Anda di halaman 1dari 8

[DIKTAT MEDAN ELEKTROMAGNETIK] UNIVERSITAS PAMULANG

HUKUM INDUKSI FARADAY DAN GAYA LORENTZ PERTEMUAN 11 DAN 12

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik per topik dalam bab ini, mahasiswa diharapkan :
 Dapat menyebutkan definisi hukum faraday
 Menentukan arah gaya Lorentz dengan kaidah tangan kanan.
 Menghitung besarnya gaya Lorentz.
 Menghitung besarnya hambatan pad kawat yang dialiri arus listrik.

Magnetisasi
Vektor magnetisasi dengan simbol besaran M didalam bahan-bahan ferromagnetik
didefinisikan sebagai jumalh vektor-vektor momen magnetik dari atom-atom atau molekul-
molekul bahan persatuan volume. Harga absolute dari vektor magnetisasi tergantung dari
harga suseptibilitas magnetik bahan tersebut. Magnetisasi selain memiliki pengertian suatu
besaran fisis dengan satuan A/m dalam sistem satuan standar internasional skala besar (MKS)
juga memiliki pengertian suatu proses pengutuban arah-arah momen-momen dipole magnetik
dari atom-atom atau molekul-molekul bahan tersebut, khususnya pada bahan ferromagnetik,
yang menyebabkan bahan ferromagnetik yang semula bukan magnet setelah dimagnetisasi
akan menjadi magnetik dengan kutub utara dan selatan tertentu, sesuai dengan arah besaran
vektor intensitas medan magnetik H yang melakukan fungsi magnetisasi itu. Vektor intensitas
medan magnetik H i yang melakukan fungsi magnetisati harus memenuhi syarat harga yang
sama atau lebih besar daripada harga jenuh H bahan ferromagnetik, yang dapatdiamati dari
kurva B – H histeresisnya. Untuk bahan ferromagneti lunak atau besi lunak, proses magnetisasi
dapat dilakukan oleh intensitas medan H yang relatf lebih kecil dari pada yang dibutuhkan oleh
bahan=bahan ferromagnetik keras atau baja. Hubungan B, H, dan M ditunujukkan oleh
persamaan berikut ini :

SITI ROKHMANILA, SPd, M.Si Page 56


[DIKTAT MEDAN ELEKTROMAGNETIK] UNIVERSITAS PAMULANG

Dimana = suseptibilitas magnetik =( ), tidak memiliki dimensi dan r adalah permeabilitas relatif
bahan (tidak memiliki dimensi). Nilai suseptibilitas magnetik sutau bahan dipengaruhi oleh
suhu. Untuk bahan-bahan ferroagnetik, suseptibilitas magnetik adalah fungsi temperatur
absolut (T K) yang ditunjukkan oleh persamaan (9.17), yang dinamakan juga relasi Curie-Weiss

Untuk bahan paramagnetik, dimana konstanta Curie ditunjukkan oleh persamaan . hasil studi
yang sistematik oleh P. Curie pada akhir abad 19 menunjukkan bahwa suseptibilitas
paramagnetik berbanding terbalik dengan suhu absolut.

Untuk bahan-bahan diamagnetik harga suseptibilitas diamagnetiknya ( ) adalah kecil sehingga


efek yang ditimbulkannya terhadap sifat-sifat magnetk bahan tidak signifikan. Bahan
diamagnetik bersifat menolak kehadiran medan magnet dari luar. Contoh medium-mediu
diamagnetik adalah gas-gas mulia (Ar, Ne, He) dan bahan-bahan alkali (Li, Na, K), kalsium,
antimon, bismut, dan grafir.

Hukum Induksi Lenz/ Faraday


Sebelum hukum induksi Lenz atau hukum induksi Faraday diperkenalkan, dunia ini belum
mengenal adanya penerangan listrik karena azas dari pembangkit listrik, apapun jenisnya,
adalah berdasarkan hukum induksi Lenz atau Faraday. Hukum induksi Faraday, atau singkatnya
hukum Faraday, mengatakan bahwa gaya gerak listrik induksi.
(GGL induksi; EMF induksi) yang dibangkitkan pada suatu rangkaian adalah sama dengan negatif
dari nilai numerik perubahan fluks magnetik terhadap waktu yang melalui rangkaian itu.

Negatif dari laju perubahan fluks terhadap waktu memiliki satuan Weber per sekon atau volt.
Bila rangkaian itu memiliki N buah lilitan maka hukum induksi Faraday menjadi

SITI ROKHMANILA, SPd, M.Si Page 57


[DIKTAT MEDAN ELEKTROMAGNETIK] UNIVERSITAS PAMULANG

H.F.E Lenz (1804-1864) seorang ilmuwan bangsa Jerman tanpa sepengetahuan dan kerjasama
dengan Faraday dan Henry mengemukakan hukum yang sama pada waktu yang sama pada
waktu yag hampir bersaaan. Hukum induksi Lennz mengatakan bahwa apabila ada perubahan
fluks magnetik terhadap perubahan waktu pada suatu rangkaian atau loop tertutup maka akan
dibangkitkan tegangan induksi Øi, yang arahnya berlawanan dengan arah perubahan fluks
magnetik terhadap perubahan waktu penyebabnya. Hubngan antara arah polarisasi EMF
induksi dengan fluks induksi Øi, diperoleh dengan memperhatikan arah induksi yang dihasilkan
EMF induksi. Arah arus induksi dan arah fluks induksi Øi dapat diketahui dengan bantuan
hukum tangan kanan.
Hukum Tangan Kanan : Bila tangan kanan digenggamkan maka arah ibu jari adalah arah fluks
induksi Øi, sedangkan arah ke empat jari lain menunjukkan arah perputaran arus I.
Untuk menentukan arah perubahan fluks magnetik terhadap perubahan waktu, atau
menentukan arah d Ø/dt, maka perhatikan hal berikut :

Contoh Soal
Sebuah kawat berbentuk lingkaran dengan jari-jari r = 10 cm terletak di bidang XOY dengan
pusat lingkaran di titik asla O (0,0,0). Kawat lingkara diberi voltmeter DC dan resitansi R = 0,05
Ohm. Didalam arah subu –z positif bekerja vector rapat fluks magnet homogen B = 10 sin 377t
tesla. Tentukan :
a. EMF rata-rata dari t = 0 ke t = sekon T/4
b. EMF rata-rata dari t = ke t = sekon T/4 dan T/2
c. Polaritas EMF untuk keadaa a dan b
d. Besar dan arah arus induksi untuk keadaan a dan b

SITI ROKHMANILA, SPd, M.Si Page 58


[DIKTAT MEDAN ELEKTROMAGNETIK] UNIVERSITAS PAMULANG

Solusi

SITI ROKHMANILA, SPd, M.Si Page 59


[DIKTAT MEDAN ELEKTROMAGNETIK] UNIVERSITAS PAMULANG

GAYA LORENTZ
Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet,
bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik akan dibuktikan dari percobaan
berikut :
Seutas kawat PQ ditempatkan diantara kutub-kutub magnet ladam kedalam kawat dialirkan
arus listrik ternyata kawat melengkung kekiri. Gejala ini menunjukkan bahwa medan magnet
mengerjakan gaya pada arus listrik, disebut Gaya Lorentz. Vektor gaya Lorentz tegak lurus
pada I dan B. Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan tangan kanan. Bila arah melingkar
jari-jari tangan kanan sesuai dengan putaran dari I ke B, maka arah ibu jari menyatakan arah
gaya Lorents.

Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus
listrik yang berada dalam suatu medan magnet (B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju
skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet (B), seperti
yang terlihat dalam rumus berikut:

Keterangan: F = gaya (Newton)


B = medan magnet (Tesla)
q = muatan listrik ( Coulomb)
v = arah kecepatan muatan (m/t)
Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam daerah medan magnet homogen
akan mendapatkan gaya. Gaya ini juga dinamakan gaya
Lorentz. Gerak partikel akan menyimpang searah dengan
gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada
muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan
kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus
listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari,
menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk,
menunjukkan arah medan magnet ( B ). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik ( I ).
Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah
gerak berlawanan dengan arah arus.

SITI ROKHMANILA, SPd, M.Si Page 60


[DIKTAT MEDAN ELEKTROMAGNETIK] UNIVERSITAS PAMULANG

Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v, dan I = q/t maka persamaan gaya
Lorentz untuk kawat dapat dituliskan :
Sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah muatan yang bergerak dalam

F  B  I  L sin
 B  q  L  sin
t
 B  q  L  sin
 B  q  v  sin
t

Karena L  v
t

F  B  q  v  sin
daerah medan magnet dapat dicari dengan menggunakan rumus :

Keterangan: F = gaya Lorentz dalam newton ( N )


q = besarnya muatan yang bergerak dalam coulomb ( C )
v = kecepatan muatan dalam meter / sekon ( m/s )
B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T )
θ = sudut antara arah v dan B
Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan medan
magnet homogen yang mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan bergerak dengan
lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam medan magnet B (dengan
arah menembus bidang) secara terus menerus akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya
Lorentz yang timbul menuju ke pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan negativ.
Persamaan-persamaan yang memenuhi pada muatan yang bergerak dalam medan magnet
homogen sedemikian sehinga membentuk lintasan lingkaran adalah :
Gaya yang dialami akibat medan magnet : F = q . v . B
Gaya sentripetal yang dialami oleh partikel : Dengan menyamakan kedua persamaan kia
mendapatkan persamaan :
m v
R
B q
Keterangan: R = jari-jari lintasan partikel dalam meter ( m )
m = massa partikel dalam kilogram ( kg )
v = kecepatan partikel dalam meter / sekon ( m/s )
B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T )
q = muatan partikel dalam coulomb ( C )

SITI ROKHMANILA, SPd, M.Si Page 61


[DIKTAT MEDAN ELEKTROMAGNETIK] UNIVERSITAS PAMULANG

b. Muatan listrik yang bergerak dalam medan magnet


F = q v B sin θ
Dimana θ = sudut antara v dan B.
Bila tidak ada gaya lain yang mempengaruhi gerakan partikel, maka berlaku:
Fga ya Lorentz  Fga ya sentripetal

F m  qvB
v2
R
R
mv
qB

c. untuk dua kawat yang bermuatan listrik yang bergerak sejajar;


0
F  I1  I 2
2a

contoh soal
1. Sebuah kawat penghantar berarus listrik 5 A arahnya keluar bidang gambar, memotong
tegak lurus garis-garis gaya magnet dengan besar induksi magnet B = 2 x 10-4 tesla
Bila panjang kawat yang
terpengaruh B adalah 4 cm,
i B tentukan besar dan arah
gaya magnetic yang timbul
pada kawat!
Penyelesaian:
Diketahui: i = 5 A F
B = 2 x 10-4 tesla
L = 4 cm = 4 x 10-2 m
i B
Sin 900 = 1

SITI ROKHMANILA, SPd, M.Si Page 62


[DIKTAT MEDAN ELEKTROMAGNETIK] UNIVERSITAS PAMULANG

B = BI l sin 900
= (2 x 10-4)(5)( 4 x 10-2)
= 4 x 10-5 Newton

2. Sebuah electron berkecepatan 2 x 107 m/s masuk dalam medan magnet yang induksi
magnetnya 1,5 wb/m2 dengan sudut 600 terhadap garis medan. Hitung gaya magnetic yang
dialami electron. (q =1,6 x10-19 C)

Penyelesaian:
Diketahui: v = 2 x 107 m/s
B = 1,5 wb/m2
q =1,6 x10-19 C
θ= 600
Ditanya: F ?
Diawab: F = B q v
= 1,5 x 1,6 x10-19 x 2 x 107
= 4,8 x 10-12

SITI ROKHMANILA, SPd, M.Si Page 63

Anda mungkin juga menyukai