitu cepat
tersebut menimbulkan terjadinya goncangan social atau culture shock yaitu suatu
keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan
yang datang dari luar sehingga terjadi ketidak seimbangan di dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan.

Budaya barat yang masuk ke Indonesia menimbulkan multi efek.


Perkembangan teknologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tanpa disadari
secara perlahan telah menghancurkan kebudayaan bangsa Indonesia. Rendahnya
pengetahuan menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-

xxvi
nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan bangsa Indonesia. Masuknya
kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah atau
apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa terhadap
kebudayaan asli. Ciri-ciri terjadinya globalisasi terhadap kebudayaan, yaitu:

1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional


2. Penyebaran prinsip multi kebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses
suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya
3. Berkembangnya turisme dan pariwisat
4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain
5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain
6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
7. proses persebaran budaya semakin cepat
8. Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
9. Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa

Dan budaya asli Indonesia secara perlahan mulai punah, berbagai budaya barat yang
menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal yang
tradisional, hal ini memicu orang bersifat antara lain sebagai berikut :

 Individualisme

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa


tidak lagi membutuhkan orang lain dalam Kadang mereka lupa bahwa mereka
adalah makhluk social.

 Matrialistisme

Paham dimana masyarakat memandang segalanya dari segi materi. Orang yang
memiliki jabatan dan harta yang melimpah pasti akan lebih dihargai oeleh
masyarakat sekitarnya, walaupun orang tersebut tidak memiliki intelektual yang
bagus. Sebaliknya, orang yang memiliki intelektual tinggi tetapi tidak memiliki
harta dan jabatan maka orang tersebut akan selalu direndahkan.

 Konsumerisme

xxvii
Paham yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan proses konsumsi
atau pemakaian barang – barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak
sepantasnya secara berkelanjutan.

 Hedonisme

Hedonisme menurut Pospoprodijo (1999:60) adalah kesenangan atau


(kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup dan yang baik yang tertinggi. Namun,
kaum hedonis memiliki kata kesenangan menjadi kebahagiaan. Kemudian
menurut Burhanuddin (1997:81) adalah sesuatu dianggap baik, sesuai dengan
kesenangan yang Disini jelas bahwa sesuatu yang hanya mendatangkan
kesusahan, penderitaan dan tidak menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak
baik. Orang-orang yang mengatakan ini, dengan sendirinya, menganggap atau
menjadikan kesenangan itu sebagai tujuan hidupnya. Orang-orang lebih senang
menghabiskan waktu di tempat-tempat perbelanjaan dan tempat hiburan.

a. Dampak Positif globalisasi bagi kebudayaan di Indonesia

1. Mempermudah proses pembuatan alat musik tradisional. Kebanyakan


masyarakat Indonesia membuat membuat alat musik tradisional secara manual
dan memeperlukan banyak waktu dan banyak tenaga untuk membuatnya. Tetapi
sekarang, masyarakat Indonesia tidak perlu membuat alat musik tradisional
secara manual karena dengan adanya globalisasi kebudayaan masyarakat
Indonesia dengan mudah membuat alat musik tradisional menggunakan mesin –
mesin dengan teknologi canggih yang lebih menghemat tenaga dan waktu
pembuatan, dan dapat menghasilkan banyak alat musik dengan kualitas terjamin.
2. Budaya Indonesia lebih dikenal di mancan negara karena dengan adanya media
elektronik, dan Internet.
3. Adanya pertukaran pelajar, sehingga kebudayaan Indonesia dapat dikenal dan
dipelajari oleh pelajar luar negeri.

b. Dampak negatif globalisasi bagi kebudayaan di Indonesia

xxviii
1. Gaya hidup kebarat-baratan. Tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan
di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak
lagi hormat pada orang tua, kehidupan bebas remaja dan lain-lain. Hampir 50%
dari remaja dunia terutama kaum perempuan, sudah kehilangan mahkota paling
berharga miliknya. Dan 80% sudah berani mencoba dan menggunakan obat-
obatan terlarang (narkotika).
2. Semakin sedikit generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan budaya
tradisional kita.
3. Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan
kesopanan.Pada masa lalu, cara berpakaian dan model baju masih sangat
sederhana. Tidak se-unik dan se-modern pakaian remaja saat ini. Pada masa lalu,
jika menghadiri acara resmi, masih banyak dari mereka yang menggunakan baju
tradisional, seperti baju adat, dan kebaya. Berbeda dengan sekarang, remaja yang
ingin menghadiri acara resmi seperti pesta ulang tahun, lebih memilih untuk
mengenakan baju kasual yang berciri-khaskan kebarat-baratan.
4. Lebih senang dan tertarik mempelajari kebudayaan luar negeri dibanding
kebudayaan dalam negeri. Seperti : remaja jaman sekarang lebih senang dan
tertarik mempelajari tradisi – tradisi yang di lakukan oleh orang luar negeri,
mempelajari gaya bahasanya, musiknya, lebih senang mengenakan dan mengenal
pakaian – pakaian adat negara lain, dll.
5. Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
6. Budaya – budaya tradisional tergeser oleh budaya negara lain.
7. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD atau DVD.
8. Erosi nilai-nilai budaya.
9. Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya
massa.
10. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat.

c. cara mengatasi dampak globalisasi bagi Kebudayaan Indonesia

Untuk mengatasi pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkan karena adanya peradaban


global dapat kita lakukan hal-hal seperti berikut :

xxix
1. Memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya
nasional. Memperkokoh ketahanan nasional sehingga mampu menangkal
penetrasi budaya asing yang bernilai negatif dan memfasilitasi adopsi budaya
asing yang produktif dan bernilai positif.
2. Melestarikan adat istiadat dan budaya daerah. Dampak negatif globalisasi
membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui. Pengetahuan akan
budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya daripada budaya
daerah sendiri. Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap
berpegang teguh kepada adat istiadat.
3. Adanya seleksi bagi budaya asing yang masuk ke Indonesia. Budaya asing yang
masuk ke Indonesia harus dipilih sesuai dengan adat istiadat dan norma – norma
yang berlaku di Indonesia.
4. Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya Indonesia.
5. Memelihara dan mengembangkan budaya nasional sebagai jati diri bangsa
dengan cara mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah keluar
negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan menayangkan dan menyiarkan
kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui berbagai media, mengadakan
seminar membahas kebudayaan daerah sebagai budaya nasional, serta pelestarian
dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat mendorong persatuan dan
kesatuan bangsa.
6. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa cinta terhadap kebudayaan dalam
negeri.
7. Mengenalkan dan mengajarkan adat istiadat dan kebudayaan Indonesia sejak dini

4.3.Globalisasi Pada Bidang Ekonomi

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan


perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi
perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus
modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian
internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka

xxx
peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif,
sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar
domestik.

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi
dalam bentuk-bentuk berikut:

 Globalisasi produksi

di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya


produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang
rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena
iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi
manufaktur global.

 Globalisasi pembiayaan

Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau


melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua
negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan
sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol
telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operatetransfer)
bersama mitrausaha dari manca negara.

 Globalisasi tenaga kerja

Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia
sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja
yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa
diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi makahuman movement
akan semakin mudah dan bebas.

 Globalisasi jaringan informasi

Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari
negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio,
media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu
meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai

xxxi
contoh : KFC, celana jeans levi’s, atau hamburger melanda pasar dimana-mana.
Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di
desa- menuju pada selera global.

 Globalisasi Perdagangan

Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta
penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan
perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.

Dampak Globalisasi Dalam Bidang Ekonomi yaitu Globalisasi memberikan banyak


pilihan dari produk yang kita inginkan yang tentunya disesuaika dengan kebutuhan dan
harga yang kita mampu. Contohnya, yaitu kita dapat memperbandingkan harga sebuah
sepatu dengan merek tertentu, baik dari segi kualitas maupun harga yang kita inginkan.
Globalisasi telah membawa masyarakat kota maupun masyarakat pedesaan menjadi
masyarakat yang konsumerisme. Hal yang perlu dipertimbangkan dari dampak buruk
globalisasi, yaitu jika pencitraan (image) produk luar negeri selalu lebih baik dari produk
dalam negeri akan berakibat fatal.kefatalan tersebut akan menjadi boomerang bagi
produk-produk dalam negeri yang tentu saja akan kalah bersaing , baik dari segi kualitas
maupun kuantitas produk yang dihasilkan. Bagaimana tidak, kita selalu tertinggal dari
teknologi yang digunakan dibanding dari negara industri luar yang lebih maju. Belum
lagi sumber daya manusia yang rata-rata berkuaitas lebih rendah dari Negara-negara
industri (Negara maju).

a.Dampak Positif Globalisasi Ekonomi

Dalam dampak ini terbukanya pasar internasional, kesempatan dalam kerja lebih
terbuka dan devisa negara pun meningkat. Dengan begitu maka dapat meningkatkan
perekonomian bangsa sehingga akan memajukan dan meningkatkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa dan negara, berikut ini dampak positif globalisasi dibidang ekonomi
yaitu :

 Pasar yang sangat terbuka untuk produk-produk ekspor ( dengan catatan produk
ekspor Indonesia dapat bersaing di pasat internasional ), dengan demikian

xxxii
kesempatan penguasa Indonesia sangat terbuka dalam menciptakan produk yang
berkualitas yang dibutuhkan oleh pasar dunia.
 Mudah untuk mengakses modal investasi yang berasal dari luar negeri.
 Mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum diproduksi
di Indonesia.
 Kegiatan paristiwa akan meningkat sehingga mampu membuka lapangan kerja
dan juga menjadi ajang sebuah promosi produk-produk Indonesia.

Dengan adanya bentuk-bentuk perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi tersebut maka
globalisasi tentunya berdampak bagi kehidupan masyarakat baik berupa dampak positif
maupun dampak negatif. Dampak positif dari globalisasi ekonomi diantaranya:

1. Produksi global dapat ditingkatkan Pandangan ini sesuai dengan teori


‘Keuntungan Komparatif’ dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan
perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien,
output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang
selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara Perdagangan yang
lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih
banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai
pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati
barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri Perdagangan luar negeri yang lebih
bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari
pasar dalam negeri.
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik modal
dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga
terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara
berkembang.
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi Pembangunan sektor
industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan
asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan

xxxiii
swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari
bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju
yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

b.Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi

Dalam hal ini terhapusnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyak
produk luar negeri yang beredar di Indonesia. Dampak negatif terhadap generasi bangsa
yaitu gaya hidup yang cenderung meniru budaya barat. Dampak negative globalisasi ini
juga menyebabkan kesenjangan social antara si kaya dengan si miskin karena adanya
persaingan bebas.

Hal ini yang dapat menimbulkan perselisihan antara si kaya dan si miskin. Selain itu,
dampak negative lainnya yaitu terbentuknya sikap individualism yang menimbulkan rasa
tidak peduli kepada sesama bahkan kepada bangsa, berikut ini dampak globalisasi
dibidang ekonomi yaitu :

 Masuknya tenaga kerja asing


 Hilangnya pasar produk Indonesia karena kalah dalam bersaing dengan produk
luar negeri
 Usaha-usaha di Indonesia akan mati karena banyak produk impor dipasaran
Indonesia

Selain itu, globalisasi ekonomi juga mempunyai dampak yang negatif bagi kehidupan
msyarakat Indonesia diantaranya:

1. Menghambat pertumbuhan sektor industri, Salah satu efek dari globalisasi adalah
perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan
ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif
yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang
(infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas

xxxiv
menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor
industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-
industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
2. Memperburuk neraca pembayaran globalisasi cenderung menaikkan barang-
barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka
ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca
pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah
pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung
mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran
pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin
meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca
pembayaran.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil Salah satu efek penting dari globalisasi
adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini
terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham
sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah
bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di
pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca
pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik
merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk
kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang
pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.
Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya
dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk.
Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek
pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan
menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin
bertambah buruk.

c. Cara Mengatasi dampak negatif globalisasi dalam bidang ekonomi:

xxxv
1. Menjaga wibawa negara

Globalisasi memunculkan sifat dimasyarakat materialisme serta kapitalisme,


keinginan untuk memperkaya diri terus menerus(materialisme). Dan juga pihak
swasta berkembang dan sulit dipegang oleh pemmerintah(Kapitalisme). Karena
persaingan, dan mata pencaharian uang meluas karena globalisasi, sehingga
terkadang lupa untuk peduli dibawahnya, dan munculnya banyak pihak swasta
untuk berbisnis. Sehingga solusinya harus menjaga wibawa, serta peduli dan
membantu masyarakat, serta pemerintah harus berusaha keras untuk tetap
menjaga aset penting untuk tidak diambli swasta demi kesejahteraan masyarakat.

2. Mempiroritaskan pemulihan eknomi

Banyak masalah ekonomi dimasyarkat seperti pengangguran, pertumbuhan


ekonomi yang rendah, kemisikinan dan lainya, Sehingga dibutuhkan solusi untuk
pemulihan ekonomi seperti dengan cara meningkatkan daya potensi nasional,
dengan sumber daya yang melimpah harus bisa mengatur agar bisa memenuhi
segala kebutuhan negara secara mandiri, agar ekonomi maju.

3. Meningkatkan pengembangan usaha mikro, serta luaskan lapangan kerja

Ini adalah salah satu solusi untuk mengatasi pengangguran, karena jika usaha
mikro daerah berkembang maka pengangguran akan berkurang. Serta juga
memperluas lapangan kerja yang minimum mudah, sehingga mengurangi
pengangguran.

4. Mencintai produk dalam negeri

Memang usaha yang kurang terlihat, kurang berbobot dan kurang menyeluruh.
Namun ini adalah salah satu usaha agar tidak mencintai, serta memakai gaya
hidup ala barat yang berlebihan.

5. Melaukan deregulasi dan debirokrasi

Melakukan deregulasi dan debrokrasi Ini adalah salah satu usaha, supermasi
untuk meningkatkan hak, serta kebebasan hak asasi manusia untuk berusaha, serta
hak-hak sipilnya dan lainya.

xxxvi
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini adalah

1. Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam


berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas
yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
2. Perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia telah berlangsung dalam
empat era yaitu :Era Kolonial,Era Orde Lama,Era Orde Baru,Era Reformasi
3. Globalisasi juga membawa dampak bagi dunia pendidikan,budaya,dan
ekonomi, antara lain sebagai berikut :

a. Dampak positif, seperti

 Munculnya berbagai sekolah berbasis International School.


 Pengajaran Interaktif Multimedia
 Perubahan Corak Pendidikan
 Kemudahan Dalam Mengakses Informasi
 Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa
 Kita lebih banya mengenal budaya asing
 Mudah dalam kegiatan ekspor impor

xxxvii
b. Adapun dampak negatifnya, seperti

 Maraknya komersialisasi pendidikan


 Ketergantungan
 Bahaya dunia maya
 Oudarnya nilai-nilai budaya sendiri atau budya lokal
 Rusaknya moral-moral masyarakat
 Gaya hidup westernisasi
 Masuknya tenaga kerja asing

Adapun sikap yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk menghadapiglobalisasi


yang berdampak bagi dunia pendidikan,budaya,dan ekonomi di Indonesia antara lain
:

a. Bagi Pemerintah
1. Menjadikan pendidikan di Indonesia semakin murah atau bahkan gratistapi bukan
pendidikan yang murahan tanpa kualitas sehingga pendidikan berbasis globalisasi
pun bisa dinikmati oleh masyarakat golongan ekonomi rendah
2. Peningkatan Mutu Guru dalam penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Peningkatan Mutu Manajemen sekolah dan Manajemen pelayanan pendidikan
4. Penanaman nilai-nilai keteladanan
5. Memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya
nasional.
6. Meningkatkan pengembangan usaha mikro, serta luaskan lapangan kerja

b. Bagi Masyarakat

1. Menjadikan Pancasila sebagai acuan


2. Menjadikan pelajaran-pelajaran moral sebagai pelajaran wajib.
3. Melestarikan adat istiadat dan budaya daerah
4. Tidak berifat materialisme serta kapitalisme, keinginan untuk memperkaya diri
terus menerus(materialisme).

5.2 Saran

xxxviii
1. Diharapkan kepada masyarakat pendidikan Indonesia agar terus bersemangat
dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar sejalan dengan
globalisasi.Dan selalu melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia dan
hilangkanlah sifat materialisme serta kapitalisme.
2. Dengan membuat karya tulis seperti ini, akan memacu kreativitas berpikir,
memperluas cakrawala berpikir, dan meningkatkan minat membaca para siswa.
3. Kepada seluruh pembaca kiranya memberikan kritikan yang bersifat membangun
sehingga apa yang kita harapkan dari isi tulisan ini dapat berguna bagi
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Internet

http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2004730-pengertian-globalisasi/
(diakses tanggal 28 April 2011)

http://mustofasmp2.wordpress.com/2011/01/03/pengertian-globalisasi/ (diakses tanggal


28 april 2011)

http://merahputiholic-fa.blogspot.com/2009/12/dampak-globalisasi-terhadap-dunia.html
(diakses tanggal 28 april 2011)

http://hanakristina.wordpress.com/2010/03/29/dampak-globalisasi-dalam-dunia-
pendidikan/ (diakses tanggal 28 april 2011)

http://setiadwidani.blogdetik.com/ (diakses tanggal 28 april 2011)

https://www.gurupendidikan.co.id/globalisasi-bidang-ekonomi/

Buku

xxxix
Mickletwhait, John, Adrian Wooldridge. 2007. Masa Depan Sempurna: Tantangan dan
Janji Globalisasi. Jakarta: Freedom Institute dan Yayasan Obor Indonesia

Prasetyo, Eko. Orang miskin dilarang sekolah. Yogyakarta: Resist Book, 2005

LAMPIRAN – LAMPIRAN

xl

Anda mungkin juga menyukai