Anda di halaman 1dari 15

UJIAN TENGAH SEMESTER ILMU PENGETAHUAN BAHAN

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

LEMBAR JAWABAN

Nama : Widian Rienanda Ali

NRP 0819040041

Program Studi : D4 Teknik Perpipaan

1. Material Makro adalah material yang tersusun dari hasil perulangan motif dasar secara
periodik. Berukuran >100 mikrometer sehingga bisa kita lihat dengan kasat mata.
Penyusunan menjadi material makro yakni dimulai dari barisan atom yang didalam
nya terjadi gaya tarik dan gaya menolak yang kemudian membentuk suatu susunan
Kristal dan disetiap susunan Kristal tersebut membentuk struktur mikro, dan dari
gabungan banyak struktur mikro inilah yang membentuk menjadi material makro.
2. Sistem Kristal dibagi menjadi 7 yaitu :
a) Kubik
b) Tetragonal
c) Orthorombik
d) Monoklinic
e) Triklinic
f) Hexagonal
g) Rhombohedral

Gambar 1 Struktur Kristal BCC Gambar 2 Struktur Kristal FCC

3. Secara Teori, Ikatan yang terjadi dibagi menjadi 3 secara fisika, kimia,
atau mekanik
a) Secara Fisika
1. Eektrostatis
2. Ikatan Van der Waltz
b) Secara Kimia
1. Ikatan Ionik
2. Ikatan Kovalen
3. Ikatan Logam

c) Mekanik
1. Digitasi
2. Trapping

Ada 3 jenis ikatan utama pada atom :

1. Ikatan ionic
Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan ion negatif karena
partikel yang muatannya berlawanan akan tarik menarik. Ikatan tersebut
terjadi akibat ikatan 2 ion yang berbeda muatan, perbedaan muatan
diakibatkan oleh keadaan atom yang kelebihan atau kekurangan elektron
(serah terima elektron). Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion
positif dan yang menerima elektron menjadi ion negative.
Atom akan paling stabil jika atom itu mempunyai konfigurasi electron
seperti konfigurasi electron pada gas mulia, yaitu terdapat delapan electron
padashell terluar (dua electron bila atom hanya memiliki satu shell). Bila
suatu atom hanya memiliki satu electron pada shell terluar, maka ia
cenderung untuk melepas electron tersebut tersebut, dan shell yang lebih
kedalam, yang biasanya sudahterisi penuh, akan menjadi shell terluar, ini
menyebabkan menjadi lebih stabil. Tetapi hal ini juga mengakibatkan atom
itu kelebihan proton (yang bermuatan positif), sehingga atom itu akan
bermuatan positif, dikatakan atom itu berubah menjadi ion positif.
Sebaliknya bila suatu atom lain yang memiliki tujuh electron pada
shell terluarnya, ia cenderung akan menerima satu electron lagi dari luar.
Dan bila halini terjadi maka atom itu akan menjadi bermuatan negatif
(karena kelebihan elektron), ia akan menjadi ion negatif. Bila kedua ion
ion ini berdekatan akan terjadi tarik menarik karena kedua ion itu memiliki
muatan listrik yang berlawanan. Kedua atom itu akan terikat satu sama lain
dengan gaya tarik menarik itu. Itulah yang disebut ikatan ion.
Sebagai contoh, atom Na (dengan satu elektrn pada shell terluar) yang
berada dekat atom Cl (dengan tujuh electron pada shell terluar). Dalam
keadaan ini akan terjadi perpindahan satu electron dari atom Na+ , atom Cl
menjadi ion Cl- , karenamuatannya berlawanan akan terjadi Tarik menarik,
menjadi suatu ikatan ionik

• Sifat Ikatan Ion adalah


 Senyawa ion memiliki titik lebur dan titik didih lebih tinggi dari pada
senyawa kovalen
 Senyawa ion larut dalam pelarut polar (seperti air dan amonia)
 Cairan senyawa ion dapat menghantarkan aliran listrik. Pada
senyawa padat (NaCl) tidak dapat menghantarkan listrik
 Senyawa ion padat dan berbentuk kristal. Keras dan tidak mudah tergores.

Pada ikatan Ion Jumlah elektron yang dilepas atau yang diterima harus
sesuai dengan golongannya.Unsur-unsur logam ditulis sebagai monoatom
(K, Co, Na).Unsur-unsur bukan logam yang berwujud gas ditulis sebagai
diatom (Cl2, O2)

2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan antara dua atom dengan pemakaian
bersama sepasang elektron atau lebih. Terjadi akibat ikatan 2 atom saling
meminjamkan elektronnya untuk menyusun susunan elektron yang stabil
(Pemakaian Elektron Bersama). Ikatan kovalen memiliki beberapa tipe
yaitu kovalen tunggal, kovalen rangkap dua (dua elektron yang dipakai
bersama), dan kovalen rangkap tiga (tiga elektron yang dipakai bersama),
serta ikatan kovalen koordinasi.
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang kedua elektron
dipakai bersama dari satu atom. Kaidah Lewis berbunyi :
• Satu elektron dilambangkan dengan satu titik
• Elektron yang ditampilkan hanya elektron valensi
• Elektron dalam senyawa harus sesuai aturan oktet

a) Ikatan Kovalen Tunggal


Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian
pasangan elektron secara bersama-sama oleh dua atom. Ikatan
kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin
menangkap elektron (sesama atom non logam). Cara atom-atom
saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus
bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus
Lewis dengan mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan
sepotong garis.
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari
penggunaan bersama sepasang elektron (setiap atom memberikan
satu elektron untuk digunakan bersama). Pemakaian bersama
pasangan elektron pada ikatan kovalen dapat digambarkan melalui
struktur Lewis.

Contoh Ikatan Kovalen Tunggal


b) Ikatan Kovalen Rangkap
Dalam mencapai konfigurasi stabil gas mulia, dua atom tidak
saja dapat memiliki ikatan melalui sepasang elektron tetapi juga
dapat 2 atau 3 pasang. Ikatan dengan dua pasang elektron milik
bersama disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan dengan dua
garis). Ikatan dengan tiga pasang elektron milik bersama disebut
ikatan rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis).

Contoh Ikatan Rangkap Dua dan Ikatan Rangkap 3


c. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian
pasangan elektron bersama yang berasal dari salah satu atom yang
memiliki pasangan elektron bebas. Contoh senyawa yang memiliki ikatan
kovalen koordinasi adalah HNO3, NH4Cl, SO3, dan H2SO4. Ciri dari
ikatan kovalen koordinasi adalah pasangan elektron bebas dari salah satu
atom yang dipakai secara bersamasama, seperti pada contoh senyawa
HNO3 berikut ini. Tanda panah ( → ) menunjukkan pemakaian elektron
dari atom N yang digunakan secara bersama oleh atom N dan O.

d. Penyimpangan Aturan Oktet

Ikatan kovalen terbentuk antara atom nonlogam dan atom


nonlogam lainnya dengan cara pemakaian elektron bersama sehingga
setiap atom yang terlibat memenuhi kaidah oktet/duplet. Akan tetapi,
aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus
kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi. Pengecualian
dibagi menjadi 3 :

a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.


Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi
kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini
menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan
tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3,
dan AlBr3.

b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.


Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5
+ 6 + 6) = 17.

c) Senyawa yang melampaui aturan oktet. Ini terjadi pada unsur-


unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari
8 elektron pada kulit terluarnya

Sifat dari Ikatan Kovalen adalah:

* Sifat absorpsi terhadap sinar


* Suatu molekul dapat menyerap sinar dengan gelombang
tertentu disertai perpindahan elektron dari satu orbital ke
orbital lain.

* Sinar akan dipancarkan apabila elektron itu kembali ke


tingkat yang rendah

* Sifat kemagnetannya

* Dapat ditentukan dari konfigurasi elektron orbitalnya.

* Jika orbital molekul mempunyai elektron yang tidak


berpasangan (PEB) maka molekul itu bersifat paramagnetik

* Jika elektron berpasangan maka bersifat diamagnetic

3. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan berupa daya tarik listrik antara
atom hidrogen dengan unsur elektronegatif, sedangkan kedua atom
ini sedang berikatan kovlen dengan atom lain. Hidrogen adalah
unsur non logam yang kecil keelektronegatifannya . Jika berikatan
dengan unsur yang sangat elekronegatif maka hidrogen lebih
bersifat positif. Sehingga dapat membentuk ikatan hidrogen
• Contoh : HF, H2O, NH3
• Hidrogen memiliki dua ikatan yaitu :
a) Ikatan kovalen yang terbentuk melalui pemakaian
sepasang elektron
b) Ikatan hidrogen yang terjadi karena daya tarik listrik
antara hidrogen dengan atom lain.

Sifat ikatan hydrogen adalah :

 Ikatan hidrogen sangat lemah tetapi mempengaruhi titik


ddih dan titik lebur senyawa, karena mendidih dan melebur
adalah proses pemutusan ikatan antar partikel
 Ikatan hidrogen memiliki titik lebur dan titik beku yang
relatif lebih tinggi dibandingkan senyawa yang memiliki
Mr yang sebanding

Perbedaan ikatan ion dan hydrogen

4. Ikatan Logam
Ikatan ini terjadi akibat Terjadi akibat ikatan 2 atom
logam, dimana elektron yang dipakai bersama tidak terikat
pada salah satu atom tertentu saja tapi bisa saja berpindah di
atom yang lain seolah membentuk kabut elektron.
Di sini juga terjadi saling meminjamkan electron, hanya
saja jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan
electron valensinya (electron yang berada pada shell terluar) ini
tidak hanya antara dua atau beberapa atom tetapi dalam jumlah
yang tak terbatas.
Setiap atom menyerahkan electron valensinya untuk
digunakan bersama. Dengan demikian aka nada ikatan Tarik
menarik antara atom-atom yang saling berdekatan. Jarak antar
atom ini akan tetap (untuk kondisiyang sama), bila ada atom
yang bergerak menjauh maka gaya Tarik menarik akan
menariknya keposisi semula, dan bila bergerak terlalu
mendekat maka akantimbul gaya tolak menolak karena inti
atom berjarak terlalu dekat padahal muatan listriknya sama,
sehingga kedudukan atom relative terhadap atom lain akan
tetap.
Ikatan logam dijelaskan berdasarkan teori di bawah ini
 Teori elektron bebas : Atom melepskan elektron
valensinya sehingga terbentuk ion positif yang
dikelilingi banyak elektron
 Teori ikatan valensi : elektron valensi atom logam
dapat membentuk pasangan terikat dengan elektron
valensi atom lain di dekatnya
 Teori orbital molekul : pada senyawa hanya ada
orbital molekul . Karena semua elektron atom logam
berada dalam orbital molekul, maka atom-atom
tersebut terikat kuat satu sama lain.
5. Ikatan Van der Waals
 Ikatan Van der Waals terjadi karena adanya sifat kepolaran
pastikel. Makin kecil kepolaran, makin kecil gaya van der
waals nya
 Kepolaran partikel ada yang permanen dan tidak. Kepolaran
permanen dikarenakan adanya kepolaran dalma ikatan
sedangkan kepolaran tidak permanen disebabkan karena
terinduksi oleh partikel bermuatan sehingga molekul bersifat
polar secara spontan
 Ada berbagai macam ikatan Van der Waals berdasarkan jenis
kepolarannya
 Ion-dipole
 Dipol-dipol
 Ion-dipole terinduksi
 Dipole-dipole terinduks

4. Tampak bahwa pada tegangan yangkecil grafik berupa
garis lurus,ini berarti bahwa besarnya regangan yang timbul sebagai akibat
tegangan yang kecil tsb berbanding lurus dengan besarnya tegangan yang bekerja
(Hukum Hook). Hal ini berlaku hingga titik P, yaitu batas kesebandingan atau
proportionality limit. Jadi bila pengujian Tarik dilakukan dengan penambahan
beban secara perlahan mula-mula akan terjadi pertambahan panjang yang
sebanding dengan penambahan gaya yang bekerja. Kesebandingan ini berlang
terus sampai beban mencapai titik P (proportionality limit), setelah itu
pertambahan panjang yang terjadi akubat penambahan beban tidaklagi
berbanding lurus, pertambahan beban
yang sama akan menghasilkan pertambahan panjang yang lebih besar.
Bahkan pada suatu saat dapat terjadi pertambahan panjang tanpa ada penambahan
beban, batang uji bertambah panjang dengan sendirinya. Dikatakan batang uji
mengalami yield (luluh). Keadaan ini hanya berlangsung beberapa saat dan
sesudah itu beban akan naik lagi untuk dapat memperoleh pertambahan
panjang (tidak lagi proportional).

5. A) Secara garis besar Klaisifikasi bahan teknik dibagi menjadi 2 yaitu,


1. Bahan logam, yang dapat dibagi menjadi:
a. Logam ferrous
b. Logam non-ferrous
2. Bahab non-logam, yang dapat dibagi menjadi:
a. Plastic (polimer)
b. Keramik (ceramic)
c. Komposit (composite)

Sifat mekanik adalah salah satu sigat terpenting, karena sifat mekanik
menyatakan kemampuan suatu bahan (tentunya juga komponen yang terbuat dari
bahan tsb) untuk menerima beban/gaya/energy tanpa menimbulkan kerusakan
pada bahan/komponen tersebut.

Beberapa sifat mekanik yang penting anttara lain:


 Kekuatan (strength) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima
tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada
beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja, yaitu
keklkuatan tari, kekuatan geser, kekuatan tekan kekuatan torsi dan
kekuatan lengkung.
 Kekerasa (hardness) dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan
untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), indentasi atau
penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance).
Kekerasan juga mempunyai korelasi dengan kekuatan.
 Kekenyalan (elasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk
menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila suatu benda
mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila
tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati suatu batas tertentu
maka perubahan bentuk yang terjadi hanya bersifat sementara,
perubahan bentuk itu akan hilang bersama dengan hilangnya tegangan,
tetapi bila tegangan yang bekerja telah melampaui batas tersebut maka
sebagian dari perubahan bentuk itu tetap ada walaupun tegangan telah
dihilangkan.
 Kekakuan (stiffness) menyatakan kemampuan bahan untuk
menerima tegangan/beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan
bentuk (deformasi) atau defleksi. Dalam beberapa hal kekakuan ini
lebih penting dari pada kekuatan.
 Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk
mengalami sejumlah deformasi plastic (yang permanen) tanoa
mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi
bahan yang akan diproses dengan berbagai proses pembentukan seperti
forging, rolling, extruding dll. Sifat ini sering juga disebut sebgai
keuletan (ductility). Bahan yang mampu mengalami defoormasi plastic
cukup banyak dikatakan sebgai bahan yang mempunyai keuletan
tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sedang bahan yang tidak
menunjukkan terjadinya deformasi plastic dikatakan sebagai bahan
yang mempunyai keuletan rendah atau getas (brittle).
 Ketangguhan (toughness) menyatakn kemampuan bahan untuk
menyerap sejumlah energy tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.
Juga dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan
untukmematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat
ini dipengaruhi oleh banyak factor, sehingga sifat ini sulit diukur.
 Kelelahan (fatigue) merupakan kecenderungan dari logam untuk
patah bila menerima tegangan berulang-ulang (cyclic stress) yang
besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastiknya.
Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada kompnen mesin
disebabkan oleh kelelahan. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang
sangat penting, tetapi sifat ini juga sangat sulit diukur karena sangat
banyak factor yang mempengaruhinya.
 Merangkak (creep) merupakan kecenderungan suatu logam untuk
mengalami deformasi plastic yang besarnya merupakan fungsi waktu,
pada saat bahan tadi menerima beban yang besarnya relative tetap.

Contoh Klasifikasi dan penjelasan Bahan Teknik dan Aplikasinya:

• Logam, Logam besi (ferrous): logam dan paduan yang mengandung


besi (Fe) sebagai unsur utama; Contoh : besi, baja. Logam non-besi (non-
ferrous): logam yang mengandung sedikit atau sama sekali tanpa kadar besi.
Contoh : Al, Cu, Zn, Ni, dan lain-lain. Logam terutama logam ferrous
merupakan bahan yang paling banyak dipakai dalam dunia teknik mesin,
karena pada umumnya kuat, ulet, dan mudah dibuat dalam berbagai bentuk
praktis.

• Keramik, Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa


(compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge)
dengan satu atau lebih unsur-unsur anorganik bukan logam; Contoh keramik :
silikon oksida, aluminium oksida, kalsiumoksida, magnesium oksida, kalium
oksida dan natrium oksida.

• Polimer, Polimer merupakan bahan yang memiliki berat molekul >


10.000 , tersusun dari monomer yang saling berikatan kovalen. Contoh
polimer : polietilen, polipropilen, polivinilklorid dan lain-lain. Polimer yang
dapat dibentuk kembali dengan pemanasan disebut termoplastik, sedangkan
yang tidak dapat dibentuk kembali disebut termoset.

B) Baja dan paduan karbon terlarut

Berdasarkan kandungan karbon, baja dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Baja Karbon Rendah

Baja karbon rendah (low carbon steel) mengandung karbon


dalam campuran baja kurang dari 0,3%C. Baja ini tidak dapat
dikeraskan karena kandungan karbonnya tidak cukup untuk
membentuk struktur martensit.
Karena kadar karbon yang sangat rendah maka baja ini lunak
dan tentu saja tidak dapat dikeraskan, dapat ditempa, dituang, mudah
dilas dan dapat dikeraskan permukaannya ( case hardening ). Baja
dengan prosentase karbon dibawah 0.15 % memiliki sifat machiability
yang rendah dan biasanya digunakan untuk konstruksi jembatan,
bangunan, dan lainnya.
Setiap satu ton baja karbon rendah mengandung 10 – 30 kg karbon.
Baja karbon ini dalam perdagangan dibuat dalam plat baja, baja strip
dan baja batangan atau profil.

2. Baja karbon sedang

Baja karbon sedang (medium carbon steel) mengandung

karbon 0,3%C- 0,6%C. Dengan kandungan karbonnya

memungkinkan baja untuk dikeraskan melalui proses perlakuan panas

yang sesuai. Baja ini lebih keras serta lebih kuat dibandingkan dengan

baja karbon rendah. Dapat digunakan di roda gigi, poros atau

crankshaft.

3. Baja karbon tinggi


Baja karbon tinggi memiliki kandungan karbon 0,6%C-1,5%C
dan memiliki kekerasan yang lebih tinggi, namun keuletannya lebih
rendah. Berkebalikan dengan baja karbon rendah, pengerasan dengan
perlakuan panas pada baja karbon tinggi tidak memberikan hasil yang
optimal karena terlalu banyaknya martensit, sehingga membuat baja
menjadi getas.
Alat ini banyak digunakan di Pisau cukur, perkakas potong
dengan kekuatan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai