NIM : 20720020
UJIAN TENGAH SEMESTER
FA-4061 PATOFARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI KLINIK
Jumat, 19 Maret 2021
Pk. 13.30 – 16.00 WIB
b. Bagaimana cara penanganan kasus tersebut, baik untuk pertolongan pertama maupun
setelah masuk ke RS? Jelaskan secara bertahap.
JAWAB :
b. Pertolongan pertama, Pada kasus keracunan yang diakibatkan karena tertelan atau
melalui oral/ingesti, yang dilakukan adalah singkirkan apapun yang masih ada
didalam mulut korban, jika racun yang diduga merupakan pembersih rumah atau
bahan kimia lainnya, bacalah label wadah dan ikuti panduan untuk keracunan yang
tidak disengaja. Untuk racun yang ditersentuh oleh kulit segera singkirkan pakaian
yang terkontaminasi dengan menggunakan sarung tangan. Cucilah kulit selama 15
sampai 20 menit di air mengalir. Pada racun yang terkena mata, bilaslah mata dengan
air bersuhu sejuk atau hangat selama 20 menit atau sampai pertolongan datang.
Racun yang disebabkan Karena terhirup oleh hidung, segera bawa korban untuk
menghirup udarta segar. Apabila korban muntah, miringkan kepala kesamping untuk
menegah tersedak, jika korban tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti
tidak bergerak, bernapas, segera lakukan resusitasi jantung paru dan segera bawa ke
rumah sakit. Pertolongan setelah masuk rumah sakit, sebagai berikut :
1
Nama : FATHIAH OLPAH SIARA
NIM : 20720020
2. Sebut dan jelaskan populasi pasien manakah yang berisiko tinggi mengalami drug-
induced disease? Mengapa? Kaitkan dengan kondisi fisiologik pasien.
JAWAB :
Drug-induced disease adalah penyakit yang disebabkan karena reaksi buruk terhadap
obat. Dikaitkan dengan kondisi fisiologik pasien yaitu meliputi : Usia (neonatus, anak,
dewasa, lansia), keadaan khusus contohnya kehamilan (usia kehamilan dan sifat obat),
obesitas (klirens ginjal, konjugasi, glukuronidase, jenis kelamin. Contoh resiko terjadinya
drug-induced disease :
(1) Populasi pasien yang beresiko tinggi mengalami drug-induced diseases adalah
Indonesia merupakan negara dengan prevalensi TB terbanyak kedua di dunia.
Pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) merupakan standar penanganan
Tuberkulosis (TB) di Indonesia. Namun, tidak semua pasien dapat menyelesaikan
pengobatan TB dikarenakan efek samping dari OAT. Salah satu efek samping yang
2
Nama : FATHIAH OLPAH SIARA
NIM : 20720020
berat dari konsumsi OAT sehingga dapat menghentikan pengobatan. TB adalah
termasuk dalam drug-induced disease yaitu Drug Induced Liver Injury (DILI).
(2) Terjadinya Acute tubular necrosis (ATN) adalah suatu kondisi medis dimana terjadi
kerusakan pada segmen tubulus. Paling umum pada pasien gagal ginjal (75%) (sudah
terjadi penurunan fisiologi dari pasien. Obat-obatan yang dapat menyebabkan toksik
sel tubulus diakibatkan Karena kerusakan fungsi mitokondria, terganggunya transport
tubulus, meningkatnya stress oksidativ, atau terbentuknya radikal bebas.Drugs:
Aminoglikosida, sepalosporin (cephaloridine, cephalothin) Amfoterisin-B, Rifampisin,
pentamidin, NSAID, contrast media, syklosporin, cisplatin.
3. Kelompok staf medis (KSM) Ilmu Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS)
Bandung menyebutkan keracunan “miras oplosan” dapat ditanggulangi dengan
pemberian cairan “alkohol fermentasi” secepatnya. Hal itu disebabkan gejala keracunan
miras oplosan akan timbul delapan jam usai menenggaknya (Sumber: Liputan6.com-
Jakarta).
Pertanyaan:
JAWAB :
3
Nama : FATHIAH OLPAH SIARA
NIM : 20720020
oplosan, ikatan racunnya dengan tubuh kita akan berkurang dengan memberikan
alkohol yang berfermentasi.
d. Gejala-gejala keracunan miras oplosan, yaitu sakit kepala atau nyeri dada,
gangguan pencernaan atau sakit perut, muntah-muntah atau diare, mata buram
atau nafas terengah-engah lebih cepat dari biasanya – hingga lebih cepat dari
25 kali per menit.
4.
Sukabumi - Belasan warga di Sukabumi keracunan usai menyantap daging ayam di
acara pernikahan. Setelah diselidiki polisi, keracunan itu disebabkan karena bahan toksik
yang tercampur dalam air sawah yang digunakan saat mencuci daging. Peristiwa hajatan
berujung insiden keracunan itu berlangsung di Kampung Cikupa RT 021/003, Desa
Pagelaran, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (27/6). Polisi
baru menerima laporan pada Kamis (28/6).
"Berdasarkan informasi, anggota kami melakukan penyelidikan. Hasil pemeriksaan ada
12 orang warga yang mengalami keracunan setelah menyantap hidangan daging di
tetangganya yang tengah menggelar hajatan pernikahan," kata Kapolres Sukabumi,
AKBP Nasriadi kepa-da detikcom, Jumat (29/6/2018). Menurut Nasriadi, warga
mengaku mulas dan pusing usai mengonsumsi daging. "Kesimpulan dari Puskesmas
setempat menyebut warga terdampak keracunan bahan tertentu," ujar Nasriadi.
Polisi sudah memeriksa AS. Penyelidik masih menelusuri apakah ada unsur pidana atau
tidak. "Dari kediaman AS, kami menyita satu kemasan obat pembasmi siput sawah,"
kata Nasriadi. (bbn/bbn)
Pertanyaan :
JAWAB :
5
Nama : FATHIAH OLPAH SIARA
NIM : 20720020
5. a. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan terapi obat pada
geriatri?
c. Berikan 2 (dua) contoh obat yang sering dikonsumsi pasien geriatri dan berisiko
menimbulkan masalah. Jelaskan dan apakah rekomendasi obat pengganti untuk
mencegah masalah tersebut?
JAWAB :
a. Faktor-faktor yang memepengaruhi pemilihan terapi obat pada geriatric :
6. Seorang pasien perempuan, usia 65 tahun, dengan sejarah penyakit hipertensi dan
diabetes melitus selama 4 tahun dibawa ke RS. Ia mengeluhkan pruritus, letargi, lemas,
mual dan muntah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda vital: TD 180/110 mmHg, nadi
80x, laju respirasi 24x, tidak febris, bobot badan 86 kg, tinggi badan 164 cm. Pasien
mengalami edema pada ekstremitas bawah, wajah pucat, ada lecet pada permukaan
kulit karena bekas garukan. Pasien juga mengeluhkan sulitnya bergerak karena
persendian lututnya terasa nyeri dan mulai merasakan kesulitan dalam bergerak.
6
Nama : FATHIAH OLPAH SIARA
NIM : 20720020
Pertanyaan:
8
Nama : FATHIAH OLPAH SIARA
NIM : 20720020
● Mengatasi hipertensi
● Mengatasi udem
● Mengatasi proteinuria
● Megobati Diabetes melitus
● Mengobati kolesterol
Regimen Terapi :
Furosemide 2 x 40 mg pagi 07.00 dan siang 12.00 (untuk hipertensi dan udem)
Diltiazem 3x30 mg pagi 07.00, siang 12.00, dan malam 19.00 (hipertensi dan
proteinuria)
Valsartan 1x80 mg malam 19.00 (Hiperfosfatemia)
Calos 3x500 mg pagi 07.00, siang 12.00, dan malam 19.00 (hiperfosfatemia)
Bicnat 3x500 mg pagi 07.00, sianh 12.00, dan malam 19.00 (Asidosis metabolik)
Transfusi darah (Anemia)
Metformin 3x500 mg (diabetes melitus)
Atorvastatin 1x10 mg malam hari (kolesterol)