Anda di halaman 1dari 7

GUBERNUR SUI.

AWESI TENGAH

Palu, 15 Februan 2021


Yth:
1. Kapolda Sulteng
2. Danrem 132/Tadulako
3. Bupati/Walikota Se-Sulteng
4. Seluruh OPD Instansi Vertikal dan
Instansi Pemerintah Daerah
5. Kepala Bandara Mutiara Sis Aljufri
Palu
6. Kepala KKP Palu
7. Kepala Perwakilan Maskapai
Penerbangan di Sulawesi Tengah
di-
Tempat

SURAT EDARAN
NOMOR :443 / 83 / Dis.Kes.
TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PEI{YEBARAN CORONA VIRUS
DISEASE 2019
DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Mengamati perkembangan kasus konlirmasi positif COVID-19 serta


mengantisipasi lonjakan kasus Corona Virus Disease 2Ol9 (COVID- 19)
di Provinsi Sulawesi Tengah, bersama ini kami sampaikan beberapa hal
sebagai berikut
1. Menegakkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 32 tahun
2A2O tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol
kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19.
2. Memperketat pemantauan dan pengawasan terhadap kepatuhan protokol
kesehatan dalam penanganan COilD-19 di tempat keramaian, seperti :
Restoran, Cafe, Tempat Wisata, Mall, Pasar dan tempat-tempat yang
melaksanakan hqiatan/pesta, biLa perlu dilakukan razia-razia gabungan
ditempat-tempat umum tersebut.
3. Setiap pelaku perjalanan dari luar daerah baik via darat, laut dan udara
yang akan memasuki wilayah Provinsi Sulawesi Tengah wajib
menunjukkan hasil pemeriksaan Rapid Test Anti Gen negatif atau hasil
pemeriksaan Real Time - PCR negatif yang berlaku 2x24 Jam.
4_ Kabupaten/Kota diharapkan meningkatkanlmemperkuat kemampuan
tracking, sistem dan manajemen tracing, perbaikan treatment termasuk
meningkatkan kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan pasien
COVID-l9 (tempat tidur, ruang Intensive Care Unit (ICU).
5. Bagr Kabupaten/Kota yang mengalami peningkatan kasus COVID-l9
secara signilikan berdasarkan k4jian epidemiologi, perlu
dipertimbangkan pelaksanaan semi Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
antara lain :
a, Membatasi tempat atau kerja perkantoran dengan menerapkan Work
from Home (wFH) sebesar 50% (lima puluh persen) dan work from
Office (WFO) sebesar 50% (lima puluh persen) dengan memberlakukan
protokol kesehatan secara lebih ketat;
b. Melaksanakan kegiata.n belajar mengqjar secara daring/online;
c. Untuk sektor esensial seperti kesehatan; bahan pangan, makanan,
minuman; energi; komunikasi; dan teknologr informasi; keuangan,
perbankan, sistem pembayaran, pasar modal; logistik; perhotelan;
konstruksi; industri strategis; pelayanan dasar, utilitas publik, dan
industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional dan objek
tertentu; serta kebutuhan sehari-hari yang berkaitan dengan
kebutuhan pokok masyarakat tetap dapat beroperasi 100% (seratus
persen) dengan pengaturan jam operasional, kapasitas, dan
penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat;
d. Melakukan pengaturan pemberlakuan. pembatasan :
U Kegiatan restoran {makan/minum di tempat sebesar 50 Vo (lima
puluh persen) dan untuk layanan makanan melalui pesan
antar/dibawa pulang tetap diizinkan sesuai dengan jam
operasional restoran;
2) Pembatasan jam operasional untuk restoran, cafe, tempat hiburan
masyarakat dan pusat perbelanjaxt/rnall sampai dengan Pukul
20.00 Wita
e. Mengizinkan kegiatan konstruksi beroperasi 1"007o (seratus persen)
dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat;
f. Mengizinkan tempat ibadah untuk dilaksanakan dengan pengaturan
pembatasan kapasitas sebesar 5oo/o (lima puluh persen) dengan
penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat;
g. Kegiatan di fasilitas umum dan kegiatan sosial budaya yang dapat
menimbulkan kerumunan dihentikan sementara; dan
h. Dilakukan pengaturan kapasitas dan jam operasional untuk
transportasi umum.
6- Berdasarkan point 5 tersebut diatas, diharapkan Pemerintah
Kabupaten/Kota, yang tergolong 7-ona Merah yaitu :
a. Kota Palu
b. Kabupaten Sigi
c. Kabupaten Donggala
d. Kabupaten Poso
e. Kabupaten Morowali Utara
f. Kabupaten Morowali
g. Kabupaten Tojo Unauna
4 Kabupaten Banggai
i. Kabupaten Tolitoli
Agar menerapkan PPKM di wilayah masing-masing
7. Mengoptimalkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait
penyebaran, penanganan dan pencegahan COVID-19 di masyarakat.
8. Untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten/Kota,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota agar menyiapkan gedung isolasi
terpusat bagr penderita COVID-19 tanpa gejala, untuk mencegah
penularan.
9_ Kepada semua Bupati/Walikota Palu agar mengatur PPKM yang berbasis
mikro yang selaqjutnya disebut PPKM Mikro sampai dengan tingkat
Rukun Tetangga (RT/Ruku Warga(RW) yang berpotensi menimbulkan
penularan COVID-19.
10. PPKM Mikro sebagaimana dimaksud pada Diktum kesembilan dilakukan
dengan mempertimbangkan kriteria zonasi pengendalian wilayah hingga
tingkat RT dengan kriteria sebagai berikut :
a. Zana Hijau dengan kriteria tidak ada kasus COVID- 19 di satu RT,
maka skenario pengendalian dilakukan dengan surveilans aktif,
seluruh suspek di tes dan pemantauan kasus tetap dilakukan secara
rutin dan berkala;
b. Zona Kuning dengan kriteria jika terdapat L (satu) sampai dengan 5
(lima) rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam saru RT selama
7 (tujuh) hari terakhir, maka skenario pengendalian adalah
menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat, lalu
melakukan isolasi mandiri qntuk pasien positif dan kontak erat
dengan pengawasan;
c. Zona Orange dengan kriteria jika terdapat 6 (enam) sampai dengan
10 (sepuluh) rumah dengan kasus konlirmasi positif dalam saru RT
selama 7 (tujuh) hari terakhir, maka skenario pengendalian adalah
menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat, lalu
melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif dan kontak erat
dengan pengawasan ketat, serta menutup rumah ibadah, tempat
bermain anak dan tempat umum lainnya kecuali sektor esensial; dan
d. Z-ona Merah dengan kriterian jika terdapat lebih dari 10(sepuluh)
rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam satu RT selama 7
(tujuh) hari terakhir, maka skenario pengendalian adalah
pemberlakuan PPKM tingkat RT yang mencakup :
1. Menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat;
2. Melakukan isolasi mandiri/terpusat dengan pengawasan ketat;
. 3" Menutup rumah ibadah, tempat bermain anak dan tempat umum
lainnya kecuali sektor esensial;
4. Melarang kerumunan lebih dari 3 (tiga) orang;
5. Membatasi keluar masuk wilayah RT maksimal hingga Pukul
20.00 wita; dan
6. Meniadakan kegiatan sosial masyarakat dilingkungan RT yang
menimbulkan kerumunan dan berpotensi menimbulkan
penularan,
11. PPKM Mikro dilakukan melalui koordinasi antara seluruh unsur yang
terlibat, mulai dari Ketua RT/RW, Kepala Desa/Lurah, Satuan
Perlindungan Masyarakat (Satlinmas), Bintara Pembina Desa (Babinsa),
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(Bhabinkamtibmas), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Tim
Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pos Pelayanan
Keluarga Berencana Kesehatan Terpadu (Posyandu), Dasawisma, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Penyuluh,
Pendamping, Tenaga Kesehatan, dan Karang Taruna serta relawan
lainnya.
t2- Mekanisme koordinasi, pengau/asan dan evaluasi pelaksanaan PPKM
Mikro dilakukan dengan membentuk Pos Komando (Posko) tingkat Desa
dan Kelurahan. Untuk supervisi dan pelaporan Posko tingkat Desa dan
Kelurahan dibentuk Posko Kecamatan.
13. Posko tingkat Desa dan Kelurahan sebagaimana dimaksud pada Diktum
kedua belas adalah lokasi atau tempat yang m6njadi Posko penanganan
COVID-l9 di tingkat Desa dan Kelurahan yang memiliki empat fungsi,
yaitu:
a. Pencegahan;
b. Penanganan;
c. Pembinaan dan;
d. Pendukung pelaksanaan penang€rnan COVID-19 tingkat Desa dan
Kelurahan.
14. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Diktum ketiga
belas, Posko tingkat Desa dan Kelurahan berkoordinasi dengan Satgas
COVID- 19 tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Tentara Nasional
Indonesia (TNI), dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), dan
disampaikan kepada Satgas COVID-l9 Nasional, Kementerian Kesehatan
dan Kementerian Da1am Negeri.
15. Kebutuhan pembiayaan dalam pelaksanaan Posko tingkat Desa dan
Kelurahan COVID-19 di tingkat Desa dan Kelurahan dibebankan pada
angggaran masing-masing unsur Pemerintah sesuai dengan pokok
kebutuhan sebagai berikut :
a. Kebutuhan di tingkat Desa dibebankan pada Dana Desa dan dapat
. didukung dari sumber pendapatan desa lainnya melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes);
b. Kebutuhan di tingkat Kelurahan dibebankan pada Anggaran
Pendapatan Belanja daerah (APBD) Kabupaten / Kota;
c. Kebutuhan terkait Babinsa/Bhabinkamtibmas dibebankan kepada
Anggaran TNI/POLRI;
d. Kebutuhan terkait penguatan testing, tracing dan treatment
dibebankan kepada Anggaran Kementerian Kesehatan atau Badan
Nasional Penggulangan Bencana, APBD Provinsi/Kabupaten/Kola;
dan
e. Kebutuhan terkait dengan bantuan kebutuhan hidup dasar
dibebankan kepada Anggaran Badan Urusan Logistik
(BULOG)/Kementyerian BUMN, Kemnterian Sosial, Kementerian
Perindustrian, dan Kementerian Keuangan serta APBD
Provinsi / Kabupaten / Kota
t6. Posko tingkat Desa diketuai Oleh Kepala Desa yang dalam
pelaksanaannya dibantu oleh Aparat Desa dan Mitra Desa lainnya dan
Posko tingkat Kelurahan diketuai oleh Lurah yang dalam
pelaksanaannya dibantu oleh Aparat Kelurahan, dan kepada masing-
masing Posko baik Posko tingkat Desa maupun Posko tingkat
Kelurahan juga dibantu oleh Satlinmas, Babinsa, Bhabinkamtibmas,
dan Tokoh Masyarakat.
17. PPKM Mikro dilakukan bersamaam dengan PPKM Kabupaten/Kota, yang
terdiri dari :

a. Membatasi tempat kerja/perkantoran dengan menerapkan WorkFrom


Home (WFH) sebesar 5O% {lima puluh persen) dan Work From Of{ice
(WFO) sebesar 50o/o (1ima puluh persen) dengan memberlakukan
protokol kesehatan secara lebih ketat;

t-
b. Melaksanakan kegiatan belajar mengqiar secara daringlonline;
c. Untuk seldor esensial seperti, kesehatan, bahan pangan, makanan,
minuman, energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan,
perbankan, sistem pembayaran, pasar modal, logistik, perhotelan,
konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik, dan
industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional dan objek
tertentu, kebutuhan sehari-hari yang berkaitan dengan kebutuhan
pokok masyarakattetap dapat beroperasi l0Oo/o (seratus persen)
dengan pengaturan jam operasional, kapasitas, dan penerapan
protokol kesehatan secara lebih ketat
d. Melakukan pengaturan pemberlakuan pembatasan :
1. Kegiatan restoran (makan/minum di tempat sebesar 50%o (lima
puluh persen) dan untuk layanan makanan melalui pesan
.. antar/dibawa pulang tetap diizinkan sesuai dengan jam
operasional restoran dengan penerapan prokotol kesehatan yang
lebih ketat; dan
2. Pembatasan jam operasional untuk pusat pembelanjaan/mall
sampai d.enga pukul 20.00 wita dengan penerapan ptokotol
kesehatan yang lebih ketat;
e. Megizinkan kegaitran konstruksi beroperasi 100% ( seratus persen)
dengan penerapan prokotol kesehatan yang lebih ketat;
f. Mengizinkan tempat ibadah untuk dilaksanakan dengan pembatasn
kapasitas sebesar 50% {lima pluh persen} dengan penerapan prokotol
kesehatan yang lebih ketat;
g. Kegiatan fasilitas umum dan kegiatan sosial budaya yang dapat
menimbulkan kerumunan dihentika sementara; dan
h. Dilakukan pengaturan kapasitas dan jam operasional transportasi
umum.
18. Cakupan pengaturan pemberlakuan pembatasan meliputi Kabupaten/
Kota yang memenuhi unsur :
a. Tingkat kematian di atas rata-rata tingkat kematian nasional;
b. Tingkat kesembuhan di bawa rata-rata tingkat kesembuhan nasional;
c. Tingkat kasus aktif di atas rata-rata tingkat kasus aktif nasional;
d. Tingkat keterisian tempat tidur Rumah Sakit {Bed Occupancy
Ratio/BOR) untuk Insentive Care Unit (ICU) dan ruang isolasi diatas
7O%{tujuh puluh persen}.
79. Pengaturan pemberlakuan pembatasan meliiruti seluruh Desa dan
Kelurahan pada KabupatenlKota yang telah ditetapkan sebagai proritas
wilayah pembatasan sebagaimana dimaksud pada Diktum keenam.
20. Pengaturan pemberlakuan pembatasan dilakukan diseluruh
Kabupatenf Kota, denga pertimbangan seluruh kabupaten/Kota. wilayah
tersebut memenuhi salah satu atau lebih unsur dari 4 (empat) parameter
yang tersebut pada Dilrtum kedelapan belas.
21_ Pemberlakuan PPKIvI Mikro mulai berlaku $ejak tanggal 15 Februari s/d
9 Maret 2021, dan mempertimbangkan berakhirnya masa berlaku
pembatasan berdasarkan pencapaian target pada keempat parameter
selama 3 (tiga) minggu berturut-turut untuk itu Para Kepala Daerah agar
melakukan monitoring dan rapat koordinasi dengan seluruh pemangku
kepentingan (stakeholder) terkait secara berkala.
22. Segala pembiayaan untuk PPKM Mikro dengan dilakukan penyesuian
penggunaan {refocusing} anggaran transfer ke Daerah dan Dana Desa
(TKDD) untuk TA. 2021 sesuai edaran Kementerian Keuangan RI Nomor
SE-2/PK 12021 tanggal 08 Februari 2o2l tentang Penyesuaian
Penggunaan Anggaran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa TA. zo2l
untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2Ol9 .

Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan

WESI TENGAH

NGGOLA, M,Si

Tembusan, Yth:
1. Menteri Dalam Negeri RI, di Jakarta;
2. Menteri Kesehatan R[, di Jakarta
3. Panglima TNI, di Jakarta;
4. Kapolri, di Jakarta;
5. Ketua DPRD Prov. Sulawesi Tengah, di Palu.

Anda mungkin juga menyukai