Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Nama : Gita Novaliana
NIM : 201902030058
Kelas : B / Semester 3
B. JENIS PEMERIKSAAN
a. Kanul nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan
aliran 1 – 6 liter/menit dengan konsetrasi oksigen sama dengan kateter nasal yaitu
24% - 44%.
b. Kateter nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu
dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24%-44%.
c. Masker wajah sederhana
Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling.
Aliran 5-8 lter/menit dengan konsentrasi oksigen 40-60%.
C. TUJUAN
1. Untuk mengatasi keadaan hipoksemia sesuai dengan hasil analisa gas darah
2. Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.
D. ALAT-ALAT
a. Kateter nasal
b. Kanul nasal / binasal / nasal prong
c. Masker wajah sederhana
d. Masker wajah rebreathing dengan kantong oksigen
e. Masker wajah non rebreathing dengan kantong oksigen
f. Masker wajah venturi
g. Jelly
h. Plester
i. Guntinh
j. Sumber oksigen
k. Humidifier
l. Flow meter
m. Aqua steril
n. Selang oksigen
o. Tanda dilarang merokok
E. PROSEDUR
a. Kanul nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu
dengan aliran 1 – 6 liter/menit dengan konsetrasi oksigen sama dengan kateter nasal
yaitu 24% - 44%. Presentase O2 pasti tergantung ventilasi per menit pasien. Pada
pemberian oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus paten, dapat digunakan
pada pasien dengan pernafasan mulut.
Langkah-langkah :
1. Inspeksi tanda dan gejala pada klien yang berhubungan dengan hipoksia dan
adanya sekresi pada jalan napas.
Rasional : Hipoksia yang tidak diobati menyebabkan disritmia jantung dan
kematian. Keberadaan sekresi jalan naps menurun efektifitas penghanta oksigen.
2. Jelaskan pada klien dan keluarga hal-hal yang diperlukan dalam prosedur dan
tujuan terapi oksigen.
Rasional : menurunkan kecemasan klien, dapat menurunkan konsumsi oksigen
dan meningkatkan kerja sama klien.
3. Siapkan peralatan yang dibutuhkan
Kanul nasal
Selang oksigen
Alat pelembap (humidifier)
Air steril hasil penyaringan
Sumber oksigen dengan alat pengukur aliran (flowmeter)
Tanda “dilarang merokok”
Rasional : menjamin dalam melaksanakan prosedur yang diselesaikan dengan
cepat dan efisien.
4. Cuci tangan
Rasional : mengurangi terjadinya infeksi
5. Pasang nasal kanula ke selang oksigen dan hubungkan ke sumber oksigen yang
dilembabkan dan diatur sesuai dengan kecepatan aliran yang diprogramkan.
Rasional : mencegha kekeringan pada membran mukosa oral serta sekresi jalan
napas.
6. Letakan ujung kanula kedalam lubang hidung dan atur lubang hidung kanula yang
elastis sampai kanula benar-benar pas menempati hidung dan nyaman bagi klien.
Rasional : membuat aliran oksigen langsung masuk ke dalam saluran napas
bagian atas. Klien akan tetap menjaga kanula pada tempatnya apabila kanula
tersebut pas kenyamanannya.
7. Pertahankan selang oksigen cukup kendur dan sambungkan pakaian klien
Rasional : memungkinkan klien untuk menengokan kepala tanpa kanula tercabut
dan mengurangi tekanan pada ujungkanula di hidung.
8. Periksa kanula setiao 8 jam dan pertahankan tabung pelembab terisi setiap waktu
Rasional : memastikan kepatenan kanula dan aliran oksigen. Mencegah inhalasi
oksigen yang tidak dilembabkan
9. Observasi hidung dipermkukaan superior kedua telinga klien untuk melihat
adanya kerusakan kulit
Rasional : terapi oksigen menyebabkan mukosa nasal mengering. Tekanan dalam
telinga akibat selang kanula atau selang elastis menyebabkan iritasi.
10. Periksa kecepatan aliran oksigen dan program dokter setiap 8 jam
Rasional : memastikan kecepatan aliran oksigen yang diberikan dan kepatenan
kanula
11. Cuci tangan
Rasional : mengurangi penyebaran mikroorganisme
12. Inspeksi klien untuk melihat apakah gejala yang berhubungan dengan hipoksia
telah hilag
Rasional : mengindikasi telah ditangani atau berkurangnya hipoksia
13. Mencatat metode pemberian oksigen, kecepatan aliran, kepatenan nasal kanula,
respn klien, dan pengkajian pernapasan dicatat perawat
Rasional : mendokumentasi penggunaan terapi oksigen yang benar dan respon
klien.
b. Kateter Nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu
dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24%-44%. Lebih jarang digunakan
dari pada kanul nasal. Prosedur pemasangan kateter ini meliputi insersi kateter
oksigen ke dalam hidung sampai naso faring.
Langkah-langkah
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : memudahkan dalam melakukan tindakan
2. Jaga privasi pasien
Rasional : menjaga kesopanan perawat dan kepercayaan pasien
3. Dekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau
Rasional : memudahkan dan melancarkan pelaksanaan tindakakn
4. Membebaskan jalan napas dengan mengisap sekresi
Rasional : syarat utama pemasangan nasal kateter adalah jalan nafas harus bebas
untuk memudahkan memasukan kateter
5. Atur posisi pasien dengan kepala ekstensi
Rasional : jalan nafas lebih terbuka, pasien lebuh nyaman, kateter lebih mudah
dimasukan
6. Untuk memperkirakan dalam kateter, ukur antara lubang hidung sampai ujung
telinga
Rasional : untuk memastikan ketepatan kedalam kateter
7. Bila ujung kateter terlihat dibelakang ovula, tarik kateter sehingga ujung kateter
tidak terlihat lagi
Rasional : untuk memastikan ketepatan kedalaman kateter
8. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai kebutuhan
Rasional : mencegah kekeringan pada membrane mukosa nasal dan membran
oral serta sekresi jalan nafas
9. Mengatur volume oksigen sesuai kebutuhan
Rasional : menjamin ketepatan dosis dan mencegah terjadinya efek samping
10. Beri pelicin atau jelly pada ujung nasal kateter
Rasional : memudahkan dan mencegah iritasi dalam pemasangan kateter
11. Gunakan plester untuk fiksasi kateter antara bibir atas dan lubang hidung
Rasional : mencegah kateter terlepas dan menjamin ketepatan posisi kateter
12. Observasi tanda iritasi lubang, pengeringan mukosa hidung, epistaksis, dan
kemungkinan distensi lambung
Rasional : terapi oksigen menyebabkan mukosa nasal mengering, epistaksis dan
distensi lambung. Detelsi dini mengurangi resiko efek samping.
13. Kateter duganti tiap 8 jam dan dimasukan ke lubang idung yang lain jika mungkin
Rasional : mengurangi iritasi mukosa hidung, menjamin kepatenan kateter.
c. Masker Wajah Sederhana
Digunakan untuk kosentrasi oksigen rendah sampai sedang. Merupakan alat
pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling. Aliran 5-8 lter/menit
dengan konsentrasi oksigen 40-60%.
Langkah - langkah
1. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi bila perlu
Rasional : syarat terapi oksigen adalah jalan nafas harus bebas, jalan nafas yang
bebas menjamin aliran oksigen lancer
2. Atur posisi klien
Rasional : meningkatkan kenyamanan dan memudahkan pemasangan
3. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan
5-8 liter/menit
Rasional : mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran
mukosa oral serta sekresi jalan nafas menjamin ketepatan dosis, dan mencegah
penumpukan CO2
4. Atur tali pengikat sungkup menutup rapat dan yaman jika perlu dengan kain kasa
pada daerah yang terktekan
Rasional : mencegah kebocoran sungkup, mencegah iritasi kulit akibat tekanan
5. Cuci tangan Rasional : mengurangi penyebaran mikroooganisme
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.
Ganong, William F . 2001. Buku Ajar Fisiologi Kdokteran Edisi 20. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Guyton, AC, Hall, JE. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Volume 11. Jakarta : EGC