Anda di halaman 1dari 17

Makalah

DINAMIKA PERKEMBANGAN STUDI ISLAM

Oleh:
Kenara

Program Studi
Metode Studi Islam

Dosen : Ahmad Bulyan Nst, M.Pem.I

UNIVERSITAS AL – WASHLIYAH
UNIVA MEDAN
TAHUN 2021 - 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT,atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayat – Nya, sehingga penulis sendiri dapat menyelesaikan makalah ini yaitu tentang
Dinamika Studi Islam yang dibimbing oleh dosen saya, Ahmad Bulyan Nst, M.Pem.I.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan atas junjungan Nabi kita Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa Ummatnya dari alam kegelapan hingga kealam terang benderang
seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Ucapan terima kasih pula saya tunjukkan kepada semua pihak yang turut membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan, demi menuju kesempurnaan makalah
ini. Dan saya selaku penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi kita dan juga generasi
muda yang kelak membangun negeri ini menjadi yang lebih baik lagi, amin.

Medan, 26 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGNTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar belakang masalah .......................................................................... 1


B. Rumusan masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan penulis........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 1

A. Sejarah awal studi Islam ............................................................................. 1


B. Dinamika studi Islam di Barat ..................................................................... 6
C. Dinamika studi Islam di Timur ................................................................... 7
D. Dinamika studi Islam di Indonesia .............................................................. 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13

A. Kesimpulan ............................................................................................ 13
B. Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Islam awalnya dilakukan oleh Rasulullah kepada keluarga dan
juga sahabatnya. Pendidikan islam dilakukan secara bertahap – tahap, mulai dari
sembunyi sampai terang – terangan. Lalu pendidikan islam dapat menyebar ke
dunia Barat, dunia Timur, dan hingga ke Indonesia.
Di dalam makalah ini saya akan membahas, tentang dinamika perkembangan
studi Islam, mulai dari sejaral awalnya, dan persebarannya di dunia barat, timur,
dan juga di Indonesia

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dinamika studi Islam pada sejarah awalnya ?

2. Bagaimana dinamika studi Islam di Timur ?

3. Bagaimana dinamika studi Islam di Barat ?

4. Bagaimana dinamika studi Islam di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahu sejarah awal dinamika studi Islam
2. Untuk mengetahui dinamika studi Islam di Timur
3. Untuk mengetahui dinamika studi Islam di Barat
4. Untuk mengetahui dinamika studi Islam di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Studi Islam

Pada awalnya pendidikan Islam disampaikan oleh Rasulullah. Periode


Rasulullah dibagi menjadi dua fase yaitu fase Makkah dan Madinah. Dalam dua
fase ini, para aktivis pendidikan dapat menyerap berbagai teori dan prinsip dasar
yang berkaitan dengan pola-pola pendidikan dan interaksi sosial yang lazim
dilaksanakan dalam setiap manajemen pendidikan Islam1.

1. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di gua hira’ di


Makkah pada tahun 610 M. dalam wahyu itu termaktub ayat Al-Qur’an dalam
surat al-Al-Alaq ayat 1-5:

Artinya: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama tuhanmu yang telah


menjadikan (semesta alam). Dia menjadikan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah. Yang mengajarkan dengan pena.
Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya 2.

Secara lebih sederhana, pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah di


Makkah yang bertujuan untuk membina pribadi muslim agar menjadi kader yang
berjiwa kuat dan dipersiapkan menjadi masyarakat Islam, mubaligh dan pendidik
yang baik. Sesuai karakteristik perkembangan pendidikan Islam, maka tahapan
pendidikan Islam periode Makkah terbagi menjadi :

1
Nizar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta : Kencana, 2009), hlm. 29

2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kudus: Menara
Kudus, 2016

2
a. Tahapan sembunyi

Dengan diturunkannya wahyu pertama, Rasulullah mulai membimbing dan


mendidik umatnya. Pada awalnya beliau melakukan dengan cara diam-diam
dilingkungan sendiri diantara orang- orang terdekatnya. Rumah Al- Arqam bin
Abil Arqam menjadi lembaga pendidikan Islam pertama sebagai tempat
pertemuan Rasulullah SAW dengan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya.
Disanalah Rasulullah SAW mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok Agama
Islam dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) Al-Qur’an.

b. Tahapan terang terangan

Setelah sekitar 3 tahun kemudian turun wahyu agar Rasulullah SAW


berdakwah secara terang-terangan. termaktub dalam Firman Allah SWT, QS. Al-
Hijr Ayat 94

Artinya : Maka sampaikan olehmu secara terang-terangan segala apa yang


diperintahkan(kepadamu) dan berpalinglah dari orang musyrik (QS. Al-Hijr : 94).

Perintah dakwah terang-terangan ini seiring dengan semakin bertambah


banyaknya jumlah sabahat Nabi SAW serta untuk meningkatkan jangkauan seruan
dakwah. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-
sahabatnya dari kaum quraisy, namun hal itu tidak menggoyahkan semangat untuk
terus mempelajari ajaran Islam dan terus berdakwah.

c. Tahapan seruan umum

Kemudian Rasulullah SAW merubah strategi dakwah dengan seruan umum,


umat manusia secara keseluruhan. Hal ini dilakukan pada musim-musim haji,
ketika banyak kaum diluar Makkah berdatangan untuk melaksanakan haji. Pada
tahapan ini berkat semangat yang tinggi dari para sahabat dalam mendakwahkan
ajaran Islam, maka seluruh penduduk Yatsrib masuk Islam kecuali orang-orang
Yahudi.

3
3. Perbedaan ciri pokok pendidikan Islam periode makkah dan madinah

A. Ciri Pokok Periode Makkah

Pokok pembinaan pendidikan Islam di kotaMakkah adalah pendidikan


tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap
individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam
perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

B. Ciri Pokok Periode Madinah

Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan


sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan
tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar
dijiwai oleh ajaran, merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut 3.

Pada periode Madinah adalah disamping seperti periode Makkah juga


terdapat perkembangan yaitu:

a) Prinsip pendidikan kesehatan (jasmani)

b) Prinsip pendidikan sosial

c) Prinsip pendidikan politik dan pemerintah

5. Metode Pendidikan Masa Rasulullah SAW

Metode pendidikan yang Rasulullah SAW kembangkan dalam


menyampaikan materi adalah sebagai berikut :

 Metode ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan


memberikan penjelasan- penjelasan dan keterangan.

3
Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga
Pendidikan Islam Klasik, hal, 135-136

4
 Metode dialog, metode ini dipergunakan ketika berkomunikasi dengan
para sahabat dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait dakwah
ajaran Islam
 Diskusi atau tanya jawab
 Metode perumpamaan
 Metode kisah
 Metode pembiasaan
 Metode hafalan, para sahabat menghafal untuk menjaga Al-Qur’an

Aplikasi penggunaan metode diatas dalam menyampaikan materi


pendidikan adalah:

 Materi keimanan: Melalui tanya jawab dengan penghayatan yang


mendalam dan didukung oleh bukti-bukti rasional dan ilmiah
 Materi ibadah: disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan
sehingga mudah diikuti masyarakat
 Materi akhlak: Rasulullah menitikberatkan pada metode peneladanan.
Beliau tampil dalam kehidupan sebagai seseorang yang memiliki
kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.

Ruang lingkup pendidikan Agama Islam meliputi keserasian dan


keseimbangan antara lain 4:

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

d. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya dan lingkungannya.

4
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam , hal. 45

5
B. Dinamika Studi Islam di Barat

Sebagaimana diketahui, bahwa yang sementara ini dikelompokkan sebagai


studi Islam antara lain:Al-Qur’an/ tafsir, hadits/ilmu hadits, fiqh/hukum Islam,
teologi/ilmu kalam, tasawuf, sejarah Islam, filsafat Islam, dan bahasa Arab.
Belakangan masuk pula ke dalam studi Islam adalah pembaruan pemikiran Islam,
dakwah Islam, pendidikan Islam, Politik Islam, dan Ekonomi Islam. Semua
bidang studi Islam ini telah dipelajari oleh para orientalis Barat dengan intensitas
yang berbeda-beda. Penjelasan secara singkat tentang studi Islam yang dipelajari
oleh orientalis Barat ini dapat dikemukakan sebagi berikut:

Pertama, bidang tasawuf. Para orientalis yang mempelajari tasawuf ini


anatara lain:A.J.Arbery dan S.M. Zwemmer. Kajian mereka tetang tasawuf ini
pada umumnya ditujukan untuk menempatkan tasawuf Islam sebagai kelas dua,
atau hasil menjiplak dari tasawuf yang dikembangkan dikalangan nasrani.

Kedua, bidang dakwah. Di antara orientalis yang mempelajari dakwah ini


ialah Thomas W. Arnold, dalam bukunya yang berjudul The Preaching of Islam.
Dalam buku ini, sering digambarkan bahwa Islam disebarkan dengan pedang dan
cara-cara pemaksaan.

Ketiga, bidang pendidikan Islam. Di antara orientalis yang mempelajari


pendidikan Islam ini, ialah Michael Stanton dengan bukunya yang berjudul The
Higher Learning of Islam (Pendidikan Tinggi Islam), dan Karl Stremmbrink
dengan buku pesantren, Madrasah, dan sekolah. Dalam buku-buku ini merekan
membicarakan tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan lembaga
pendidikan Islam mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, mualai dari
yang sederhana hingga yang tinggi, seperti kuttab, masjid, madrasah, dan
observatorium5.

5
Prof.Dr.H. Abudin Nata.MA., Studi Islam Komprehensif, Loc.cit., hlm. 551

6
C. Dinamika Studi Islam di Timur

Sejarah perkembangan Islam di Timur dimulai sejak akhir periode Madinah


sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan Islam masih di masjid-masjid dan
rumah-rumah, dengan ciri hafalan. Namun sudah diperkenalkan logika
matematika, ilmu alam, kedokteran, kimia, musik, sejarah dan geografi. Selama
abad ke-5 H, selama periode Khalifah Abbasyiah, sekolah-sekolah didirikan di
kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar, bukan lagi masjid, dan
mulai yang bersifat intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.

Berdirinya sistem madrasah di abad 5 H/akhir abad 11 M, justru menjadi


titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian
madrasah menjadi alat penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama
oleh Kerajaan Fatimah di Kairo. Sebelumnya di sekolah ini diajarkan kimia,
kedokteran, filsafat, diganti hanya mempelajari tafsir, kalam fiqih dan bahasa.
Sedangkan matematika hilang dari kurikulum Al-Azhar tahun 1748 M. Memang
pada masa kekhalifahan Abbasyiah Al-Ma’mun (198-218 H/813-833 M), sebelum
hancurnya aliran Mu’tazilah, ilmu-ilmu umum yang bertitik tolak dari nalar dan
kajian-kajian empiris dipelajari di madrasah.

Pengaruh Al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal pemisahan ilmu


agama dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian islam di
zamannya, yaitu Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus dan Jerussalem. Ada
empat perguruan tinggi tertua di dunia muslim, yaitu (1) Nizhamiyah di Baghdad
(2) Al-Azhar di Kairo Mesir (3) Cordova (bagian barat) dan (4) Maroko. Sejarah
singkat masing-masing pusat studi Islam di gambarkan sebagai berikut:

1. Nizhamiyah di Baghdad

Salah satu jenis lembaga pendidikan tinggi yang muncul pada akhir abad IV
Hijriyah adalah Madrasah. Sedangkan Nizhamiyah adalah sebuah lembaga
pendidikan yang didirikan tahun 457-459 H/ 1065-1067 M (abad IV) oleh Nizham
al-Muluk dari dinasti Saljuk. Madrasah Nizhamiyah adalah madrasah yang

7
pertama kali muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah.

Tujuan Nizham al-Mulk mendirikan madrasah-madrasah itu adalah untuk


memeperkuat pemerintahan Turki Saljuk dan untuk menyiarkan mazhab
keagamaan pemerintahan. Karena sultan-sultan Turki adalah dari golongan ahli
sunah, sedangkan pemerintahan Buwaihiyah yang sebelumnya adalah kaum
syi’ah, oleh sebab itu Madrasah Nizhamiyah adalah untuk menyokong sultan dan
menyiarkan mazhab ahli sunah ke seluruh rakyat6.

2. Al-Azhar di Kairo Mesir

Al-Azhar merupakan lembaga pendidikan tertua di dunia. Hingga saat ini


usia al-Azhar telah mencapai lebih dari seribu tahun. Awalnya al-Azhar adalah
sebuah masjid yang didirikan oleh khalifah Mu’idz li Dinillah Ma’ad bin Mansyur
(931-975 M), khalifah keempat dinasti Fatimah yang berkuasa di Mesir kala itu.
Kemudian fungsi al-Azhar ditambah menjadi pusat kebudayaan dan pendidikan.
Mulanya lembaga pendidikan al-Azhar adalah pusat penyebaran paham syiah.
Namun sejak Salahuddin al-Ayyubi berkuasa di Mesir pada tahun 1711 M,
kurikulum lembaga pendidikan al-Azhar pun diubah dari paham syiah menjadi
mazhab sunni yang terus berlaku sampai sekarang.

Pada tahun 1961, universitas al-Azhar membuka sejumlah fakultas baru


seperti pendidikan, kedokteran, farmasi, ekonomi, sains, pertanian, dan teknik.
Dangan ini, maka di Universitas al-Azhar terdapat dua penjurusan yaitu fakultas
ilmu (ilmu umum) dan fakultas adabi (agama). Hanya saja yang membedakan
alumni Universitas al-Azhar, baik fakultas agama maupaun non-agama, dengan
alumni Universitas-universitas lain di Mesir adalah kewajiban setiap

6
Nizar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009) hlm. 158

8
mahasiswa/mahasiswinya untuk menghafal seluruh al-Quran bagi mahasiswa
Mesir dan Arab, dan menghafal sebagiannya bagi mahasiswa non-Arab7.

Adapun sejarah singkat mengenai pusat studi Islam yang terdapat di


berbagai negara, akan kami uraikan mengenai studi Islam di masing- masing
negara:

1. Arab Saudi

Arab Saudi mempunyai beberapa Universitas termasukUuniversitas khusus


bagi wanita. Universitas-Universitas itu antara lain adalah king saud University di
Riyadh yang di dirikan tahun 1957,Iislamic University of Madinah (1961), King
Abdul Azis University di jeddah (1967),Iimam Muhammad Bin Saud Islamic
University di Riyadh (1974), King Faisal University di Gammam (1975), Ummul
Qura University di Mekkah (1979). Bahasa pengantar yang di gunakan di
Universitas ini, pada umumnya adalah bahasa arab, meskipun ada juga yang
menggunakan bahasa inggris.

2. Suriah

Universitas yang terletak dikota Damaskus adalah perguruan tinggi favorit


di Suriah dan menyediakan berbagai fakultas. Sebagaimana yang diuraikan diatas,
fakultas yang bisa dimasuki masyarakat Indonesia adalah terbatas pada Fakultas
Syariah dan Sastra Fakultas Syariah yang dirintis oleh Syaikh Prof. Dr. Musthafa
as-Siba’i ini merupakansalaah satu fakultas syariah favorit dan terbaik di Timur
Tengah.

7
Al-kattani Abdul hayyie, Studi Islamic Countries, (Jakarta: Gema Insani,
2009) hlm. 25-26

9
D. Dinamika Studi Islam di Indonesia

1. Kondisi Pendidikan pada Kerajaan Islam

a. Pendidikan Islam pada Kerajaan Samudra Pasai dan Aceh Darussalam

Menurut Muhammad Zunus, bahwa pada setiap kerajaan islam terdapat


masa-masa kemajuan pendidikan islam. Sejak masuknya islam ke tanah aceh
(1290 M), pendidikan dan pengajaran islam mulai lahir dan tumbuh dengan subur,
terutama setelah berdirinya kerajaan islam di aceh. Pada waktu itu bnyaklah
ulama di pasai yang membangun pesantren, seperti Teungku di Deurenundong,
teungku Cot Mamplam, dan lain-lain. Seiring dengan itu, banyak pula pelajar dari
berbagai daerah yang datang ke Pasai untuk belajar agama islam. Berkat bantuan
pemerintah islam dan masyarakat, maka pesantren, surau dan langgar tersebar di
dari kota-kota sampai ke dusun-dusun. Kegiatan pendidikan islam di Aceh ini
mengalami zaman keemasan pada zaman Iskandar Muda, sehingga menjadi
masyhur ke mana-mana, karena banyak alim ulama dan ahli sastra Islam
Indonesia.

b. Pendidikan islam pada kerajaan Demak, panjang, dan Mataram

Pendidikan islam yang berlangsung di kerajan Demak, panjang, dan


Mataram beriringan dengan kegiatan dakwah islam yang di lakukan para ulama
dan para wali, yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Kalijaga, Sunan Muria dan
Sunan Gunung Jati. Kitab-kitab agama Islam di zaman Demak yang kini masih di
kenal, ialah Primbon, yaitu notes, berisi serba macam catatan tentang ilmu-ilmu
agama, macam-macam do’a, bahkan ada juga tentang obat-obatan, dan ilmu
ghaib. Dalam kitab ini di sebutkan pula tentang ini atau itu adalah wejangan dari
sunan polan, atau sunan anu, atau dari Kiai Ageng anu. Selain itu, ada oula kitab-
kitab yang di kenal dengan nama suluk sunan bonang, suluk sunan kalijaga,
wasita jati sunan geseng dan ajaran mistis Islam dari masing-masing sunan itu
yang di tulis tangan.

10
2. Keadaan Pendidikan Islam di Zaman Belanda

Sikap kolonial Belanda terhadap pendidikan Islam bisa dilihat lebih lanjut
dari kebijakannya yang sangat distriminatif, baik secara sosial, ras, anggaran,
maupun kepemelukan terhadap agama.

Diskriminasi sosial terlihat pada didirikannya sekolah yang membedakan


antara sekolah yang diperuntukan khusus kaum bangsawan dengan sekolah yang
khusus untuk rakyat biasa.

Diskriminan ras terlihat dengan jelas pada klasifikasi sekolah di Indonesia.


Pada tingkat dasar pemerintah membuka sekolah-sekolah yang dibedakan
menurut ras dan keturunan seperti Europeeche Lagere School (ELS) untuk anak-
anak Eropa, Holandsh Chinese School untuk anak-anakChina dan keturunan Asia
Timur, Holandsch School yang keudian di sebut selah bumiputra, untuk anak-
anak pribumi dari kalangan ningrat, dan terakhir Inlandsch Scool yang disediakan
untuk anak-anak pribumi pada umumnya.

Diskriminasi anggaran terlihat pada pemberian anggaran yang lebih besar


kepada sekolah untuk anak-anak eropa, padahal jumlah siswa pada sekolah
Bumiputra jauh lebih banyak.

Diskriminasi kepemelukan agama antara lain terlihat pada kebijakan


pemerintah Belanda yang mengonsentrasikan di wilayah dimana terdapat
sejumlah besar penduduknya yang beragama kristen sepeti Batak, Manado, dn
kalimantan. Pesantren yang menjadi basis pendidikan agidak mendapatkan
perhatian sama sekali, bahkan cenderung dimusuhi.

3. Keadaan Pendidikan Islam di Zaman Jepang

Kehadiran Jepang di Indonesia terhitung amat singkat, yakni hanya 3,5


tahun. Namun waktu yang singkat ini tidak berarti bahwa Jepang tidak memberi
pengaruh terhadap perkembangan pendidikan islam. Lamanya waktu,
sebagaimana yang di lakukan oleh Belanda di Indonesia, tidak menjadi jaminan
bangsa Belanda di Indonesia telah berbuat banyak terhadap pendidikan

11
islam.sebaliknya Jepang yang beradadi Indonesia dalam waktu singkat telah
memberikan pengaruh pendidikan islam sebagai berikut.

Pertama, umat islam merasa lebih leluasa dalam mengembangkan


pendidikannya, karena berbagai undang-undang dan peraturan yang di buat oleh
pemerintah Belanda yang sangat diskriminatif dan membatasi itu sudah tidak di
perlakukan lagi. Umat islam pada zaman kolonial Jepang memperoleh peluang
yang memungkinkan dapat berkiprah lebih leluasa dalam bidang pendidikan.

Kedua, bahwa sistem pendidikan islam yang terdapat pada zaman Jepang
pada dasarnya masih sama dengan sistem pendidikan islam pada zaman Belanda,
yakni di samping sistem pendidikan pesantren yang didirikan kaum ulama
tradisional, juga terdapat sistem pendidikan klasikal sebagaimana yang terlihat
pada madrasah, yaitu sistem pendidikn Belanda yang muatanya terdapat pelajaran
agama8.

4. Pendidikan Islam di Zaman Orde Lama

Pada masa ini pendidikan Islam kurang diperhatikan karena adanya perang
dingin antara pemerintah dengan elite Islam, sehingga pendidikan Islam belum
mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah.

5. Pendidikan Islam di Zaman Orde Baru

pada dasarnya kebijakan yang lair pada zaman orde baru, termasuk pada
bidang pendidikan, diarahkan pada upaya pembangunan ekonomi.

6. Pendidikan Islam di Zaman Reformasi


Pada masa reformasi ini kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh
pemerintah menimbulkan keadaan pendidikan Islam yang secara umum lebih
baik dari keadaan pendidikan pada masa pemerintahan orde lama.

8
Prof.Dr.H. Abuddin Nata, MA., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: kencana
Prenada Media Group, 2011) hlm. 235

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dinamika studi Islam di Barat begitu pesat dimana ditandai dengan adanya
pusat kajian Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan beberapa
kesimpulan bahwa, pada awalnya pendidikan Islam pada masa Rasulullah
berkembang melalui dua periode yaitu periode Makkah dan Madinah. Pada
periode tersebut, pendidikan dilakukan dengan bertahap , dengan beberapa
kebijakan keagamaan semisal, didirikannya The development of Islamic Studies
in Canada, Temple University, Leiden University dan Chicago University. Selain
itu, ditandai dengan adanya kajian-kajian baru dalam studi Islam di Barat
diantaranya pembaruan pemikiran Islam, dakwah Islam, pendidikan Islam, Politik
Islam, dan Ekonomi Islam. Dalam mempelajari Islam, tentunya mereka
mempunyai tujuan antara lain untuk menarik simpati umat Islam, melemahkan
Islam dari dalam, menunjukkan superioritas Barat, memperjuangkan doktrin
Barat, dan kepentingan negara-negara Barat lainnya.

Dinamika studi Islam di Timur dimulai dengan diawali pembelajaran Islam di


masjid-masjid dan rumah, kemudian berkembang menjadi sekolah dan gedung,
dan dilanjutkan dengan adanya pemisahan ilmu agama dan umum.

Sedangkan dinamika studi Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi enam


kondisi, yaitu kondisi pendidikan pada zaman kerajaan Islam, Belanda, Jepang,
masa orde lama, orde baru dan zaman revormasi.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis paparkan dan penulis merasa bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan makalah ini. Dam penulis berharap semoga isi makalah ini
bermanfaat bagi kita semua amin.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Nizar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta : Kencana, 2009)

 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kudus: Menara


Kudus, 2016
 Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga
Pendidikan Islam Klasik.
 Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam.
 Prof.Dr.H. Abudin Nata.MA., Studi Islam Komprehensif, Loc.cit.
 Nizar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009).
 Al-kattani Abdul hayyie, Studi Islamic Countries, (Jakarta: Gema Insani,
2009.
 Prof.Dr.H. Abuddin Nata, MA., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:
kencana Prenada Media Group, 2011).

14

Anda mungkin juga menyukai