Anda di halaman 1dari 20

Nama : Dwi Wahyu Nugraha

NPM : 021117146
Mata Kuliah : Kewirausahaan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang berfikir kreatif

Berfikir Kreatif, itulah yang harus dimiliki setiap orang. Mungkin tanpa
Berfikir Kreatif orang akan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup di
dunia. Kekreatifan akan membedakan manusia satu dengan yang lain sebab
memang orang yang kreatif itu lebih maju daripada teman-temannya dan
banyak idenya kelihatan aneh atau tidak mungkin bagi mereka.

Berfikir Kreatif bukanlah suatu yang baru. Ahli-ahli fikir kreatif telah ada
ribuan tahun yang lalu, mungkin jauh sebelum menusia menemukan api dan
roda. Para ahli fikir tersebut memberdayakan akal pikirannya dan kemampuan
kreatifitasnya untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Maka dari itu bukan tidak
mungkin bagi kita untuk memaksimalkan kemampuan kreatifitas kita sehingga
menghasilkan prestasi.Misalnya pada wisausaha, Seorang wirausaha adalah
seorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan
berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau
kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut
secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha
(start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), keberanian untuk
menanggung risiko(risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide.
Disinilah suatu kreatifitas sangat diperlukan untuk mengembangkan ide dan
bahkan untuk mempertahankan suatu ide yang telah ada.Dalam berwirausaha
terdapat persaingan yang ketat. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas
tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat
dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang
memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian berpikir kreatif serta manfaatnya bagi masyarakat
2. Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas masyarakat di masa
pandemi Covid-19
3. Bagaimana cara membangun ekonomi kreatif di masa pandemi Covid-19
4. Bagaimana metode berfikir kreatif
5. Tahapan dalam berfikir kreatif
6. Teori kreativitas

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian berpikir kreatif serta manfaat bagi
masyarakat
2. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas
masyarakat di masa pandemi
3. Untuk mengetahui bagaimana cara membangun ekonomi kreatif dimasa
pandemi Covid-19
4. Untuk mengetahui metode berfikir kreatif
5. Untuk mengetahui tahapan dalam berfikir kreatif
6. Untuk mengetahui teori kreatifitas

1.4 Manfaat
1. Tercapainya tujuan makalah sehingga dapat memenuhi tugas mata kuliah
kewirausahaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpikir Kreatif dan Manfaat bagi masyarakat

A. Pengertian Berfikir Kreatif

Berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental yang dapat


menghasilkan pengetahuan. Berpikir adalah suatu kegiatan akal untuk mengolah
pengetahuan yang telah diperoleh melalui indra dan ditujukan untuk mencapai
kebenaran (Rakhmat,1991: 138). (Maxwell, 2004: 82) mengartikan berpikir
sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan
masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami;
berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.
Menurut Khodijah (2006: 81) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang
tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. (Solso, dalam
Khodijah, 2006: 94) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental
baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek
atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan
pemecahan masalah.

Pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang


berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam
pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah
proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem
kognitif, dan (3) berpikir
diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau
diarahkan pada solusi.
Definisi yang paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan
konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung
melalui proses penjalinan hubungan antara bagianbagian informasi yang
tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Berpikir
mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat memutuskan barang apa
yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun sambil menunggu kuliah
pengantar psikologi dimulai. Kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian
yang diberikan di kelas. Kita berpikir saat menulis artikel, menulis makalah,
menulis surat, membaca buku, membaca koran, merencanakan liburan, atau
mengkhawatirkan suatu persahabatan yang terganggu.
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental
atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau
manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang
disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi
simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006: 117).
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.
Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih
dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak
manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu,
menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian
mempunyai wawasan tentang obyek tersebut.
B. Ciri ciri Beprikir Kreatif

Seseorang dikatakan kreatif tentu ada ciri-ciri yang lebih berkaitan


dengan ketrampilan, sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang
menunjukan kreativitas dikemukan oleh (Munandar, 1999: 118 ) sebagai berikut
ini ciri-ciri berpikir kreatif pada siswa :

 Ketrampilan Berpikir Lancar


Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang suka mengajukan banyak
pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan,
mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, lancar
mengungkapkan gagasan-gagasannya.

 Ketrampilan Berpikir Luwes (Fleksibel)


Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang memberikan aneka ragam
penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu objek, memberikan macam-
macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar; cerita; atau
masalah, memberi pertimbangan terhadap siuasi; yang berbeda dari yang
diberikan orang lain.

 Ketrampilan Berpikir Orisinal


Dilihat dari bagaimana perilaku anak memikirkan masalah-masalah atau
hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.

 Ketrampilan Memperinci (Mengelaborasi)


Dilihat dari bagaimana perilaku anak mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain.

 Ketrampilan Menilai (Mengevaluasi)


Dilihat dari bagaimana perilaku anak menentukan pendapat sendiri
mengenai suatu hal.

 Memiliki Rasa Ingin Tahu


Dilihat dari bagaimana perilaku anak mempertanyakan segala sesuatu.

 Bersifat Imajinatif
Dilihat dari bagaimana perilaku anak membuat cerita tentang tempat-
tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian
yang belum pernah dialami.

 Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan


Dilihat dari bagaimana perilaku anak mencari penyelesaian suatu masalah
tanpa bantuan orang lain.

 Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko


Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang berani mempertahankan
gagasannya dan bersedia mengakui kesalahannya.

 Memiliki Sifat Menghargai


Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang menghargai hak-hak diri
sendiri dan hak-hak orang lain

C. Manfaat berfikir bagi masyarakat

1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif

Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih Anda memiliki kemampuan


untuk berpikir jernih dan rasional. Dimana Anda juga akan dapat berpikir
secara mandiri dan reflektif. Berpikir dan bertindak reflektif adalah tindakan
dan pikiran yang tidak Anda rencanakan, terjadi secara spontan dan begitu
saja, secara refleks otak Anda akan memikirkan suatu hal serta melakukan
hal-hal lain tanpa perlu Anda memikirkan atau menyuruh otak Anda untuk
memikirkan secara ulang. Terbiasa berpikir kritis juga akan membuat Anda
memiliki banyak alternatif jawaban serta ide-ide kreatif. Jika Anda
mempunyai suatu masalah, Anda tidak hanya terpaku pada satu jalan keluar
atau penyelesaian, Anda akan memiliki banyak opsi atau pilihan
penyelesaian masalah tersebut. Berpikir kritis akan membuat Anda
memiliki banyak ide-ide kreatif dan inovatif serta out of the box.

2. Mudah memahami sudut pandang orang lain


Berpikir kritis membuat pikiran dan otak Anda lebih fleksibel. Anda tidak
akan terlalu kaku dalam berpikir atas pendapat atau ide-ide dari orang lain.
Anda lebih mudah untuk menerima pendapat orang lain dan persepsi yang
berbeda dari persepsi Anda sendiri. Hal ini memang tidak mudah untuk
dilakukan, namun jika Anda telah terbiasa untuk berpikir kritis, maka
dengan sendirinya, secara spontanitas, hal ini akan mudah untuk Anda
lakukan. Keuntungan lain dari memiliki pikiran yang lebih fleksibel dari
berpikir kritis adalah Anda lebih mudah memahami sudut pandang orang
lain. Tidak terlalu terpaku pada pendapat Anda sendiri, dan lebih terbuka
terhadap pemikiran, ide, atau pendapat orang lain.

3. Menjadi rekan kerja yang baik

Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh karena berpikir
kritis. Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan. Misalnya
saja Anda lebih mudah, terbuka, menerima, serta tidak kaku dalam
menerima pendapat orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh rekan
kerja Anda. Karena Anda mau menerima pendapat orang lain dengan
pikiran terbuka. Maka rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda
sebagai rekan kerja yang baik. Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang
penting selain pekerjaan dan hubungan dengan atasan adalah lingkungan
kerja. Lingkungan kerja ini tentu saja dipengaruhi oleh rekan-rekan kerja
Anda. Jika hubungan Anda baik dengan rekan kerja, situasi lingkungan
kerja juga akan lebih baik dan lebih kondusif serta produktif dalam bekerja.

4. Lebih Mandiri

Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri, artinya tidak
harus selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi yang
rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak perlu
menunggu seseorang yang Anda anggap mampu menyelesaikan masalah,
karena Anda sendiri juga mampu menyelesaikan masalah tersebut. Dengan
memiliki pikiran yang kritis, Anda dapat memunculkan ide-ide, gagasan,
serta saran-saran penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir kritis,
akan melatih otak Anda untuk berpikir lebih kritis, tajam, kreatif, serta
inovatif.

5. Sering menemukan peluang baru

Dengan berpikir kritis, lebih memungkinkan Anda untuk menemukan


peluang-peluang baru dalam segala hal, bisa dalam pekerjaan maupun bisnis
atau usaha Anda. Berpikir kritis membuat pikiran Anda lebih tajam dalam
menganalisa suatu masalah atau keadaan. Tentu saja hal ini akan berdampak
pada kewaspadaan Anda itu sendiri. Untuk menemukan peluang,
dibutuhkan pikiran yang tajam serta mampu menganalisa peluang yang ada
pada suatu keadaan. Berpikir kritis akan menguntungkan Anda, karena
Anda akan lebih cepat dalam menemukan peluang tersebut jika
dibandingkan dengan orang yang tidak terbiasa berpikir kritis.

6. Meminimalkan salah persepsi

Salah persepsi akan sering terjadi bila Anda tidak terbiasa berpikir kritis.
Saat Anda menerima sebuah pernyataan dari orang lain dan orang lain
tersebut juga percaya akan pernyataan tersebut maka jika Anda memiliki
pemikiran yang kritis Anda akan mencari kebenaran akan persepsi tersebut.
Anda tidak akan mudah salah dalam sebuah persepsi yang belum tentu
benar hanya dengan orang lain mengatakan hal tersebut adalah benar. Saat
Anda tahu sebuah persepsi dari orang lain tersebut salah Anda akan
membantu bukan hanya diri Anda tapi juga orang tersebut. Dengan semakin
Anda berpikir kritis hal ini akan meminimalkan salah persepsi.

7. Tidak mudah ditipu

Berpikir kritis membuat Anda dapat berpikir lebih rasional serta beralasan.
Anda mengambil keputusan berdasarkan fakta, atau Anda akan
menganalisa suatu anggapan terlebih dahulu kemudian Anda kaitkan
dengan sebuah fakta. Anda tidak mudah percaya dengan perkataan orang
lain. Sehingga hal tersebut akan memudahkan Anda untuk tidak tertipu
atau ditipu oleh orang lain. Anda akan memproses suatu informasi apakah
relevan atau sesuatu yang  mustahil sehingga Anda dapat simpulkan
sebagai sesuatu yang tidak benar atau mengandung unsur kebohongan.
Berpikir kritis menuntun Anda lebih selektif dalam mengolah informasi,
sehingga Anda tidak akan mudah tertipu karena setiap mendapat suatu
informasi, Anda tidak akan langsung mempercayainya begitu saja, namun
Anda akan menganalisisnya kembali secara rasional.

2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas masyarakat di masa pandemi


Covid-19

Saat ini kita seluruh masyarakat dunia sedang ditakuti dengan perkembangan
dan penyebaran virus Covid-19 yang begitu cepat menyebar ke berbagai negara
di dunia. Tidak bisa dipungkiri sampai sekarang jumlah angka yang meninggal
akibat Covid-19 semakin bertambah.

Dengan adanya pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) dan anjuran agar
tetap tinggal di rumah, masyarakat jadi tidak bisa mencari penghasilan terlebih
bagi masyarakat yang kerjanya dibayar harian, pastinya mereka akan sangat
kena dampaknya.

Tentunya sebagai bangsa yang besar, kita tidak menginginkan hal ini terjadi.
Dengan terjadinya hal buruk di bidang ekonomi ini, kita tidak semena-mena
langsung menyalahkan pemerintah, tentunya pemerintah sudah berjuang keras
untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Bukan hanya
Indonesia aja yang terkena dampak di bidang ekonomi, tetapi juga negara lain.
Kendati industri kreatif menjadi salah satu sektor ekonomi yang paling
terdampak pandemi Covid-19, terutama dengan adanya pembatasan mobilitas
orang dan barang, sektor ini dinilai masih memiliki peluang yang dapat
ditangkap oleh industri perbankan. Kondisi ini kemudian membuat perbankan
selektif dalam menyalurkan pembiayaan untuk sektor ekonomi kreatif,
khususnya pada sektor pariwisata dan turunannya.

Pasalnya, omzet dari industri kreatif UMKM di tengah pandemi sangat jauh
menurun yang kemudian mempengaruhi kelancaran kredit perbankan di sektor
atau industri ini. “Ekonomi kreatif umumnya banyak berhubungan dengan
pariwisata, termasuk industri oleh-oleh dan juga barang-barang kerajinan. Kita
pahami semua industri turunan pariwisata sangat terpukul oleh terjadinya
wabah.

Di samping itu, sektor lainnya yang paling terdampak negatif menurut Piter
adalah industri film. Banyak kegiatan pembuatan film yang terpaksa ditunda,
baik oleh pembatasan aktivitas shooting maupun dengan pertimbangan pasar.

Kebijakan tersebut memang pada dasarnya untuk memutus mata rantai


penyebaran covid-19. Tapi jika dilihat dilapangan bahwasannya pegawai
pegawai yang berkerja di perusahaan swasta banyak yang di PHK atau mereka
menyebutnya dengan istilah di rumahkan. Hal tersebut tentunya berdampak bagi
kehidupan masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya di tengah pandemi
saat ini yang kebutuhan untuk melangsungkan hidup tidak dilakukan dengan
hanya berdiam diri saja.

Karena mendesaknya kebutuhan pokok yang tidak dapat dipenenuhi jika hanya
mengandalkan pemerintah saja, keadaan tersebut menjadi cikal bakal
terciptanya pemikiran dari masyarakat untuk tetap produktif walaupun dirumah
saja, kegiatan produktif juga akan menghilangkan rasa jenuh akibat hanya
berdiam diri dirumah saja, kegiatan produktif yang bisa dilakukan di tengah
pandemi saat ini selain untuk mengisi kekosongan waktu juga dapat
menghasilkaj pundi – pundi rupiah dan membantu perekonimian. Salah satunya
dengan berjualan online, hal yang bisa di perjual belikan seperti produk
kecantikan, pakaian, makanan, bahkan produk kesehatan.

Seperti halnya yang dilakukan oleh saah satu mahasiswa yang masih duduk
disemter dua , bernama Rahmi Istifawat asal kab. Tangerang ini, yang
mengambil jurusan PPKn di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di
Universitas Pamulang. Diusianya yang terbilang masih cukup muda, dia tak
ingin kehilangan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang produktif
ditengah situasi pandemi saat ini. Dia biasanya mempromosikan produk melaui
Whats up, dengan megunnggah potret dari produk tersebut kemudia ia lengkapi
dengan deskripsi produknya.

Biasanya produk yang ia jajakan seperti produk kecantikan, berbaga jenis


busana, makanan hingga aksesoris handphone. Namuan sekarang ini lebih
memfokuskan diri untuk berjualan produk kecantikan seperti salah satu produk
skincare, agen pulsa dan kuota juga, member oriflame juga.

Menurutnya kegitan seperti itu, membarikan pola fikir yang berbeda terkait
dengan sitausi pandemis saat ini, sebelumnya kegiatan ini hanya sebagai
keisengan dalam memanfaatkan teknologi tetapi sekarang justru menjadi
sesuatu keharusan yang wajib di patuhi oleh masyarakat karna peraturan PSBB.
Di tengah pandemi ini mungkin kita tidak diperbolehkan untuk keluar rumah
atau aktivitas di luar rumah, bisnis online ini bisa membantu perekonomian
membaik meskipun dikerjakan sambil rebahan , sambil nonton tv atau
sebagainya ” ucapnya.
Karena masyarakat yang hanya dirumah saja tentunya mereka enggan
melakukan kegiatan diluar rumah, mereka lebih suka melakukan kegiatan
transksi secara online saja. Karena dengan tidak pergi kemana mana mereka
mendapakan apa yang mereka inginkan. Hal tersebut juga didukung dengan
penggunaan media sosial yang dengan mudah dapat diakses kapan saja dan
dimana saja, karena kebanyakan dari mereka memasang ilkan di media sosial
seperti Facebook, Instagram, Whatsup, bahkan aplikasi Tiktok.

Kemudahan dan kecepatan pemasangan iklan membuat usaha online di tengah


pandemi saat ini di gandrumi oleh sebagian besar kalangan masyarakat.
Terutama masyarakat yang mengandalkan kecanggihan teknologi dan
informasi. Dalam hal ini juga penjual tidak perlu bersusah payah menjajakan
barang dagangannya kepelanngan, mereka hanya cukup mempotret produk yang
akan di jual kemudian di unggah kesosial media, dengan dilengkapai deskripsi
dari produk tersebut, dan di bumbui dengan kata kata promosi atas produk yang
ditawarkan. Maka dengan cepat calon pembeli yang berminat akan menanyakan
lebih lanjut mengenenai produk yang di jualnya.

Dengan mengetahui sasaran pasarnya terlebih dahulu, karena penduduk


Indonesia sangat lekat dengan sifat konsumtifnya. Bahkan ada salah satu pusat
perbelanjaan yang buka di tengah pandemi yang terjadi. Hal tersebut tentunya
baerbahanya mengingat kenyataanya dilapangan mereka berkerumun, tidak
mementingkan penggunaan masker serta jarak sosial, bahkan di kabarkan ada
salah satu petugas kasir dari pusat perbelanjaan yang Positif covid-19 dan tak
lama kemudian petugas kasir tersebut dinyatakan meninggal.
Hal tersebut menyebabkan kepanikan masyarakan yang hendak telah
berbelanjan di pusat perbelanjaan tersebut bahkan persoalan ini sempat menjadi
tranding ditwitter dengan hastag #IndonesiaTerserah#, hastag tersebut menjadi
tranding ditwitter karena kekecewaan masyakara Indonesia terhadap masyarakat
yang masih saja menghiraukan kebijakan yang diatur oleh pemerintah.

Akibat adanya pristiwa tersebut yang membuat masyarakat saat ini merasa lebih
nyaman jika aktivitas jual beli dilakuakn secara online, selain dinilai aman hal
tersebut juga lebih efektif dan mengefisienkan waktu karena hanya dengan
membuka media sosial saja dan berdiam diri dirumah kita dapat membeli
produk yang diinginkan serta melakukan kegiatan transaksinya secara
bersamaan.

Dengan demikian, siatuasi yang genting saat ini pada dasarnya memang
memiliki berbagaia dampak dan pengaruh dalam keberlangsungan kehidupan.
Sektor ekonimi yang merupakan tonggak utama dalam keberlangsungan
kehidupan masyarakat menjadi melemah, dan banyak sekali kesenjangan soaial
yang terjadi.

Sebagai bentuk untuk mengatasi kesenjangan sosial khususnya di bidang


ekonimi di tengah pandemi saat ini, kita dapat melakukan kegiatan yang lebih
produktif. Menjadi warga masyarakat yang tidak hanya mengandalkan bantuan
dari pemerintah saja, tetapi kita harus memiki daya berpikir kreatif dan inovatif
yang benar- benar dipertaruhkan, untuk dapat bertahan dalam situasi ini.

2.3 cara membangun ekonomi kreatif di masa pandemi Covid-19

 Pelajari Kembali Target Pasar


Produk ekonomi kreatif Anda mungkin boleh sama, tetapi target pasar bisa
berubah selama masa resesi. Alasannya, banyak orang yang kondisi
ekonominya juga berubah. Perlu waktu untuk beradaptasi dengan kondisi
ekonomi yang baru.

Maka itu, tidak ada salahnya untuk mempelajari target pasar Anda sekali lagi.
Hal ini bisa bermanfaat di masa Pandemi Covid-19, karena Anda bisa
mempromosikan bisnis Anda dengan tepat sasaran.

 Ubah Produk Ekonomi Kreatif

Untuk cara berikut ini tentunya bisa saja menghabiskan waktu yang cukup
banyak dan memerlukan dana yang banyak. Namun, mengubah produk bisa
menjadi solusi yang tepat di masa resesi. Tidak perlu mengubah total, cukup
sesuaikan dengan protokol selama Pandemi Covid-19 agar pembeli merasa puas
dengan produk Anda.

Misalnya, penjual kopi merubah produknya menjadi cold brew sehingga bisa
dibeli dan diminum kapan saja tanpa harus mengunjungi kedai kopi. Perubahan
produk ini sesuai dengan kebutuhan pasar dan tentunya tetap mematuhi protokol
normal baru yang berlaku.

 Gunakan Teknologi demi Kemudahan

Industri ekonomi kreatif juga perlu meningkatkan kinerja dengan menggunakan


teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan. Misalnya dengan membeli
mesin untuk mengemas makanan atau minuman sehingga bisa dikirim kepada
pelanggan tanpa merusak rasa makanan atau minuman tersebut.

2.4 Metode berfikir

 Berdebat

Metode yang digunakan saat adanya pihak yang memiliki pandangan cukup
bertolak belakang. Caranya adalah masing-masing pihak memberikan
argumentasi yang menurutnya benar dengan disertai bukti-bukti pendukung.
Tujuan berdebat adalah menentukan pemikiran mana yang paling benar. Dalam
berdebat biasanya ada pihak penengah yang berperan sebagai moderator dan
memastikan setiap pihak tidak melampaui etika atau peraturan yang ada saat
beragumentasi.
 Grup Diskusi

Berbeda dengan berdebat , dengan berdiskusi tidak ada pihak yang menang atau
kalah. Tujuannya adalah mencapai solusi untuk kepentingan bersama dan
hasilnya disepakati secara mufakat. Metode berpikir yang dilakukan secara
berkelompok sehingga menghasilkan hasil yang lebih cepat dan baik untuk
semua orang. Biasanya ada sesi tanya jawab yang bertujuan untuk menambah
informasi dan penanganan yang lebih luas. Biasanya ada satu pemimpin grup
yang memastikan jalannya diskusi tidak melenceng dari tema diskusi.

 Persuasi
Metode ketiga yang sering digunakan adalah metode dalam bentuk persuasi.
Metode persuasi menggunakan komunikasi yang bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain. Mempengaruhi perbuatan, keyakinan, nilai atau
prinsip orang lain memang membutuhkan pola pikir kritis. Iklan adalah salah
satu hasil dari metode persuasi.

 Propaganda
Metode yang hampir mirip dengan persuasi namun digunakan untuk
kepentingan yang lebih luas dengan menggunakan berbagai media massa
hingga para pendengar mau berubah dan bergerak secara massa mengikuti
pemikiran dari si propaganda.

2.5Tahapan dalam berfikir kreatif

Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahapan perkembangan kreativitas


diantaranya:

a. Tahap prekonvensional (Preconventional phase)

Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan
spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian
mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan. Individu
menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari
luar.

b. Tahap konvensional (Conventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 9–12 tahun. Pada tahap ini kemampuan
berpikir seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang
dihasilkan menjadi kaku. Selain itu, pada tahap ini kemampuan kritis dan
evaluatif juga berkembang.
c. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini,
individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan
dengan batasan-batasan eksternal dan nilai-nilai konvensional yang ada di
lingkungan.
Kreativitas dapat ditingkatkan dengan cara memahami bahwa proses kreatif
terdiri dari empat tahap yang masing-masing membutuhkan kerja keras.
1. Tahap persiapan

Tahapan berpikir kreatif yang pertama dan yang paling utama adalah
persiapan. Biasanya akan muncul masalah-masalah yang mengganggu. Pada
tahap ini pula, biasanya anda akan mencarai cara sebenarnya apa sih masalah
yang sedang muncul ke dalam kehidupan anda.

Namun demikian, pada tahap ini, biasanya pemecahan masalah belum juga
muncul, meskipun anda sudah lama berkonsentrasi dan berpikir keras dalam
mencari jalan keluar dari masalah yang sedang anda hadapi. Ibaratnya, pada
tahap ini, anda akan berkutat dengan masalah anda, dan berusaha mencari
jalan keluar, namun jalan keluar tersebut tidak segera muncul.

2. Tahap inkubasi

Tahapan Berpikir Kreatif Dalam Diri Setiap Manusia berikutnya adalah


tahap inkubasi. Pada tahap ini, biasanya anda akan mencoba untuk
mengalihkan perhatian anda dari masalah anda. Pada tahap ini, anda seolah-
olah ingin mengabaikan masalah itu, dan “bodo amat” dengan masalah yang
anda hadapi. Segala ide dan pikiran yang berhubungan dengan masalah
tersebut seolah hilang dan tidak mau anda pikirkan lagi.

Namun demikian, secara tidak sadar, anda bukannya melupakan masalah


anda, namun anda malah akan mencari pengalaman dan juga pemahaman
baru, yang secara tidak sadar juga nantinya bisa menjadi jalan keluar dari
masalah yang anda hadapi

3. Tahap iluminasi

Pada tahap ini, biasanya segala pengalaman dan pemahaman baru yang
muncul pada tahap inkubasi akan membuat anda mendapatkan insight, yaitu
pikiran tiba-tiba atau ide yang secara tiba-tiba akan muncul, dan bisa
menjadi solusi dari masalah anda.
Biasanya tahap iluminasi ini akan membuat anda bereaksi, seperti misalnya
“Ah iya!”, “Oh, benar juga yah!”, dan segala reaksi yang menunjukkan
adanya kemunculan ide-ide baru yang bisa diaplikasikan.

4. Tahap evaluasi

Tidak berhenti pada tahap iluminasi saja, proses berpikir kreatif juga
membutuhkan evaluasi. Evaluasi akan membantu anda supaya anda bisa
memastikan bahwa ide yang sudah anda buat dan laksanakan, memang
benar-benar berhasil dan juga sukses. Evaluasi bisa dilakukan dengan
berbagai cara, seperti misalnya melakukan review, menganalisa hasil dari
pemecahan masalah, dan sebagainya.

5. Tahap revisi

Tahap berpikir kreatif yang terakhir adalah revisi. Setelah evaluasi selesai,
dan ternyata ada beberapa hal yang kurang tepat, maka akan muncul tahap
revisi. Pada tahapan ini, proses berpikir kreatif yang hasilnya kurang tepat
dan juga kurang memuaskan bisa dilakukan perbaikan sedikit demi sedikit.
Hal ini bertujuan agar nantinya pemecahan masalah bisa menjadi lebih baik
lagi, dan proses berpikir kreatif yang anda lakukan bisa menjadi lebih
optimal manfaatnya. Akan lebih baik lagi jika anda membaca beberapa
hambatan dalam berpikir kreatif

2.6 Teori kreativitas

Mackler dan Shontz (Semiawan, 1998: 92) mengemukakan bahwa dalam studi
kreativitas ada 6 (enam) teori pokok kreativitas, yaitu :
1. Teori Psikoanalisis.
2. Teori Assosiasionistik
3. Teori Gestalt
4. Teori Eksistensial
5. Teori Interpersonal.
6. Teori Trait
Sehubungan degan teori kreativitas di atas, Sunarti, dkk (2001: 31-33)
mengemukakan mengenai deskripsi singkat tentang teori kreativitas tersebut
yang antara lain sebagai berikut :

1. Teori Psikoanalisis.

Teori psikoanalisis dikembangkan oleh Freud dengan konsep sublimasi sebagai


titik tolaknya. Kemampuan sublimasi merupakan kemampuan merubah tujuan
seksual asli menjadi tujuan lain. Perbedaan individu dapat terjadi karena
kekuatan instink seksual dan kemampuan sublimasi tersebut. Menurut Freud
dalam upaya mengadaptasi kesukaran hidup terdapat tiga alat/cara yang dapat
ditempuh yaitu : (1) peralihan minat yang sangat kuat, (2) gratifikasi sunstantif,
dan (3) substansi yang memabukkan. Kreativitas dalam hal ini dipandang
sebagai pengganti yaitu alat yang dapat melepaskan diri dari kesukaran
sehingga dapat mencapai berbagai tingkat kepuasaan dalam waktu yang
terbatas.

2. Teori Assosiasionistik.

Teori assosiasionistik berkenaan dengan kreativitas yang dipelopori oleh Ribot


yang merupakan pelopor assosiasionist. Assosiasionist menunjukkan pada
pertautan dalam proses mental sehingga suatu proses cenderung menimbulkan
proses mental lainnya. Menurut teori assosiasionistik, dalam proses berfikir
kreatif, berfikir analogis memainkan peranan penting.

3. Teori Gestalt.

Teori gestalt memfokuskan perhatiannya terhadap proses terjadinya persepsi


dan pengertian pada manusia. Teori ini mengemukakan bahwa pengalaman
manusia berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Manusia
mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisir, bukan dalam bagian-
bagian yang terpisah.

4. Teori Eksistensial.

Teori eksistensial menjelaskan bahwa pribadi kreatif dalam momen-momen


kreatifnya. Teori eksistensial tidak mencoba mengurangi keseluruhan menjadi
segmen-segmen dan menjelaskan proses secara keseluruhan. Jika teori Gestalt
memberikan konsep kekuatan medan, struktur, gestalt dan vektor-vektor, maka
teori eksistensial hanya memberikan konsep encounter (pertemuan).

5. Teori Interpersonal.

Teori interpersonal memandang kreativitas menekankan pada creator sebagai


innovator dan orang lain yang mengenal dan mengakui kreasinya. Dengan kata
lain teori ini memandang penting arti nilai dalam karya kreatif, karena nilai
mengimplikasikan pengakuan dan kontrol sosial.

6. Teori Trait.

Karakteristik pada individu yang dapat diteliti melalui suatu pendekatan yang
menekankan pada perbedaan individual. Guilford menjelaskan bahwa trait
utama pada manusia berkaitan dengan kreativitas. Trait tersebut mencakup
antara lain: sensitivitas terhadap masalah, kelancaran berfikir, keluwesan
berfikir, orisanalitas berfikir, redefinisi dan elaborasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir dimana seseorang mencoba


menemukan hubungan-hubungan baru untuk memperoleh jawaban baru
terhadap masalah. Dalam berpikir kreatif, seseorang dituntut untuk dapat
memperoleh lebih dari satu jawaban terhadap suatu persoalan dan untuk itu
maka diperlukan imajinasi. Adapun berpikir analitis adalah berpikir yang
sebaliknya menggunakan suatu pendekatan logis menuju ke jawaban tunggal.
Sebenarnya dalam menghadapi masalah kita membutuhkan kedua jenis berpikir
tersebut, yaitu berpikir logis-analitis dan berpikir kreatif. Berpikir logis-analitis
sering disebut dengan berpikir konvergen, karena cara berpikir ini cenderung
menyempit dan menuju ke jawaban tunggal.
Sementara itu berpikir kreatif sering disebut sebagai berpikir divergen, karena
disini pikiran didorong untuk menyebar jauh dan meluas dalam mencari ide-ide
baru. Dalam berpikir kreatif proses yang terjadi ternyata melalui beberapa
tahapan tertentu. Suatu ide tidak dapat dengan tiba-tiba muncul di dalam benak
kita. Ide-ide terjadi setelah berbagai macam simbol diolah di alam bawah sadar
kita. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam terjadinya berpikir kreatif, mau
tidak mau akan melewati beberapa tahap.

Anda mungkin juga menyukai