Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan Kewaganegaraan penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan rasa cinta tanah air

dan budaya, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang dikuasainya dengan rasa tanggung jawab kemanusiaan. dll . Dengan
adanya Pendidikan Kewarganegaraan akan mempersiapan generasi yang cerdas,
bertanggungjawab dan berkeadaban. Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pendidikan
kepribadian Mahasiswa agar menjadi Warga Negara yang baik yang akan menjadi calon
pemimpin yang berbudi pekerti luhur dan berwawasan kebangsaan.Pendidikan Kewarganegaraan
(Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang
beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945
(Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air yang dibangun dari
kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri mahasiswa sebagai calon
cendekiawan harapan bangsa Indonesia. Sebagai calon cendekiawan, para mahasiswa diharapkan dapat
menguasai berbagai bidang ilmu sesuai minat dan kemampuannya masing-masing yang kelak dapat
digunakan sebagai sarana pembangunan bangsa. Selain memiliki dasar keilmuan, seorang mahasiswa
Indonesia dituntut memiliki kepribadian yang baik dan berwawasan kebangsaan.

Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata kuliah pengembangan pribadi, artinya matakuliah
ini ditujukan untuk membentuk pribadi peserta didik agar menjadi warganegara yang baik. Pendidikan
kewarganegaraan merupakan matakuliah yang wajib diberikan dalam pendidikan tinggi, sesuai dengan UU
No. 28 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan juga Surat Keputusan Dirjen Dikti No.
267/Dikti/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kurukulum Matakuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi, yang kemudian diperbaharui dengan SK Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Di dalam Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


yang dipakai sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan tinggi pasal 39 ayat (2) menyebutkan
bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat a) Pendidikan
Pancasila, b) Pendidikan Agama, dan c) Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).Pendidikan Kewarganegaraan yang dijadikan
salah satu mata kuliah inti sebagaimana yang disebutkan di atas, dimaksudkan untuk memberi
pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara warga Negara dengan negara, serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (SK
Dirjen DIKTI no.267/DIKTI/Kep/2000 Pasal 3).

Berdasarkan Keputusan DIRJEN DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006,tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan dirumuskan dalam visi,misi dan kompetensi sebagai berikut.
Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada
suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus
memiliki visi intelektual, religis,berkeadaban,berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.
Misi Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya,agar secara konsisten mamu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,menerapkan dan
mengembangkan ilmu pegetahuan,teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
Pada kompetensi ini dijelasan agar mahasiswa memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air,demokratis,berkeadaban dan menjadi warganegara yang memiliki daya
saing,berdisplin,berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan
sistem pancasila. Rasa cinta tanah air merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang
mahasiswa sebagai seorang warga negara. Dengan adanya rasa cinta tanah air, maka seorang mahasiswa akan
rela berbuat bagi bangsa, termasuk dalam urusan membela Negara dan kelestarian sumber daya bangsa.
Belakangan ini banyak kita lihat terjadinya pelecehan terhadap harga diri bangsa yang diwujudkan antara lain
dengan pelanggaran batas negara, penganiayaan tenaga kerja dari Indonesia, mengakui budaya Indonesia
sebagai budaya bangsa lain, dan sebagainya. Jika mau dikatakan secara jujur, maka akan banyak mahasiswa
yang tidak terlalu ambil pusing dengan hal-hal semacam itu. Atau mungkin ada yang hanya bicara saja bahwa
ia peduli namun tidak berbuat apa-apa. Biasanya hanya ada sebagian kecil mahasiswa yang benar-benar
peduli dan berbuat untuk menjaga martabat bangsanya. Hal seperti ini harus dihindari, karena hanya dengan
adanya kekompakan, maka akan diperoleh hasil yang maksimal. Dengan adanya Pendidikan
Kewarganegaraan, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta air dalam diri para mahasiswa. Dengan adanya
rasa cinta tanah air dalam diri mahasiswa, maka diharapkan akan timbul kekompakan dalam upaya membela
negara, sehingga diharapkan negara Indonesia akan menjadi lebih kokoh dan martabat bangsa Indonesia akan
lebih terjaga. Selain itu, dengan adanya rasa cinta tanah air, diharapkan mahasiswa sebagai generasi muda
tidak melupakan budaya asli bangsa Indonesia serta mau melestarikan budaya bangsa Indonesia, sebab seperti
yang telah banyak kita lihat saat ini, banyak budaya Indonesia yang hampir punah. Selain itu ada pula yang
telah banyak dipelajari oleh orang asing, namun bahkan kita sendiri tidak tahu atau tidak dapat melakukannya
karena tidak tertarik. Sebagai generasi penerus bangsa yang berpendidikan, maka sepatutnya para mahasiswa
sadar bahwa budaya Indonesia adalah kekayaan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Dengan demikian,
mahasiswa diharapkan untuk tetap menjaga warisan budaya tersebut.

Pendidikan Kewarganegaraan membentuk moral para mahasiswa, agar meskipun mereka telah
memiliki keilmuan yang tinggi, mereka tetap terjaga sebaga warga Negara Indonesia yang baik. Jangan
sampai seseorang yang memiliki keilmuan yang tinggi tersesat dan salah jalan, sebab orang yang berilmu
tinggi namun salah jalan akan menjadi sangat berbahaya bagi sekitarnya. Namun apabila seseorang berilmu
tinggi memiliki kepribadian yang baik, dan memiliki rasa kebangsaan, maka orang itu akan menjadi sangat
berguna bagi bangsa dan negara. Dengan hadirnya generasi-generasi penerus yang berkeilmuan tinggi dan
berwawasan kebangsaan yang tinggi, tentunya bangsa Indonesia akan menjadi maju. Generasi seperti inilah
yang diharapkan muncul dari para mahasiswa yang sedang menimba ilmu. Oleh karena itu, selain mendalami
ilmu yang sedang ditekuni, perlu diberikan rambu-rambu moral yang tertuang dalam Pendidikan
Kewarganegaraan yang ditujukan untuk memberikan panduan bersikap bagi mahasiswa yang nantinya akan
terjun ke lapangan. Dengan demikian, Pe b n jndidikan Kewarganegaraan diperlukan bagi Mahasiswa.

Refrensi

Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Yogyakarta:Paradigma.


http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_2_89.htm

Anda mungkin juga menyukai