DITULIS OLEH :
NO.ABSEN 34 XI IPA 5
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha
Esa yang tellah melimpahkan rahmat dan karuniana saya dapat menelesaikan tugas tugas
karya ilmiah ini.karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan
Masyrakat Berbangsa Dan Bernegara”.Tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah
untuk pemenuhan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh ibu Hj.Cik
Ayu K.,S.Pd Saya mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan saran beliau,saya dapat
menyelesaikan gas karya tulis ilmiah ini.
Saya mengakui sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu
pula dengan karya ilmiah ini yang telah diselesaikan. Tidak semua hal dapat saya
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Meskipun sudah merasa
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Di mana saya
juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan
juga kekurangan, untuk itu saya siap menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan
yang dapat memperbaiki karya ilmiah di masa datang. Sehingga semoga karya ilmiah
berikutnya karya dan karya ilmiah lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Metro,25Febuari 2021
Penulis
TASYASAN
TIKAPUTRI
ii
ABSTRAK
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-
bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Dampak Positif :
Dampak Negatif :
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL:................................................................................................i
ABSTRAK :..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI:............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
iv
3.4. Metode Penelitian :...............................................................................................7
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan:............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita
tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world
society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia
secara alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling
terpisah melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi.
Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global
telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu
memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi,
arena politik, dan arena budaya. Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap
menghadapi tantangan-tantangan global yang bersifat multidimensi dan tidak dapat
memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah
arus globalisasi.
Arus globalisasi yang semakin pesat telah membuat jarak antar Negara seakan
tak berarti lagi. Pada masa sekarang ini, tak sulit untuk anak nelayan terpencil
mengetahui kejadian robohnya gedung WTC di America Serikat dalam hitungan
jam. Kemajuan teknologi yang semakin pesat sebagai dampak dari globalisasi
ternyata juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan Indonesia. Home schooling,
virtual learning dan program-program pendidikan import lainnya yang mulai
diterapkan di Indonesia sebagai akibat dari cepatnya akses internet. Globalisasilah
yang telah memberikan insipirasi-inspirasi baru tersebut untuk mengadopsi program-
program pendidikan dari luar Indonesia.
Belum lagi musim internasional yang akhir-akhir ini melanda Indonesia, Pengadaan
sekolah-sekolah bertaraf internasional sedang booming digalakkan. Tidak hanya
vi
pada tingkat sekolah menengah bahkan taman kanak-kanakpun telah di program
menjadi sekolah bertaraf internasional. Les bahasa inggris, mandarin, komputer
semua tersedia di sekolah. Fenomena tersebut tak lain, adalah akibat dari globalisasi.
Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan memang harus mendapatkan prioritas.
Artinya, semua Stakeholder harus berkecimpung di dalamnya. Pendidikan sangatlah
penting untuk masa depan anak bangsa. Dengan adanya perhatian yang serius pada
pendidikan, tentu saja sebuah bangsa akan naik derajatnya. Hal itu karena
pembangunan suatu bangsa akan ditentukan oleh pendidikan. Tunas-tunas bangsalah
yang akan membangun sebuah negeri. Dampak pendidikan yang matang tentu saja
membawa hasil kemajuan seperti yang disebutkan di atas.
Pemerintah dalam hal ini tentu saja harus benar-benar memperhatikan secara
serius persoalan pendidikan. Bangsa yang maju, tidak terlepas dari kemajuan
pendidikannya. Sistem pendidikan yang masih amburadul patut dibenahi oleh semua
pihak yang berwenang tentu saja. Pendidikan untuk kemajuan, itulah yang harus
dicanangkan. Pendidikan untuk kemajuan dalam hal ini tentu saja bukan untuk
golongan atau etnis tertentu, tetapi, pendidikan untuk kemajuan bersama, yaitu
kemajuan bangsa dan kemajuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan tak cukup
diemban dalam waktu singkat, artinya dalam pendidikan memerlukan proses, tentu
saja proses yang panjang. Proses yang panjang dalam hal ini bukan berarti
sepanjang-panjangnya. Namun, pendidikan disini memerlukan suatu proses
kesabaran, kesadaran. Dalam artian kesabaran, bisa dimaknai bahwa pendidikan
bukan seperti makan cabai rawit, begitu dimakan, langsung terasa. Tetapi, disini
yang dimaksudkan yaitu pendidikan yang memerlukan waktu, hasilnya dapat
dirasakan setelah beberapa tahun.
vii
1.2 Pembataan Massalah
Berdasarkan idenifikasi masalah melalui beberapa uraian diatas maka dalam hal
ini permasalahan yang dikaji perlu dibatasi.Pembatasan masalah ini bertjuan untuk
memfokuskan perhatian penelitiaan ini agar dapat menghasilkan data yang benar dan
mendalam tentang dampak globaliasi pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam tulisan ini adalah :
Berdasrkan rumusan masalah di atas,maka tujuan penulisan karya tulis ini untuk
mengungkapkan tentang :
viii
4. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif globalisasi terhadap
pendidikan di Indonesia.
5. Untuk mengetahui pengaruh terhadap Budaya Banngsa
6. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif globalisasi terhadap budaya
Indonesia
7. Mengetahui pengaruh globalisasi pada bidang ekonomi,negatif dan positif
8. Mengetahui bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari globalisasi pada
bidag ekonomi
ix
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam pembuatan karya ilmiah ini kami menggunakan pola paragraf dari umum
ke khusus, dengan alasan agar pembaca merasa tidak bingung dalam membaca
karena dalam membaca dimulai dari hal-hal yang ringan dulu baru meningkat ke hal-
hal yang lebih kompleks
Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang
dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau
kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994 : 13).
Adanya globalisasi yang memiliki dampak positif maupun negativ, maka perlu
adanya tindak lanjut dalam menyikapi globalisasi tersebut. Adapun tindakan-
tindakan yang dapat dilakukan yaitu :
x
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian
Penyusunan karya tulis dimulai dari mencari tema,menentukan
judul,mengumpulkan data,menyusun dan menganalisis data,dilaksanakan kurang
lebih selama 1 bulan.
Tempat penelitian
Penelitian ini merujuk pada kepribadian masyarakat,maka dari itu tempat
penelitin ini adalah di lingkungan mayarakat.
3.2.Prosedur Penelitian
Teknik wawancara
Tujuan dari teknik ialah agar memperoleh suatu gambaran yang lebih tentang
kasus yang dibahas.responden yang meliputi msyarakat sekitar ,khususnya
masyarakat yang lahir pada tahun 1990an karena mereka yang paling tahu
bagaimana perkembangan mesyarakat dari tahun-ketahun.
Teknik pengamatan langsung
xi
Penulis terjun langsung kelapangan untuk dapat mengetahui bagaimana dampak
globalisasi pada masarakat.
3.3.Subyek penelitian
3.4.Metode Penelitian
Studi pustaka
Metode ini penulis mencari informasi dari buku atu internet yang berhubungan
dengan pengaruh globalisasi pada masyarakat sebagai tambahan informsi.
Teknik wawancara
Tujuan dari teknik ialah agar memperoleh suatu gambaran yang lebih tentang
kasus yang dibahas.responden yang meliputi msyarakat sekitar ,khususnya
masyarakat yang lahir pada tahun 1990an karena mereka yang paling tahu
bagaimana perkembangan mesyarakat dari tahun-ketahun.
Teknik pengamatan langsung
Penulis terjun langsung kelapangan untuk dapat mengetahui bagaimana dampak
globalisasi pada masarakat.
xii
BAB IV
a. Malcom Waters : Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang
terjelma didalam kesadaran orang.
b. Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi
kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
xiii
c. Thomas L. Friedman : Globlisasi memiliki dimensi ideologi dan teknologi.
Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi
teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
d. Princenton N. Lyman : Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas
saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal
perdagangan dan keuangan.
1. Era Kolonial
Pada zaman kolonial pendidikan hanya diberikan kepada para penguasa serta
kaum feodal. Pendidikan rakyat cukup diberikan untuk memenuhi kebutuhan
dasar penguasa kolonial. Pendidikan diberikan hanya terbatas kepada rakyat di
sekolah-sekolah kelas 2 atau ongko loro tidak diragukan mutunya. Sungguhpun
standar yang dipakai untuk mengukur kualitas rakyat pada waktu itu diragukan
karena sebagian besar rakyat tidak memperoleh pendidikan, namun demikian apa
yang diperoleh pendidikan seperti pendidikan rakyat 3 tahun, pendidikan rakyat 5
tahun, telah menghasilkan pemimpin masyarakat bahkan menghasilkan
pemimpin-pemimpin gerakan nasional.
xiv
bahwa pemerintah akan menyusun suatu sistem pendidikaan nasional untuk
rakyat, untuk semua bangsa.
Sayang sekali pada akhir era ini pendidikan kemudian dimasuki oleh politik
praktis atau mulai dijadikan kendaraan politik. Pada masa itu dimulai pendidikan
indoktrinasi yaitu menjadikan pendidikan sebagai alat untuk mempertahankan
kekuasaan Orde Lama.
Pada Orde Lama sudah mulai diadakan ujian-ujian negara yang terpusat
dengan sistem kolonial yang serba ketat tetapi tetap jujur dan mempertahankan
kualitas. Hal ini didukung karena jumlah sekolah belum begitu banyak dan guru-
guru yang ditempa pada zaman kolonial. Pada zaman itu siswa dan guru dituntut
disiplin tinggi. Guru belum berorientasi kepada yang material tetapi kepada yang
ideal. Citra guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang diciptakaan era Orde
Baru sebenarnya telah dikembangkan pada Orde Lama.
Kebijakan yang diambil pada Orde Lama dalam bidang pendidikan tinggi
yaitu mendirikan universitas di setiap provinsi. Kebijakan ini bertujuan untuk
lebih memberikan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi. Pada waktu itu
pendidikan tinggi yang bermutu terdapat di Pulau Jawa seperti UI, IPB, ITB,
Gajah Mada, dan UNAIR, sedangkan di provinsi-provinsi karena kurangnya
persiapan dosen dan keterbatasaan sarana dan prasarana mengakibatkan
kemerosotan mutu pendidikan tinggi mulai terjadi.
xv
3. Era Orde Baru
Dalam era ini dikenal sebagai era pembangunan nasional. Dalam bidang
pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar terjadi suatu loncatan
yang sangat signifikan dengan adanya INPRES Pendidikan Dasar. Tetapi sayang
sekali INPRES Pendidikan Dasar belum ditindaklanjuti dengan peningkatan
kualitas tetapi baru kuantitas. Selain itu sistem ujian negara (EBTANAS) telah
berubah menjadi bumerang yaitu penentuan kelulusan siswa menurut rumus-
rumus tertentu. Akhirnya di tiap-tiap lembaga pendidikan sekolah berusaha untuk
meluluskan siswanya 100%. Hal ini berakibat pada suatu pembohongan publik
dan dirinya sendiri dalam masyarakat. Oleh sebab itu era Orde Baru pendidikan
telah dijadikan sebagai indikator palsu mengenai keberhasilan pemerintah dalam
pembangunan.
Dalam era pembangunan nasional selama lima REPELITA yang ditekankan ialah
pembangunan ekonomi sebagai salah satu dari TRILOGI pembangunan. Maka
kemerosotan pendidikan nasional telah berlangsung.
4. Era Reformasi
Indonesia sejak tahun 1998 merupakan era transisi dengan tumbuhnya proses
demokrasi. Demokrasi juga telah memasuki dunia pendidikan nasional antara lain
xvi
dengan lahirnya Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam bidang pendidikan bukan lagi merupakan tanggung jawab
pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada tanggung jawab pemerintah daerah
sebagaimana diatur dalam Undang – Undang No 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, hanya beberapa fungsi saja yang tetap berada di tangan
pemerintah pusat. Perubahan dari sistem yang sentralisasi ke desentralisasi akan
membawa konsekuensi-konsekuensi yang jauh di dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional.
Di dalam masyarakat Indonesia dewasa ini muncul banyak kritikan baik dari
praktisi pendidikan maupun dari kalangan pengamat pendidikan mengenai
pendidikan nasional yang tidak mempunyai arah yang jelas. Dunia pendidikan
sekarang ini bukan merupakan pemersatu bangsa tetapi merupakan suatu ajang
pertikaian dan persemaian manusia-manusiaa yang berdiri sendiri dalam arti yang
sempit, mementingkan diri dan kelompok.
Menurut H.A.R. Tilaar, hal tersebut disebabkan adanya dua kekuatan besar yaitu
kekuatan politik dan kekuatan ekonomi.
Kekuatan Politik :
xvii
menjamin kenyaman hidup manusia. Paradigma ekonomi lebih mengedepankan
pencapaian kehidupan modern dalam arti pemenuhan-pemenuhan kehidupan
materiil dan mengesampingkan kebutuhan non materiil duniawi. Contoh
pengembangan dana 20 %.
Kekuatan Ekonomi:
Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja
berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga
kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya
perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau
dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak
menjadi “budak” di negeri sendiri.
Pendidikan model ini juga membuat siswa memperoleh keterampilan teknis yang
komplit dan detil, mulai dari bahasa asing, computer, internet sampai tata pergaulan
dengan orang asing dan lain-lain. sisi positif lain dari liberalisasi pendidikan yaitu
adanya kompetisi. Sekolah-sekolah saling berkompetisi meningkatkan kualitas
pendidikannya untuk mencari peserta didik.
xviii
Globalisasi seperti gelombang yang akan menerjang, tidak ada kompromi, kalau kita
tidak siap maka kita akan diterjang, kalau kita tidak mampu maka kita akan menjadi
orang tak berguna dan kita hanya akan jadi penonton saja. Akibatnya banyak Desakan
dari orang tua yang menuntut sekolah menyelenggarakan pendidikan bertaraf
internasional dan desakan dari siswa untuk bisa ikut ujian sertifikasi
internasional.Sehingga sekolah yang masih konvensional banyak ditinggalkan siswa
dan pada akhirnya banyak pula yang gulung tikar alias tutup karena tidak
mendapatkan siswa. Implikasinya, muncullah :
1. Home schooling, yang melayani siswa memenuhi harapan siswa dan orang tua
karena tuntutan global.
2. Virtual School dan Virtual University. munculnya alternatif lain dalam
memilih pendidikan.
3. Model Cross Border Supply, yaitu pembelajaran jarak jauh (distance learning),
pendidikan maya (virtual education) yang diadakan oleh Perguruan Tinggi
Asing ; contohnya United Kingdom Open University dan Michigan Virtual
University.
4. Model Consumption Aboard, lembaga pendidikan suatu negara menjual jasa
pendidikan dengan menghadirkan konsumen dari negara lain; contoh : yaitu
hadirnya banyak para pemuda Indonesia menuntut ilmu membeli jasa
pendidikan ke lembaga-lembaga pendidikan ternama yang ada di luar negeri.
5. Model Movement of Natural Persons. Dalam hal ini lembaga pendidikan di
suatu negara menjual jasa pendidikan ke konsumen di negara lain dengan cara
mengirimkan personelnya ke negara konsumen. Contohnya dengan
mendatangkan dosen tamu dari luar negeri bekerja sama dengan perguruan
tinggi yang ada di Indonesia (tidak gratis tentunya).
6. Model Commercial Presence, yaitu penjualan jasa pendidikan oleh lembaga di
suatu negara bagi konsumen yang berada di negara lain dengan mewajibkan
kehadiran secara fisik lembaga penjual jasa dari negara tersebut.
xix
hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi
masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak
masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk
dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan
biaya yang cukup besar.Dalam dunia pendidikan Indonesia, globalisasi membawa
banyak dampak dan efek. Dampak tersebut tak hanya bersifat positif tapi juga
berdampak negatif.
Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar
sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi.Sekarang sudah ada komputer.
Sehingga tulisan, film, suara, musik, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi
suatu proses komunikasi.
Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil
penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan
bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-
tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-
hubungkan fakta dengan konsep.
xx
mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik
sekolahnya.
Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi
sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang
dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam
mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian
disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan.
Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu,
hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan
siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak
mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya
bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.
Adapun dampak negatif globalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia, antara lain :
1. Komersialisasi Pendidikan
xxi
harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid,
tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166).
Kasus kampus UTS tahun 2008 lalu, merupakan bukti nyata kemerosotan nilai-
nilai luhur dalam pendidikan. Gelar dapat diperoleh dengan harga murah. Tanpa
harus mengikuti proses belajar mengajar yang sesuai prosedur. Munculnya
sekolah-sekolah swasta elit yang bersaing menawarkan terobosan-terobosan baru
dalam dunia pendidikan yang kebanyakan hanya sebagai media bisnis. Karena
mereka menyodorkan terobosan dalam dunia pendidikan dengan imbalan uang
yang tak sedikit jumlahnya.
Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa
Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal
melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses
belajar mengajar.
3. Ketergantungan
xxii
Dari beberapa dampak negatif yang muncul dari globalisasi pendidikan,
masyarakat selalu mencari upaya-upaya untuk mengurangi atau mencegah adanya
dampak negatif.Berikut adalah
1. Bagi Pemerintah
Selain itu membuat standar baru tentang kualitas pendidikan yang tidak saja
menyentuh kemampuan dan kreativitas siswa melainkan juga ongkos sekolah.
Kriteria yang mempersyaratkan kemampuan menampung siswa tidak mampu
sekaligus kemampuan untuk mensejahterakan guru. Sekolah tidak lagi diukur dari
kemampuannya mencetak siswa yang pintar melainkan bagaimana mengajarkan
siswa untuk saling bertanggung jawab dan mempunyai solidaritas tinggi. Standar
internasional tentang kemampuan intelektual tidak akan bisa diraih dengan
xxiii
kondisi struktural yang masih mengalami persoalan ketimpangan dan kesenjangan
sosial. Selain itu solusi-solusi lain yang dapat dilaksanakan adalah
a. Meningkatkan mutu SDM terutama Guru dalam penguasaan Bahasa Inggris dan
Bahasa Asing lainnya
b. Peningkatan Mutu Guru dalam penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
c. Peningkatan Mutu Manajemen sekolah dan Manajemen pelayanan pendidikan
d. Peningkatan Mutu sarana dan Prasarana
e. Penanaman nilai-nilai keteladanan
f. Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
g. Penelitian dan pengembangan pendidikan
a) Bersekolah.
di zaman yang sudah modern sekarang setiap orang tua ingin anak-anaknya
bersekolah setinggi-tingginya. Mengapa bersekolah? Karena dengan bersekolah
siswa dapat melihat langsung guru yang mengajar dibandingkan dengan hanya
mencari informasi atau belajar dari video dan penulis lebih merasa nyaman
dibandingkan hanya terpaku pada internet karena penulis dapat bertanya dan
merasakan interaksi sosial tidak hanya menambah ilmu pendidikan saja namun
dalam hal budaya tentang budaya lokal, agama, mengembangkan potensi diri,
bersosialisasi dapat dirasakan disekolah sehingga siswa dapat mengerti bahwa
tidak semua hal itu bersifat praktis, tidak melupakan budaya lokal dan
mengurangi kesenjangan sosial dengan teknologi tetapi tetap bersosialisasi agar
dapat mengerti tentang masyarakat dan lingkungan sekitar.
xxiv
bidang tertentu tetapi juga memiliki moral dan akhlak yang baik yang tercermin
pada setiap tingkah laku maupun ucapannya
d) Gootong rooyong
xxv
Upaya-upaya ini dapat diterapkan sehari-hari sebagai siswa untuk mengurangi
dampak negatif dari globalisasi. Globalisasi memiliki dampak baik dan buruk
tetapi sebagai siswa yang berpendidikan kita harus mampu untuk memanfaatkan
globalisasi dan meminimalisir dampak negatif dari globalisasi.
xxvi
nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan bangsa Indonesia. Masuknya
kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah atau
apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa terhadap
kebudayaan asli. Ciri-ciri terjadinya globalisasi terhadap kebudayaan, yaitu:
Dan budaya asli Indonesia secara perlahan mulai punah, berbagai budaya barat yang
menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal yang
tradisional, hal ini memicu orang bersifat antara lain sebagai berikut :
Individualisme
Matrialistisme
Paham dimana masyarakat memandang segalanya dari segi materi. Orang yang
memiliki jabatan dan harta yang melimpah pasti akan lebih dihargai oeleh
masyarakat sekitarnya, walaupun orang tersebut tidak memiliki intelektual yang
bagus. Sebaliknya, orang yang memiliki intelektual tinggi tetapi tidak memiliki
harta dan jabatan maka orang tersebut akan selalu direndahkan.
Konsumerisme
xxvii
Paham yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan proses konsumsi
atau pemakaian barang – barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak
sepantasnya secara berkelanjutan.
Hedonisme
xxviii
1. Gaya hidup kebarat-baratan. Tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan
di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak
lagi hormat pada orang tua, kehidupan bebas remaja dan lain-lain. Hampir 50%
dari remaja dunia terutama kaum perempuan, sudah kehilangan mahkota paling
berharga miliknya. Dan 80% sudah berani mencoba dan menggunakan obat-
obatan terlarang (narkotika).
2. Semakin sedikit generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan budaya
tradisional kita.
3. Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan
kesopanan.Pada masa lalu, cara berpakaian dan model baju masih sangat
sederhana. Tidak se-unik dan se-modern pakaian remaja saat ini. Pada masa lalu,
jika menghadiri acara resmi, masih banyak dari mereka yang menggunakan baju
tradisional, seperti baju adat, dan kebaya. Berbeda dengan sekarang, remaja yang
ingin menghadiri acara resmi seperti pesta ulang tahun, lebih memilih untuk
mengenakan baju kasual yang berciri-khaskan kebarat-baratan.
4. Lebih senang dan tertarik mempelajari kebudayaan luar negeri dibanding
kebudayaan dalam negeri. Seperti : remaja jaman sekarang lebih senang dan
tertarik mempelajari tradisi – tradisi yang di lakukan oleh orang luar negeri,
mempelajari gaya bahasanya, musiknya, lebih senang mengenakan dan mengenal
pakaian – pakaian adat negara lain, dll.
5. Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
6. Budaya – budaya tradisional tergeser oleh budaya negara lain.
7. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD atau DVD.
8. Erosi nilai-nilai budaya.
9. Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya
massa.
10. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat.
xxix
1. Memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya
nasional. Memperkokoh ketahanan nasional sehingga mampu menangkal
penetrasi budaya asing yang bernilai negatif dan memfasilitasi adopsi budaya
asing yang produktif dan bernilai positif.
2. Melestarikan adat istiadat dan budaya daerah. Dampak negatif globalisasi
membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui. Pengetahuan akan
budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya daripada budaya
daerah sendiri. Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap
berpegang teguh kepada adat istiadat.
3. Adanya seleksi bagi budaya asing yang masuk ke Indonesia. Budaya asing yang
masuk ke Indonesia harus dipilih sesuai dengan adat istiadat dan norma – norma
yang berlaku di Indonesia.
4. Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya Indonesia.
5. Memelihara dan mengembangkan budaya nasional sebagai jati diri bangsa
dengan cara mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah keluar
negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan menayangkan dan menyiarkan
kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui berbagai media, mengadakan
seminar membahas kebudayaan daerah sebagai budaya nasional, serta pelestarian
dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat mendorong persatuan dan
kesatuan bangsa.
6. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa cinta terhadap kebudayaan dalam
negeri.
7. Mengenalkan dan mengajarkan adat istiadat dan kebudayaan Indonesia sejak dini
xxx
peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif,
sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar
domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi
dalam bentuk-bentuk berikut:
Globalisasi produksi
Globalisasi pembiayaan
Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia
sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja
yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa
diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi makahuman movement
akan semakin mudah dan bebas.
Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari
negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio,
media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu
meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai
xxxi
contoh : KFC, celana jeans levi’s, atau hamburger melanda pasar dimana-mana.
Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di
desa- menuju pada selera global.
Globalisasi Perdagangan
Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta
penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan
perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Dalam dampak ini terbukanya pasar internasional, kesempatan dalam kerja lebih
terbuka dan devisa negara pun meningkat. Dengan begitu maka dapat meningkatkan
perekonomian bangsa sehingga akan memajukan dan meningkatkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa dan negara, berikut ini dampak positif globalisasi dibidang ekonomi
yaitu :
Pasar yang sangat terbuka untuk produk-produk ekspor ( dengan catatan produk
ekspor Indonesia dapat bersaing di pasat internasional ), dengan demikian
xxxii
kesempatan penguasa Indonesia sangat terbuka dalam menciptakan produk yang
berkualitas yang dibutuhkan oleh pasar dunia.
Mudah untuk mengakses modal investasi yang berasal dari luar negeri.
Mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum diproduksi
di Indonesia.
Kegiatan paristiwa akan meningkat sehingga mampu membuka lapangan kerja
dan juga menjadi ajang sebuah promosi produk-produk Indonesia.
Dengan adanya bentuk-bentuk perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi tersebut maka
globalisasi tentunya berdampak bagi kehidupan masyarakat baik berupa dampak positif
maupun dampak negatif. Dampak positif dari globalisasi ekonomi diantaranya:
xxxiii
swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari
bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju
yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
Dalam hal ini terhapusnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyak
produk luar negeri yang beredar di Indonesia. Dampak negatif terhadap generasi bangsa
yaitu gaya hidup yang cenderung meniru budaya barat. Dampak negative globalisasi ini
juga menyebabkan kesenjangan social antara si kaya dengan si miskin karena adanya
persaingan bebas.
Hal ini yang dapat menimbulkan perselisihan antara si kaya dan si miskin. Selain itu,
dampak negative lainnya yaitu terbentuknya sikap individualism yang menimbulkan rasa
tidak peduli kepada sesama bahkan kepada bangsa, berikut ini dampak globalisasi
dibidang ekonomi yaitu :
Selain itu, globalisasi ekonomi juga mempunyai dampak yang negatif bagi kehidupan
msyarakat Indonesia diantaranya:
1. Menghambat pertumbuhan sektor industri, Salah satu efek dari globalisasi adalah
perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan
ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif
yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang
(infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas
xxxiv
menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor
industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-
industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
2. Memperburuk neraca pembayaran globalisasi cenderung menaikkan barang-
barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka
ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca
pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah
pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung
mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran
pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin
meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca
pembayaran.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil Salah satu efek penting dari globalisasi
adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini
terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham
sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah
bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di
pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca
pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik
merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk
kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang
pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.
Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya
dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk.
Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek
pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan
menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin
bertambah buruk.
xxxv
1. Menjaga wibawa negara
Ini adalah salah satu solusi untuk mengatasi pengangguran, karena jika usaha
mikro daerah berkembang maka pengangguran akan berkurang. Serta juga
memperluas lapangan kerja yang minimum mudah, sehingga mengurangi
pengangguran.
Memang usaha yang kurang terlihat, kurang berbobot dan kurang menyeluruh.
Namun ini adalah salah satu usaha agar tidak mencintai, serta memakai gaya
hidup ala barat yang berlebihan.
Melakukan deregulasi dan debrokrasi Ini adalah salah satu usaha, supermasi
untuk meningkatkan hak, serta kebebasan hak asasi manusia untuk berusaha, serta
hak-hak sipilnya dan lainya.
xxxvi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
xxxvii
b. Adapun dampak negatifnya, seperti
a. Bagi Pemerintah
1. Menjadikan pendidikan di Indonesia semakin murah atau bahkan gratistapi bukan
pendidikan yang murahan tanpa kualitas sehingga pendidikan berbasis globalisasi
pun bisa dinikmati oleh masyarakat golongan ekonomi rendah
2. Peningkatan Mutu Guru dalam penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Peningkatan Mutu Manajemen sekolah dan Manajemen pelayanan pendidikan
4. Penanaman nilai-nilai keteladanan
5. Memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya
nasional.
6. Meningkatkan pengembangan usaha mikro, serta luaskan lapangan kerja
b. Bagi Masyarakat
5.2 Saran
xxxviii
1. Diharapkan kepada masyarakat pendidikan Indonesia agar terus bersemangat
dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar sejalan dengan
globalisasi.Dan selalu melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia dan
hilangkanlah sifat materialisme serta kapitalisme.
2. Dengan membuat karya tulis seperti ini, akan memacu kreativitas berpikir,
memperluas cakrawala berpikir, dan meningkatkan minat membaca para siswa.
3. Kepada seluruh pembaca kiranya memberikan kritikan yang bersifat membangun
sehingga apa yang kita harapkan dari isi tulisan ini dapat berguna bagi
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Internet
http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2004730-pengertian-globalisasi/
(diakses tanggal 28 April 2011)
http://merahputiholic-fa.blogspot.com/2009/12/dampak-globalisasi-terhadap-dunia.html
(diakses tanggal 28 april 2011)
http://hanakristina.wordpress.com/2010/03/29/dampak-globalisasi-dalam-dunia-
pendidikan/ (diakses tanggal 28 april 2011)
https://www.gurupendidikan.co.id/globalisasi-bidang-ekonomi/
Buku
xxxix
Mickletwhait, John, Adrian Wooldridge. 2007. Masa Depan Sempurna: Tantangan dan
Janji Globalisasi. Jakarta: Freedom Institute dan Yayasan Obor Indonesia
Prasetyo, Eko. Orang miskin dilarang sekolah. Yogyakarta: Resist Book, 2005
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xl