Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

Keperawatan Bencana

Disusun Oleh :
Nama: camelya marlissa
Kelas: A
NPM: 12114201180117
Prodi : Keperawatan
Fakultas :Kesehatan

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus yang mana atas berkat
rahmat dan karunianNya saya dapat menyelesaikan tugas makalah sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini saya susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Bencana
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu saya meminta maaf kepada para pembaca dan mengharapkan kritik dan
saran ataupun masukan dari para pembaca. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi,
dimana perawat tidak hanya terbatas pada pemberian asuhan dirumah sakit
saja melainkan juga dituntut mampu bekerja dalam kondisi siaga tanggap
bencana. Situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal
memang sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skill dan
teknik dalam  menghadapi kondisi seperti ini.
Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam keadaan siaga
bencana dapat dilakukan oleh proesi  keperawatan. Berbekal pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki seorang perawat bisa melakukan pertolongan
siaga bencana dalam berbagai bentuk.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan pentingnya peran
perawat dalam situasi tanggap bencana, bentuk dan peran yang bisa
dilakukan perawat dalam keadaan tanggap bencana.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa
masalah, yaitu:
1. Peran perawat tentang
a. Pencegahan primer
b. Fase impact
c. Posko pengungsian dan posko bencana
d. Fase post impact
2. Apa yang dimaksudkan dengan bencana , krisis, dan situasi darurat
3. Jenis – jenis bencana yang anda ketahui

1.3    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui Dapat mengetahui Peran perawat tentang
a. Pencegahan primer
e. Fase impact
f. Posko pengungsian dan posko bencana
g. Fase post impact
2. Apa yang dimaksudkan dengan bencana , krisis, dan situasi
darurat
3. Jenis – jenis bencana yang anda ketahui

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1    peran perawat pencegahan tentang


a. Pencegahan primer
1. Peran dalam Pencegahan Primer
Ada 2 hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini,
antara lain:
a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan
dalam penanggulangan ancaman bencana untuk tiap fasenya
(preimpact, impact, postimpact).
b. Para perawat ini, khususnya perawat komunitas mendapat pelatihan
tentang berbagai tindakan dalam penanggulan ancaman dan dampak
bencana. Misalnya mengenali instruksi ancaman bahaya;
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency
(makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda) dan
mengikuti pelatihan penanganan pertama korban bencana.
Perawat ikut terlibat bersama berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, palang merah nasional maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan
menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
Program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat
dalam menghadapai bencana seharusnya merupakan bagian dari
perencanaan perawat komunitas. Penyuluhan atau usaha edukasi publik
harus meliputi:
a. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)
b. Keluarga
c. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota
keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan, dan pertolongan
pertama luka bakar. Pelatihan ini akan lebih baik jika keluarga juga
diberikan informasi mengenai perlengkapan kesehatan (first aid kit)
yang seharusnya ada di rumah seperti obat-obat penurun panas
(parasetamol), tablet antasida, obat antidiare, alkohol antiseptik, laksatif,
pencuci mata, termometer, perban, plester, bidai, dan sarung tangan.
d. Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa
persediaan makanan, penggunaan air yang aman.
e. Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon
darurat seperti dinas kebakaran, RS dan ambulans.

4
f. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal
pakaian seperlunya, portable radio, senter, baterai).
g. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau
posko-posko bencana.
b. Fase impact
Peran perawat dalam fase impact sebagai berikut :
a. Bertindak cepat
b. Don’t promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan
apapun dengan pasti dengan maksud memberikan
harapan yang besar pada korban yang selamat.
c. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan
d. Kordinasi dan menciptakan kepemimpinan
e. Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang tarkait
dapat mendiskusikan dan merancang master plan of
revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan
pertama.
c. Posko pengungsian dan posko bencana
1. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek
kesehatan sehari- hari
2. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan
harian
3. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang
memerlukan penanganan kesehatan di RS
4. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
5. Memeriksa dan mengatur persediaan obat
,makanan,peralatan kesehatan
6. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan
penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga
membahayakan diri dan lingkungan berkoordinasi dengan
perawat jiwa
7. Membantu terapi kejiwaan korban khusus anak dapat
dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan
terapi bermain
8. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh
para psikolog dan psikiater

d. Fase post impact


Peran perawat dalam fase post impact sebagai berikut :

5
a. Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, fisikologi
korban
b. Stress fisikologi yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi
post traumatic stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom dengan
3 kriteria utama. Pertama, gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua,
individu tersebut mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback,
mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang memacuhnya. Ketiga,
individu akan menunjukan gangguan fisik. Selain itu, individu dengan
PTSD dapat mengalami penurunan konsentrasi, perasaan bersalah dan
gangguan memori.
c. Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja
sama dengan unsure lintas sektor menangani maslah keehatan
masyarakat paska gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan
(recovery) menuju keadaan sehat dan aman

2.2. Apa yang dimaksudkan dengan bencana , krisis, dan situasi darurat
1.Bencana
Definisi Bencana menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan dalam skala tertentu
yang memerlukan respon dari luar masyarakat dan wilayah yang terkena.
Bencana dapat juga didefinisikan sebagai situasi dankondisi yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Jenis-jenis bencana:
1. Bencana alam (natural disaster), yaitu kejadian-kejadian alami seperti
banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus dan lain sebagainya.
2. Bencana ulah manusia (man-made disaster), yaiut kejadian-kejadian
karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau
kendaraan, kebakaran, ledakan, sabotase dan lainnya.
Bencana berdasarkan cakupan wilayahnya terdiri atas:
1. Bencan Lokal, bencana ini memberikan dampak pada wilayah sekitarnya
yang berdekatan, misalnya kebakaran, ledakan, kebocoran kimia dan
lainnya.
2. Bencana regional, jenis bencan ini memberikan dampak atau pengaruh
pada area geografis yang cukup luas dan biasanya disebabkan leh faktor
alam seperti alam, banjir, letusan gunung dan lainnya.

2.Krisis

6
Krisis merupakan sebuah kondisi berbahaya, genting, dan sebagainya yang
tidak diharapkan untuk terjadi. Sayangnya, krisis selalu muncul dalam
dinamisnya kehidupan — tak terkecuali pada sebuah organisasi dan
perusahaan. Guna mengatasi semakin buruknya keadaan, manajemen
krisis pun harus segera dilakukan.

3.Situasi Darurat
situasi yg menimbulkan risiko langsung (spontan) mislny terhadap
kesehatan, keamanan, properti, atau lingkungan seseorang.

2.3 Jenis – jenis bencana yang anda ketahui

Menurut saya bencana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu bencana alam dan
bencana non-alam.Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam. Contoh bencana alam
dapat berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor.

Sementara itu, bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa


atau rangkaian peristiwa non-alam. Contoh bencana non-alam dapat berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Ada pula bencana
sosial yang mengakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan
oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat dan terorisme.

BAB III

7
PENUTUP

3.1  Simpulan
Bencana alam  merupakan sebuah musibah  yang tidak dapat diprediksi
kapan datangnya.  Apabila bencana tersebut telah datang maka akan menimbulkan
kerugian dan kerusakan yang membutuhkan upaya pertolongan melalui tindakan
tanggap bencana yang dapat dilakukan oleh perawat.

3.2  Saran
Sebagai seorang calon perawat diharapkan bisa turut andil dalam
melakukan kegiatan tanggap bencana. Sekarang tidak hanya dituntut mampu
memiliki kemampuan intelektual namun harus memilki jiwa kemanusiaan melalui
aksi siaga bencana.

DAFTAR PUSTAKA

1. Efendi,Ferry.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan praktik


dalam keperawatan.Jakarta.Penerbit Salemba Medika
2. Mepsa,Putra.2012.Peran Mahasiswa Keperawatan Dalam Tanggap
Bencana.20http://fkep.unand.ac.id/images/peran_mahasiswa_keperawatan
_dalam_tanggap_bencana.docx. Diakses tanggal 2 Juni 2017

8
3. Kholid, Ahmad S.Kep, Ns. 2015.Prosedur Tetap Pelayanan Medik
Penanggulangan Bencana.Jakarta:Salemba Medika
4. http://dc126.4shared.com/doc/ZPBNsmp_/preview.html. Diakses tanggal
2 Juni 2017
5. Mursalin.2011.Peran Perawat Dalam Kaitannya Mengatasi Bencana.
Diakses tanggal 2 Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai