Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Kasus
3.1.1 Solusi numerik Eksplisit dan Analitik Kanal satu Dimensi
A. Keadaan dan Data Estuari
Diketahui kanal seperti gambar berikut ini :
MUARA

L H

HULU
Gambar 3.1 Penampang Kanal
Data dan Besaran yang digunakan:
Kedalaman kanal (h) = 10 meter
Percepatan gravitasi (g) = 9.,81 m/det2
Jumlah grid (k) = 20
Kanal yang kedua ujungnya :
Panjang Kanal (L) = 1000 meter
Tabel 3.1 Data kanal yang terbuka di kedua ujungnya
Pasut
∆t
Periode T (detik) Amplitudo a (meter)
450 0.2 2
450 1 2
450 0.2 4
850 0.2 2
B. Persamaan Pengatur
Dengan meninjau estuari secara satu dimensi dan dengan menerapkan asumsi-
asumsi:
 Amplitudo gelombang pasut (a) < kedalaman estuari (h)
 Lebar estuari (b) < panjang gelombang pasut (Lo)
L0
 Periode T =
C
 Gelombang Pasut cukup atau dapat diuraikan secara harmonik maka
persamaan pengaturnya menjadi :
- Persamaan gerak air satu dimensi sederhana (tanpa suku gesekan dan suku
nonlinier) :
U t + gη x =0 (3.1)
- Persamaan Kontinuitas :
U t + gη x =0 (3.2)

C. Solusi Analitik
Persamaan (1) dan (2) digabungkan menjadi persamaan gelombang harmonik,
yaitu :
∂2 η ∂2 η
=C0 2 2
∂ t2 ∂x
Solusi dari persamaan tersebut adalah
η=acos ( ωt −kx ) (3.3)
a
U = C 0 cos ( ωt−kx ) (3.4)
h

Dimana ω=
T

K=
L0
ω L0
C 0= =
k T
Persamaan (3) dan (4) merupakan solusi untuk penjalaran gelombang di kanal
segiempat dengan panjang tak berhingga. Untuk kanal yang tertutup bagian
ujungnya terjadi superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul
sehingga menjadi :
η=η1 +η2=acos ( ωt−kx )+ acos ( ωt +kx )
η=2 acosωtcoskx (3.5)
a
U = C 0 sinωt . sinkx (3.6)
h
Dimana x = 0 untuk ujung tertutup dan x = -1 untuk yang terbuka.

D. Solusi numerik eksplisit


D.1 Solusi sel beseta letak U dan η
Secara garis besar susunan ruas dan buku beserta letak U,η untuk menyelesaikan
persamaan (1) dan (2) ditunjukkan oleh gambar berikut ini :

: tempat elevasi η dihitung


: tempat kecepatan U dihitung
Gambar 3.2 Ruas dan buku beserta letak elevasi dan kecepatan

Pernomoran grid dimulai dari i=1 s/d i= k+1. Di batas muara yang dihitung
elevasi , sedangkan di batas hulu yang dihitung adalah kecepatan. Posisi elevasi

1
dan kecepatan berbeda ∆ x sehingga jumlah grid untuk panjang kanal L
2

1
menjadi k + dan untuk lebar menjadi :
2
L
∆ x=
1 (3.7)
k+
2

D.2 Diskritisasi
Diskritisasi untuk persamaan gerak air dan kontinuitas adalah sebagai berikut :
1. Diskritisasi persamaan gerak : beda maju baik untuk turunan terhadap waktu
maupun ruang sehingga persamaan bedanya menjadi :
1 1
n+ n−
Ui 2
+U i 2
η ni+1 +ηni
=g
∆t ∆x
1 1
n+ n− ∆t n
Ui 2
=U i 2
−g (η −ηn )
∆ x i +1 i
(3.8)

2. Diskritisasi persamaan kontinuitas air :


 Turunan terhadap waktu : beda maju
 Turunan terhadap ruang : beda mundur
Sehingga persamaan bedanya menjadi :
1 1
n+ n+
2
Ui −U i−12
∆t n (3.9)
ηni +1=ηni − H
∆c i
Dimana :
H ni =h+ηni
D.3 Nilai Awal
Nilai awal yang digunakan dalam situasi ini adalah:
a. Kanal yang terbuka kedua ujungnya :
Menggunakan persamaan (3) dan (4) dengan t=0 untuk η dan t=1/2 ∆t untuk U:
η0i =acos k 0 ( i−1 ) (3.10)

ω ( 2−1Δt )−k ( i− 12 ) Δt
0
(3.11)
−1
a2
U = c0 cos ⁡
i
h
Untuk i=1 s/d k+1
b. Untuk kanal tertutup di hulu
Untuk kasus ini dimuara digunakan x=-L dan dihulu/diujung tertutup digunakan
x=0. Hal ini untuk membuat kondisi elevasi dan kecepatan menjadi sesuai dengan
kondisi fisik yaitu untuk ujung tertutup nilai elevasi menjadi 2a dan kecepatan
selalu nol sehingga syarat awalnya didapatkan berdasarkan persamaan (5) dan (6)
dengan t=0 untuk η dan t=-1/2 ∆t untuk U:
η0i =2 acos k 0 ( ( i−1 ) xΔ−L )

(i− 12 ) xΔ−( L− 2 1Δx )


k 0( )
−1 (3.12)
¿ω
−1
( )
2 Δt
sin

a
U i 2 =2 c 0 cos ⁡
h
Untuk i=1 s/d k+1
D.4 Syarat Batas
Syarat batas yang digunakan dalam simulasi numerik ini adalah:
Di muara (sel i=1)
a. Kanal yang terbuka kedua ujungnya:
Berdasarkan persamaan (3) dengan x=0
ηn1 +1=acosω (3.13)
b. Kanal yang tertutup di salah satu ujungnya :
Berdasarkan persamaan (5) dengan x=-L
ηni +1=2 acos ωtcosk 0 L (3.14)
Di hulu (sel i=k+1)
a. Kanal yang terbuka kedua ujungnya :
Berdasarkan persamaan (4) dengan x=L
a
ηnk+1
+1
= C 0 cos ( ωt−k 0 L ) (3.15)
h
b. Kanal yang tertutup di salah satu ujungnya :
Berdasarkan persamaan (6) dengan x=0
a
ηnk+1
+1
=2 C 0 cosωt . sin k 0 .0=0 (3.16)
h
3.2 Algoritma
3.2.1 Kanal Tertutup
1. start
2. input nilai panjang (L), periode (T ), kedalaman (h), amplitudo ( A),
gravitasi (g), time-step (∆ x), jumlah grid (n dan π)
2π ω L T
c 0= √ g . h , ω= , k 0= , ∆ x = , nt =
3. Hitung nilai : T c0 1 ∆t
n+
2
4. Buat initial condition, Untuk i=1 , n+1
η0i =2 Acos ( k 0 ( i−1 ) ∆ x−L ) [elevasi]
co 1 1
U 0i =2
h ( ) (
Asin −ω ∆ t sin(k ¿ ¿ 0 ( i−1 ) ∆ x− L+ ∆ x ) ⁡[kecepatan]
2 2 )
¿
5. Untuk tm=1, nt
- t=tn× ∆ t
- syarat batas :
U n +1=0 [kecepatan]
η1=2 Acos ⁡( ωt ) cos ⁡(−k 0 L ) [elevasi]
∆t
- kecepatan pasut, Untuk i=1 , n ; U i=U i−g ( η −η )
∆ x i+1 i
∆t
- Elevasi pasut, Untuk i=2 , n+1 ; ηi =ηi−( h+ ηi ) ( U −U i−1 )
∆x i
- Menghitung nilai kecepatan dan analitik pasut :
c0
U =2 Asin ( ωt ) sin ⁡(−k 0 ∆ x ) [kecepatan]
h
η=Asin ( ωt ) sin ⁡( −k 0 ∆ x )[ elevasi]
6. Menampilkan hasil program
7. finish
3.2.2 Kanal Terbuka
1. Start
2. Masukkan nilai panjang (L), periode (T ), amplitudo ( A), gravitasi (g),
time-step (∆ x), kedalaman (h), jumlah grid (n dan π)
2π ω L T
c 0= √ g . h , ω= , k 0= , ∆ x = , nt =
3. Hitung nilai : T c0 1 ∆t
n+
2
4. Buat initial condition, Untuk i=1 , n+1
η0i =Acos ( k 0 ( i−1 ) ∆ x )[elevasi]
co 1 1
U 0i =
h ( ( ) )
Acos −ω ∆ t−k 0 i− ∆ x [kecepatan]
2 2
5. Untuk tm=1, nt
- t=t∗∆ t
- syarat batas :
c0
U n +1= Acos ( ωt−k 0 L )[kecepatan]
h
η1= Acos ⁡( ωt )[elevasi]
∆t
- Kecepatan pasut, Untuk i=1 , n ; U i=U i−g ( η −η )
∆ x i+1 i
∆t
- Elevasi pasut, Untuk i=2 , n+1 ; ηi =ηi−( h+ ηi ) ( U −U i−1 )
∆x i
- Menghitung nilai analitik dari kecepatan dan elevasi pasut :
c0
U= Acos ⁡( ωt−k 0 L )[ kecepatan]
h
η=Acos ⁡( ωt−k 0 L )[ elevasi]
6. Tampilkan hasil program
7. Finish
3.3 Flowchart
3.3.1 Kanal Tertutup
3.3.2 Kanal Terbuka
3.4 Script
3.4.1 Kanal tertutup
program kanal_tertutup
real::ko
integer::tm
real, dimension(1000)::U,zeta
open(1,file='kanaltertutup.txt')

panjang=1000
T=450
amp=0.2
grav=9.87
dt=2 !time step
time=0
depth=10
n=20 !jumlah grid
phi=3.14
co=sqrt(grav*depth) !frekuensi
omega=2*phi/T
ko=omega/co
dx=panjang/(n+0.5) !panjang grid
nt=T/dt !grid waktu

do i=1,n+1
zeta(i)=2*amp*cos(ko*((i-1)*dx-panjang))
U(i)=2*(co/depth)*amp*sin(-omega*0.5*dt)*sin(ko*((i-
1)*dx-(panjang+0.5*dx)))
end do

do tm=1,nt
time=tm*dt
U(n+1)=0. !syarat batas
zeta(1)=2*amp*cos(omega*time)*cos(ko*(-panjang))

do i=1,n
!persamaan gerak
U(i)=U(i)-grav*(dt/dx)*(zeta(i+1)-zeta(i))
end do

do i=2,n+1
!persamaan kontinuitas air
zeta(i)=zeta(i)-((depth+zeta(i))*dt/dx*(U(i)-U(i-1)))
end do

!solusi analitik
UA=2*(amp/depth)*co*sin(omega*time)*sin(ko*(-1*dx))
zetaa=2*amp*cos(omega*time)*cos(ko*(-1*dx))
write(1,*)zetaa,zeta(21),UA,U(20)
end do

end program

3.4.2 Kanal terbuka


program kanal_terbuka
real::ko
integer::tm
real, dimension(1000)::U,zeta
open(1,file='kanalterbuka.txt')

panjang=1000
T=450
amp=0.2
grav=9.87
dt=2 !time step
time=0
depth=10
n=20 !jumlah grid
phi=3.14
co=sqrt(grav*depth) !frekuensi
omega=2*phi/T
ko=omega/co
dx=panjang/(n+0.5) !panjang grid
nt=T/dt !grid waktu

do i=1,n+1
zeta(i)=amp*cos(ko*(i-1)*dx)
U(i)=(co/depth)*amp*cos((-omega*0.5*dt)
+(ko*(i-0.5)*dx))
end do

do tm=1,nt
time=tm*dt
!syarat batas
U(n+1s)=(amp/depth)*co*cos(omega*time-
ko*panjang)
zeta(1)=amp*cos(omega*time)

do i=1,n
!persamaan gerak
U(i)=U(i)-grav*(dt/dx)*(zeta(i+1)-zeta(i))
end do

do i=2,n+1
!persamaan kontinuitas air zeta(i)=zeta(i)-
((depth+zeta(i))*dt/dx*(U(i)-U(i-1))) end do

!solusi analitik
UA=(amp/depth)*co*cos(omega*time-ko*panjang)
zetaa=amp*cos(omega*time-ko*panjang)

write(1,*)zetaa,zeta(21),UA,U(20)
end do

end program
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Program


4.1.1 Kanal Tertutup
4.1.2 Kanal Terbuka
4.2 Grafik
4.2.1 Kanal Tertutup
4.2.2 Kanal Terbuka
4.3 Pembahasan
Hasil grafik yang diperoleh adalah grafik elevasi dan kecepatan pasang surut
di kanal terbuka dan kanal tertutup, grafik dibuat pada grid terakhir kanal disetiap
periode. Pada kanal terbuka elevasi dan kecepatan mempunyai bentuk yang
hampir sama dengan amplitudo sebesar maksimum 0.2 dan amplitudo minimum
-0.2. Kesamaan bentuk pada grafik elevasi dan kecepatan dikarenakan
pergerakkan massa air beriringan dengan tingginya elevasi gelombang pada saat
itu, seperti halnya di laut bebas.
Sedangkan pada kanal tertutup terjadi superposisi yang menghasilkan
bertambahnya amplitudo menjadi dua kali lipat dari kanal terbuka, superposisi
terjadi karena salah satu ujung yang tertutup yaitu wilayah hulu, memantulkan
kembali besarnya amplitudo kearah datangnya gelombang, karena pengaruh
gesekan dasar(batimetri) dan debit sungai kurva pasut ydi estuari tidak lagi
simetri seperti halnya dilaut lepas. Kecepatan penjalaran pasut kedalam estuari
bergantung pada kedalaman air, jadi pucak gelombang akan bergerak lebih cepat
dari pada lembah gelombang. Gelombang pasut bergerak lebih cepat saat pasang
daripada saat surut. Pengaruh gesekan dan debit sungai mengakibatkan perbedaan
fasa antara pasut horizontal (arus pasut) dan pasut vertikal (naik turunnya muka
air). Arus pasut berubah arah lebih cepat daripada perubahan elevasi muka air
(pasut) seperti pada grafik yang diperoleh kecepatan lebih dahulu meningkat pada
periode ± 100 s, sedangkan elevasi mulai meningkat pada periode ± 200 s.
Nilai pendekatan numerik yang kami lakukan mempunyai nilai error yang
cukup kecil terlihat dari grafik, nilai numerik masih mendekati nilai analitik dari
gelombang, bahkan ada yang bersinggungan

Anda mungkin juga menyukai