073 - LEMBAR JAWAB PANCASILA - M Yusril Falah
073 - LEMBAR JAWAB PANCASILA - M Yusril Falah
1. Analisis
Untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, terdapat beberapa usulan pribadi
yang dikemukakan dalam sidang BPUKI yaitu oleh Muhammad Yamin, Ir. Soekarno, dan
Soepomo. Sidang pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 untuk
merumuskan falsafah dasar negara untuk negara Indonesia.
1. Muhammad Yamin
Pada tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengemukakan 5 asas bagi negara
Indonesia yaitu :
Sila kedua "Kemanusiaan"
Sila ketiga "Ketuhanan"
Sila keempat "Kerakyatan"
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo Mengemukakan 3 asas teori bagi Negara
Indonesia yaitu :
3. Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan 5 prinsip dasar Negara yaitu :
Page 1 of 6
Sila kedua " Internasionalisme (Peri kemanusiaan)"
1) Orde Lama
Pada masa orde lama yaitu pada masa kekuasaan presiden Soekarno,
Pancasila mengalami ideologisasi. Pada masa ini Pancasila berusaha untuk
dibangun, dijadikan sebagai keyakinan, kepribadian bangsa Indonesia.
Presiden Soekarno, pada masa itu menyampaikan ideologi Pancasila berangkat
dari mitologi atau mitos, yang belum jelas bahwa Pancasila dapat
mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kesejahteraan. Tetapi Soekarno tetap
berani membawa konsep Pancasila ini untuk dijadikan ideologi bangsa
Indonesia.
Berikut beberapa Periode yang ada pada saat masa Orde Lama :
a) Periode 1945-1950
Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan UUD
1945 yang presidensil, namun dalam prakteknya system ini tidak dapat
terwujudkan setelah penjajah dapat diusir.
b) Periode 1950-1959
Pada periode ini, penerapan pancasila diarahkan sebagai ideologi
liberal yang pada nyatanya tidak dapat menjamin stabilitas pemerintahan.
c) Periode 1956-1965
Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin, akan tetapi
demokrasi justru tidak berada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin
adalah nilai-nilai pancasila tetapi kepemimpinana berada pada kekuasaaan
pribadi presiden Soekarno.
2) Orde Baru
Page 3 of 6
untuk menerima Pancasila sebagai satu-satunya dasar filosofis, sebagai asas
tunggal dan setiap warga Negara yang mengabaikan Pancasila atau setiap
organisasi sosial yang menolak Pancasila sebagai asas tunggal akan dicap sebagai
penghianat atau penghasut. Dengan demikian, jelaslah bahwa orde baru tidak
hanya monopoli kekuasaan, tetapi juga memonopoli kebenaran. Sikap politik
masyarakat yang kritis dan berbeda pendapat dengan Negara dalam prakteknya
diperlukan sebagai pelaku tindak criminal atau subversife.
Pada era orde baru, selain dengan melakukan pengkultusan terhadap Pancasila,
pemerintah secara formal juga mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila melalui
TAP MPR NO II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan
Pancasila (p4) disekolah dan masyarakat. Siswa, mahasiswa, organisasi sosial, dan
lembaga-lembaga Negara diwajibkan untuk melaksanakan penataran P4. Tujuan
dari P4 antara lain adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai
demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan
persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui
penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat
terhadap pemerintah orde baru. Selain sosialisasi nilai Pancasila dan menerapkan
nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, dalam kegiatan penataran juga
disampaikan pemahaman terhadap UUD 1945 dan Garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Pelaksanaan penataran P4 sendiri menjadi tanggungjawab dari badan
penyelenggara pelaksaan pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (BP7).
Akan tetapi cara melakukan pendidikan semacam itu, terutama bagi generasi
muda, berakibat fatal. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur, setelah dikemas
dalam penataran P4, ternyata justru mematikan hati nurani generasi muda terhadap
makna nilai luhur Pancasila tersebut. Hal itu terutama disebabkan oleh karena
pendidikan yang doktriner tidak disertai dengan keteladanan yang benar. Setiap
hari para pemimpin berpidato dengan selalu mengucapkan kata-kata Pancasila dan
UUD 1945, tetapi dalam kenyataannya masyarakat tahu bahwa kelakuan mereka
jauh dari apa yang mereka katakana, perilaku itu justru semakin membuat persepsi
yang buruk bagi para pemimpin serta meredupnya Pancasila sebagai landasan
hidup bernegara, karena masyarakat menilai bahwa aturan dan norma hanya untuk
orang lain (rakyat) tetapi buka atau tidak berlaku bagi para pemimpin. Atau
dengan kata lain Pancasila hanya digunakan sebagai slogan yang menunjukkan
kesetiaan semu terhadap pemerintah yang sedang berkuasa.
Kecenderungan orde baru dalam memandang pancasila sebagai doktrin yang
komperehensif terlihat pada anggapan bahwa ideology sebagai sumber nilai dan
norma karena itu harus ditangani melalui upaya indoktrinasi secara terpusat. Pada
akhirnya, pandangan tersebut bermuara pada keadaan yang disebut dengan
perfeksionisme Negara. Negara perfeksionis adalah Negara yang merasa tahu apa
yang benar dan apa yang salah bagi masyarakatnya. Dan kemudian melakukan
usaha-usaha sistematis agar kebenaran dan kepahaman Negara itu dapat
diberlakukan dalam masyarakatnya. Sehingga permulasi kebenaran yang
kemudian muncul adalah sesuatu yang dianggap benar kalau hal tersebut sesuai
Page 4 of 6
dengan keinginan penguasa, sebaliknya sesuatu dianggap salah kalau bertentangan
dengan kehendak penguasa.
Kemudian, selain dua tantangan tersebut, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan
pada perkembangan dunia yang sangat cepat dan mendasar, serta berpacunya
pembangunan bangsa-bangsa. Dunia saat ini sedang terus dalam gerak mencari tata
hubungan baru, baik di lapangan politik, ekonomi maupun pertahanan keamanan.
Walaupun bangsa-bangsa di dunia makin menyadari bahwa mereka saling
membutuhkan dan saling tergantung satu sama dengan yang lain, namun persaingan
antar kekuatan-kekuatan besar dunia dan perebutan pengaruh masih berkecamuk.
Salah satu cara untuk menanamkan pengaruh kepada negara lain adalah
melalui penyusupan ideologi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kewaspadaan dan kesiapan harus kita tingkatkan untuk menanggulangi penyusupan
ideologi lain yang tidak sesuai dengan Pancasila. Hal ini lebih penting artinya, karena
sebagian besar bangsa kita termasuk masyakat berkembang. Masyarakat yang kita
cita-citakan belum terwujud secara nyata, belum mampu memberikan kehidupan yang
lebih baik sesuai cita-cita bersama. Keadaan ini sadar atau tidak sadar, terbuka
Page 5 of 6
kemungkinan bangsa kita akan berpaling dari Pancasila dan mencoba membangun
masa depannya dengan diilhami oleh suatu pandangan hidup atau dasar negara yang
lain.
2. Pancasila sebagai tertib hukum tertinggi dan menjadi sumber dari Pembukaan UUD, Batang
Tubuh UUD 1945 dan juga rakyat itu sendiri
3. Sila pertama menjiwai sila kedua karena agama memandang kemanusiaan dalam ajarannya.
Kemudian sila pertama menjiwai sila ketiga karena agama juga ingin mempersatukan umat
nya agar beribadah kepada-Nya. Sila pertama menjiwai sila keempat karena agama sering
memperhatikan urusan pemerintahan suatu negara dan permasalahan tersebut biasanya
diselesaikan dengan musyawarah. Dan sila pertama menjiwai sila kelima karena agama juga
memandang keadilan sosial bagi penganut nya, tidak peduli bagaimana keadaan umatnya
tersebut yang penting dia mendapatkan keadilan dalam kehidupan sosial masyarakat
4. Peran Sila pertama sangat lah penting sampai sampai pada saat perumusan saja para tokoh-
tokoh kemerdekaan berdebat mengenai isi tersebut hingga terjadilah sila pertama yang
sekarang. Sila pertama sendiri mengandung arti bahwa kita harus menghormati agama serta
kepercayaan masyarakat yang dianut oleh masing-masing warga nya. Dan hal itu harus lah
dijalankan dengan cara berperilaku toleransi serta menghormati satu sama lain dan tidak
menghina unsur SARA
5. Akhir2 ini banyak sekali golongan2 yang mengatasnamakan agama Islam dan memaksa
untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Khilafah, tentu saja hal ini bertentangan dengan
Sila pertama, cara mengatasi hal tersebut adalah dengan mencoba saling bertoleransi satu
sama lain dan mengingat perjuangan para pahlawan dahulu yang tidak hanya dari golongan
muslim
6. Indonesia adalah negara yang mengakui adanya Tuhan tapi bukan hanya dari suatu agama
saja, maka Pancasila disini sebagai pemersatu bahwa kit aitu satu bukan berbeda, meskipun
kita dari berbagai agama, suku tetapi Pancasila-lah yang mempersatukan kita
Page 6 of 6