Anda di halaman 1dari 5

Jumat, 26 Maret 2021

LEARNING OBJECTIVE
SKENARIO 4
“Whats Wrong Jenny”

Di Susun Oleh :

Nama : Adi Widhiastu


Stambuk : N 101 18 064
Kelompok : 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
LEARNING OBJEKTIVE

1. Jelaskan alur penegakan diagnosis dan diagnosis banding!


Jawab :
A. Penegakan Diagnosis
Menegakkan diagnosis meningitis otogenik berdasarkan gejala klinis,
laboratorium rutin, lumbal punksi, foto mastoid dan pemeriksaan Head CT-
scan.
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik:
 adanya penyakit telinga tengah yang mendasarinya, seperti
otitis media dan mastoiditis.
 Adanya tanda-tanda dan gejala meningitis, seperti demam,
kaku kuduk dan kesadaran menurun.
b. Laboratorium rutin:
 Adanya peningkatan dari lekosit dan LED [laju endapan
darah] yang menunjukkan proses infeksi akut “shift to the
left”
c. Lumbal Punksi:
Untuk membedakan meningitis bakterial, viral dan jamur
d. Foto Mastoid
Dapat dilihat gambaran opacity dengan pembentukan pus,
hilangnya selulae mastoid, kolesteatoma, dan kadang-kadang
gambaran abscess
e. Head CT-scan
Adanya gambaran mastoiditis dan cerebral edema,
hidrosefalus, abscess serebral, subdural empyema, dan lain-lain
B. Diagnosis Banding
a. Abscess Serebral
Merupakan radang suppurativa lokal pada jaringan otak dan
penyebab yang terbanyak dari abscess di lobus temporal.
Mikroorganisma penyebab bisa bakteri aerob dan anaerob.
Streptococci, staphylococci, proteus, E.coli, pseudomonas
merupakan organisma yang terbanyak. Abscess Serebral dapat
terjadi oleh karena penyebaran bakteria piogenik secara langsung
akibat infeksi dari otitis media, mastoiditis ataupun sinus
paranasal. Gejala klinis dari abscess serebral: Nyeri kepala yang
progressif, demam, muntah, papiledema, bradikardi, serta
hemiparesis dan homonymous hemianopia

Sumber :
Ritarwan, K. 2016. Diagnosis dan Penatalaksanaan Meningitis. Majalah
Kedokteran Nusantara. Vol 39 (3). Viewed on 25 Maret 2021

2. Bagaimana tatalaksana awal bila kasus emergency terkait primary survey?


Jawab
Primary survey :
A = Airway ( Jaga jalan nafas dengan perlindungan terhadap servikal spine).
B = Breathing (pernafasan).
C = Circulation (nadi, tekanan darah, tanda-tanda syok dan kontrol
perdarahan).
D = Disability (level kesadaran dan status neurologis lain).
Pada primary survey ini dilakukan pemeriksaan status neurologis dasar
yang disebut AVPU ( Alert, Verbal stimuli response, Painful stimuli response
or unresponsive). Evaluasi neurologis yang cepat dan berulang dilakukan
setelah selesai primary survey, meliputi derajat kesadaran, ukuran dan reaksi
pupil, tanda-tanda lateralisasi dan gejala cedera spinal. GCS adalah metode
yang cepat untuk menentukan level kesadaran dan dapat memprediksi
outcome pasien
E = Exposure (Seluruh tubuh pasien diekspose untuk pemeriksaan dan
penanganan menyeluruh, dengan memperhatikan faktor suhu dan lingkungan).

Sumber :
Iskandar. 2017. Diagnosis Dan Penanganan Cedera Kepala Di Daerah
Rural. National symposium & workshop. Vol 1 (1). Viewed on 25
Maret 2021
3. Bagaimana alur rujukan kasus pada skenario?
Jawab :
Rujuk ke RS Rujukan
1. Kasus penyakit meningitis meningokokus harus dirawat di RS
2. Rujukan kasus dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lainnya
harus memperhatikan dan mengikuti prosedur berikut:
a. Fasyankes pengirim menyertakan surat rujukan saat merujuk ke
fasyankes penerima.
b. Dokter pengirim berkomunikasi dengan dokter di RS rujukan yang
dituju dalam hal:
 Kesesuaian dengan definisi kasus
 Kelayakan kasus dalam perjalanan
 Penyediaan ambulans yang memenuhi syarat transpor
penyakit meningitis meningokokus (dapat disediakan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi atau KKP atau fasyankes
pengirim atau RS rujukan) sesuai dengan kondisi yang ada.
 Petugas pengantar pasien harus menggunakan APD
minimal (masker penutup mulut dan hidung)

Sumber :

Hariadi., Setiaji, B. Miko. T.Y. 2019. Panduan Deteksi dan Respon Penyakit
Meningitis Meningokokus. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai