1291 3586 1 SM
1291 3586 1 SM
Abstract: This research aims to define the location that meets the requirements of the national
and regional support agropolitan, and make a plan for the development of agropolitan. Imogiri
is a district that has potential in agriculture, animal husbandry, farming, forestry, and aqua-
culture. But the development of the present day have led to a gap between urban and rural
areas and urban bias. This condition is indicated by the relatively high level of urbanization
and the impact on the agricultural sector. Therefore we need an alternative strategy for rural
development, one of which is through the development agropolitan. In the division of Strategic
Development Kasawan Agropolitan (KSA) Imogiri sub divided into 4 KSA. KSA is a function
of institutional develop farmer businesses on/off farm an effective, efficient, and competitive.
Keywords: agropolitan, rural development, strategy development, competitiveness
Abstrak: Penelitian ini bertujuan menentukan lokasi yang memenuhi persyaratan nasional
dan regional yang mendukung agropolitan, dan membuat rencana untuk pengembangan
agropolitan. Imogiri adalah kabupaten yang memiliki potensi di bidang pertanian, peternakan,
pertanian, kehutanan, dan perikanan. Tetapi perkembangan hari ini telah menyebabkan kesen-
jangan antara daerah perkotaan dan pedesaan dan bias perkotaan. Kondisi ini ditunjukkan
dengan tingkat urbanisasi yang relatif tinggi urbanisasi dan dampak pada sektor pertanian.
Oleh karena itu diperlukan strategi alternatif untuk pembangunan pedesaan, salah satunya
adalah melalui pengembangan agropolitan. KSA adalah fungsi dari kelembagaan yang me-
ngembangkan usahatani on / off farm yang efektif, efisien, dan kompetitif.
Kata kunci: agropolitan, pembangunan pedesaan, strategi pengembangan, daya saing
54 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 53-71
wasan tersebut didominasi oleh kegiatan per- dan jasa) yang telah disesuaikan dengan ling-
tanian dan atau agribisnis dalam suatu ke- kungan perdesaan tersebut sehingga dapat me-
sisteman yang utuh dan terintegrasi mulai dari: ngurangi arus migrasi desa-kota (Soenarno,
(a) Subsistem agribisnis hulu (up stream agri- 2003). (2) menyeimbangkan pendapatan desa
business) yang mencakup: mesin, peralatan dan kota serta memperkecil perbedaan-perbe-
pertanian, pupuk, dan lain-lain. (b) Subsistem daan sosial ekonomi dengan cara memperba-
usaha tani/pertanian primer (on farm agribusi- nyak kesempatan kerja produktif dari paduan
ness) yang mencakup usaha: tanaman pangan, sektor pertanian dan non pertanian (Lo dan
hortikultura, perkebunan, perikanan, peternak- Salih, 1981). (3) pemanfaatan tenaga kerja secara
an, dan kehutanan. (c) Subsistem agribisnis hilir tepat guna dengan membuka peluang kerja dan
(down stream agribusiness) yang meliputi: indus- berusaha dari perluasan kegiatan usaha non
tri-industri pengolahan dan pemasarannya, pertanian dan pembangunan infrastruktur
termasuk perdagangan untuk kegiatan ekspor. pembangunan. (4) merangkai wilayah perdesa-
(d) Subsistem jasa-jasa penunjang (kegiatan an (agropolitan) dalam jaringan regional
yang menyediakan jasa bagi agribisnis) seperti: dengan peningkatan aksesibilitas wilayah
perkreditan, asuransi, transportasi, penelitian (Anonim, 2002). (5) menyalurkan pengetahuan
dan pengembangan, pendidikan, penyuluhan, dan kepandaian penduduk setempat pada
infrastruktur, dan kebijakan pemerintah. kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan keah-
(2) Adanya keterkaitan antara kota dengan desa liannya. (6) memperbaiki nilai tukar barang-
(urban-rural linkages) yang bersifat interdepen- barang antara desa dan kota sehingga tercipta
densi/timbal balik dan saling membutuhkan di kesesuaian harga yang saling menguntungkan.
mana kawasan pertanian di perdesaan me- Dalam rangka pengembangan kawasan
ngembangkan usaha budidaya (on farm) dan agropolitan secara terintegrasi perlu disusun
produk olahan skala rumah tangga (off farm), pengembangan kawasan agropolitan yang akan
sementara kota menyediakan fasilitas untuk menjadi acuan penyusunan program pengem-
berkembangnya usaha budidaya dan agribisnis bangan. Adapun muatan yang terkandung di
seperti penyediaan sarana pertanian antara lain: dalamnya adalah:
modal, teknologi, informasi, peralatan pertani- (1) Penetapan pusat agropolitan yang berfungsi
an, dan lain sebagainya. sebagai: Pusat perdagangan dan transportasi
(3) Kegiatan sebagian besar masyarakat di pertanian (agricultural trade/ transport center),
kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan per- Penyedia jasa pendukung pertanian (agricul-
tanian atau agribisnis, termasuk didalamnya tural support services), Pasar konsumen produk
usaha industri (pengolahan) pertanian, perda- non-pertanian (non agricultural consumers
gangan hasil-hasil pertanian (termasuk perda- market), Pusat industri pertanian (agro-based
gangan untuk kegiatan ekspor), perdagangan industry), Penyedia pekerjaan non pertanian
agribisnis hulu (sarana pertanian dan permo- (non-agricultural employment), Pusat agropolitan
dalan), agrowisata, dan jasa pelayanan. dan hinterland-nya terkait dengan sistem
(4) Kehidupan masyarakat di kawasan sentra permukiman nasional, provinsi, dan kabupaten
produksi pangan (agropolitan) sama dengan (RTRW provinsi/ kabupaten).
suasana kehidupan di perkotaan karena pra- (2) Penetapan unit-unit kawasan pengembang-
sarana dan infrastruktur yang ada di kawasan an yang berfungsi sebagai: Pusat produksi
agropolitan diusahakan tidak jauh berbeda pertanian (agricultural production), Intensifikasi
dengan di kota. pertanian (agricultural intensification), Pusat pen-
Tujuan Agropolitan. Tujuan yang hendak dapatan perdesaan dan permintaan untuk
dicapai dalam konsep agropolitan khususnya barang-barang dan jasa non pertanian (rural in-
dalam pembangunan perdesaan adalah sebagai come and demand for non-agricultural goods and
berikut: services), Produksi tanaman siap jual dan diver-
(1) mengubah wilayah perdesaan dengan cara sifikasi pertanian (cash crop production and
memperkenalkan dan memasukkan kegiatan- agricultural diversification).
kegiatan non pertanian (industri, perdagangan, (3) Penetapan sektor unggulan: Merupakan
58 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 53-71
nyai keunggulan komparatif maupun yang ”Rumah Mete” yang berfungsi sebagai tempat
mempunyai keunggulan kompetitif pengolahan dan pembelajaran tentang mete
Beberapa komoditas lain yang nampaknya secara keseluruhan.
prospektif untuk dikembangkan mengingat Di desa Karangtengah terdapat perkebun-
pangsa pasar dan nilai ekonomi namun meng- an mete ”Pariwisata Agro” sejak tahun 2005
hadapi banyak kendala dalam pengembangan- kerjasama dengan Royal Silk milik Gusti Pem-
nya maka perlu dipertimbangkan kembali. Di bayun dimana merupakan perkebunan mete
sisi lain mungkin komoditas empon-empon yang dikembangkan untuk pengembangan ulat
(kunyit, temulawak, temu ireng, dan jahe) sutra liar. Selain itu kerjasama bidang kehutan-
merupakan beberapa komoditas utama yang an dengan komoditas mete antara pemerintah
besar untuk dikembangkan di kawasan setempat dengan Garuda Indonesia dengan
pengembangan agropolitan. Hal ini di karena- nama ”Garuda Indonesia Forest”. Sistem budi-
kan ada beberapa wilayah yang sudah melaku- daya yang dilakukan adalah mempekerjakan
kan pengembangan komoditas tersebut sampai masyarakat sekitar untuk mengelola perke-
kepengolahan. Di desa Wukirsari, Kebonagung, bunan tersebut.
dan Karangtengah sudah dikembangkan peng- Berdasarkan analisis di atas terlihat ada
olahan sirup temulawak, dan bahkan komodi- tiga tipologi komoditas pengembangan di Wila-
tas jahe merupakan bahan baku utama untuk yah Imogiri, yaitu komoditas unggulan, komo-
minuman khas Imogiri yaitu Wedang Uwuh ditas andalan dan komoditas potensial. Berkait-
yang terkenal khasiatnya, untuk kesegaran dan an dengan rencana pengembangan kawasan
kehangatan tubuh. agropolitan, komoditas yang memiliki peluang
Selain komoditas empon-empon tersebut, paling baik untuk dikembangkan adalah
komoditas tanaman padi yang merupakan tanaman mete, padi dan empon-empon. Untuk
komoditas utama untuk dikembangkan di jenis komoditas andalan markisa dan pisang
kawasan agropolitan tersebut. Komoditas padi dapat juga dikembangkan di kawasan agropo-
tersebar hampir di seluruh desa di Kecamatan litan. Namun demikian komoditas tersebut saat
Imogiri, di beberapa desa tersebut sudah ini baru dapat diandalkan di tingkat lokal dan
dikembangkan jenis padi organik dan sudah belum memiliki kekuatan untuk bersaing
terkenal di luas kabupaten Bantul. Desa Kebon- dengan komoditas lainnya pada skala yang
agung dan desa Karangtengah merupakan lebih luas. Pada sektor lain, komoditas kacang
salah satu desa yang sudah mengembangkan tanah dan sayuran yang termasuk dalam
jenis padi organik dengan luasan cukup komoditas potensial, merupakan jenis komodi-
banyak. tas yang harus diprioritaskan pengembangan-
Sedangkan untuk komoditas buah-buahan, nya. Hal ini disebabkan karena komoditas
di kecamatan Imogiri secara umum merupakan tersebut dinilai memiliki potensi yang cukup
ponsial untuk dapat dikembangkan. Terlepas besar dalam rangka peningkatan perekonomian
dari itu seperti tanaman mete banyak dijumpai lokal dan daerah.
di beberapa desa di Imogiri, seperti desa (4) Analisis Kesesuaian Agribisnis. Analisis
Wukirsari dan desa Karangtengah. Di kedua kesesuaian agribisnis disini ditinjau dari jaring-
desa tersebut sudah dilakukan pengolahan an pemasaran komoditas yang diunggulkan
sampai pada bentuk kering untuk diambil biji- (potensial). Secara umum komoditas unggulan
nya, selain itu buah mete juga diolah menjadi tanaman mete terdapat di desa yaitu Desa
sirup, ampasnya sebagai abon maupun bahan Wukirsari dan Karangtengah, untuk komoditas
sayur. padi atau padi organik di desa Kebonagung
Perkebunan mete di desa Wukirsari luas- dan Karangtengah, untuk komoditas empon-
nya kurang lebih 50 hektar akan tetapi yang empon (kunyit, temulawak, temu ireng, dan
sampai saat ini masih produktif ada sekitar 30 jahe) di desa Wukirsari, Kebonagung, dan
hektar dan tersebar di beberapa dusun. Di Karangtengah. Pemasaran komoditas unggulan
Wukirsari juga terdapat tempat pengolahan di beberapa desa tersebut yang menjadi daerah
meta di Dusun Dengkeng yang disebut penelitian modelnya bervariasi. Setidaknya ada
empat cara pemasaran masing-masing komo- besar usaha budidaya petani di Kecamatan
ditas tersebut diatas. Pertama, komoditas dari Imogiri meliputi; pertanian tanaman pangan,
petani langsung dijual ke konsumen. Cara ini tanaman hortikultura, tanaman perkebunan,
dapat ditemui di desa-desa penghasil komodi- tanaman kehutanan, usaha peternakan, usaha
tas. Bahkan beberapa petani mengaku sering- perikanan dan penangkapan di perairan umum.
kali mendapat pesanan dari tetangga maupun Usaha tani tersebut secara umum sudah mela-
kolega sebelum musim panen. Dapat dijumpai kukan penerapan teknologi yang sederhana
pula petani yang menjual sendiri komoditas dari mulai pembenihan, sistem budidaya sam-
yang dihasilkan di gubug-gubug di pinggir pai dengan penanganan pascapanen. Tabel 3
jalan. Kedua, dari petani dijual ke pedagang menunjukkan penerapan teknologi pertanian di
pengecer yang ada di pasar, dan dari pengecer kecamatan Imogiri.
kepada konsumen. Ketiga, komoditas dari Penerapan budidaya pertanian dan perke-
petani dijual ke pedagang pengepul yang ada bunan di kecamatan Imogiri untuk komoditas
di masing-masing desa selanjutnya dari peda- padi, cabe, dan tebu sudah menerapkan tekno-
gang pengepul dijual ke pedagang penngecer logi rata-rata lebih dari 70 persen, hal tersebut
yang ada di luar daerah, yang kemudian dipengaruhi karena kedua komoditas tersebut
menjualnya ke konsumen setempat. Keempat, memerlukan perawatan yang intensif. Di satu
petani menjual komoditas ke pengusaha sisi penerapan teknologi untuk komoditas padi
olahan, dimana hasil olahan tersebut dijual ke lebih banyak ada pengolahan tanah, sistem
supermarket atau bahkan diekspor ke luar pengairan dan pemupukan, karena karakteris-
negeri. Secara ringkas pemasaran beberapa tik tanaman padi yang cenderung banyak
komoditas di wilayah kajian dapat disajikan memerlukan pemupukan dan pengairan yang
dalam Tabel 2. cukup. Pengairan untuk tanaman padi lebih
(5) Analisis Penerapan Teknologi. Sebagian menerapkan pada pengairan menggunakan
60 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 53-71
Tabel 4. Tingkat Penerapan Teknologi Peternakan di Kecamatan Imogiri Tahun 2010
No Komoditas Pemulia Perkan Pakan Reproduksi Pasca (%) Pemasaran
biakan (%) dangan (%) (%) (%) (%)
1 Sapi Potong 80 65 70 80 80 90
2 Kambing 65 70 70 80 80 100
3 Ayam Buras 60 70 65 70 80 100
4 Itik 65 65 70 80 80 100
Sumber: BPP Kecamatan Imogiri Tahun 2011
aliran irigasi dari sungai-sungai yang ada di Pada dasarnya penerapan teknologi per-
sekitar kawasan tersebut. Lain halnya dengan ikanan baik pembesaran maupun pembenihan
penerapan teknologi pada komoditas cabe di Kecamatan Imogiri masih terkendala pada
selain penerapan teknologi pada sistem budi- pakan dan pengolahan serta diversifikasinya,
daya pemupukan, pengairan dan pengendalian sedangkan untuk konstruksi kolam yang
hama terpadu, juga lebih banyak penerapan dipakai sudah jauh lebih baik.
teknologi untuk panen dan pascapanen. Petani Penerapan teknologi baik pertanian, perke-
di kecamatan Imogiri untuk penerapan tekno- bunan, peternakan dan perikanan pada berba-
logi pada panen maupun pascapanen lebih gai sistem yang diterapkan, kedepan diharap-
pada proses pemetikan dan penanganan kan agar lebih dapat dilakukan penarapan
pascapanen yang harus segera dijual karena secara merata, baik sistem yang digunakan
cabe lebih cepat membusuk. Sedangkan untuk ataupun merapa secara cakupan wilayahnya.
penerapan teknologi komoditas perkebunan Di wilayah desa Imogiri diharapkan nantinya
tebu penerapannya lebih panan saat panen sebagai sektor pemasaran produk-produk
maupun pasca panen, penerapan saat panen kawasan agropolitan tersebut, karena di desa
dengan cara manual dan membutuhkan banyak Imogiri ini terdapat berbagai macam infrastruk-
tenaga kerja dan pengangkutan menuju pabrik tur pendukung seperti; pasar umum, pasar
tebu untuk dilakukan pengolahan menjadi hewan, terminal, ruko produk agropolitan,
gula. Sehingga penerapan pascapanen ini yang bank dan masih banyak infrastruktur pendu-
membutuhkan teknologi mesin untuk menjadi kung lainnya.
sebuah produk yang mempunyai nilai jual lebih (6) Analisis Kependudukan. Sumber daya
tinggi (Lihat Tabel 4). manusia memiliki peranan yang sangat penting
Penerapan teknologi peternakan pada dalam proses pembangunan kawasan agropoli-
umumnya sudah lebih dari 60 persen pada tan di Kecamatan Imogiri baik sebagai obyek
masing-masing kegiatan dari mulai pembiakan pembangunan maupun sebagai subyek atau
sampai dengan pemasaran, akan tetapi pada pelaku pembangunan. Kondisi sumber daya
sistem pemasaran untuk jenis kambing, ayam manusia akan menentukan corak dan pola
buras dan itik sudah sampai 100 persen, hal ini kehidupan masyarakat, sehingga upaya peng-
pemasaran yang diterapkan hanya pada sampai amatan karakteristik sumberdaya manusia
penjualan yang dilakukan di wilayah kecamat- diperlukan untuk menghindari adanya dampak
an Imogiri. Penerapan pemasaran di kecamatan negatif dari perkembangan penduduk yang
Imogiri sudah terdapat pasar ternak yang tidak terkendali dan pola penyebaran yang
sudah ada cukup lama, sehingga memudahkan tidak merata. Inventarisasi data sumber daya
peternak melakukan transaksi jual beli ternak manusia diharapkan mampu memberikan
(Lihat Tabel 5). informasi yang sistematis dan terstruktur
Tabel 5. Tingkat Penerapan Teknologi Perikanan di Kecamatan Imogiri Tahun 2010
No Komoditas Konstruksi Induk Benih Padat Pakan Pengolahan Pasca
(%) (%) (%) Tebar (%) difersifikasi (%)
(%) (%)
1 Pembesaran 85 - 60 60 40 40 70
2 Pembenihan 80 50 - 60 40 40 65
Sumber: BPP Kecamatan Imogiri Tahun 2011
mengenai potensi untuk menunjang pengem- dengan jangkauan pelayanan di tingkat lokal.
bangan kawasan agropolitan. Fungsi utamanya adalah II merupakan Ibukota
Perhitungan pertumbuhan penduduk wila- Kecamatan dengan skala pelayanan sub regio-
yah Imogiri yang terjadi secara ganda dilaku- nal. Berkaitan dengan pengembangan kawasan
kan dengan mendasarkan pada data registrasi agropolitan di kota Imogiri, dapat dibedakan
penduduk tahun 2009. Dalam periode tersebut menjadi kawasan pertanian dan non pertanian.
diketahui laju pertumbuhan penduduk di dae- Di kawasan pertanian fungsi utama adalah
rah kajian mencapai 0,1 persen dengan meng- fungsi produksi, baik untuk komoditas pangan
abaikan faktor in migration dan out migration. sebagai pendukung ketahanan pangan dan
Dengan kondisi demikian, diperkirakan jumlah komoditas non pangan yang berpeluang untuk
penduduk Imogiri akan mengalami peningkat- dikembangkan dalam pola agribisnis, baik
an secara signifikan dari 61.667 jiwa di tahun buah-buahan, sayur-sayuran, ternak, ikan dan
2009 menjadi 64.790 jiwa di tahun 2016. jenis-jenis lainnya. Di samping fungsi produksi,
(7) Analisis Fungsi-Fungsi Kawasan. Ber- di kawasan pertanian juga harus diperhatikan
dasarkan kondisi fisik dan posisinya terhadap fungsi konservasi kesuburan lahan dan mene-
cakupan wilayah yang lebih luas (kabupaten kan terjadinya perubahan fungsi meliputi fung-
dan provinsi), wilayah kecamatan Imogiri dibe- si permukiman.
dakan atas ruang-ruang yang berfungsi sebagai Pada kawasan non pertanian, fungsi yang
kawasan lindung (lindung setempat) dan ada sebagai kawasan permukiman dan kawas-
kawasan budidaya (RT RW Kabupaten Bantul). an lindung serta fungsi fasilitas umum. Fungsi
Kawasan lindung adalah bagian wilayah yang sebagai kawasan lindung dalam arti luas lebih
dialokasikan untuk fungsi perlindungan terha- dominan dan merupakan prioritas utama, agar
dap daerah bawahan, daerah setempat, suaka fungsi pendukung aktivitas di kawasan pertani-
alam dan cagar budaya serta daerah rawan ben- an tetap dipertahankan. Untuk mendukung
cana seperti diamanatkan dalam Kepres Nomor usaha tani, faktor ketersediaan air adalah
32 Tahun 1987. Menurut Undang-undang No- mutlak sehingga di samping pengembangan
mor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan peningkatan produksi pertanian di kawas-
disebutkan bahwa berdasarkan fungsi kawasan an pengembangan agropolitan, juga perlu
dibagi menjadi 2 yaitu kawasan lindung dan diperhatikan aspek konservasi sumber daya
kawasan budidaya. Kawasan budidaya adalah alam khususnya air dan lahan agar tidak terjadi
bagian wilayah yang dialokasikan untuk mewa- kemiskinan lahan yang berkelanjutan.
dahi fungsi pertanian umum, perdagangan, Selain analisis komoditas potensial yang
pariwisata, dan permukiman. dapat dikembangkan di kecamatan Imogiri,
Pada konstelasi tingkat kabupaten, kota- analisis perkembangan Usaha Mikro Kecil dan
kota di wilayah Kabupaten Bantul dibedakan Menengah merupakan fungsi-fungsi kawasan
atas kota hirarki I, II, dan III. Kota Imogiri dilakukan untuk mendapatkan gambaran
sebagai lokasi kajian penyusunan pengembang- sejauh mana UMKM tersebut dapat mendu-
an kawasan agropolitan berada pada hirarki II kung perkebangan tumbuhnya kawasan agro-
62 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 53-71
politan di kawasan tersebut. agung dengan keunikan dan pengetahuan
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan tentang budidaya pertanian di perdesaan, di
Menengah di kecamatan Imogiri sudah berkem- kawasan agro Kebonagung tersebut para
bang di beberapa desa, ada beberapa usaha pengunjung dapat belajar budidaya pertanian
kecil dan menengah pengolahan kripik dan dari proses pembajakan sawah, penanaman
rempeyek, sirup markisa, abon mete sudah sampai dengan pemanenan. Uniknya para
berkembang di desa Karangtengah dengan pengunjung dapat langsung terjun di lokasi
bahan baku dari wilayah tersebut. Pengem- tersebut.
bangan pembuatan sirup markisa bekerjasama (8) Analisis Ekonomi. Untuk memberikan
antara pihak akademisi, Pemerintah Daerah penilaian viabilitas ekonomi berbagai komodi-
Kabupaten Bantul dan kelompok tani setempat. tas yang dianggap signifikan untuk dikembang-
Usaha mikro, kecil, dan menengah pem- kan di kawasan agropolitan berikut dibuat
buatan tempe dengan berbahan baku kedelai suatu analisis yang merangking perkiraan
terdapat di desa Karangtalun dengan sistem prospek pengembangan komoditas-komoditas
jaringan pemasaran sampai keluar wilayah tersebut. Kriteria yang ditimbang meliputi
Imogiri. tradisi produksi setiap komoditas, keterkaitan
Selain dikenal sebagai sentra produksi sistemik komoditas dalam spektrum produksi
berbasis bahan baku pertanian tersebut, di yang lebih luas, keterkaitan antarwilayah yang
kecamatan Imogiri juga berkembang usaha- diciptakan, skala produksi di tingkat produsen
usaha pengolahan industri dan kerajinan atau petani serta kemampuan relatif komoditas
kerajinan batik, kerajinan tatah sungging, untuk menyerap tenaga kerja. Selanjutnya turut
kerajinan wayang, serta kerajinan keris. Sentral diperhitungkan juga sifat-sifat komoditas seper-
pengembangan batik tulis dengan pewarna ti durabilitas komoditas, ketersediaan pasar
alami dari tanaman indigovera terdapat di desa sebagai penyerap komoditas, sifat-sifat pasar
Wukirsari, desa Karangtengah dan desa yang ada dan kompetitor keunikan komoditas.
Girirejo yang sudah terkenal di wilayah luar Dimensi lain yang juga sangat penting dan
Imogiri. perlu dipertimbangkan dalam memilih komo-
Fungsi pengembangan kawasan pariwisata ditas budidaya di kawasan agropolitan adalah
sebagai pendukung pengembangan kawasan kemampuan komoditas dalam mendukung cash
agropolitan di Imogiri tersebar di beberapa flow harian petani serta ada tidaknya ketergan-
desa. Pengembangan wisata di kecamatan tungan terhadap input produksi langka yang
Imogiri terbagi atas kawasan wisata religi, hanya tersedia di daerah lain. Selain itu
kawasan wisata alam dan kawasan wisata agro. mengingat kerapatan dan tingginya ragam
Kawasan wisata religi terdapat di desa jenis-jenis komoditas yang dapat diusahakan di
Wukirsari dan Girirejo, antara lain makam kawasan ini perlu juga dipertimbangkan aspek
seniman, makam kesultanan raja-raja mataram, penggunaan tanah, air dan kesesuaian agroeko-
pasareyan Agung Giriloyo dan makan Panger- logis. Penilaian terhadap sifat-sifat komoditas
an Pekik di desa Girirejo. Wisata alam yang dilakukan dengan pemberian bobot secara rela-
sedang berkembang yakni Jembatan Gantung tif dan nominal (baik diberi tanda ’+’, sedang-
dimana letaknya berada di perbatasan desa kan tidak baik diberi tanda ’-’ ). Secara rinci
Sriharjo dan desa Selopamioro, wisata alam penjelasan setiap kriteria diberikan sebagai
bernuansa air berada di sepanjang kali Opak berikut:
desa Wukirsari, wisata air Bendung Tegal yang (a) Tradisi produksi. Keberhasilan budidaya
terletak di desa Kebonagung dengan berbagai pertanian salah satunya ditentukan oleh
macam atraksi yang menarik, wisata alam Gua kemampuan para petani sebagai pelaku usaha
Cerme yang terletak di desa Selopamioro tani menjalankan kegiatannya. Tradisi produksi
perbatasan dengan kabupaten Gunungkidul. yang sudah panjang mencerminkan stabilitas
Kawasan wisata agro antara lain di desa sistem produksi yang sudah teruji oleh fluk-
Karangtengah dengan komoditas perkebunan tuasi musim dan ketidakpastian yang lain.
mete dan kawasan wisata agro di desa Kebon- Komoditas-komoditas yang sudah lama dikenal
64 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 53-71
pendapatan harian, sehingga cash flow yang tinggi akan dinilai positif dan dianggap sesuai
akan diberikan secara harian dalam konteks dengan kondisi agroekologi kawasan ini.
petani kecil seringkali sangat menentukan (l) Ketergantungan input langka dan esensial
keberhasilan pengembangan komoditas terse- dari luar. Input esensial yang dimaksud dalam
but. Makin sering suatu komoditas yang analisis ini adalah semua materi yang diperlu-
dibudidayakan mampu menghasilkan cash flow kan dan harus ada dalam proses produksi.
akan sangat positif bagi petani pelaku usaha Jenis-jenis komoditas yang memiliki ketergan-
itu. Dalam komunitas petani kecil kestabilan tungan tinggi terhadap material input dari
pasokan cash merupakan satu hal terpenting tempat lain akan diberi nilai negatif, karena
untuk bertahan hidup, daripada memperoleh berarti proses produksinya tidak aman. Dengan
cash dalam jumlah yang lebih besar tetapi demikian sewaktu-waktu dapat terjadi kema-
hanya satu atau dua tahun sekali. Logika petani cetan dalam produksi, sehingga sistem produk-
semacam ini dinilai positif. sinya sangat tidak stabil. Terlebih jika input
(i) Kebutuhan air. Kawasan Agropolitan langka tersebut harus berebut dengan penggu-
Imogiri secara obyektif merupakan ruang naan di tempat lain untuk kebutuhan yang
produksi yang menjadi pusat perhatian banyak lebih produktif. Oleh karena itu komoditas-
pelaku usaha, karena keunggulan komparatif komoditas yang memiliki ketergantungan
sumber daya alam dan lingkungannya. Sema- dengan wilayah lain yang terlalu tinggi akan
kin banyak interest yang memanfaatkan sumber diberikan nilai negatif.
daya alam dalam proses produksi primer, akan Hasil skoring sistem dengan kriteria seperti
berarti ada kompetisi dalam penggunaan air di atas menghasilkan skor antarkomoditas yang
untuk budidaya pertanian, non pertanian sangat beragam. Posisi relatif unggul tidaknya
maupun kebutuhan domestik. Dengan demi- suatu komoditas terhadap komoditas yang lain
kian yang diberi nilai positif adalah tanaman- dapat diamati dengan membandingkan jumlah
tanaman atau hewan yang menggunakan akhir dari skor setiap kriteria yang digunakan.
sedikit air dalam proses budidayanya. Tabel 6 dalam Lampiran menyajikan secara leng-
(j) Kebutuhan lahan. Selain telah mengalami kap skor total semua kriteria dan rincian skor
berbagai konflik pemanfaatan air untuk berba- yang dipakai dalam analisis.
gai kebutuhan produksi ataupun domestik, Dari data hasil skoring dapat dilihat bahwa
konflik penggunaan lahan antarjenis komoditas komoditas padi mempunyai nilai tertinggi dan
pertanian juga sudah terjadi. Demikian juga sangat layak untuk dikembangkan dan menjadi
konflik penggunaan lahan antara kepentingan komoditas unggulan di kecamatan Imogiri.
produksi primer dengan perumahan maupun Sedangkan mete dan markisa, serta empon
pariwisata juga ditengarai akan semakin merupakan komoditas unggulan berikutnya
menguat. Pilihan komoditas hendaknya diarah- yang layak di kembangkan di kawasan ini.
kan pada hewan atau tanaman yang hemat
ruang, sehingga dengan ruang yang sama akan Analisis SWOT
diperoleh nilai produksi yang lebih tinggi. Oleh Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh baik
karena itu komoditas dengan kebutuhan lahan secara kualitatif dan kuantitatif, dapat diiden-
yang kecil akan dinilai positif. tifikasikan beberapa kekuatan, kelemahan,
(k) Keunggulan agroekologi. Keunggulan agro- peluang dan tantangan Pengembangan Kawas-
ekologi perlu diperhatikan dalam konteks an Agropolitan Imogiri yang masing-masing
hubungannya dengan adanya kecenderungan akan dibahas pada sub bab berikut ini:
untuk menempatkan berbagai jenis komoditas
yang berhasil di tempat lain untuk dicoba di (1) Kekuatan. Beberapa kekuatan yang dimiliki
kawasan ini. Kawasan agropolitan Imogiri di wilayah perencanaan adalah:
memiliki keunggulan agroekologi bagi bebe- (a) Wilayah Kecamatan Imogiri dilalui sungai-
rapa jenis komoditas tertentu sebagaimana sungai besar seperti Sungai Opak dan Oyo yang
tercermin dari analisis kesesuaian lahannya. mengalirkan material deposit letusan Gunung
Komoditas dengan kesesuaian lahan yang Merapi yang menyebabkan kondisi tanah seba-
gian wilayah tersebut cukup subur;
66 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 53-71
(e) Jenis vegetasi atau tanaman yang dapat (f) Dibutuhkan penjadwalan waktu dan kelem-
berkembang dengan baik di wilayah dengan bagaan yang terintegrasi. Baik jadwal pemro-
karakteristik fisik: morfologi dataran, pergerak- graman, penyiapan masyarakat, implementasi
an aliran airnya cenderung melebar memben- fisik lapangan, dan kelembagaan wewenang
tuk meandering dan berpola radial sentripetal dan penanggung jawab mulai dari institusi
dengan kedalaman efektif tanah antara 60-90 pusat sampai dengan desa serta mencakup
cm seperti padi, jagung, ubi jalar, tanaman tebu, stakeholder yang terkait baik pemerintah,
jambu mete, dan sayuran jenis cabe, dan lain- swasta, maupun masyarakat;
lain;
(f) Adanya pendukung kelembagaan seperti Rencana Pengembangan Komoditas
KUD serta beberapa lembaga keuangan lain Unggulan
termasuk micro finance;
Mengingat kecamatan Imogiri akan menjadi
(g) Adanya peluang pasar karena pertumbuhan
pusat pengembangan kawasan agropolitan
penduduk di kawasan tersebut maupun akses
maka perlu disusun suatu perencanaan yang
di luar kawasan.
matang dalam pengembangan komoditas ung-
(h) Memiliki jaringan pemasaran luas tidak
gulan agar tidak terjadi masalah-masalah baru
hanya di tingkat lokal ataupun regional, tetapi
setelah proses produksi berhasil dilaksanakan,
juga nasional.
mengingat sifat produk primer pertanian bersi-
(4) Ancaman. Berdasarkan pengembangan fat mudah rusak, sehingga cenderung dikon-
kawasan agropolitan ini, terdapat beberapa hal sumsi segar. Perencanaan merupakan bagian
yang cukup menarik untuk dicermati dan men- yang sangat vital dari suatu konsep manaje-
jadi tantangan untuk pengembangan kawasan men, begitu juga dalam konsep manajemen
agropolitan berikutnya, yaitu: pertanian yang mendukung pengembangan
(a) Berkembangnya proses percaloan/ijon telah agropolitan di kecamatan Imogiri.
mengakibatkan produk pertanian dikuasai oleh Rencana pengembangan komoditas ung-
pengijon dan dijual langsung ke pasar yang gulan terpilih dapat didasarkan pada dua hal
lebih luas tanpa melalui pusat kawasan agro- penting, yaitu permintaan pasar dan ketersedia-
politan. Bila praktek ini terus terjadi, proses an/kecukupan lahan sehingga sangat dimung-
pengembangan kawasan agropolitan sebagai kinkan pengembangan komoditas unggulan
satu kesatuan kawasan antara pusat agropo- dengan wilayah produksi di luar kawasan
litan dan pusat produksi akan sulit diwujudkan pengembangan agropolitan. Bawang merah
dan nilai tambah yang diharapkan tidak akan dan cabe merah sebagai komoditas unggulan di
terjadi di kawasan; kecamatan Imogiri memerlukan kestabilan jum-
(b) Umumnya komoditas yang berkembang di lah produksi mengingat masih seringnya petani
kawasan agropolitan Imogiri kurang memiliki mengganti jenis komoditas yang ditanam. Hal
kompetitor keunikan, sehingga produsen ini dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi
kurang dapat memperoleh banyak keuntungan jumlah produksi yang dapat menyebabkan
dari pasar; harga yang cenderung tidak stabil.
(c) Komoditas yang dibudidayakan kurang Hal lain yang sulit untuk dilakukan adalah
mampu menghasilkan cash flow. Dalam hal ini, sikap tidak menjamin kualitas hasil pada para
khususnya petani kecil ketersediaan pasokan petani individu yang dapat merusak pasar.
cash relatif kecil; Sebagai contoh pada saat permintaan komodi-
(d) Jenis komoditas yang berkembang di tas bawang merah meningkat tajam dan harga-
kawasan agropolitan Imogiri tidak semuanya nya pun sedang tinggi, sementara musim panen
merupakan jenis tanaman atau hewan yang belum tiba maka petani cenderung mengabai-
menggunakan sedikit air dalam proses produk- kan proses sortasi sehingga dapat menurunkan
sinya; kualitas bawang merah tersebut. Hal ini akan
(e) Keberadaaan konflik penggunaan lahan merugikan produsen (petani) sendiri karena
antara kepentingan produksi primer dengan image masyarakat terhadap bawang merah
perumahan dan pariwisata. yang semula sangat baik menjadi berubah ke
68 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 53-71
LAMPIRA
AN
Gamba
ar 2. Menunju
ukkan Peta K
Kawasan Raw
wan Bencanaa di Kecamattan Imogiri
Tabell 1. Kondisi F
Fisik Dasar Wilayah
W Pereencanaan
De
esa Klim
matologis Geologis Geomorrfologi H
Hidrologi Tanahh
Selopam
mioro Basa
ah (B) Keerakal, kerikil, dataran kakii Gunung Radial Aluvial,
A regosol, tekstur
lan
nau, pasir Merapi, kem
miringan 0- seentripetal ta
anah sedang-seddang,
7% ke
edalaman efektiif >90 cm
Sriharjo
o Basa
ah (B) Kaarakal, kerikil, dataran kakii Gunung Radial Aluvial,
A regosol, tekstur
pasir, lanau, Merapi, kem
miringan 0- seentripetal ta
anah sedang-seddang,
lem
mpung 7% ke
edalaman efektiif >90 cm
Kebona
agung Basa
ah (B) Enndapan pasir, dataran kakii Gunung Radial Aluvial,
A regosol, tekstur
lan
nau, lempung Merapi, kem
miringan 0- seentripetal ta
anah sedang-seddang,
7% ke
edalaman efektiif >90 cm
Karang
gtengah Basa
ah (B) Enndapan pasir, dataran kakii Gunung Radial Aluvial,
A regosol, tekstur
lan
nau, lempung Merapi, kem
miringan 0- seentripetal ta
anah sedang-seddang,
7% ke
edalaman efektiif >90 cm
Girirejo
o Basa
ah (B) Keerakal, kerikil, dataran kakii Gunung Radial Aluvial,
A regosol, tekstur
lan
nau, pasir Merapi, kem
miringan 0- seentripetal ta
anah sedang-seddang,
7% ke
edalaman efektiif >90 cm
Karang
gtalun Basa
ah (B) Keerakal, kerikil, dataran kakii Gunung Radial Aluvial,
A regosol, tekstur
lan
nau, pasir Merapi, kem
miringan 0- seentripetal ta
anah sedang-seddang,
7% ke
edalaman efektiif >90 cm
Imogirii Basa
ah (B) Keerakal, kerikil, dataran kakii Gunung Radial Aluvial,
A regosol, tekstur
lan
nau, pasir Merapi, kem
miringan 0- seentripetal ta
anah sedang-seddang,
7% ke
edalaman efektiif >90 cm
Wukirssari Basa
ah (B) Keerakal, kerikil, dataran kakii Gunung Radial Aluvial,
A regosol, tekstur
lan
nau, pasir Merapi, kem
miringan 0- seentripetal ta
anah sedang-seddang,
7% ke
edalaman efektiif >90 cm
Sumber: Hasil Analisis, 2011
2
Pengem
mbangan Kawasan Agrop
politan (Agu
us Tri Basuki)) 69
Tabell 6. Kriteria Se
eleksi Komodiitas Unggulan
n di Kecamatan Imogiri
No.
N Kriteria ek
konomi Padi Mete Em
mpon2 Markisa
M
1 Tradisii produksi + + - +
2 Keterkkaitan produkssi + - + +
3 Keterkkaitan regional + + + +
4 Skala produksi
p - - - -
5 Serapaan tenaga kerja a + + - +
6 Durabiilitas komodita as + + + +
7 Keterseediaan pasar + - + +
8 Sifat paasar + + + -
9 Kompeetitor keunikan n + + + +
10
1 Cash floow harian - + - -
11
1 Kebutu uhan air + + + +
12
1 Kebutu uhan tanah + + + +
13
1 Keunggulan agroeko ologi + + + +
14
1 Keterggantungan inpu ut + + + +
15
1 Skor tootal 13 11 10 11
Sumbe
er : Hasil Analissis 2011
Ga
ambar 3. Peta
a Pengemban
ngan Kawassan Strategis Agropolitan
n (KSA) Wuk
kirsari
Gam
mbar 4.. Peta Pengembang
P gan Kawasan
n Strategis Agropolitan
A (KSA) Karangtengah
Gamba
ar 6. Peta Pen
ngembangan
n Kawasan Sttrategis Agro
opolitan (KSA) Imogiri
Pengem
mbangan Kawasan Agrop
politan (Agu
us Tri Basuki)) 71