Anda di halaman 1dari 2

when we deconstruct a piece of literature you realize that there is something wrong or incomplete or

dishonest or unattended with how it is put together in the first place


literary deconstruction is basically
about looking at a piece of literature
and looking for things called binary
opposites in the text so things such as
male and female day and night hot and
cold love and hate are all considered
these binary opposites.
some of these opposites are considered to be better or privileged than the others so when we deconstruct
we bring into question these assumptions and go beyond the surface of what we know.
peeling away at the text layer by layer if you're still a little lost
letme put it like this think of deconstruction like an onion
with multiple layers and neural center
as we pull layers of the onion back we
simply reveal more and more of the onion
and we never actually find a center to it.

A binary opposition is a pair of related terms or concepts that are opposite in meaning. Binary
opposition is the system of language and/or thought by which two theoretical opposites are strictly
defined and set off against one another.

Oposisi biner (binary opposition) sebenarnya, secara sederhana, dapat diartikan sebagai sebuah
sistem yang berusaha membagi dunia dalam dua klasifikasi yang berhubungan secara struktural. 

In deconstruction the
signified and the signifier
are unstable, and can take
on multiple meanings.
We live in a logo centric
world – We want to
believe that everything is
grounded.
In Deconstruction, this is
the opposite of the logo
centric view.

rekteristik Kajian Dekontruksi


Dekontruksi memang berpusat pada teks. Ia tak lepas dari teks, tetapi paham yang dipegang lebih luas.
Teks tak dibatasi maknanya. Bahkan dekontruksi juga menolak struktur lama yang tak lazim. Bagi
dekonstryuksionis menganggap bahwa “bahasa” teks bersifat logis dan konsisten. Sebuah teks dalam
pandangan dekontruksi akan selalu menghadirkan banyak makna, sehingga teks tersebut sangat
kompleks. Jaringan-jaringan makna dalam teks juga bisa rumit yang memungkinkan pembaca
berspekulasi makna. Makna tidak tunggal, melainkan bersifat plural, makna bukan mati (tetap) melainkan
hidup dan berkembang. Karenanya, dekontruksi membiarkan teks itu ambigu dan menentang segala
kemungkinan. Junus (1986:36) menegaskan bahwa pada awalnya pencarian makna teks berawal dari
struktur kemudian menambah “kekuatan” makna berdasarkan struktur tersebut. “Kekuatan” yang
dimauksud adalah upaya secara deksontruktif, dengan cara membreidel teks, mengobrak-abrik teks, dan
lari dari struktur yang ada.
Kajian dekonstruksi sastra akan selalu tak percaya pada arti bahasa. Kalau struktural lebih
mengandalkan bahasa teks, dimungkinkan akan menemui jalan buntu, karena tak setiap bahasa dapat
dikembalikan ke kenyataan. itulah sebabnya, keluar dari struktur dan mencoba menghubungkan dengan
teks-teks dan bahkan konteks lainya, diharapkan lebih memadai.
Yang lebih tajam lagi Foucoult berpendapat bahwa tak ada wacana tetap; baik sebab maupun akibat
dalam teks sastra. Teks sastra bersifat “keduniaan” , karenanya pemaknaannya setring tidak lepas dari
otoritas dan kekuasaan. Itulah sebabnya pemaknaan teks sastra harus dipandang dari perbedaan-
perbedaan, dan bukan dari kesamaan terus-menerus. Bahkan pada suatu saat perlu memandang dan
mendekontruksikan wacana-wacana yang mungkin kecil dan nonliterer.

Anda mungkin juga menyukai