Anda di halaman 1dari 28

REVIEW

Tekanan Atmosfer, Relatif, dan Absolut

Tekanan atmosfer ditimbulkan


berat udara di atmosfer.
Permukaan air laut = 1,03
kg/cm² Atau 10,3 m air, atau 76
cmHg.

Tekanan relatif atau tekanan


Tekanan absolut (absolute terukur adalah tekanan yang
pressure) diukur berdasarkan tekanan
adalah suatu tekanan yang ada atmosfer (di atas atau
diatas nol absolute atau jumlah bawah tekanan atmosfir).
dari tekanan atmosfir dengan
tekanan relatif.
Barometer dan Manometer
Manometer adalah suatu alat
pengukur tekanan yang
menggunakan kolom cairan untuk
mengukur perbedaan tekanan
antara suatu titik tertentu dengan
tekanan atmosfer (tekanan
terukur),atau perbedaan tekanan
antara dua titik.

h= p/  g
h= p g

h= p/  g Alat ini tidak dapat digunakan


untuk mengukur tekanan negatif,
oleh karena itu dikembangkan
monometer dengan menggunakan
pipa U agar tekanan positif atau
negatif dapat terukur.
Contoh Soal

Sebuah piezometer dipakai untuk mengukur tekanan minyak


yang mengalir dalam pipa (kerapatan massa = 640 kg/m3 ).
Apabila minyak pada tabung piezometer naik setinggi 1,2 m di
atas sumbu pipa, berapakah besamya tekanan dalam satuan
N/m2 ?
w = p g = 640.9,81 N/m3 dan h = 1,2 m.
p = 640.9,8L.1,2 = 7,55 kN/m2.
Manometer ini tidak banyak bedanya dengan tabung piezometer,
hanya saja manometer ini berbentuk pipa U (U tube) dimana ujung
yang satu melekat pada titik yang diukur tekanannya sedang ujung
yang lain berhubungan langsung dengan udara luar (atmosfer).

Pipa U tersebut diisi dengan cairan yang berbeda dengan cairan yang
mengalir di dalam pipa yang akan diukur tekanannya.
Misalnya berat jenis cairan di dalam pipa adalah γ1 dan berat jenis
cairan di dalam manometer adalah γ2 dimana γ2 > γ1.
+A +A

h1 h1
1 1

h2 h2
z z z z

2 2
(a) Tekanan positip (b) Tekanan negatip
Gambar 2.6. Manometer pipa U

𝑃𝐴=𝑃𝑎+ x ɣ2 -h ɣ1...... kondisi a


𝑃𝐴=𝑃𝑎-x ɣ2 -h ɣ1...... kondisi b
Tekanan pada bidang z-z→ dari dua kali pipa U
adalah sama besar, yaitu :

PA + h1 1 = Patm + h2  2

atau :
P = P + h  - h 
A atm 2 2 1 1

dimana Patm = tekanan atmosfer.


Contoh Soal

Bila air raksa di dalam manometer, pada


pipa kiri 30 cm di bawah titik A, sedangkan
pada pipa kanan 20 cm di atas titik A.
Berapakah tekanan ukur di titik A?
Kerapatan relatif air raksa = 13,6.

H1= 30crn = 0,3 m ; h= 20 cm= 0,2 m


S= 13,6 dan w= 9,81 kN/m3
PA= (13,6 - 1)9,81.10^3. 0,3 + 13,6 . 9,81 , 10^3. 0,2
= 63,8 kN/m2.
SOAL
• Tangki dengan ukuran panjang x lebar x tinggi = 5 m x 3 m x 2 m diisi air
sedalam 1,5 m. Hitung tekanan pada dinding tangki berdasarkan
kedalaman 500 cm, 1000 cm dan 1500 cm. Hitung pula gaya yang bekerja
pada dinding dalam arah panjang, lebar serta dasar tangki. Dalam satuan
MKS
• Suatu tangki dengan panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 2 m diisi air sampai
pada ketinggian 1,25 m dan sisanya diisi minyak sampai penuh dengan
rapat relatif S=0,9. Tangki tersebut terbuka ke udara luar. Hitung dan
gambar distribusi tekanan pada dinding dan dasar tangki. Hitung gaya
tekanan yang bekerja pada sisi arah panjang, lebar serta dasar tangki.
Dalam satuan SI

5
• Tekanan air di dalam
pipa diukur dengan
manometer berisi air
raksa seperti terlihat
dalam gambar. Jika
tekanan di atmosfer di
anggap 0.Hitung
tekanan air didalam
pipa. (Satuan SI)
Materi Perkuliahan
Berikutnya……
(1). Menjelaskan penurunan persamaan dasar hydrostatika,
satuan dan skala pengukuran aliran, serta contoh-contoh
penggunaannya agar mahasiswa memahami konsep
hidrostatika dan dapat menghitung besarnya tekanan
cairan dengan menggunakan alat ukur manometer.
(1) Tekanan pada satu titik

(2) Persamaan Hidrostatika

(3) Satuan dan Skala dari Pengukuran Tekanan

(4) Gaya Hidrostatik pada Bidang Datar yang Terletak Horizontal

(5) Gaya Hidrostatik pada Bidang Datar yang Terletak Miring

(6) Gaya Hidrostatik pada Bidang datar yang Terletak Vertikal

(7) Gaya Hidrostatik pada Bidang Lengkung

(8) Keseimbangan benda yang melayang dan mengapung

(9) Keseimbangan relatif


Z

Besarnya gaya-gaya yang


F bekerja pada satu sisi
dF = p . dA
adalah :
x
y
 p dA = p  dA = p . A
A A
x

x = xp
•C dA (2.14)

y = yp
x

Gambar 2.9. Sket untuk menentukan


letak garis kerja gaya tekan pada bidang
datar horizontal
maka lokasi titik tangkap gaya yang bekerja dapat dicari
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
(sigma momen terhadap sumbu y).

p A x p =  p dA x
A

Karena p konstan, maka:

1
xp =  x dA = x (2.15)
A A
1
yp =  y dA = y (2.16)
AA
dimana x dan y adalah jarak titik berat bidang terhadap sumbu y
dan sumbu x.

h
FA
d
FB Luas A

Gambar 2.10 Sebuah bidang datar terletak horizontal di dalam


cairan
Dari Gb.2.10 dapat dilihat bahwa besarnya gaya-gaya
yang bekerja pada sisi atas bidang adalah :

FA = p A A =  g h A (2.17)

Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada sisi bawah :

FB = p B A =  g (h + d )A (2.18)

Jumlah gaya-gaya yang bekerja pada bidang tersebut adalah :

FB - FA =  g(h + d )A -  g h A =  gd A (2.19)

dimana :
ρ g d A = G, adalah berat cairan yang dipindahkan oleh
bidang datar tersebut.
Untuk menjelaskan hal ini diambil suatu bidang datar seperti
pada Gb.2.11 Tampak Samping O

h
F
dF
cairan

•G X
dA
P•
At as
m pak
T a

Gambar 2.11 Bidang datar yang terletak miring di dalam cairan


Dengan sistem x y tersebut besarnya gaya dF yang
bekerja tegak lurus pada suatu penampang kecil sekali
seluas dA pada bidang, dapat dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut :

dF = p dA =  g h dA =  g y sin  dA (2.20)

Besarnya seluruh gaya yang bekerja pada bidang adalah :

F =  p dA=   g y Sin dA = g sin  y dA


A A A

F =  g sin  y A =  g h A (2.21)
Untuk mendapatkan letak titik tangkap
resultante gaya tersebut diambil sigma momen
terhadap titik pusat salib sumbu.

1
Fx p =  x p dA→ xp =  x p dA (2.22)
A FA

F y p = y p dA → y = 1 y p dA
 p 
FA
(2.23)
A
Untuk bidang yang luasnya sederhana Pers.(2.22) dapat
dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk umum.
1 1
xp = 
 g y A sin  A
x  g y sin  dA = 
yAA
x y dA

I xy
xp =
yA I xy
maka : xp = + x (2.24)
yA
Sama halnya, Pers(2.23) dapat dinyatakan sebagai berikut :
1 1
yp = A   = 
2
y g y sin dA y dA
 g y A sin  yAA
Ix
yp =
yA IG
maka : yp = y + y (2.25)
A
y x
y dA
yp dy
•G
x
xp • P

Tampak Samping Tampak Depan


Gambar 2.12. Bidang datar yang terletak vertikal di dalam cairan
Penerapan Pers.(2.20) pada bidang yang terletak
vertikal seperti pada Gb.2.12 adalah sebagai berikut :

dF = p.dA =   g  h  dA =   g  y  sin  dA (2.20)

Karena θ = 900 maka persamaan tersebut dapat


disederhanakan menjadi :

dF =   g  y  dA
F =    g  y  dA =   g  y  A (2.26)

A
x p . F =  x . p . dA
A

1
xp = 
y. A A
x y dA

I xy I xy
xp = = +x
yA yA

I xy
IG
yp = = +y
yA yA
Tabel 2.1.Letak titik berat dan momen enersia melalui titik berat
No. Bentuk Luas Titik Berat Enersia
(dari dasar Melalui
Bidang Luas Titik momen) titik berat IG
1.
h b h3
•G h bh y= IG =
y
2 12
b

Persegi empat

2.
bh h b h3
h y= IG =
y
•G
2 3 36
b

Segitiga
Tabel 2.1.Letak titik berat dan momen enersia melalui titik berat

No. Bentuk Luas Titik Berat Enersia


(dari dasar Melalui
Bidang Luas Titik momen) titik berat IG
3.

G
•  D2 D  D4
y
D
y= IG =
4 2 64
Lingkaran

4.
D
D 2
2D  D4
y G

2 y= IG =
8 3 456
Setengah Lingkaran

Anda mungkin juga menyukai